Karakteristik Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007-2008

(1)

SKRIPSI

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG

DIRAWAT INAP DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN

TAHUN 2007 – 2008

OLEH

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010

NOURMA Y LUMBAN GAOL

051000106


(2)

ABSTRAK

Kanker payudara merupakan tumor ganas pada jaringan payudara dan merupakan penyebab kematian kedua karena kanker pada wanita. Insidens rate kanker payudara di Indonesia menempati urutan pertama dari seluruh jenis kanker pada perempuan yaitu 26 per 100.000 perempuan.

Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker payudara yang dirawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2007-2008, dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series. Populasi dan sampel penelitian adalah 148 data (total sampling). Data dianalisa dengan menggunakan uji chi square dan anova.

Proporsi berdasarkan sosiodemografi tertinggi pada kelompok umur >40 tahun (76,4%), jenis kelamin perempuan (98%), suku Batak (45,3%), agama Islam (71,6%), pendidikan SLTA (41,9%), Ibu rumah tangga (72,3%), menikah (98%), kota Medan (55,4%). Benjolan di payudara (35,1%), stadium IIIB (35,1%), lama rawatan rata-rata 8,3 hari, kemoterapi (52%), Jamkesmas (58,8%) dan pulang berobat jalan (73,6%). Tidak ada perbedaan antara umur berdasarkan stadium klinis (p = 0,736) dan lama rawatan rata – rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang (p = 0,646). Ada perbedaan antara jenis pengobatan berdasarkan stadium klinis (p = 0,000).

Pada wanita usia >40 tahun disarankan untuk melakukan SADARI dan memeriksakan diri secara rutin ke rumah sakit sebagai deteksi dini kanker payudara. Pada wanita dan pria yang menemukan adanya benjolan di payudara maka disarankan agar segera memeriksakan diri sehingga dapat segera ditangani. Pada pihak RSUD Dr. Pirngadi Medan disarankan agar melengkapi sistem pencatatan kartu status penderita kanker payudara meliputi riwayat penyakit keluarga penderita Kata kunci : Kanker Payudara, Karakteristik Penderita, RSUD Dr. Pirngadi


(3)

ABSTRACT

Breast Cancer is a malignant tumor on breast tissues and the second death cause of cancer in woman. Incidence rate of Breast Cancer in Indonesia is in the first rank of all kinds of cancer in woman namely 26 per 100.000 women.

In Pirngadi General Hospital was found 148 cases of breast cancer during 2007-2008. in order to know the characteristics of breast cancer patients who were hospitalized in Pirngadi General Hospital Medan, sample were 148 data patients (total samplinga). Data was analyzed by using test of chi square and anova.

Proportion based on sosiodemography, highest age >40 years old (76,4%), female (98%), Bataknese (45,3%), Islamic (71,6%), Senior High School (41,9%), housewife (72,3%), marriage (98%), Medan (55,4%). Lump in breast (35,1%), stage IIIB (35,1%), the average length of breast cancer patients 8,3 days, chemotherapy (52%), Jamkesmas (58,8%) and patient went back with cure (73,6%). There was no difference from age and stage of breast cancer (p = 0,736) and the average legth of breast cancer and the patient’s condition when check out from the hospital (p= 0,646. There was difference from recovery and breast cancer stage (p = 0,000).

Woman in >40 years old is suggested to do SADARI and regulary check her self to the hospital as early detection of breast cancer. For men and woman who find a mass in his/her breast si suggested to check his/her self for early recovery. Pirngadi General Hospital suggested to complete the medical record expecially for family history of the patient.


(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nourma Y Lumban Gaol

Tempat Tanggal Lahir : Sidikalang/ 10 Desember 1986

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Belum Kawin

Anak ke : 2 dari 7 Bersaudara

Alamat Rumah : Jl. Air Bersih No. 83 Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1993 – 1999 : SD Negeri Nomor 030288 Sidikalang. 2. Tahun 1999 – 2002 : SMP Negeri 3 Sidikalang.

3. Tahun 2002 – 2005 : SMA Negeri 2 Sidikalang

4. Tahun 2005 – 2010 : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara


(5)

KATA PENGANTAR

Segala pujian, kekaguman, penghormatan dan ucapan syukur bagi Allah yang menyatakan kasih dan kesetiaanNya yang tak berkesudahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi yang berjudul ”Karakteristik Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007-2008”.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua tercinta S. Lumban Gaol dan J. Br Sinaga yang dengan penuh cinta memberikan doa, nasihat dan dukungan kepada penulis.

Pada kesempatan ini penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Jemadi, M. Kes selaku dosen pembimbing I dan Ibu drh. Hiswani, M. Kes selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Kepada Bapak dr. Achsan Harahap, MPH selaku dosen penguji I dan Ibu drh. Rasmaliah, M. Kes selaku dosen penguji II yang telah bersedia menguji dan memberi masukan serta saran kepada penulis.

Selanjutnya penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS. selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Sorimuda Sarumpaet, MPH selaku Kepala Departemen Epidemiologi FKM USU.

3. Seluruh Dosen dan staf serta seluruh civitas akademika FKM USU yang telah membimbing dan membantu selama perkuliahan.


(6)

4. Kakak dan adik –adik tersayang (Eva, Ice, Raja, Icci, Irma dan Alex).

5. Sahabat – sahabat terkasih (b’karunia, Decy, Rani, Endang, Mery, Noni, Ade, k’Yanti, K’Melda, Evi, Berlina, Santri dan Vince) dan teman-teman di Departemen Epidemiologi (Erik, Sandro, Esron, Ayu, Hendra dan banyak lagi yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu), terima kasih untuk setiap doa dan motivasi yang diberikan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2010 Hormat Saya

Penulis


(7)

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ... i

Abstrak ... ii

Daftar Riwayat Hidup ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1. Tujuan Umum... 5

1.3.2. Tujuan Khusus ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Pengertian Kanker Payudara ... 7

2.2. Anatomi Payudara ... 7

2.3. Gambaran Epidemiologi ... 8

2.3.1. Distribusi Frekuensi ... 8

2.3.2. Determinan ... 8

2.4. Gejala ... 11

2.5. Stadium ... 13

2.6. Pencegahan Kanker Payudara ... 15

2.6.1. Pencegahan Primordial ... 15

2.6.2. Pencegahan Primer ... 15

2.6.3. Pencegahan Sekunder ... 18

2.6.4. Pencegahan Tersier ... 22

BAB 3 KERANGKA KONSEP ... 23

3.1. Kerangka Konsep ... 23

3.2. Definisi Operasional ... 23

BAB 4 METODE PENELITIAN... 28

4.1. Jenis Penelitian ... 28

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

4.2.1. Lokasi Penelitian ... 28

4.2.2. Waktu Penelitian ... 28

4.3. Populasi dan Sampel ... 28

4.3.1. Populasi ... 28


(8)

4.4. Pengumpulan Data ... 29

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 29

BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 30

5.1. Karakteristik Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap di RSUD Dr Pirngadi Medan Tahun 2007 – 2008... 30

5.1.1. Sosiodemografi ... 30

5.1.2. Keluhan Utama ... 32

5.1.3. Riwayat Keluarga ... 33

5.1.4. Stadium Klinis ... 33

5.1.5. Lama Rawatan Rata – Rata ... 34

5.1.6. Jenis Pengobatan... 34

5.1.7. Sumber Pembiayaan ... 35

5.1.8. Keadaan Sewaktu Pulang ... 35

5.2. Analisa Statistik ... 36

5.2.1. Umur Berdasarkan Stadium Klinis ... 36

5.2.2. Stadium Klinis Berdasarkan Keluhan Utama ... 37

5.2.3. Jenis Pengobatan Berdasarkan Stadium Klinis ... 38

5.2.4. Lama Rawatan Rata – Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 39

BAB 6 PEMBAHASAN ... 40

6.1.Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Sosiodemografi... 40

6.1.1. Umur ... 40

6.1.2. Jenis Kelamin ... 41

6.1.3. Suku ... 43

6.1.4. Agama ... 44

6.1.5. Pendidikan ... 45

6.1.6. Pekerjaan ... 46

6.1.7. Status Perkawinan ... 47

6.1.8. Daerah Asal ... 48

6.1.9. Keluhan Utama ... 49

6.1.10. Stadium Klinis ... 50

6.1.11. Lama Rawatan Rata – Rata ... 51

6.1.12. Jenis Pengobatan... 52

6.1.13. Sumber Pembiayaan ... 53

6.1.14. Keadaan Sewaktu Pulang ... 54

6.2. Analisa Statistik ... 55

6.2.1. Umur Berdasarkan Stadium Klinis ... 56

6.2.2. Stadium Klinis Berdasarkan Keluhan Utama ... 57

6.2.3. Jenis Pengobatan Berdasarkan Stadium Klinis ... 58


(9)

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 60 7.1. Kesimpulan ... 60 7.2. Saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Ijin Riset di RSUD Dr Pirngadi Medan Lampiran 2 : Surat Pemberitahuan Selesai Riset

Lampiran 3 : Tabel Hasil Pengolahan Data Lampiran 7 : Master Data


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan Berdasarkan Sosiodemografi Tahun 2007-2008. ... 30 Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RSUD Dr.

Pirngadi Medan Berdasarkan Gejala Klinis Tahun 2007 – 2008 . ... 32 Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RSUD Dr.

Pirngadi Medan Berdasarkan Keluhan Utama Tahun 2007 – 2008 ... 32 Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RSUD Dr.

Pirngadi Medan Berdasarkan Stadium Klinis Tahun 2007 – 2008 ... 33 Tabel 5.5. Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap

di RSUD Dr. Pirngadi ... 34 Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RSUD Dr

Pirngadi Medan Berdasarkan Jenis Pengobatan Tahun 2007 – 2008 ... 34 Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RSUD Dr.

Pirngadi Medan Berdasarkan Sumber Pembiayaan Tahun 2007 – 2008... 35 Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RSUD Dr.

Pirngadi Medan Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Tahun 2007 – 2008. ... 35 Tabel 5.9 Umur Berdasarkan Stadium Klinis di RSUD Dr Pirngadi Medan Tahun

2007 – 2008. ... 36 Tabel 5.10 Stadium Klinis Berdasarkan Keluhan Utama di RSUD Dr Pirngadi

Medan Tahun 2007 – 2008. ... 37 Tabel 5.11 Jenis Pengobatan Berdasarkan Stadium Klinis di RSUD Dr Pirngadi

Medan Tahun 2007 – 2008. ... 38 Tabel 5.12 Lama Rawatan Rata – Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Anatomi Payudara ... 7 Gambar 6.1. Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Umur di

RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 -2008. ... 40 Gambar 6.2. Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Jenis

Kelamin di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 -2008 ... 41 Gambar 6.3. Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Suku di

RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 -2008. ... 43 Gambar 6.4. Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Agama

di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 -2008. ... 44 Gambar 6.5. Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan

Pendidikan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 -2008. ... 45 Gambar 6.6. Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan

Pekerjaan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 -2008. ... 46 Gambar 6.7. Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Status

Perkawinan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 -2008. ... 47 Gambar 6.8. Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Daerah

Asal di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 -2008. ... 48 Gambar 6.9. Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Gejala

klinis di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 – 2008 ... 49 Gambar 6.10. Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Keluhan

Utama di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 – 2008 ... 49 Gambar 6.11. Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Stadium

Klinis di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 – 2008 ... 50 Gambar 6.12. Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Jenis

Pengobatan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 – 2008 ... 52 Gambar 6.13. Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Sumber

Pembiayaan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 – 2008... 53 Gambar 6.14. Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Keadaan


(12)

Gambar 6.15. Diagram Batang Umur Penderita Kanker Berdasarkan Stadium Klinis di RSUD Dr Pirngadi Medan Tahun 2007 – 2008 ... 56 Gambar 6.16. Diagram Batang Stadium Klinis Berdasarkan Keluhan Utama di

RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 – 2008 ... 57 Gambar 6.17. Diagram Batang Jenis Pengobatan Berdasarkan Stadium Klinis di

RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 – 2008 ... 58 Gambar 6.18. Diagram Batang Lama Rawatan Rata - Rata Berdasarkan Keadaan


(13)

ABSTRAK

Kanker payudara merupakan tumor ganas pada jaringan payudara dan merupakan penyebab kematian kedua karena kanker pada wanita. Insidens rate kanker payudara di Indonesia menempati urutan pertama dari seluruh jenis kanker pada perempuan yaitu 26 per 100.000 perempuan.

Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker payudara yang dirawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2007-2008, dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series. Populasi dan sampel penelitian adalah 148 data (total sampling). Data dianalisa dengan menggunakan uji chi square dan anova.

Proporsi berdasarkan sosiodemografi tertinggi pada kelompok umur >40 tahun (76,4%), jenis kelamin perempuan (98%), suku Batak (45,3%), agama Islam (71,6%), pendidikan SLTA (41,9%), Ibu rumah tangga (72,3%), menikah (98%), kota Medan (55,4%). Benjolan di payudara (35,1%), stadium IIIB (35,1%), lama rawatan rata-rata 8,3 hari, kemoterapi (52%), Jamkesmas (58,8%) dan pulang berobat jalan (73,6%). Tidak ada perbedaan antara umur berdasarkan stadium klinis (p = 0,736) dan lama rawatan rata – rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang (p = 0,646). Ada perbedaan antara jenis pengobatan berdasarkan stadium klinis (p = 0,000).

Pada wanita usia >40 tahun disarankan untuk melakukan SADARI dan memeriksakan diri secara rutin ke rumah sakit sebagai deteksi dini kanker payudara. Pada wanita dan pria yang menemukan adanya benjolan di payudara maka disarankan agar segera memeriksakan diri sehingga dapat segera ditangani. Pada pihak RSUD Dr. Pirngadi Medan disarankan agar melengkapi sistem pencatatan kartu status penderita kanker payudara meliputi riwayat penyakit keluarga penderita Kata kunci : Kanker Payudara, Karakteristik Penderita, RSUD Dr. Pirngadi


(14)

ABSTRACT

Breast Cancer is a malignant tumor on breast tissues and the second death cause of cancer in woman. Incidence rate of Breast Cancer in Indonesia is in the first rank of all kinds of cancer in woman namely 26 per 100.000 women.

In Pirngadi General Hospital was found 148 cases of breast cancer during 2007-2008. in order to know the characteristics of breast cancer patients who were hospitalized in Pirngadi General Hospital Medan, sample were 148 data patients (total samplinga). Data was analyzed by using test of chi square and anova.

Proportion based on sosiodemography, highest age >40 years old (76,4%), female (98%), Bataknese (45,3%), Islamic (71,6%), Senior High School (41,9%), housewife (72,3%), marriage (98%), Medan (55,4%). Lump in breast (35,1%), stage IIIB (35,1%), the average length of breast cancer patients 8,3 days, chemotherapy (52%), Jamkesmas (58,8%) and patient went back with cure (73,6%). There was no difference from age and stage of breast cancer (p = 0,736) and the average legth of breast cancer and the patient’s condition when check out from the hospital (p= 0,646. There was difference from recovery and breast cancer stage (p = 0,000).

Woman in >40 years old is suggested to do SADARI and regulary check her self to the hospital as early detection of breast cancer. For men and woman who find a mass in his/her breast si suggested to check his/her self for early recovery. Pirngadi General Hospital suggested to complete the medical record expecially for family history of the patient.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduk nya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia.1

Meningkatnya arus globalisasi di segala bidang, perkembangan teknologi dan perkembangan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat, serta situasi lingkungan misalnya perubahan pola konsumsi makanan dan berkurangnya aktivitas fisik. Perubahan tersebut tanpa disadari telah memberikan pengaruh terhadap terjadinya transisi demografi dan transisi epidemiologi. Transisi demografi dapat dilihat dengan meningkatnya umur harapan hidup yaitu dari 65,5 pada tahun 2000 menjadi 69,8 pada tahun 2005 dan menjadi 69,87 pada tahun 2009. Pada transisi epidemiologi terjadi perubahan pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Penyakit menular secara relatif akan menurun sedangkan penyakit tidak menular seperti penyakit kanker, penyakit jantung koroner, gangguan jiwa dan kecelakaan cenderung meningkat.2,3

Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat


(16)

dan tidak terkendali. Kanker bisa terjadi dari berbagai sel dalam organ tubuh seperti kulit, hati, darah, otak, lambung, usus, paru, saluran kencing, payudara dan berbagai macam sel organ tubuh lainnya. Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangbiakannya, sel-sel kanker membentuk suatu massa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan di dekatnya (invasif) dan bisa menyebar (metastasis) ke seluruh tubuh.4

Kanker merupakan salah satu penyebab kematian yang cukup tinggi baik di negara maju maupun di negara berkembang. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2005, kanker merupakan penyebab kematian nomor 2 di dunia setelah penyakit kardiovaskular. World Cancer Report (WCR) tahun 2008 memperkirakan pada tahun 2010 kanker akan menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia.5 Data Departemen Kesehatan RI tahun 2007 menyebutkan kanker merupakan penyebab kematian ke-5 di Indonesia setelah jantung, stroke, saluran pernafasan dan diare.6

Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang penting dan sering ditemukan diseluruh dunia dengan proporsi 20% dari seluruh kanker.7 Di Australia pada tahun 2001, terdapat 11.791 kasus kanker payudara dengan 2.594 kasus meninggal dunia (Case Fatality Rate 21,99%).8 Menurut data WHO tahun 2002, terdapat 1.200.000 kasus kanker payudara dan 700.000 meninggal dunia (CFR 58,33%).7 Pada tahun 2005 Proportional Mortality Rate (PMR) kanker 13% (7,9 juta kasus) dan PMR kanker payudara 8,6% (655.000 kasus) dari seluruh kematian akibat


(17)

Berdasarkan data Globocan, International Agency for Research on Cancer

(IARC) tahun 2002, kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh kanker pada perempuan di dunia dengan insidens rate 38 per 100.000 penduduk.10 Tahun 2005 di Kanada dan Amerika yang didiagnosis menderita kanker payudara masing-masing 269.730 dan 21.600 dengan CFR masing-masing-masing-masing 14,9% dan 24,5%. Di Singapura pada tahun 2000 diketahui Cause Spesific Death Rate (CSDR) kanker payudara sebesar 7,7 per 100.000 penduduk.9

Berdasarkan data Globocan IARC tahun 2002, insidens rate kanker payudara di Indonesia menempati urutan pertama yakni 26 per 100.000 perempuan dan kanker leher rahim di urutan kedua dengan insidens rate 16 per 100.000 perempuan.10 Kanker payudara adalah jenis kanker kedua penyebab kematian karena kanker pada wanita setelah kanker leher rahim.11

Data Profil Kesehatan RI 2007 menunjukkan bahwa proporsi kanker payudara yang dirawat inap di rumah sakit di Indonesia mengalami peningkatan selama 3 tahun berturut-turut yaitu 20,63% pada tahun 2004 menjadi 22,8% tahun 2005 dan menjadi 26,74% pada tahun 2006 serta menduduki peringkat pertama dari 10 jenis kanker terbanyak di rumah sakit di Indonesia yakni kanker payudara, kanker serviks uteri, kanker hati dan saluran empedu intrahepatik, leukemia, limpoma non hodgkins, kanker bronkus dan paru, kanker ovarium, kanker kolon, kanker daerah regtosigoid dan anus, dan kanker nasopharing.6

Berdasarkan data pasien rawat jalan dan rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Moewardi Surakarta, diketahui jumlah kasus kanker payudara mengalami peningkatan yaitu tahun 2005 sebanyak 2.821 kasus, tahun 2006 sebanyak


(18)

5.141 kasus dan pada tahun 2007 sebanyak 6.380 kasus dan diketahui Insidens rate kanker payudara di Surakarta sebesar 345 per 100.000 penduduk pada tahun 2006. Jumlah penderita kanker payudara di Poli Onkologi Satu Atap (POSA) RSU dr Soetomo mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yakni pada tahun 2004 sebanyak 4.675 kasus, pada tahun 2005 meningkat menjadi 5.597 kasus dan tahun 2006 menjadi 5.652 kasus.12 Berdasarkan laporan program yang berasal dari rumah sakit di kota Semarang tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama dari 5 kanker terbanyak dengan proporsi 44,04% (5.641 kasus).13

Penelitian Dewinta AM tahun 2000-2004 di Rumah Sakit Tembakau Deli PTPN II Medan tercatat sebanyak 116 kasus kanker payudara rawat inap dan penelitian Siallagan. S tahun 1999-2003 di RSUD Dr. Pirngadi Medan tercatat sebanyak 302 orang penderita kanker payudara.14,15

Data yang diperoleh dari rekam medik RSUD Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2007-2008 terdapat 148 kasus kanker payudara rawat inap. Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik penderita kanker payudara yang dirawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2007-2008.

1.2. Perumusan Masalah

Belum diketahui karakteristik penderita kanker payudara yang dirawat inap di RSUD Dr Pirngadi Medan tahun 2007-2008.


(19)

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker payudara yang dirawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2007 – 2008.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan sosiodemografi (umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, daerah asal).

b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan keluhan utama.

c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan riwayat keluarga.

d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan stadium klinis kanker payudara.

e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan lama rawatan rata-rata.

f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan jenis pengobatan.

g. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan sumber pembiayaan

h. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan keadaan sewaktu pulang.


(20)

j. Untuk mengetahui perbedaan proporsi stadium klinis berdasarkan keluhan utama.

k. Untuk mengetahui perbedaan proporsi jenis pengobatan berdasarkan stadium klinis kanker payudara.

l. Untuk mengetahui perbedaan proporsi lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Sebagai bahan informasi kepada pihak RSUD Dr. Pirngadi Medan untuk peningkatan pelayanan kesehatan dalam penyediaan fasilitas perawatan dan pengobatan bagi penderita kanker payudara.

1.4.2. Sebagai sarana penambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang kanker payudara serta bahan masukan peneliti lain yang membutuhkan data penelitian ini.


(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kanker Payudara

Kanker payudara adalah tumor ganas pada jaringan payudara. Jaringan payudara terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu), dan jaringan penunjang payudara. Oleh Word Health Organization

(WHO) penyakit ini dimasukkan ke dalam International Classification of Disease

(ICD) dengan kode 174-175.15

Kanker payudara terjadi karena adanya kerusakan pada gen yang mengatur pertumbuhan dan diffrensiasi sehingga sel itu tumbuh dan berkembang biak tanpa dapat dikendalikan. Penyebaran kanker payudara terjadi melalui pembuluh getah bening dan tumbuh di kelenjar getah bening, sehingga kelenjar getah bening aksila ataupun supraklavikula membesar. Kemudian melalui pembuluh darah kanker menyebar ke organ lain seperti paru-paru, hati dan otak. 15, 16

2.2. Anatomi Payudara Normal 17


(22)

2.3. Gambaran Epidemiologi 2.3.1. Distribusi dan Frekuensi

Semua wanita memiliki risiko terkena kanker payudara. Kanker payudara juga bisa menyerang pria dengan perbandingan 1 : 100 antara pria dengan wanita.20

Kanker payudara ditemukan di seluruh dunia. Tahun 2003, insidens kanker payudara di Belanda 91 per 100.000 penduduk, Amerika 71,7 per 100.000 penduduk, Swiss 70 per 100.000 wanita, Australia 83,2 per 100.000 penduduk, Kanada 84,7, Indonesia 26 per 100.000 wanita pada tahun 2002 dan Jepang 16 per 100.000 penduduk. 8,9,20

Kanker payudara lebih sering dijumpai pada umur 40-49 tahun yaitu sebesar 30,35%. Menurut Sukardja yang dikutip oleh Arlinda (2002) di Amerika frekuensi kanker payudara tertinggi ditemukan pada umur 40-50 tahun.21 Demikian juga di Jepang yaitu sebesar 40,6% kanker payudara ditemukan pada umur 40-49 tahun dan jarang pada umur kurang dari 30 tahun.10

2.3.2. Determinan

Penyebab pasti kanker payudara sampai saat ini belum diketahui. Penyebab kanker payudara termasuk multifaktorial yaitu banyak faktor yang terkait satu dengan yang lainnya. Beberapa faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya kanker payudara adalah11 :

a. Usia


(23)

payudara yakni 1 per 68 penduduk dan risiko ini akan bertambah seiring dengan pertambahan usia yakni menjadi 1 per 37 penduduk usia 50 tahun, 1 per 26 penduduk usia 60 tahun dan 1 per 24 penduduk usia 70 tahun. Kanker payudara juga ditemukan pada usia <40 tahun namun jumlahnya lebih sedikit yakni 1 per 1.985 penduduk usia 20 tahun dan 1 per 225 penduduk usia 30 tahun.22 Data American Cancer Society (2007) melaporkan 70% perempuan didiagnosa menderita kanker payudara di atas usia 55.22

b. Jenis Kelamin

Kanker payudara lebih banyak ditemukan pada wanita. Pada pria juga dapat terjadi kanker payudara, namun frekuensinya jarang hanya kira-kira 1% dari kanker payudara pada wanita.23

c. Riwayat Reproduksi

Riwayat reproduksi dihubungkan dengan banyak paritas, umur melahirkan anak pertama dan riwayat menyusui anak. Wanita yang tidak mempunyai anak atau yang melahirkan anak pertama di usia lebih dari 30 tahun berisiko 2-4 kali lebih tinggi daripada wanita yang melahirkan pertama di bawah usia 30 tahun. Wanita yang tidak menyusui anaknya mempunyai risiko kanker payudara 2 kali lebih besar. Kehamilan dan menyusui mengurangi risiko wanita untuk terpapar dengan hormon estrogen terus. Pada wanita menyusui, kelenjar payudara dapat berfungsi secara normal dalam proses laktasi dan menstimulir sekresi hormon progesteron yang bersifat melindungi wanita dari kanker payudara.24


(24)

d. Riwayat Kanker Individu

Penderita yang pernah mengalami infeksi atau operasi tumor jinak payudara berisiko 3-9 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara. Penderita tumor jinak payudara seperti kelainan fibrokistik berisiko 11 kali dan penderita yang mengalami operasi tumor ovarium mempunyai risiko 3-4 kali lebih besar.23

e. Riwayat Kanker Keluarga

Secara genetik, sel-sel pada tubuh individu dengan riwayat keluarga menderita kanker sudah memiliki sifat sebagai embrio terjadinya sel kanker. Menurut sutjipto (2000) yang dikutip oleh Elisabet T, kemungkinan terkena kanker payudara lebih besar 2 hingga 4 kali pada wanita yang ibu dan saudara perempuannya mengidap penyakit kanker payudara.25

f. Menstruasi cepat dan Menopause lambat

Wanita yang mengalami menstruasi pertama (Menarche) pada usia kurang dari 12 tahun berisiko 1,7 hingga 3,4 kali lebih tinggi daripada wanita dengan menstruasi yang datang pada usia normal atau lebih dari 12 tahun dan wanita yang mengalami masa menopausenya terlambat lebih dari 55 tahun berisiko 2,5 hingga 5 kali lebih tinggi. Wanita yang menstruasi pertama di usia kurang dari 12 tahun dan wanita yang mengalami masa menopause terlambat akan mengalami siklus menstruasi lebih lama sepanjang hidupnya yang mengakibatkan keterpaparan lebih lama dengan hormon estrogen.


(25)

g. Pajanan Radiasi

Wanita yang terpapar penyinaran (radiasi) dengan dosis tinggi di dinding dada berisiko 2 hingga 3 kali lebih tinggi.

h. Obesitas dan Konsumsi makanan lemak tinggi

Wanita yang mengalami kelebihan berta badan (obesitas) dan individu dengan konsumsi tinggi lemak berisiko 2 kali lebih tinggi dari yang tidak obesitas dan yang tidak sering mengkonsumsi makanan tinggi lemak. Risiko ini terjadi karena jumlah lemak yang berlebihan dapat meningkatkan kadar estrogen dalam darah sehingga akan memicu pertumbuhan sel-sel kanker.23

2.4. Gejala11

1. Fase awal kanker payudara asimtomatik (tanpa tanda dan gejala). Tanda dan gejala yang paling umum adalah benjolan dan penebalan pada payudara. Kebanyakan kira-kira 90% ditemukan oleh penderita sendiri. Kanker payudara pada stadium dini biasanya tidak menimbulkan keluhan. 2. Fase lanjut :

a. Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya. b. Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau sudah diobati. c. Eksim pada puting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh

walau diobati.

d. Puting sakit, keluar darah, nanah atau cairan encer dari puting atau keluar air susu pada wanita yang sedang hamil atau tidak menyusui. e. Puting susu tertarik ke dalam.


(26)

3. Metastase luas, berupa :

a. Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal. b. Hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa efusi pleura.

c. Peningkatan alkali fosfatase atau nyeri tulang berkaitan dengan penyebaran ke tulang.

d. Fungsi hati abnormal.

Di Indonesia, kanker payudara masih menjadi masalah besar karena lebih dari 70% pasien datang ke dokter pada stadium yang sudah lanjut dengan berbagai bentuk luka, antara lain tumor melekat pada kulit dan jaringan dibawahnya serta penyebaran pada kelenjar getah bening regional. Gejala lain yang mungkin timbul adalah batuk dan sesak nafas karena metastasis tumor pada paru, sakit di punggung akibat metastasis pada tulang belakang, berat badan semakin menurun dan anemia.26


(27)

2.5. Stadium

Dibawah ini pembagian stadium klinis Portman yang disesuaikan dengan aplikasi klinik :

Stadium I : Tumor terbatas dalam payudara, bebas dari jaringan sekitarnya, tidak ada klasifikas/ infiltrasi berkulit dan jaringan dibawahnya. Besar tumor 1-2 cm. KGB (Kelenjar Getah Bening) regional belum teraba.

Stadium II : Sama dengan stadium I, besar tumor 2-5 cm, sudah ada KGB aksila (+), tetapi masih bebas dengan diameter kurang 2 cm.

Stadium IIIA : Tumor berukuran 5-10 cm, tetapi masih bebas dari jaringan sekitarnya, KGB aksila masih bebas satu sama lain.


(28)

Stadium IIIB : Tumor meluas dalam jaringan payudara ukuran 5-10 cm, fiksasi pada kulit/ dinding dada, kulit merah dan ada edema (lebih dari 1/3 permukaan kulit payudara), ulserasi, nodul satelit, KGB aksila melekat satu sama lain atau ke jaringan sekitarnya dengan diameter 2-5 cm dan belum ada metastasis jauh.

Stadium IV : Tumor seperti stadium I, II atau III tetapi sudah disertai dengan KGB aksila supraklavikula dan metastasis jauh.23

Selain itu, Bagian Patologi Anatomi FK UI membagi stadium klinik kanker payudara atas stadium dini dan lanjut. Yang termasuk stadium dini adalah stadium I, stadium II dan stadium IIIA, sedangkan yang termasuk stadium lanjut adalah stadium IIIB dan stadium IV.27


(29)

2.6. Pencegahan Kanker Payudara

Pencegahan kanker payudara adalah pencegahan yang bertujuan menurunkan insidens kanker payudara dan secara tidak langsung akan menurunkan angka kematian akibat kanker payudara.

2.6.1. Pencegahan Primordial

Pencegahan primordial yaitu upaya pencegahan yang ditujukan kepada orang sehat yang belum memiliki faktor risiko. Upaya ini dimaksudkan dengan menciptakan kondisi pada masyarakat yang memungkinkan kanker payudara tidak mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya hidup dan faktor risiko lainnya. Pencegahan primordial dilakukan melalui promosi kesehatan yang ditujukan pada orang sehat melalui upaya pola hidup sehat.28

2.6.2. Pencegahan Primer

Pencegahan primer pada kanker payudara dilakukan pada orang sehat yang sudah memiliki faktor risiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan primer dilakukan melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat.

Konsep dasar dari pencegahan primer adalah menurunkan insidens kanker payudara yang dapat dilakukan dengan :

a. Mengurangi makanan yang mengandung lemak tinggi. b. Memperbanyak aktivitas fisik dengan berolah raga.

c. Menghindari terlalu banyak terkena sinar-x atau jenis radiasi lainnya. d. Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak serat


(30)

Serat akan menyerap zat-zat yang bersifat karsinogen dan lemak, yang kemudian membawanya keluar melalui feses.

e. Mengkonsumsi produk kedelai serta produk olahannya seperti tahu atau tempe. Kedelai mengandung flonoid yang berguna untuk mencegah kanker dan genestein yang berfungsi sebagai estrogen nabati (fitoestrogen). Estrogen nabati ini akan menempel pada reseptor estrogen sel-sel epitel saluran kelenjar susu, sehingga akan menghalangi estrogen asli untuk menempel pada saluran susu yang akan merangsang tumbuhnya sel kanker.

f. Memperbanyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran, terutama yang mengandung vitamin C, zat antioksidan dan fitokimia seperti jeruk, wortel, tomat, labu, pepaya, mangga, brokoli, lobak, kangkung, kacang-kacangan dan biji-bijian.

Hampir setiap kanker payudara ditemukan pertama kali oleh penderita sendiri daripada oleh dokter. Karena itu, wanita harus mewaspadai setiap perubahan yang terjadi pada payudara. Untuk mengetahui perubahan-perubahan tersebut dilakukan pemeriksaan sederhana yang disebut pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

SADARI sebaiknya dilakukan setiap bulan secara teratur. Cara ini sangat efektif di Indonesia karena tidak semua rumah sakit menyediakan fasilitas pemeriksaan memadai. Kebiasaan ini memudahkan kita untuk menemukan perubahan pada payudara dari bulan ke bulan. Pemeriksaan optimum dilakukan pada sekitar 7-14 hari setelah awal siklus menstruasi karena pada masa itu retensi cairan minimal


(31)

satu hari tertentu, misalnya hari pertama untuk mengingatkan melakukan SADARI setiap bulan. 17, 23

SADARI dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Langkah 1 : Berdirilah di depan cermin, pandanglah kedua payudara. Letakkan kedua tangan di pinggang dan dorong siku ke depan agar otot-otot dada menegang. Perhatikan kemungkinan adanya perubahan yang tidak biasa seperti cairan dari puting, pengerutan, penarikan atau pengelupasan kulit (gambar 1).

Langkah 2 : Lebih arahkan perhatian ke cermin, tangkupkan kedua tangan di belakang kepala dan tekan tangan ke depan (gambar 2).

Langkah 3 : Angkatlah lengan kanan. Pergunakan 3-4 jari tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan secara lembut, hati-hati dan secara menyeluruh. Dimulai dari bagian tepi sisi luar, tekankan ujung jari tangan membentuk lingkaran-lingkaran kecil dan pindahkan lingkaran itu secara lambat seputar payudara. Secara bertahap lakukan ke arah


(32)

puting. Pastikan mencakup seluruh payudara. Berikan perhatian khusus di daerah antara payudara dengan ketiak, termasuk bagian ketiak sendiri. Rasakan untuk setiap ganjalan yang tidak biasa atau benjolan di bawah kulit (gambar 3 dan 4).

Langkah 4 : Dengan lembut, pijit puting susu dan lihat jika ada cairan yang keluar. Tidak normal apabila keluar darah atau adanya cairan yang spontan (gambar 5).

Langkah 5 : Ulangi langkah (3) dan (4) dengan posisi berbaring. Berbaringlah di tempat dengan permukaan rata. Berbaringlah dengan lengan kanan di belakang kepala dan bantal kecil atau lipatan handuk diletakkan di bawah pundak. Posisi menyebabkan payudara menjadi rata dan membuat pemeriksaan lebih mudah. Lakukan gerakan melingkar yang sama seperti pada tahap (3) dan (4). Lakukan pula untuk payudara kiri (gambar 6).

2.6.3. Pencegahan Sekunder18, 23

Pencegahan sekunder ditujukan untuk mengobati para penderita dan mengurangi akibat-akibat yang lebih serius dari penyakit kanker payudara melalui diagnosa dan deteksi dini dan pemberian pengobatan.

1. Diagnosa Kanker Payudara

Diagnosa kanker payudara dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan yaitu : A. Anamnesa16


(33)

b. Anamnesa terhadap keluhan di tempat lain berhubungan dengan metastasis seperti nyeri tulang vertebrata, sesak, batuk dan lain-lain.

c. Anamnesa terhadap faktor-faktor risiko (usia, riwayat keluarga, riwayat kanker individu dan konsumsi lemak).

B. Pemeriksaan Fisik

Ketepatan mendiagnosa kanker payudara dengan pemeriksaan fisik sekitar 70%. Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap status lokalis payudara kanan atau kiri atau bilateral dan penderita harus diperiksa dalam posisi duduk dan terlentang. Kemudian payudara diperiksa sehubungan dengan perubahan kulit, perubahan puting susu, status kelenjar getah bening dan pemeriksaan pada lokasi metastasis jauh.29

C. Pemeriksaan Biopsi Jarum Halus

Pemeriksaan ini dilakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologi dicurigai ganas. Biopsi jarum halus dilakukan dengan menusuk tumor dengan jarum halus dan disedot dengan spuit 10 cc sampai jaringan tumor lepas dan masuk ke dalam jarum. Kemudian jaringan tumor diperiksa di laboratorium oleh ahli Patologi Anatomi untuk mengetahui apakah jaringan tersebut ganas (maligna) atau jinak (benigna).11

D. Pemeriksaan Radiologik

Pemmeriksaan radiologik dilakukan dengan menggunakan Mammografi dan USG (Ultrasonografi) payudara. Mammografi merupakan tindakan pemeriksaan payudara dengan menggunakan sinar X berintensitas rendah. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk melihat ada tidaknya benjolan pada


(34)

payudara. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk perempuan dengan keluhan perihal payudara, baik setelah ditemukan maupun sebelum ditemukan adanya benjolan dan sebagai check up kanker payudara.

American Cancer Society dalam programnya menganjurkan sebagai berikut : a. Untuk perempuan berumur 35-39 tahun, cukup dilakukan 1 kali

mammografi dasar (Baseline Mammogram).

b. Untuk perempuan berumur 40-50 tahun, mammografi silakukan 1 atau 2 tahun sekali.

c. Untuk perempuan berumur di atas 50 tahun, mammografi dilakukan setahun sekali.22

USG sangat bermanfaat jika digunakan bersamaan dengan mammografi untuk tujuan diagnostik untuk membantu membedakan kista berisi cairan atau solid. Untuk menentukan stadium dapat menggunakan foto thoraks, USG abdomen,

Bone Scanning (Scan tulang) dan CT Scan.23 2. Pengobatan 18, 23

Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinis penyakit, yaitu :

A. Pembedahan (Operasi)

Operasi adalah terapi untuk membuang tumor, memperbaiki komplikasi dan merekonstruksi efek yang ada melalui operasi. Namun tidak semua stadium kanker dapat disembuhkan atau dihilangkan dengan cara ini. Semakin dini kanker


(35)

a). Mastektomi

Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi yaitu :

1. Modified Radycal Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan disekitar ketiak.

2. Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tanpa kelenjar di ketiak.

3. Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut Lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Biasanya

lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.

b). Pengangkatan Kelenjar Getah Bening (KGB) Ketiak.

Pengangkatan KGB Ketiak dilakukan terhadap penderita kanker payudara yang menyebar tetapi besar tumornya lebih dari 2,5 cm.

B. Terapi Radiasi

Radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Efek pengobatan ini adalah tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.


(36)

C. Kemoterapi

Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Obat –obatan ini tidak hanya membunuh sel kanker pada payudara , tetapi juga seluruh sel dalam tubuh. Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok.

D. Terapi Hormon

Pemberian hormon dilakukan apabila penyakit telah sistemik berupa metastasis jauh. Terapi hormonal biasanya diberikan secara paliatif sebelum kemoterapi.

2.6.4. Pencegahan Tersier18, 28

Pencegahan tersier bertujuan untuk mengurangi terjadinya komplikasi yang lebih berat dan memberikan penanganan yang tepat pada penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya untuk mengurangi kecacatan dan memperpanjang hidup penderita. Pencegahan tersier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita, meneruskan pengobatan serta memberikan dukungan psikologis bagi penderita.

Upaya rehabilitasi terhadap penderita kanker payudara dilakukan dalam bentuk rehabilitasi medik serta rehabilitasi jiwa dan sosial. Rehabilitasi medik dilakukan untuk mempertahankan keadaan penderita pasca operasi atau pasca terapi lainnya. Rehabilitasi jiwa dan sosial diberikan melalui dukungan moral dari


(37)

orang-BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep

Karakteristik Penderita Kanker Payudara 1. Sosiodemografi

Umur

Jenis Kelamin Suku

Agama Pendidikan Pekerjaan

Status Perkawinan Daerah Asal 2. Keluhan Utama 3. Riwayat Keluarga 4. Stadium Klinis

5. Lama Rawatan Rata-Rata 6. Jenis Pengobatan

7. Sumber Pembiayaan 8. Keadaan Sewaktu Pulang

3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Penderita kanker payudara adalah penderita yang dinyatakan menderita kanker payudara berdasarkan hasil diagnosa dokter dan tercatat dalam kartu status.

3.2.2. Sosiodemografi yang dibedakan atas :

a. Umur adalah usia penderita kanker payudara yang tercatat dalam kartu status yang dikategorikan atas 21 :

1. Risiko Rendah (≤ 40 tahun) 2. Risiko Tinggi (>40 tahun)


(38)

b. Jenis kelamin adalah jenis kelamin penderita kanker payudara yang tercatat di kartu status yang dikategorikan atas :

1. Laki-laki 2. Perempuan

c. Suku adalah ras atau etnik penderita kanker payudara yang tercatat di kartu status yang dikategorikan atas :

1. Batak 2. Jawa 3. Melayu 4. Minang 5. Aceh

6. Lain-lain (Gayo, Nias, tionghoa)

Menurut Prof. Koenjaraningrat, suku bangsa adalah segolongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama dan identitas akan kesatuan kebudayaan. 37

d. Agama adalah kepercayaan yang dianut oleh penderita kanker payudara yang tercatat di kartu status yang dikategorikan atas :

1. Islam 2. Kristen 3. Hindu 4. Budha 5. konghucu


(39)

e. Pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang pernah diikuti oleh penderita kanker payudara yang tercatat di kartu status yang dikategorikan atas :

1. SD 2. SLTP 3. SLTA

4. Akademi/ Perguruan Tinggi

f. Pekerjaan adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh penderita kanker payudara setiap harinya yang tercatat di kartu status yang dikategorikan atas :

1. Pegawai Negeri Sipil/ Pensiunan 2. Pegawai Swasta

3. Wiraswasta 4. Petani

5. Ibu rumah tangga 6. Tidak Bekerja

g. Status perkawinan adalah riwayat pernikahan penderita penderita kanker payudara yang tercatat di kartu status yang dikategorikan atas :

1. Menikah (Janda/ Duda) 2. Belum Menikah

h. Daerah Asal adalah daerah/tempat dimana penderita kanker payudara tinggal menetap sesuai dengan yang tercatat di kartu status yang dikategorikan atas :

1. Kota Medan 2. Luar Kota Medan


(40)

3.2.3. Keluhan utama adalah keadaan yang dialami oleh penderita kanker payudara yang menyebabkan penderita datang berobat dan dirawat inap sesuai dengan yang tercatat di kartu status yang dikategorikan atas :

1. Benjolan di payudara

2. Luka/borok pada payudara yang tidak sembuh 3. Puting sakit dan keluar nanah/ darah

4. Benjolan + kelainan kulit 5. Benjolan + luka/ borok

6. Benjolan + kelainan kulit + puting mengeluarkan nanah/darah

7. Benjolan + luka/ borok + kelainan kulit + puting mengeluarkan nanah/darah

8. Sesak nafas

3.2.4. Riwayat keluarga adalah riwayat tentang ada tidaknya keluarga penderita yang menderita kanker payudara yang tercatat di kartu status yang dikategorikan atas :

1. Ada 2. Tidak ada

3.2.5. Stadium klinis kanker adalah stadium atau keadaan penderita waktu dperiksa untuk mendapatkan pengobatan yang dikategorikan menjadi 5 berdasarkan tinjauan teoritis dan disesuaikan dengan yang tercatat pada kartu status pasien23 :

1. Stadium I 2. Stadium II 3. Stadium IIIA 4. Stadium IIIB 5. Stadium IV


(41)

3.2.6. Lama rawatan rata-rata adalah rata-rata lamanya penderita kanker payudara yang dirawat inap di RSUD Dr Pirngadi Medan dimulai dari hari pertama masuk sampai hari terakhir perawatan sesuai dengan yang tercatat pada kartu status.

3.2.7. Jenis Pengobatan adalah tindakan yang dilakukan pihak rumah sakit terhadap penderita sehubungan dengan upaya penyembuhan yang tercatat pada kartu status yang dikategorikan atas :

1. Operasi 2. Kemoterapi

3. Operasi + Kemoterapi 4. Terapi Hormon

3.2.8. Sumber pembiayaan adalah asal biaya yang digunakan penderita selama masa perawatan yang tercatat di kartu status yang dikategorikan atas :

1. Askes 2. Jamkesmas 3. Biaya sendiri

3.2.9. Keadaan sewaktu pulang adalah keadaan penderita kanker payudara sewaktu meninggalkan pelayanan rumah sakit yang dikategorikan atas :

1. Pulang berobat jalan (PBJ)

2. Pulang atas permintaan sendiri (PAPS) 3. Meninggal


(42)

BAB 4

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan desain Case Series.

Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan karena RSUD Dr. Pirngadi Medan merupakan salah satu Rumah Sakit Pemerintah yang melayani sebagian besar warga kota Medan dan menerima rujukan pasien dari luar Medan serta tersedianya data penderita kanker payudara tahun 2007-2008.

Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan Oktober 2009 sampai bulan Mei 2010.

Populasi dan Sampel Populasi

Semua data penderita kanker payudara yang dirawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2007-2008 yang berjumlah 148 kasus.

Sampel


(43)

Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang tercatat di kartu status penderita kanker payudara rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2007-2008 yang diperoleh dari rekam medik.

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang dikumpulkan, dicatat dan diolah dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS (Statistical Product and Service Solution) kemudian dianalisa dengan analisa univariat untuk memperoleh distribusi proporsi dan dilanjutkan dengan analisa bivariat menggunakan Chi Square dan Anova. Hasil disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, diagram batang dan diagram pie.


(44)

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1. Karakteristik Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 – 2008

5.1.1. Sosiodemografi

Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan Berdasarkan Sosiodemografi Tahun 2007-2008

No Sosiodemografi Jumlah

f %

1 Umur

≤ 40 tahun > 40 tahun

35 113

23,6 76,4

Total 148 100

2 Jenis Kelamin Laki – laki Perempuan

3 145

2 98

Total 148 100

3 Suku Batak jawa Melayu Minang Aceh

Lain – lain (Gayo, Nias , Tionghoa)

67 40 15 11 10 5 45,3 27,0 10,1 7,4 6,8 3,4

Total 148 100

4 Agama Islam Kristen Hindu Budha Konghucu 106 41 0 1 0 71,6 27,7 0 0,7 0

Total 148 100

5 Pendidikan SD SLTP SLTA

Akademi / Perguruan Tinggi

30 39 62 17 20,3 26,3 41,9 11,5


(45)

6 Pekerjaan

Pegawai Negeri Pegawai Swasta Wiraswasta Petani

Ibu Rumah Tangga Tidak bekerja 25 3 8 3 107 2 16,9 2,0 5,4 2,0 72,3 1,4

Total 148 100

7 Status Perkawinan Menikah Belum Menikah 145 3 98 2

Total 148 100

8 Daerah Asal Kota Medan Luar Kota Medan

82 66

55,4 44,6

Total 148 100

Berdasarkan tabel 5.1 di atas dapat dilihat karakteristik penderita kanker payudara yang dirawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan berdasarkan sosiodemografi (umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan daerah asal ) adalah sebagai berikut : kelompok umur tertinggi adalah kelompok umur > 40 dengan proporsi 76,4% (113 kasus) dan terendah kelompok umur ≤ 40 tahun dengan proporsi 23,6% (34 kasus). Berdasarkan jenis kelamin tertinggi adalah perempuan dengan proporsi 98% (145 kasus) dan terendah laki-laki dengan proporsi 2% (3 kasus). Berdasarkan suku tertinggi adalah suku Batak dengan proporsi 45,3% (67 kasus) dan terendah Lain-lain dengan proporsi 3,4% (5 kasus) yang terdiri dari 2 kasus suku Gayo, 2 kasus suku Nias dan 1 kasus suku Tionghoa. Berdasarkan agama tertinggi adalah Islam dengan proporsi 71,6% (106 kasus) dan tidak ada penderita beragama Hindu dan Konghucu.

Pada tabel 5.1 di atas juga dapat dilihat bahwa berdasarkan pendidikan, yang tertinggi adalah SLTA dengan proporsi 41,9% (62 kasus) dan terendah akademi/Perguruan Tinggi dengan proporsi 11,5% (17 kasus). Berdasarkan


(46)

pekerjaan, tertinggi adalah ibu rumah tangga dengan proporsi 72,3% (107) dan terendah penderita yang tidak bekerja dengan proporsi 1,4% (2 kasus). Berdasarkan status perkawinan, yang tertinggi adalah penderita yang menikah yaitu 98% (145 kasus) dan terendah belum menikah yaitu 2% (3 kasus). Dan berdasarkan daerah asal tertinggi berasal dari kota Medan dengan proporsi 55,4% (82 kasus) dan terendah dari luar kota Medan dengan proporsi 44,6% (65 kasus).

5.1.2. Keluhan Utama

Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan Berdasarkan Gejala Klinis

No Gejala Klinis

(N = 148)

Jumlah

f %

1 Benjolan di payudara 142 95,9

2 Luka/ borok pada payudara yang tidak sembuh

52 34,4

3 Puting sakit dan mengeluarkan nanah/ darah 6 4

4 Kelainan kulit payudara 37 24,3

5 Sesak nafas 6 4

Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan Berdasarkan Keluhan Utama Tahun 2007 – 2008

No Keluhan Utama Jumlah

f %

1 Benjolan di payudara 52 35,1

2 Luka/ borok pada payudara yang tidak sembuh

24 16,2

3 Puting sakit dan keluar nanah/ darah 3 2,0

4 Benjolan + kelainan kulit 34 23

5 Benjolan + luka/borok 26 17,6

6 Benjolan + kelainan kulit + puting mengeluarkan nanah/darah

1 0,7

7 Benjolan+luka/borok+kelainan kulit+puting mengeluarkan nanah/darah


(47)

Berdasarkan tabel 5.3 di atas dapat dilihat bahwa proporsi keluhan utama yang tertinggi pada penderita kanker payudara adalah benjolan di payudara yaitu 35,1% (52 kasus) dan terendah adalah kombinasi keluhan benjolan + kelainan kulit + puting mengeluarkan nanah/darah yaitu 0,7% (1 kasus).

5.1.3. Riwayat Keluarga

Data mengenai riwayat keluarga pada kartu status penderita kanker payudara di RSUD Dr. Pirngadi Medan tidak tersedia.

5.1.4. Stadium Klinis

Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan Berdasarkan Stadium Klinis Tahun 2007 – 2008

No Stadium Klinis Jumlah

f %

1 Stadium I 7 4,8

2 Stadium II 20 13,5

3 Stadium IIIA 23 15,5

4 Stadium IIIB 52 35,1

5 Stadium IV 46 31,1

Jumlah 148 100

Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita kanker payudara berdasarkan stadium klinis tertinggi adalah stadium IIIB yaitu 35,1% (52 kasus) dan terendah adalah stadium I yaitu 4,8% (7 kasus).


(48)

5.1.5. Lama Rawatan Rata-Rata

Tabel 5.5. Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap di RSUD Dr. Pirngadi

Lama rawatan rata-rata (hari) N

Rata - Rata

SD (Standard Deviation)

CI 95%

CoV (Coefisien of variation)

Minimum Maximum

148 8,3 9,040

6,843 – 9,756 108.91 1 hari 68 hari

Berdasarkan tabel 5.5 di atas dapat dilihat bahwa lama rawatan rata – rata seluruh penderita kanker payudara dari tahun 2007 – 2008 adalah 8,3 hari, Standart Deviation (SD) adalah 9,040 hari dan Coefisien of Variation (CoV) sebesar 108,91 dimana lama rawatan minimum adalah 1 hari dan maksimum 68 hari.

5.1.6. Jenis Pengobatan

Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan Berdasarkan Jenis Pengobatan Tahun 2007 – 2008

No Jenis Pengobatan Jumlah

f %

1 Operasi 30 20,3

2 Kemoterapi 77 52

3 Operasi + Kemoterapi 28 18,9

4 Terapi Hormon 13 8,8

Jumlah 148 100

Berdasarkan tabel 5.6 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita kanker payudara berdasarkan jenis pengobatan tertinggi adalah kemoterapi 52% (77 kasus)


(49)

5.1.7. Sumber Pembiayaan

Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan Berdasarkan Sumber Pembiayaan Tahun

2007 – 2008

No Sumber Pembiayaan Jumlah

f %

1 Askes 53 35,8

2 Jamkesmas 87 58,8

3 Biaya Sendiri / Umum 8 5,4

Jumlah 148 100

Berdasarkan tabel 5.7 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita kanker payudara berdasarkan sumber pembiayaan tertinggi adalah jamkesmas yaitu 58,8% (87 kasus) dan terendah adalah biaya sendiri / umum yaitu 5,4% (8 kasus).

5.1.8. Keadaan Sewaktu Pulang

Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Tahun 2007 – 2008

No Keadaan Sewaktu Pulang Jumlah

f %

1 Pulang Berobat Jalan 109 73,6

2 Pulang atas permintaan sendiri 13 8,8

3 Meninggal 26 17,6

Jumlah 148 100

Berdasarkan tabel 5.8 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita kanker payudara berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang tertinggi adalah pulang berobat jalan 73,6% (109 kasus) dan terendah adalah pulang atas permintaan sendiri yaitu 8,8% (13 kasus).


(50)

5.2. Analisa Statistik

5.2.1. Umur Berdasarkan Stadium Klinis

Tabel 5.9 Umur Berdasarkan Stadium Klinis di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 – 2008

Stadium Klinis Umur Total

≤ 40 tahun > 40 tahun

f % f % f %

Stadium Dini 11 22 39 78 50 100

Stadium Lanjut 24 24,5 74 75,5 98 100

X 2 = 0,114 df = 1 p = 0,736

Berdasarkan tabel 5.9 diatas dapat dilihat bahwa dari 50 penderita kanker payudara stadium dini yang tertinggi adalah kelompok umur > 40 tahun dengan proporsi 78% dan terendah adalah kelompok umur ≤ 40 tahun dengan proporsi 22%. Dari penderita kanker payudara stadium lanjut yang tertinggi juga berada pada kelompok umur > 40 tahun dengan proporsi 75,5% (74 kasus) dan terendah kelompok umur ≤ 40 tahun dengan proporsi 24,5% (24 kasus).

Hsasil uji Chi-square diperoleh p = 0,736 (p > 0,05), artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara umur berdasarkan stadium klinis.


(51)

5.2.2. Stadium Klinis Berdasarkan Keluhan Utama

Tabel 5.10. Stadium Klinis Berdasarkan Keluhan Utama di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 – 2008

Keluhan Utama Stadium Klinis

Stadium Dini

Stadium Lanjut

f % f %

Benjolan di payudara 34 68 18 18,5

Luka/ borok pada payudara yang tidak sembuh 8 16 16 16,3 Puting sakit dan keluar nanah/ darah 1 2 2 2,0

Benjolan + kelainan kulit 1 2 33 33,7

Benjolan + luka/borok 6 12 20 20,4

Benjolan + kelainan kulit + puting mengeluarkan nanah/darah

0 0 1 1,0

Benjolan+luka/borok+kelainan kulit+puting sakit dan mengeluarkan nanah/darah

0 0 2 2,0

Sesak nafas 0 0 6 6,1

Total 50 100 98 100

Berdasarkan tabel 5.10 di atas dapat dilihat bahwa dari 50 penderita kanker payudara stadium dini yang tertinggi adalah penderita yang datang dengan keluhan utama benjolan di payudara dengan proporsi 68% dan tidak ada penderita yang datang dengan keluhan utama benjolan + kelainan kulit + puting sakit dan mengeluarkan nanah/darah, benjolan + luka/borok + kelainan kulit + puting sakit dan mengeluarkan nanah/darah serta sesak nafas. Sedangkan dari 98 penderita kanker payudara stadium lanjut yang tertinggi adalah penderita yang datang dengan keluhan utama benjolan + kelainan kulit dengan proporsi 33,67% dan terendah adalah yang datang dengan keluhan benjolan + kelainan kulit + puting mengeluarkan nanah/darah 1,0%.

Analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 8 sel (50%) yang mempunyai expected count < 5.


(52)

5.2.3. Jenis Pengobatan Berdasarkan Stadium Klinis

Tabel 5.11. Jenis Pengobatan Berdasarkan Stadium Klinis di RSUD Dr Pirngadi Medan Tahun 2007 – 2008

Stadium Klinis Jenis Pengobatan Total

Operasi Kemoterapi Operasi +

kemoterapi

Terapi hormon

f % f % f % f % f %

Stadium dini 7 14 25 50 18 36 0 0 50 100

Stadium lanjut 23 23, 5

53 54,1 10 10,2 12 12,2 98 100

x2 = 19,337 df = 3 p = 0,000

Berdasarkan tabel 5.11 di atas dapat dilihat bahwa dari 50 penderita kanker payudara stadium dini proporsi tertinggi adalah penderita yang diberi pengobatan kemoterapi (50%) sedangkan yang diberi terapi hormon tidak ada. Dan dari seluruh penderita kanker payudara stadium lanjut proporsi tertinggi juga adalah penderita yang diberi pengobatan kemoterapi (54,1%) dan terendah adalah yang diberi terapi hormon (12,2%).

Hasil uji Chi-square antara jenis pegobatan dengan stadium klinis diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,05) artinya ada perbedaan antara jenis pengobatan berdasarkan stadium klinis.


(53)

5.2.4. Lama Rawatan Rata – Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Tabel 5.12 Lama Rawatan Rata – Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 – 2008

Keadaan Sewaktu Pulang Lama Rawatan Rata – Rata

N x SD

PBJ 109 8,73 9,803

PAPS 13 6,62 5,157

Meninggal 26 7,54 7,050

F = 0,439 df = 2 p = 0,646

Berdasarkan tabel 5.12 di atas dapat diketahui bahwa dari seluruh penderita kanker payudara terdapat 109 orang penderita yang pulang berobat jalan dengan lama rawatan rata – rata 8,73 hari, 26 orang penderita meninggal dengan lama rawatan rata – rata 7,54 hari dan 13 orang penderita pulang atas permintaan sendiri dengan lama rawatan rata – rata 6,62 hari.

Hasil uji statistik Anova diperoleh nilai p = 0,646 (p > 0,05) artinya tidak ada perbedaan antara lama rawatan rata – rata dengan keadaan sewaktu pulang.


(54)

76.4% 23.6%

> 40 tahun ≤ 40 tahun BAB 6

PEMBAHASAN

6.1. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Sosiodemografi

6.1.1. Umur

Gambar 6.1 Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Umur di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 -2008

Berdasarkan gambar 6.1 di atas diketahui proporsi penderita kanker payudara tertinggi adalah kelompok umur > 40 tahun yaitu 76,4% sedangkan kelompok umur ≤ 40 tahun 23,6%. Penderita kanker payudara termuda beruasia 23 tahun dan penderita tertua berusia 75 tahun yang keduanya datang berobat setelah kanker memasuki stadium IV.

Usia >40 tahun merupakan usia risiko tinggi terkena kanker payudara dan risiko ini akan bertambah seiring dengan pertambahan usia. Hal ini dikarenakan pada


(55)

98.0% 2.0%

perempuan laki -laki

abnormal yang dapat menimbulkan kanker lebih besar. Selain itu, efek akibat akumulasi dari zat-zat kimia dalam makanan yang bersifat karsinogenik dan mangandung lemak tinggi yang dikonsumsi sejak muda seringkali muncul setelah seseorang memasuki usia tua yang juga mengalami penurunan daya tahan tubuh.30

Hal ini sesuai dengan data WHO (2002) yang menyatakan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada pasien yang berusia > 40 tahun.7 Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Nurmaya (2008) di RS St Elisabeth Medan dengan desain

case series yang menemukan proporsi penderita kanker payudara terbanyak pada kelompok umur

> 40 tahun yaitu sebesar 74,8%. 31

Pada penelitian ini tidak diketahui kapan umur penderita mulai menderita kanker payudara, yang diketahui hanya umur penderita sewaktu datang dan dirawat di rumah sakit.


(56)

Gambar 6.2 Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 -2008 Berdasarkan gambar 6.2 di atas diketahui proporsi penderita kanker payudara berdasarkan jenis kelamin tertinggi adalah perempuan yaitu 98% dan terendah adalah laki – laki yaitu 2%. Ketiga penderita kanker payudara laki-laki datang berobat ke RSUD Dr. Pirngadi Medan dengan stadium lanjut yang disertai metastase paru dan setelah dirawat beberapa hari 1 orang penderita meninggal dunia dan 2 orang pulang berobat jalan.

Penderita kanker payudara terbanyak adalah perempuan. Hal ini dihubungkan dengan kadar hormon estrogen yg dominan pada perempuan. Estrogen adalah hormon yang berperan dalam proses tumbuh kembang organ seksual wanita tetapi dalam jumlah yang berlebihan dapat menjadi penyebab awal kanker payudara. Ini disebabkan karena adanya reseptor (penyekat) estrogen pada sel-sel epitel saluran kelenjar susu. Jika estrogen menempel pada saluran ini, lama-kelamaan akan mengubah sel-sel epitel tersebut menjadi sel kanker.23 Kanker payudara juga terjadi pada pria dan umumnya lebih agresif dibanding dengan yang menyerang perempuan. Hal ini disebabkan payudara laki-laki memiliki lemak yang lebih sedikit sehingga kanker lebih cepat menyebar ke otot dinding dada dan kulit. Faktor risiko terjadinya kanker payudara pada pria antara lain adanya sindrom klinefelter, pemajanan terhadap radiasi dan riwayat gondong orthritis. 23

Hasil penelitian ini sejalan dengan Otto S. Dkk (2005) dalam Buku Saku Keperawatan Onkologi yang menyatakan frekuensi kanker payudara pada wanita


(57)

45.3 27 10.1 7.4 6.8 3.4 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Batak Jawa Melayu Minang Aceh Dan

Lain-lain Suku P ro p o rs i ( % )

(2004) di Rumah Sakit St Elisabeth Medan yang menemukan sebanyak 109 kasus kanker payudara (100%) pada wanita.32

6.1.3. Suku

Gambar 6.3 Diagram Batang Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Suku di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 -2008

Berdasarkan gambar 6.3 di atas diketahui proporsi penderita kanker payudara berdasarkan suku tertinggi adalah batak yaitu 45,3% dan terendah adalah lain – lain yang terdiri dari 2 penderita suku nias, 2 penderita suku tionghoa dan 1 penderita suku gayo dengan proporsi sebesar 3,4%. Penderita suku Batak terdiri dari 39 penderita batak Toba, 4 penderita batak Karo, 3 penderita batak Simalungun dan 21 penderita batak Mandailing.

Hal ini bukan merupakan indikasi keterkaitan suku dengan penyakit kanker payudara namun hanya karena kunjungan terbanyak di RSUD Dr. Pirngadi berdasarkan suku adalah suku Batak. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan


(58)

71.6% 27.7%

0.7%

Islam Kristen Budha

penelitian Masdelilah (2004) di RSUD Dr Pirngadi Medan yang menemukan proporsi suku penderita karsinoma kulit tertinggi adalah suku Batak (62,3%).33 6.1.4. Agama

Gambar 6.4 Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Agama di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 -2008

Berdasarkan gambar 6.4 di atas diketahui proporsi penderita kanker payudara berdasarkan agama tertinggi adalah agama Islam yaitu 71,6% dan terendah agama Budha yaitu 0,7% sedangkan penderita beragama Hindu dan Konghucu tidak ada.

Hal ini terjadi bukan karena agama Islam lebih berisiko untuk menderita kanker payudara namun karena penderita kanker payudara yang berobat ke RSUD Dr. Pirngadi Medan lebih banyak yang beragama Islam. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Siallagan S (2004) di RSUD Dr. Pirngadi Medan yang menemukan proporsi agama penderita kanker payudara tertinggi adalah agama Islam


(59)

11.5%

20.3% 41.9%

26.3%

SLTA SMP SD Akademi/ Perguruan Tinggu

6.1.5. Pendidikan

Gambar 6.5 Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Pendidikan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 -2008 Berdasarkan gambar 6.5 di atas diketahui proporsi penderita kanker payudara berdasarkan pendidikan tertinggi adalah SLTA yaitu 42,9% dan terendah adalah Akademi/ Perguruan Tinggi yaitu 11,5%.

Hal ini bukan indikasi adanya keterkaitan antara tingkat pendidikan dengan kejadian kanker payudara namun karena penderita kanker payudara yang berobat ke RSUD Dr. Pirngadi Medan mayoritas berpendidikan SLTA.


(60)

16.9

2 5.4 2

72.3 1.4 0 10 20 30 40 50 60 70 80 Pegawai Negeri Pegawai Swasta

Wiraswasta Petani Ibu Rumah Tangga Tidak Bekerja P ro p o rs i ( % ) 6.1.6. Pekerjaan

Gambar 6.6 Diagram Batang Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Pekerjaan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 -2008

Berdasarkan gambar 6.6 di atas diketahui proporsi penderita kanker payudara berdasarkan pekerjaan tertinggi adalah ibu rumah tangga yaitu 72,3% dan terendah adalah yang tidak bekerja yaitu 1,4%.

Hal ini dapat dihubungkan dengan proporsi jenis kelamin penderita kanker payudara di RSUD Dr. Pirngadi Medan tertinggi pada perempuan (98%). Penderita yang tidak bekerja berusia 41 dan 48 tahun dengan status perkawinan belum menikah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Purba NM (2004) di RS St Elisabeth Medan Tahun 2000 – 2002 yang menemukan proporsi pekerjaan penderita kanker payudara tertinggi adalah ibu rumah tangga yaitu 57,8 %.32


(61)

98.0% 2.0%

Menikah Tidak Menikah

6.1.7. Status Perkawinan

Gambar 6.7 Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Status Perkawinan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 -2008

Berdasarkan gambar 6.7 di atas diketahui proporsi penderita kanker payudara berdasarkan status perkawinan tertinggi adalah menikah yaitu 98% dan 2% belum menikah.

Hasil penelitian ini belum dapat menyimpulkan bahwa status perkawinan mempengaruhi terjadinya kanker payudara. Hal ini kemungkinan terjadi karena proporsi usia penderita kanker payudara di RSUD Dr. Pirngadi Medan tertinggi pada usia > 40 tahun yang merupakan usia yang selayaknya sudah menikah. Penderita yang belum menikah sebanyak 3 orang (2%) berusia 25 tahun, 40 tahun dan 48 tahun serta berjenis kelamin perempuan.


(62)

55.4% 44.6%

Kota Medan Luar Kota Medan

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Juliana (2005) di RSUD Provinsi Riau Pekan Baru Tahun 2000 – 2004 yang menemukan proporsi status perkawinan penderita kanker payudara tertinggi adalah menikah 97,1%.34

6.1.8. Daerah Asal

Gambar 6.8 Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Daerah Asal di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 -2008

Berdasarkan gambar 6.8 di atas diketahui proporsi penderita kanker payudara berdasarkan daerah asal tertinggi adalah kota Medan yaitu 55,4% dan 44,6% berasal dari luar kota Medan.

Hal ini disebabkan karena RSUD Dr. Pirngadi merupakan salah satu rumah sakit pemerintah yang melayani masyarakat kota Medan dan menerima rujukan sehingga memungkinkan penderita tidak hanya datang dari kota Medan tetapi juga dari luar kota Medan. Penderita yang berasal dari luar kota Medan adalah penderita


(63)

95.9

35.1

4

25

4 0

20 40 60 80 100 120

Benjolan di payudara

Luka/borok pd payudara

Putting sakit dan mengeluarkan

nanh/darah

Kelainan kulit payudara

Sesak nafas

P

ro

p

o

rs

i (

%

)

Padang Sidimpuan, NAD, Batam, Tapanuli Utara, Tebing Tinggi, Tapanuli Selatan, Siantar, Tanjung Balai dan Langkat.

6.1.9. Keluhan Utama

Gambar 6.9 Diagram Batang Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Gejala Klinis di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 - 2008

Penderita yang datang berobat ke RSUD Dr. Pirngadi dengan gejala klinis terbanyak adalah benjolan di payudara yaitu 95,9% dan hanya 4,1% penderita yang tidak merasakan benjolan di payudara. Sedangkan gejala paling sedikit adalah yang merasakan sesak nafas dan puting sakit dan mengeluarkan nanah/darah yaitu masing-masing 4% yang berarti sebesar 96% penderita tidak merasakan gejala tersebut.


(64)

35.1

23

17.6 16.2

4.1

2 1.3 0.7

0 5 10 15 20 25 30 35 40 Benjolan di payudara Benjolan + kelainan kulit Benjolan + luka/borok Luka/borok pada payudara yang tidak sembuh

Sesak nafas Puting sakit dan keluar nanah/ darah

Benjolan + luka/borok + kelainan kulit +

puting mengeluarkan nanah/ darah

Benjolan + Kelainan kulit +

puting mengeluarkan

nanh/darah

Gambar 6.10 Diagram Batang Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Keluhan Utama di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 – 2008

Berdasarkan gambar 6.10 di atas diketahui proporsi keluhan utama penderita kanker payudara yang tertinggi adalah benjolan di payudara yaitu 35,1% dan terendah adalah benjolan + kelainan kulit + puting mengeluarkan nanah/darah + edema yaitu 0,7%.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Juliana (2005) di RSUD Provinsi Riau Pekan Baru Tahun 2000 – 2004 yang menemukan keluhan utama penderita kanker payudara yang terbanyak adalah benjolan di payudara yaitu sebanyak 89,9%.34 Benjolan di payudara merupakan gejala yang paling umum ditemukan pada penderita kanker payudara.11


(65)

4.8% 13.5%

15.5%

35.1%

31.1%

stadium IIIB Stadium IV Stadium IIIA Stadium II Stadium I

6.1.11.Stadium Klinis

Gambar 6.11 Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Stadium Klinis di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 - 2008 Berdasarkan gambar 6.10 di atas diketahui proporsi stadium klinis penderita kanker payudara tertinggi adalah stadium IIIB yaitu 35,1% dan terendah adalah stadium I yaitu 4,8%. Berdasarkan data di atas diketahui bahwa pada umumnya penderita kanker payudara datang berobat setelah stadium lanjut. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan penderita tentang kanker payudara atau sudah mengetahui tetapi tidak segera mencari pengobatan karena belum merasa terganggu karena kanker payudara stadium dini biasanya tidak menimbulkan keluhan.11 Di Indonesia,70% penderita kanker payudara datang ke dokter setelah stadium lanjut.26

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nurmaya (2008) dengan desain

Case Series di RS St Elisabeth Medan Tahun 2003 – 2007 yang menemukan proporsi penderita kanker payudara terbanyak pada stadium III yaitu sebesar 42,7%.31


(66)

6.1.12.Lama Rawatan Rata – Rata

Lama rawatan rata – rata penderita kanker payudara adalah 8,3 hari (8 hari).

Standart Deviation (SD) 9,040 hari dengan Coefisien of variation (CoV) 108,91%, menunjukkan bahwa lama rawatan penderita kanker payudara bervariasi dimana lama rawatan minimum 1 hari dan maksimum 68 hari.

Lama rawatan rata – rata penderita kanker payudara adalah 8 hari, hal ini disebabkan sebagian besar penderita (73,6%) melakukan pengobatan dengan berobat jalan setelah beberapa hari menjalani rawat inap di rumah sakit. Penderita dengan lama rawatan 1 hari sebanyak 11 kasus dengan 7 kasus meninggal dunia akibat metastase kanker payudara karena penderita datang ke rumah sakit dalam stadium lanjut. 9 kasus berumur > 40 tahun dan seluruh penderita berjenis kelamin perempuan.

Penderita dengan lama rawatan 68 hari sebanyak 1 kasus. Penderita tersebut berjenis kelamin laki – laki dan berusia 56 tahun (>40 tahun) yang datang ke rumah sakit juga dalam stadium lanjut disertai metastase paru. Setelah dirawat selama 68 hari, penderita diijinkan pulang oleh pihak RSUD Dr. Pirngadi Medan dan melanjutkan pengobatan dengan berobat jalan.


(67)

52.0%

20.3% 18.9%

8.8%

Kemoterapi operasi operasi + kemoterapi Terapi hormon 6.1.13.Jenis Pengobatan

Gambar 6.12 Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Jenis Pengobatan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 - 2008

Berdasarkan gambar 6.11 di atas diketahui proporsi jenis pengobatan penderita kanker payudara tertinggi adalah kemoterapi 52% dan terendah adalah hormon terapi 8,8%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nurlela (2005) di RS Haji Medan dengan desain Case Series yang menemukan jenis pengobatan terbanyak adalah kemoterapi (47,8%).35

Pengobatan penyakit kanker payudara tidak hanya satu jenis tetapi merupakan perpaduan antara beberapa jenis pengobatan. Operasi diberikan kepada penderita yang belum mengalami metastase. Kemoterapi diberikan setelah operasi dengan tujuan untuk membunuh sel kanker yang kemungkinan masih ada. Terapi hormon diberikan sebagai terapi paliatif.36 Penderita kanker payudara di RSUD Dr. Pirngadi yang diberi kemoterapi merupakan penderita yang telah menjalani operasi di rumah


(68)

58.8% 35.8%

5.4%

Jamkesmas Askes Biaya sendiri/umum

sakit lain dan datang ke RSUD Dr Pirngadi untuk mendapatkan pengobatan yang berkelanjutan, termasuk disini penderita kanker yang kambuh lagi.

6.1.14.Sumber Pembiayaan

Gambar 6.13 Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Sumber Pembiayaan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007 - 2008

Dari gambar 6.13 di atas diketahui proporsi sumber pembiayaan penderita kanker payudara tertinggi adalah jamkesmas 58,8% dan terendah adalah biaya sendiri/umum 5,4%.

Hal ini terjadi karena RSUD Dr. Pirngadi merupakan rumah sakit pemerintah yang lebih banyak melayani peserta Askes dan Jamkesmas. Dan dapat diasumsikan mayoritas penderita kanker payudara yang dirawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan adalah masyarakat dengan status sosial dan ekonomi menengah kebawah.


(69)

8.8%

17.6%

73.6%

PBJ Meninggal PAPS

6.1.15.Keadaan Sewaktu Pulang

Gambar 6.14 Diagram Pie Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUD Dr Pirngadi Medan Tahun 2007 - 2008

Berdasarkan gambar 6.14 di atas diketahui proporsi keadaan sewaktu pulang penderita kanker payudara tertinggi adalah pulang berobat jalan yaitu 73,6% dan terendah adalah pulang atas permintaan sendiri yaitu 8,8%.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Juliana (2005) di RSUD Propinsi Riau Pekan Baru yang menemukan proporsi keadaan penderita kanker payudara sewaktu pulang tertinggi adalah pulang berobat jalan yaitu 86%.34 Hal ini terjadi karena pengobatan kanker payudara memerlukan tindakan yang berkelanjutan sehingga penderita kanker payudara dianjurkan untuk berobat jalan.

Penderita yang pulang atas permintaan sendiri meninggalkan rumah sakit dengan alasan ingin mencoba pengobatan alternatif dan keluarga ingin merawat pasien di rumah saja karena menurut mereka kondisi pasien sudah membaik.


(70)

Dari 26 (17.6%) penderita kanker payudara yang meninggal dunia, 16 penderita datang berobat setelah kanker memasuki stadium IV, 9 penderita datang dengan stadium IIIB dan 1 penderita datang dengan stadium IIIA. Penderita termuda yang meninggal berusia 35 tahun dan tertua berusia 70 tahun. 25 penderita perempuan dan 1 penderita laki-laki.


(1)

umur * stadium klinis Crosstabulation

11 24 35

11,8 23,2 35,0

31,4% 68,6% 100,0%

22,0% 24,5% 23,6%

7,4% 16,2% 23,6%

39 74 113

38,2 74,8 113,0

34,5% 65,5% 100,0%

78,0% 75,5% 76,4%

26,4% 50,0% 76,4%

50 98 148

50,0 98,0 148,0

33,8% 66,2% 100,0%

100,0% 100,0% 100,0%

33,8% 66,2% 100,0%

Count

Expected Count % within umur

% within stadium klinis % of Total

Count

Expected Count % within umur

% within stadium klinis % of Total

Count

Expected Count % within umur

% within stadium klinis % of Total

<= 40 tahun

> 40 tahun umur

Total

Stadium dini stadium lanjut stadium klinis

Total

Chi-Square Tests

,114b 1 ,736

,018 1 ,894

,115 1 ,735

,839 ,452

,113 1 ,737

148 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,82.


(2)

Crosstabs


(3)

keluhan utama * stadium klinis Crosstabulation

34 18 52

17,6 34,4 52,0

65,4% 34,6% 100,0%

68,0% 18,4% 35,1%

23,0% 12,2% 35,1%

8 16 24

8,1 15,9 24,0

33,3% 66,7% 100,0%

16,0% 16,3% 16,2%

5,4% 10,8% 16,2%

1 2 3

1,0 2,0 3,0

33,3% 66,7% 100,0%

2,0% 2,0% 2,0%

,7% 1,4% 2,0%

1 33 34

11,5 22,5 34,0

2,9% 97,1% 100,0%

2,0% 33,7% 23,0%

,7% 22,3% 23,0%

6 20 26

8,8 17,2 26,0

23,1% 76,9% 100,0%

12,0% 20,4% 17,6%

4,1% 13,5% 17,6%

0 1 1

,3 ,7 1,0

,0% 100,0% 100,0%

,0% 1,0% ,7%

,0% ,7% ,7%

0 2 2

,7 1,3 2,0

,0% 100,0% 100,0%

,0% 2,0% 1,4%

,0% 1,4% 1,4%

0 6 6

2,0 4,0 6,0

,0% 100,0% 100,0%

Count

Expected Count % within keluhan utama % within stadium klinis % of Total

Count

Expected Count % within keluhan utama % within stadium klinis % of Total

Count

Expected Count % within keluhan utama % within stadium klinis % of Total

Count

Expected Count % within keluhan utama % within stadium klinis % of Total

Count

Expected Count % within keluhan utama % within stadium klinis % of Total

Count

Expected Count % within keluhan utama % within stadium klinis % of Total

Count

Expected Count % within keluhan utama % within stadium klinis % of Total

Count

Expected Count % within keluhan utama benjolan di payudara

luka/ borok pada payudara yang tidak sembuh

puting sakit dan mengeluarkan darah / nanah

benjolan + kelainan kulit + edema

benjolan + luka/borok +edema benjolan+kelainan kulit+puting mengeluarkan nanah +edema benjolan+luka+kelainan kulit+puting mengeluarkan nanah+edema sesak nafas keluhan utama

Stadium dini stadium lanjut stadium klinis


(4)

Chi-Square Tests

43,597a 7 ,000

50,750 7 ,000

31,077 1 ,000

148 Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

8 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,34.

a.

Crosstabs

pengobatan * stadium klinis Crosstabulation

7 23 30

10,1 19,9 30,0

23,3% 76,7% 100,0%

14,0% 23,5% 20,3%

4,7% 15,5% 20,3%

25 52 77

26,0 51,0 77,0

32,5% 67,5% 100,0%

50,0% 53,1% 52,0%

16,9% 35,1% 52,0%

18 10 28

9,5 18,5 28,0

64,3% 35,7% 100,0%

36,0% 10,2% 18,9%

12,2% 6,8% 18,9%

0 13 13

4,4 8,6 13,0

,0% 100,0% 100,0%

,0% 13,3% 8,8%

,0% 8,8% 8,8%

50 98 148

50,0 98,0 148,0

33,8% 66,2% 100,0%

100,0% 100,0% 100,0%

33,8% 66,2% 100,0%

Count

Expected Count % within pengobatan % within stadium klinis % of Total

Count

Expected Count % within pengobatan % within stadium klinis % of Total

Count

Expected Count % within pengobatan % within stadium klinis % of Total

Count

Expected Count % within pengobatan % within stadium klinis % of Total

Count

Expected Count % within pengobatan % within stadium klinis % of Total

operasi

kemoterapi

operasi + kemoterapi

terapi hormon pengobatan

Total

Stadium dini stadium lanjut stadium klinis

Total


(5)

Chi-Square Tests

19,802a 3 ,000

23,151 3 ,000

,350 1 ,554

148 Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

1 cells (12,5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,39.

a.

Oneway

Descriptives lama rawatan rata - rata

109 8,73 9,803 ,939 6,87 10,60 1 68

13 6,62 5,157 1,430 3,50 9,73 1 17

26 7,54 7,050 1,383 4,69 10,39 1 33

148 8,34 9,040 ,743 6,87 9,81 1 68

pulang berobat jalan pulang atas permintaan sendiri meninggal Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

lama rawatan rata - rata

,543 2 145 ,582

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA lama rawatan rata - rata

72,285 2 36,143 ,439 ,646

11940,823 145 82,351

12013,108 147

Between Groups Within Groups Total

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.


(6)

Multiple Comparisons Dependent Variable: lama rawatan rata - rata

Tukey HSD

2,12 2,663 ,706 -4,19 8,42

1,20 1,981 ,818 -3,49 5,89

-2,12 2,663 ,706 -8,42 4,19

-,92 3,083 ,952 -8,22 6,38

-1,20 1,981 ,818 -5,89 3,49

,92 3,083 ,952 -6,38 8,22

(J) keadaan sewaktu pulang

pulang atas permintaan sendiri meninggal

pulang berobat jalan meninggal

pulang berobat jalan pulang atas permintaan sendiri (I) keadaan sewaktu

pulang

pulang berobat jalan

pulang atas permintaan sendiri meninggal

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval