Karakteristik Penderita Kanker Payudara Yang Dirawat Inap Di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010

(1)

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RSU Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2009-2010

SKRIPSI

Oleh:

NIM. 071000160

MAY LAURA SITUMORANG

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(2)

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RSU Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2009-2010

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:

NIM. 071000160

MAY LAURA SITUMORANG

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(3)

(4)

ABSTRAK

Kanker payudara adalah karsinoma yang berasal dari duktus atau labulus payudara. Kanker payudara merupakan jenis kanker yang umum terjadi pada wanita. Walaupun jarang, laki-laki pun bisa terkena kanker payudara. Data dari rekam medik RSU Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2009-2010 terdapat 106 kasus kanker payudara yang dirawat inap.

Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker payudara rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2010 dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series. Populasi dan sampel berjumlah 106 orang (total sampling). Data diperoleh dari rekam medik, analisa data dengan uji Chi-square dan Anova.

Hasil penelitian menunjukkan penurunan trend menurut garis persamaan Y = 101,6–8,6x. Proporsi penderita tertinggi pada tahun 2007 yaitu 26,39%, umur >40 tahun (84%), perempuan (100%), Batak (51,9%), Islam (70,8%), SMA (58,5%), ibu rumah tangga (55,7%), kawin (98,1%), tempat tinggal kota Medan (64,2%), keluhan utama benjolan pada payudara/ketiak (39,6%), stadium III B (34%), Kemoterapi (49,1%), sumber biaya Askes (57,5%), lama rawatan rata-rata 7,74 hari, pulang berobat jalan (80,2%). Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan antara umur berdasarkan stadium klinis (p=0,462), lama rawatan rata – rata dengan stadium klinik (p=0,093). Ada perbedaan antara lama rawatan rata – rata dengan jenis penatalaksanaan medis (p=0,000).

Kepada wanita usia >40 tahun disarankan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri dan segera memeriksakan diri ke rumah sakit atau dokter bila menemukan benjolan di payudara/ketiak. Kepada pihak RSUD Dr. Pirngadi Medan disarankan agar melengkapi sistem pencatatan kartu status penderita kanker payudara meliputi riwayat penyakit keluarga penderita.

Kata kunci: Kanker payudara, Karakteristik Penderita, Pemeriksaan payudara sendiri


(5)

ABSTRACT

Breast cancer is carcinoma derived from breast ducts or labullus. Breast cancer is a common type of cancer that occurs in women. Although rare, men can suffer breast cancer. Data from medical record of Dr. Pirngadi general hospital Medan in 2009-2010 there were 106 cases of breast cancer which hospitalized.

To know the characteristics of hospitalized patients with breast cancer in Dr. Pirngadi general hospital Medan in 2009-2010 it is conducted a descriptive research with case series design. Population and sample totaled as 106 people (total sampling). Data obtained from medical records, data analyzed by Chi-square test and Anova.

The results show a decrease trend by equation Y line = 101.6 to 8.6 x. The highest proportion of patients in 2007 as 26.39%, ages> 40 years (84%), women (100%), Bataknese (51.9%), Islam (70.8%), High School (58.5%) , housewive (55.7%), married (98.1%), residence on Medan (64.2%), the main complaintment of lumps in breast/axilla area (39.6%), stage IIIB (34% ), chemotherapy (49.1%), the source cost of ASKES (57.5%), length of treatment on average 7.74 days, home ambulatory (80.2%). The results of statistical tests improve there is no difference between age based on clinical stage (p = 0.462), average length of treatment with clinical stage (p = 0.093). There is a difference between the average treatment time - flat with the type of medical management (p = 0.000).

Women aged >40 years are advised to perform breast self-examination and encoraged a self-defined to the hospital or doctor if it is encountered a lump in breast/axilla area. Dr. Pirngadi general hospital Medan is suggested to complete the breast cancer patient status card include family history of disease sufferers.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

1. Nama : May Laura Situmorang

2. Tempat/ Tanggal Lahir : Simanampang / 13 Mei 1990

3. Agama : Kristen Protestan

4. Anak Ke : 2 dari 2 bersaudara 5. Status Pernikahan : Belum menikah

6. Nama Ayah : Jonner Situmorang (Alm.) 7. Nama Ibu : Rosma Pinta Sihotang

8. Alamat : Sihotang, Kec. Harian, Samosir, Sumatera Utara 9. Riwayat Pendidikan

a. Tahun 1995 – 2001 : SD Negeri 173794 Simarsoittoba, Sihotang b. Tahun 2001 – 2004 : SMP Negeri 3 Harian, Sihotang

c. Tahun 2004 – 2007 : SMA Negeri 1 Pangururan

d. Tahun 2007 – 2012 : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan 10. Riwayat Organisasi

a. Tahun 2010 : Anggota Komisi Keuangan dan Peralatan UKM POMK FKM USU

b. Tahun 2011 : Timkord Komisi Kelompok Kecil UKM POMK FKM USU


(7)

KATA PENGANTAR

Segala pujian dan ucapan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan pertolonganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik yang berjudul : “Karakteristik Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010” yang merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada orang tua terkasih R. br Sihotang yang penuh cinta membesarkan penulis serta memberikan doa, nasihat dan dukungan kepada penulis selama ini.

Pada kesempatan ini penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. dr. Sorimuda Sarumpaet, MPH selaku dosen pembimbing I dan kepada Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes selaku Ketua Departemen Epidemiologi FKM USU dan dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada Bapak dr. Mhd. Makmur Sinaga, M.S selaku dosen penguji I dan kepada Bapak Drs. Jemadi, M.Kes selaku dosen penguji II yang telah memberikan masukan dan pengarahan untuk penyempurnaan skripsi ini.

Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Yusniwarti Yusad, M.Si selaku dosen Penasehat Akademik, yang selama masa pendidikan di kampus FKM telah membimbing penulis.


(8)

3. Ibu Ratna Tumanggor serta seluruh dosen dan staf di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

4. Direktur Utama dan Kepala Instalasi Rekam Medik dan staf Rekam Medik RSU Dr. Pirngadi Medan yang telah membantu penulis selama penelitian.

5. Kakak semata wayang k’Grace, ST untuk doa dan motivasi yang diberikan kepada penulis.

6. Teman-teman Green Apostle (K’ Roma, Arda, Ester) dan adik-adikku Teleia Khara (Bertha, Fida, Tari, Ria, Riska, Ross) juga Frans, Martin, Natal, Raja. Terima kasih untuk doa, motivasi dan bantuan yang diberikan kepada penulis. 7. Temanku Agustini, Berlina, Grace, Ayeth, Lia, Arnold, Feri Fadli dan

teman-teman peminatan Epidemiologi 2007 yang lain. Terima kasih telah membantu dan memotivasi penulis saat menghadapi kesulitan dalam penyusunan skripsi, dan untuk kebersamaan selama ini. Juga kepada teman-teman di UKM POMK FKM USU untuk doa, dukungan dan kebersamaan selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, April 2012 Penulis,


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan ... i

Abstrak ... ii

Daftar Riwayat Hidup ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar ... xii

Daftar Lampiran ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 3

1.3.Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1. Tujuan Umum ... 3

1.3.2. Tujuan Khusus ... 4

1.4.Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1.Anatomi Payudara ... 6

2.2.Pengertian Kanker dan Kanker Payudara ... 7

2.3.Gejala ... 8

2.4.Stadium ... 9

2.5.Epidemiologi ... 13

2.5.1. Distribusi dan Frekuensi ... 13

2.5.2. Determinan ... 13

2.6.Pencegahan ... 15

2.6.1. Pencegahan Primer ... 15

2.6.2. Pencegahan Sekunder ... 20

2.6.3. Pencegahan Tersier ... 24

2.7.Pengobatan/Penatalaksanaan Medis ... 24

2.7.1. Operasi (Pembedahan) ... 25

2.7.2. Kemotrapi ... 26

2.7.3. Radioterapi (Penyinaran) ... 27

2.7.4. Terapi Hormon ... 28

BAB III KERANGKA KONSEP ... 29

3.1.Kerangka Konsep ... 29

3.2.Defenisi Operasional ... 30

BAB IV METODE PENELITIAN ... 34

4.1.Jenis Penelitian ... 34


(10)

4.3.Populasi dan Sampel ... 34

4.4.Cara Pengumpulan Data ... 35

4.5.Pengolahan dan Analisa Data ... 35

BAB V HASIL PENELITIAN ... 36

5.1.Gambaran umum RSU Dr. Pirngadi medan ... 36

5.2.Proporsi penderita kanker payudara berdasarkan data lima tahun ... 38

5.3.Karakteristik Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010... 38

5.3.1. Sosiodemografi ... 38

5.3.2. Keluhan Utama ... 40

5.3.3. Stadium Klinik ... 41

5.3.4. Jenis Penatalaksanaan Medis ... 41

5.3.5. Sumber Biaya ... 42

5.3.6. Lama Rawatan Rata-rata ... 42

5.3.7. Keadaan Sewaktu Pulang ... 43

5.4.Analisa Statistik ... 43

5.4.1. Umur Berdasarkan Stadium Klinik ... 43

5.4.2. Jenis Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Stadium Klinik ... 44

5.4.3. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Stadium Klinik ... 44

5.4.4. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Penatalaksanaan Medis ... 45

5.4.5. Jenis Penatalaksanaan Medis Berdasarkan sumber Biaya... 46

5.4.6. Jenis Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 47

5.4.7. Stadium Klinik Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 48

BAB VI PEMBAHASAN ... 49

6.1.Analisa Kecenderungan Penderita Kanker payudara yang Dirawat Inap Berdasarkan Tahun di RSU Dr. Pirngadi Medan ... 49

6.2.Distribusi Proporsi Penderita Kanker payudaraBerdasarkan Sosiodemografi ... 50

6.2.1. Umur... 50

6.2.2. Suku ... 51

6.2.3. Agama ... 52

6.2.4. Pendidikan ... 53

6.2.5. Pekerjaan ... 54

6.2.6. Status Perkawinan ... 55

6.2.7. Tempat Tinggal ... 56

6.3.Distribusi Penderita Kanker payudaraBerdasarkan Keluhan Utama ... 57


(11)

6.4.Distribusi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Stadium

Klinik ... 58

6.5.Distribusi Penderita Kanker payudaraBerdasarkan Jenis Penatalaksanaan Medis ... 59

6.6.Distribusi Penderita Kanker payudaraBerdasarkan Jenis Sumber Biaya ... 60

6.7.Distribusi Penderita Kanker payudaraBerdasarkan Lama Rawatan Rata-rata ... 61

6.8.Distribusi Penderita Kanker payudaraBerdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 62

6.9.Analisa Statistik ... 63

6.9.1. Umur Berdasarkan Stadium Klinik ... 63

6.9.2. Jenis Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Stadium Klinik ... 64

6.9.3. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Stadium Klinik ... 66

6.9.4. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Penatalaksanaan Medis ... 67

6.9.5. Jenis Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Sumber Biaya... 68

6.9.6. Jenis Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 69

6.9.7. Stadium Klinik Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 70

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

7.1.Kesimpulan ... 72

7.2.Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat

di RSU Dr. Pirngadi Medan Berdasarkan Data Lima Tahun ... 38 Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat

Inap Berdasarkan Sosiodemografi di RSU Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2009-2010 ... 38 Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat

Inap Berdasarkan Keluhan Utama di RSU Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2009-2010 ... 40 Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat

Inap Berdasarkan Stadium Klinik di RSU Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2009-2010 ... 41 Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kanker Payudara yang

Dirawat Berdasarkan Jenis Penatalaksanaan Medis di RSU

Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 41 Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat

Inap Berdasarkan Sumber Biaya di RSU Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2009-2010 ... 42 Tabel 5.7. Distribusi Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Kanker

Payudara yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2009-2010 ... 42 Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat

Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2005-2011 ... 43 Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Stadium Klinik di RSU

Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 43 Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Jenis Penatalaksanaan Medis Berdasarkan

Stadium Klinik di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 44 Tabel 5.11. Distribusi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Stadium

Klinik di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010... 44 Tabel 5.12. Distribusi Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker Payudara

Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RSU Dr. Pirngadi

Medan Tahun 2009-2010 ... 45 Tabel 5.13. Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan


(13)

Tabel 5.14. Distribusi Proporsi Jenis Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun

2009-2010 ... 47 Tabel 5.15. Distribusi Proporsi Stadium Klinik Penderita Kanker Payudara

Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSU Dr. Pirngadi


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 6.1. Diagram Garis Kecenderungan Kunjungan Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi

Medan Berdasarkan Data Tahun 2006-2010 ... 49 Gambar 6.2. Diagram Pie Umur Penderita Kanker Payudara yang

Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 50 Gambar 6.3. Diagram Batang Suku Penderita Kanker Payudara yang

Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 51 Gambar 6.4. Diagram Pie Agama Penderita Kanker Payudara yang

Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 52 Gambar 6.5. Diagram Pie Pendidikan Penderita Kanker Payudara yang

Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 53 Gambar 6.6. Diagram Batang Pekerjaan Penderita Kanker Payudarayang

Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 54 Gambar 6.7. Diagram Pie Status Perkawinan Penderita Kanker Payudara

yang Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 55 Gambar 6.8. Diagram Pie Tempat Tinggal Penderita Kanker Payudara

yang Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 56 Gambar 6.9. Diagram Batang Keluhan Utama Penderita Kanker

Payudara yang Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun

2009-2010 ... 57 Gambar 6.10. Diagram Pie Stadium Klinik Penderita Kanker Payudara

yang Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 58 Gambar 6.11. Diagram Jenis Penatalaksanaan Medis Penderita Kanker

Payudara yang Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun

2009-2010 ... 59 Gambar 6.12. Diagram Pie Sumber Biaya Penderita Kanker Payudara

yang Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 ... 60 Gambar 6.13. Diagram Pie Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Kanker

Payudara yang Dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun


(15)

Gambar 6.14. Diagram Batang Umur Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Stadium Klinik di RSU Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2009 – 2010 ... 63 Gambar 6.15. Diagram Batang Jenis Penatalaksanaan Medis Penderita

Kanker Payudara Berdasarkan Stadium Klinik di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009 – 2010 ... 64 Gambar 6.16. Diagram Batang Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker

Payudara Berdasarkan Stadium Klinik di RSU Dr. Pirngadi

Medan Tahun 2009 – 2010 ... 66 Gambar 6.17. Diagram Batang Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker

Payudara Berdasarkan Jenis Penatalaksanaan Medis di RSU

Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009 – 2010 ... 67 Gambar 6.18. Diagram Batang Jenis Penatalaksanaan Medis Penderita

Kanker Payudara Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di

RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009 – 2010 ... 68 Gambar 6.19. Diagram Batang Jenis Penatalaksanaan Medis Penderita

Kanker Payudara Berdasarkan Sumber Biaya di RSU Dr.

Pirngadi Medan Tahun 2009 – 2010 ... 69 Gambar 6.20. Diagram Batang Stadium Klinik Penderita Kanker Payudara

Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSU Dr. Pirngadi


(16)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Perhitungan Metode Least Square

Lampiran 2 Master Data

Lampiran 3 Output Pengolahan Data

Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian di RSU Dr. Pirngadi Medan Lampiran 5 Surat Pemberitahuan Selesai Penelitian


(17)

ABSTRAK

Kanker payudara adalah karsinoma yang berasal dari duktus atau labulus payudara. Kanker payudara merupakan jenis kanker yang umum terjadi pada wanita. Walaupun jarang, laki-laki pun bisa terkena kanker payudara. Data dari rekam medik RSU Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2009-2010 terdapat 106 kasus kanker payudara yang dirawat inap.

Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker payudara rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2010 dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series. Populasi dan sampel berjumlah 106 orang (total sampling). Data diperoleh dari rekam medik, analisa data dengan uji Chi-square dan Anova.

Hasil penelitian menunjukkan penurunan trend menurut garis persamaan Y = 101,6–8,6x. Proporsi penderita tertinggi pada tahun 2007 yaitu 26,39%, umur >40 tahun (84%), perempuan (100%), Batak (51,9%), Islam (70,8%), SMA (58,5%), ibu rumah tangga (55,7%), kawin (98,1%), tempat tinggal kota Medan (64,2%), keluhan utama benjolan pada payudara/ketiak (39,6%), stadium III B (34%), Kemoterapi (49,1%), sumber biaya Askes (57,5%), lama rawatan rata-rata 7,74 hari, pulang berobat jalan (80,2%). Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan antara umur berdasarkan stadium klinis (p=0,462), lama rawatan rata – rata dengan stadium klinik (p=0,093). Ada perbedaan antara lama rawatan rata – rata dengan jenis penatalaksanaan medis (p=0,000).

Kepada wanita usia >40 tahun disarankan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri dan segera memeriksakan diri ke rumah sakit atau dokter bila menemukan benjolan di payudara/ketiak. Kepada pihak RSUD Dr. Pirngadi Medan disarankan agar melengkapi sistem pencatatan kartu status penderita kanker payudara meliputi riwayat penyakit keluarga penderita.

Kata kunci: Kanker payudara, Karakteristik Penderita, Pemeriksaan payudara sendiri


(18)

ABSTRACT

Breast cancer is carcinoma derived from breast ducts or labullus. Breast cancer is a common type of cancer that occurs in women. Although rare, men can suffer breast cancer. Data from medical record of Dr. Pirngadi general hospital Medan in 2009-2010 there were 106 cases of breast cancer which hospitalized.

To know the characteristics of hospitalized patients with breast cancer in Dr. Pirngadi general hospital Medan in 2009-2010 it is conducted a descriptive research with case series design. Population and sample totaled as 106 people (total sampling). Data obtained from medical records, data analyzed by Chi-square test and Anova.

The results show a decrease trend by equation Y line = 101.6 to 8.6 x. The highest proportion of patients in 2007 as 26.39%, ages> 40 years (84%), women (100%), Bataknese (51.9%), Islam (70.8%), High School (58.5%) , housewive (55.7%), married (98.1%), residence on Medan (64.2%), the main complaintment of lumps in breast/axilla area (39.6%), stage IIIB (34% ), chemotherapy (49.1%), the source cost of ASKES (57.5%), length of treatment on average 7.74 days, home ambulatory (80.2%). The results of statistical tests improve there is no difference between age based on clinical stage (p = 0.462), average length of treatment with clinical stage (p = 0.093). There is a difference between the average treatment time - flat with the type of medical management (p = 0.000).

Women aged >40 years are advised to perform breast self-examination and encoraged a self-defined to the hospital or doctor if it is encountered a lump in breast/axilla area. Dr. Pirngadi general hospital Medan is suggested to complete the breast cancer patient status card include family history of disease sufferers.


(19)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.1 Pencapaian derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat melalui upaya kesehatan yang terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.2

Masalah yang sedang dihadapi masa kini dalam bidang pengendalian penyakit dan lingkungan adalah transisi demografi dan transisi epidemiologi, serta perubahan lingkungan yang akan sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat di Indonesia.3

Dari 57 juta kematian global tahun 2008, 36 juta (63%) disebabkan oleh penyakit tidak menular (PTM). Empat penyakit utama adalah kardiovaskular 17 juta kematian (48%), kanker 7,6 juta kematian (21%), penyakit paru-paru kronis 4,2 juta kematian (12%) dan diabetes 1,3 juta kematian (4%). Hampir 80% kematian karena PTM terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah dengan sekitar 29% kematian terjadi sebelum usia 60 tahun.5

Di Indonesia proporsi angka kematian akibat PTM meningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 49,9% pada tahun 2001 dan 59,5% pada tahun 2007. Penyebab kematian tertinggi dari seluruh penyebab kematian adalah stroke (15,4%), disusul hipertensi, diabetes, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis.4


(20)

Di dunia, diperkirakan 7,6 juta orang meninggal akibat kanker pada tahun 2005 (WHO,2005).6 Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 menunjukkan prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 4,3 per 1.000 penduduk. Prevalensi tumor/kanker lebih tinggi pada perempuan (5,7 per 1.000 penduduk) dibandingkan laki-laki (2,9 per 1.000 penduduk). Kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7%) setelah stroke, TB, hipertensi, cedera, perinatal, dan DM.7

Kanker payudara adalah kanker paling umum terdapat pada wanita di seluruh dunia, mencakup 16% dari semua kanker wanita.8 Berdasarkan data Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2008, kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh kanker pada perempuan di dunia dengan insidens rate 39 per 100.000 penduduk. Insidens rate bervariasi, 19,3 per 100.000 perempuan di Timur Afrika; 89,7 per 100.000 perempuan di Eropa Barat; tinggi (>80 per 100.000 perempuan) di negara berkembang dan rendah (<40 per 100.000 perempuan) di sebagian besar negara yang sedang berkembang.9

Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim (11,78%).10

Tingkat kelangsungan hidup kanker payudara sangat bervariasi di seluruh dunia, mulai dari ≥80% di Amerika Utara, Swedia dan Jepang; sekitar 60% di negara -negara berpenghasilan menengah dan <40% di -negara--negara berpenghasilan rendah. Rendahnya kelangsungan hidup di negara-negara kurang berkembang dapat dijelaskan terutama oleh kurangnya program deteksi dini, yang berakibat tingginya


(21)

proporsi perempuan dengan penyakit stadium akhir, serta oleh kurangnya diagnosis yang adekuat dan fasilitas pengobatan.8

Data dari Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta pada tahun 2007 kanker payudara menempati urutan pertama dari 10 besar kanker tersering yang dirawat jalan (kasus baru) dengan jumlah 437 (34,6%) kasus dari 1.264 kasus kanker yang dirawat jalan.12

Penelitian Dewinta AM tahun 2000-2004 di Rumah Sakit Tembakau Deli PTPN II Medan tercatat sebanyak 116 kasus kanker payudara rawat inap dan penelitian Nurmaya tahun 2003-2007 di RS Santa Elisabeth Medan tercatat sebanyak 170 kasus kanker payudara rawat inap.13,14 Data yang diperoleh dari rekam medik RSU Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2009-2010 terdapat 106 kasus kanker payudara rawat inap.

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita kanker payudara yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2010.

1.2. Rumusan Masalah

Belum diketahui karakteristik penderita kanker payudara yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2010.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker payudara yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2010.


(22)

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui trend penderita kanker payudara berdasarkan data lima tahun. b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan sosiodemografi yaitu umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan tempat tinggal.

c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan keluhan utama.

d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan riwayat keluarga.

e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan stadium klinik.

f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan jenis penatalaksanaan medis.

g. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan sumber biaya.

h. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita kanker payudara.

i. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

j. Untuk mengetahui distribusi proporsi umur penderita kanker payudara berdasarkan stadium klinik.

k. Untuk mengetahui distribusi proporsi jenis penatalaksanaan medis penderita kanker payudara berdasarkan stadium klinik.


(23)

l. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita kanker payudara berdasarkan stadium klinik.

m. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita kanker payudara berdasarkan jenis penatalaksanaan medis.

n. Untuk mengetahui distribusi proporsi jenis penatalaksanaan medis penderita kanker payudara berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

o. Untuk mengetahui distribusi proporsi jenis penatalaksanaan medis penderita kanker payudara berdasarkan sumber pembiayaan.

p. Untuk mengetahui distribusi proporsi stadium klinik penderita kanker payudara berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Memberikan informasi dan masukan mengenai penderita kanker payudara rawat inap bagi RSU Dr. Pirngadi Medan dalam upaya peningkatan pelayanannya.

1.4.2. Salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian bagi peneliti.

1.4.3. Sebagai masukan bagi peneliti lain yang ingin meneliti atau melanjutkan penelitian sejenis.


(24)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Payudara

Jaringan payudara dibentuk oleh glandula yang memproduksi air susu (lobulus) yang dialirkan ke puting (nipple) melalui duktus. Stuktur lainnya adalah jaringan lemak yang merupakan komponen terbesar, connective tissue, pembuluh darah dan saluran beserta kelenjar limfatik. Setiap payudara mengandung 15-20 lobus yang tersusun sirkuler. Jaringan lemak (subcutaneus adipose tissue) yang membungkus lobus memberikan bentuk dan ukuran payudara. Tiap lobus terdiri dari beberapa lobulus yang merupakan tempat produksi air susu sebagai respon dari signal hormonal. Terdapat 3 hormon yang mempengaruhi payudara yakni estrogen, progesteron dan prolaktin, yang menyebabkan jaringan glandular payudara dan uterus mengalami perubahan selama siklus menstruasi. Areola adalah area hiperpigmentasi di sekitar puting.15

Berikut ini adalah gambar anatomi payudara normal:

Sumber: http://www.cancer.gov/cancertopics/pdq/treatment/breast/Patient/page1


(25)

2.2. Pengertian Kanker dan Kanker Payudara

Kanker atau disebut juga neoplasma adalah suatu penyakit pertumbuhan sel karena di dalam organ tubuh timbul dan berkembang biak sel-sel baru yang tumbuh abnormal, cepat, dan tidak terkendali dengan bentuk, sifat dan gerakan yang berbeda dari sel asalnya, serta merusak bentuk dan fungsi organ asalnya. Sel kanker akan menyusup (invasif) ke jaringan sekitarnya, lalu membuat anak sebar (metastasis) ketempat yang lebih jauh melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Kanker dapat tumbuh disemua sel atau jaringan tubuh, seperti sel kulit, sel darah, sel otak, sel paru, sel hati, jaringan ikat, dsb.16 Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi (terjadi perubahan dalam bahan genetik sel yang disebabkan oleh karsinogen yang memancing sel menjadi ganas) dan promosi (sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas).6 Awal timbulnya kanker pada suatu jaringan tubuh disebut kanker primer. Adapun kanker yang timbul di tempat lain karena penyebaran kanker primer disebut kanker sekunder.16

Kanker payudara adalah karsinoma yang berasal dari duktus atau labulus payudara, merupakan masalah global dan isu kesehatan internasional yang penting.15 Kanker payudara merupakan jenis kanker yang umum terjadi pada wanita. Walaupun jarang, laki-laki pun bisa terkena kanker payudara.6 Karena kanker payudara jauh lebih umum pada wanita, banyak pria tidak menyadari bahwa mereka bisa mendapat penyakit ini. Hal ini menyebabkan penundaan diagnosis, dan akibatnya kanker tidak ditemukan sampai berkembang ke tahap selanjutnya.17. Perjalanan penyakitnya pada pria lebih cepat karena jaringan sekitar payudara tidaklah setebal pada wanita


(26)

sehingga pada tahap dini sudah melekat ke jaringan sekitarnya. Mungkin didapatkan benjolan atau pengeluaran darah dari puting susu atau terdapat tukak maligna. Pada perabaan jelas terdapat perlekatan. Tindakan terapi dan prognosis sama seperti pada wanita.23

2.3. Gejala

Gejala dan pertumbuhan kanker payudara ini tidak mudah dideteksi karena awal pertumbuhan sel kanker payudara juga tidak dapat diketahui dengan mudah. Seringkali gejalanya baru diketahui setelah stadium kanker berkembang agak lanjut.11 Penderita merasa sehat, tidak merasa nyeri, dan tidak terganggu aktifitasnya. Tanda yang mungkin dirasakan pada stadium dini adalah terasa benjolan kecil di payudara. Keluhan baru timbul bila penyakitnya sudah lanjut.16

Gejala yang dapat diamati antara lain sebagai berikut:15,16

i. Teraba benjolan pada payudara dengan atau tanpa rasa sakit. ii. Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya. iii. Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau diobati.

iv. Eksim pada puting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh walau diobati. v. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting atau keluar air susu pada

wanita yang tidak sedang hamil atau tidak sedang menyusui. vi. Puting susu tertarik ke dalam.

vii. Kulit payudara berubah di antaranya, mengerut seperti kulit jeruk (peau d’orange), melekuk ke dalam (dimpling).

viii. Payudara terasa panas, memerah dan bengkak.


(27)

2.4. Stadium18

Klasifikasi kanker payudara ditentukan berdasarkan TNM system dari UICC/AJC tahun 1997. Stadium klinik (cTNM) harus dicantumkan pada setiap diagnosa kanker payudara atau suspect kanker payudara:

Staging UICC 1997

T : Tumor

Tx :Tumor primer tidak bisa diketahui T0 :Tumor primer tidak teraba

Tis :Carsinoma insitu • Intra ductal carsinoma • Lobular carsinoma

Paget’s disease of the nipple dengan tidak ada tumor teraba T1 :Tumor ukuran sebesar < 2cm

• T1a Ø < 0,5cm

• T1b 0,5cm < Ø < 1cm • T1c 1cm < Ø < 2cm

T2 :Tumor > 2cm tetapi < 5cm T3 : Tumor > 5cm

T4 : Setiap T yang diekstensi ke kulit atau dinding dada • T4a : Ekstensi ke dinding dada

• T4b : Edema, peau d’orange, ulserasi kulit dan satelite nodule daerah pada payudara yang sama


(28)

• T4c : Kedua-duanya T4a dan T4b • T4d : Mastitis karsinomatosa N : KGB Regional

N : N tidak dapat ditentukan

N0 : Tidak ada metastase KGB regional

N1 : Metastase pada KGB ketiak ipsilateral dan mobil (tidak terfixir)

N2 : Metastase pada KGB ketiak ipsilateral dan terfixir satu sama lain atau ke struktur lain

N3 : Metastase pada KGB mammary interna ipsilateral M : Metastase jauh

Mx : Adanya metastase jauh tidak dapat diketahui M0 : Tidak ada metastase jauh

M1 : Ada metastase jauh (termasuk metastase pada KGB supra klav. ipsilateral) Group Stadium

Stadium 0 : Tis N0 M0 Stadium I : T1 N0 M0

Stadium IIA : T0 N1 M0

T1 N1 M0

T2 N0 M0

Stadium IIB : T2 N1 M0

T3 N0 M0


(29)

T1 N2 M0

T2 N2 M0

T3 N1 M0

T3 N2 M0

Stadium IIIB : T4 Any N M0

Any T N3 M0

Stadium IV : Any T Any N M1

Klasifikasi tersebut diringkaskan sebagai berikut: 24

Stadium I: Tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau tidak ada penyebaran luas

Stadium IIA: Tumor kurang dari 5 cm, tanpa

keterlibatan LN, tidak ada penyebaran jauh.

Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan

LN.

Stadium IIB: Tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN.


(30)

Stadium IIIA: Tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Semua tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh.

Stadium IIIB: Semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit. Semua tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN supraklavikular.

Stadium IV: Semua tumor dengan metastasis jauh.

Sumber

Bagian Patologi Anatomi FK UI membagi stadium klinik kanker payudara atas stadium dini dan lanjut. Yang termasuk stadium dini adalah stadium I, stadium II dan stadium IIIA, sedangkan yang termasuk stadium lanjut adalah stadium IIIB dan stadium IV.36


(31)

2.5. Epidemiologi

2.5.1. Distribusi dan Frekuensi

Jumlah penderita kanker payudara di seluruh dunia terus mengalami peningkatan, baik pada daerah dengan insiden tinggi di negara-negara barat maupun pada insiden rendah seperti di banyak daerah di Asia.18 Di Indonesia angka kejadian 36,2 per 100.000 perempuan; Inggris 89,1 per 100.000 perempuan; Australia 84,8 per 100.000 perempuan; Singapura 59,9 per 100.000 perempuan; Malaysia 37 per 100.000 perempuan; Myanmar 32,5 per 100.000 perempuan; Timor Leste 29,6 per 1000.000 perempuan.9

Angka kejadian kanker payudara terbanyak setelah umur 50 tahun dan jarang pada umur sebelum 30 tahun. Pada golongan umur lebih lanjut seolah-olah kanker ini jarang dijumpai karena populasi wanita pada golongan umur lebih lanjut tersebut menurun.20

Insiden kanker payudara pada pria dibandingkan dengan wanita adalah 1:100.23 Insiden rate kanker payudara pada laki-laki di Amerika Serikat adalah 1,09 per 100.000 laki-laki sedangkan insiden rate pada wanita adalah 125,10 per 100.000 wanita. 25 Hasil penelitian Nourma Yenti L. Gaol di RS Dr. Pirngadi Medan, proporsi kanker payudara pada laki-laki adalah 2% dari 148 kasus.26

2.5.2. Determinan

Penyebab pasti dari kanker payudara belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor resiko yang bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker payudara.


(32)

Beberapa alasannya sebagai berikut:15,16 a. Faktor umur

Semakin bertambahnya umur meningkatkan resiko kanker payudara. Wanita paling sering terserang kanker payudara adalah usia di atas 40 tahun. Wanita berumur di bawah 40 tahun juga dapat terserang payudara, namun resikonya lebih rendah dibandingkan wanita di atas 40 tahun.29

b. Jenis kelamin

Kanker payudara pada pria (male breast cancer) jarang terjadi. Kanker payudara pria paling sering terjadi pada pria antara usia 60 dan 70 tahun. 27. Insiden kanker payudara pada pria dibandingkan dengan wanita adalah 1:100.23

c. Riwayat keluarga

Riwayat keluarga ada yang menderita kanker payudara pada ibu, saudara perempuan, kakak/adik risikonya 2-3 kali lebih tinggi.

d. Faktor hormon

Faktor hormon merupakan faktor yang banyak berpengaruh pada timbulnya kanker payudara, seperti mendapat haid pertama (menarke) kurang dari 12 tahun risikonya 1,7-3,4 kali lebih tinggi daripada wanita dengan menarke yang datang pada usia normal atau lebih dari 12 tahun, mati haid (menopause) setelah umur 55 tahun risikonya 2,5-5 kali lebih tinggi, tidak menikah /nullipara atau tidak pernah melahirkan anak risikonya 2-4 kali lebih tinggi daripada wanita yang kawin dan punya anak, melahirkan anak pertama setelah umur 35 tahun risikonya 2 kali lebih besar, dan tidak pernah menyusui anak risikonya lebih tinggi untuk mendapat kanker payudara.


(33)

e. Pernah mengalami infeksi, trauma/benturan, operasi payudara akibat tumor jinak (kelainan fibrikostik dan fibroadenoma) atau tumor ganas payudara kontralateral risikonya 3-9 kali lebih besar.

f. Pernah menggunakan obat hormonal yang lama, seperti terapi sulih hormon atau hormonal replacement therapy (HRT), dan pengobatan kemandulan.

g. Pernah mengalami operasi ginekologis-tumor ovarium, risikonya 3-4 kali lebih tinggi.

h. Pemakaian kontrasepsi oral pada penderita tumor payudara jinak seperti kelainan fibrokistik yang ganas akan meningkatkan risiko untuk mendapatkan kanker payudara 11 kali lebih tinggi.

i. Pernah mendapat radiasi sebelumnya pada payudara atau dinding dada, misalnya untuk pengobatan keloid risikonya 2-3 kali lebih tinggi.

j. Perubahan gaya hidup: diet tinggi kalori, diet tinggi lemak, konsumsi alkohol & merokok dan obesitas pada menopause.

2.6. Pencegahan

2.6.1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer ialah usaha untuk mencegah timbulnya kanker dengan menghilangkan dan/atau melindungi tubuh dari kontak dengan karsinogen dan faktor-faktor yang dapat menimbulkan kanker.21

Ada beberapa cara untuk pencegahan primer kanker payudara antara lain:11,16 a. Penggunaan obat-obat hormonal harus dengan sepengetahuan dokter.


(34)

b. Wanita dengan riwayat keluarga menderita kanker payudara atau yang berhubungan, jangan menggunakan alat kontrasepsi yang mengandung hormon seperti pil, suntikan dan susuk KB.

c. Lakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap bulan. Bagi wanita beresiko tinggi, lakukan juga pemeriksaan mammografi secara berkala, terutama pada usia di atas 49 tahun.

Hampir setiap kanker payudara ditemukan pertama kali oleh penderita sendiri daripada oleh dokter. Karena itu, wanita harus mewaspadai setiap perubahan yang terjadi pada payudara. Ternyata 75-85% keganasan payudara ditemukan pada saat dilakukan pemeriksaan payudara sendiri. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah pemeriksaan yang mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk mencari benjolan atau kelainan lainnya. Pemeriksaan ini dilakukan secara rutin setelah haid, sekitar 1 minggu dari hari terakhir haid. Bila sudah menopause, lakukan pada tanggal tertentu setiap bulannya. Jika ditemukan benjolan di payudara, segera hubungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.16

Berikut pemeriksaan payudara sendiri yang dapat dilakukan: 19,22 c.1. Pada Waktu Mandi

Periksalah payudara anda pada waktu sedang mandi (bath or shower); tangan anda lebih mudah digerakkan pada kulit yang basah. Telapak tangan digerakkan dengan lembut kesetiap bagian dari masing-masing payudara. Gunakan tangan kanan untuk memeriksa payudara kiri dan tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan. Periksa adanya gumpalan, simpul yang keras atau penebalan.


(35)

Sumber: http://www.runforthecure.org/en/self-examination Gambar 2.2. Pemeriksaan payudara sendiri pada waktu mandi c.2. Posisi Berdiri

i. Berdirilah di depan cermin. Periksa payudara terhadap segala sesuatu yang tidak lazim, perhatikan adanya rabas dari puting susu, keriput, dimpling, atau kulit mengelupas.

ii. Angkat tangan anda ke belakang kepala dan lipat tangan anda di belakang kepala anda. Perhatikan setiap perubahan kontur dari payudara anda.

iii. Selanjutnya letakkan tangan anda di pinggang, tekan tangan anda dengan kuat pada pinggang anda dan agak membungkuk ke arah cermin sambil menarik bahu dan siku anda ke arah depan. Perhatikan setiap perubahannya.

iv. Angkat lengan kiri anda. Gunakan 3 atau 4 jari tangan kanan anda untuk meraba payudara kiri anda dengan kuat, hati-hati,dan menyeluruh. Mulailah pada bagian atas paling luar dari payudara kiri anda di jam 12, kemudian digerakkan ke arah jam 1, gerakan diteruskan sampai kembali ke jam 12. Tonjolan dari jaringan yang pada lengkung bawah dari masing-masing payudara adalah normal. Kemudian gerakan dipindah sejauh 1 inci, ke arah


(36)

papilla mammae, tetap secara melingkar, untuk memeriksa setiap bagian payudara anda termasuk papilla mammae. Pemeriksaan ini paling sedikit membutuhkan 3 gerakan melingkar. Berikan perhatian khusus pada area diantara payudara dan dibawah lengan, termasuk bagian di bawah lengan itu sendiri. Rasakan adanya benjolan atau massa yang tidak lazim dibawah kulit. v. Dengan perlahan remas puting susu dan perhatikan terhadap adanya rabas.

Jika anda mengeluarkan rabas dari puting susu, yang terjadi ketika anda sedang atau tidak melakukan pemeriksaan payudara sendiri, temuilah dokter anda. Lakukan hal yang sama pada payudara kanan anda.

Sumber: http://visualsonline.cancer.gov


(37)

c.3. Posisi Berbaring

Berbaringlah mendatar telentang dengan lengan kiri anda di bawah kepala anda dan sebuah bantal atau handuk yang dilipat di bawah bahu kiri anda (posisi ini akan mendatarkan payudara anda dan memudahkan anda untuk memeriksanya). Lakukan gerakan melingkar yang sama seperti pada langkah 4 dan 5 dari posisi berdiri. Lakukan hal yang sama pada payudara kanan anda.

Sumber: http://visualsonline.cancer.gov

Gambar 2.4. Pemeriksaan payudara sendiri pada posisi berbaring

d. Memberikan air susu ibu (ASI) pada anak selama mungkin dapat mengurangi risiko terkena kanker payudara. Hal ini disebabkan selama proses menyusui, tubuh akan memproduksi hormon oksitosin yang dapat mengurangi produksi hormon estrogen. Hormon estrogen dianggap memegang peranan penting dalam perkembangan sel kanker payudara.

e. Menjaga kesehatan dengan mengonsumsi buah dan sayuran segar. Kedelai beserta produk olahannya mengandung fitoestrogen bernama genistein yang dapat menurunkan kejadian kanker payudara.


(38)

f. Hindari makanan yang banyak mengandung protein dan lemak tinggi, makanan yang diolah dengan suhu tinggi (cepat saji/junk food), mengandung pemanis/pewarna/pengawet yang berlebihan.

g. Jangan merokok, hindari konsumsi alkohol.

2.6.2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder berupa usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan lebih lanjut akibat kanker dengan mengidentifikasi kelompok populasi beresiko tinggi terhadap kanker, skrining populasi tertentu, dan deteksi dini kanker pada individu yang tanpa gejala.16

Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah: a. Pemeriksaan Klinik (Anamnesa) 18

Anamnesa, antara lain:

a.1. Keluhan di payudara atau ketiak dan riwayat penyakitnya: Benjolan di payudara, kecepatan tumbuh dengan atau tanpa rasa sakit, nipple discharge, nipple retraksi, krusta, kelainan kulit, dimpling, peau d’orange, ulserasi, venektasi, benjolan ketiak dan edema lengan.

a.2. Keluhan di tempat lain yang berhubungan dengan metastase, antara lain nyeri tulang (vertebra, femur), sesak; dan faktor resiko.

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis baik inspeksi ataupun palpasi. Inspeksi dilakukan dengan posisi duduk dan pakaian atas/bra dilepas. Identifikasi dilakukan saat lengan pasien disamping, lengan di atas kepala dan lengan


(39)

kacak pinggang. Palpasi parenkim dilakukan dengan posisi pasien supine dan ipsilateral lengan diletakkan di belakang kepala. Jaringan subareolar dan masing-masing kuadran dari kedua payudara dipalpasi secara sistematis, menyeluruh dan overlap baik secara sirkuler ataupun radier. Pemeriksaan ini mempunyai akurasi untuk membedakan ganas atau jinak sekitar 60%-80% (error 20% - 40%) oleh karenanya memerlukan pemeriksaan tambahan.15

Pameriksaan fisik, antara lain:18 b.1. Status generalis (Karnofski index)

b.2. Status lokalis: payudara kanan atau kiri atau bilateral, masa tumor (lokasi, ukuran, konsistensi, bentuk dan batas tumor, terfiksasi atau tidak ke kulit m.pektoral atau dinding dada)

b.3. Perubahan kulit (kemerahan, dimpling, edema, satelit nodul, peau d’orange, ulserasi)

b.4. Perubahan puting susu (tertarik, erosi, krusta, keluar cairan dari puting susu) b.5. Status kelenjar getah bening (KGB) aksila, KGB infra klavikula, KGB supra

klavikula (jumlah, ukuran, konsistensi, terfixir sesama/sekitar) b.6. Pemeriksaan pada daerah metastase (lokasi, bentuk, keluhan) c. Pemeriksaan Biopsi Jarum Halus

Pada pemeriksaan ini sitologi dilakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologik dicurigai ganas.18


(40)

d. Pemeriksaan Radiologik/Imaging

Pemeriksaan radiologik/imaging, antara lain Ultrasonografi (USG) payudara, Mammografi dan USG abdomen. Bilamana ada indikasi dilakukan Bone scanning, CT Scan.18

d.1. Ultrasonografi (USG) Payudara

Pemeriksaan ultrasonografi merupakan pemeriksaan yang sangat penting untuk menilai struktur lesi. Lesi solid atau kistik dapat dengan mudah diidenfifikasi dengan USG, selain itu ukuran lesi dapat lebih akurat dengan menggunakan USG. Pada gambaran mamografi dengan densitas fibroglanduler yang padat, pemeriksaan USG akan memberikan tambahan informasi untuk evaluasi struktur payudara. Oleh karena itu pemeriksaan mamografi dan USG payudara bersifat saling melengkapi untuk mendapatkan diagnosis yang optimal pada kelainan payudara.18 Penggunaan USG untuk tambahan mamografi meningkatkan akuransinya sampai 7,4%. Untuk pemeriksaan pasien muda (kurang dari 30 tahun). 15

d.2. Mamografi

Mamografi memegang peranan mayor dalam deteksi dini kanker payudara, sekitar 75% kanker terdeteksi paling tidak satu tahun sebelum ada gejala atau tanda. Lesi dengan ukuran 2 mm sudah dapat dideteksi dengan mamografi. Akurasi mamografi untuk prediksi malignansi adalah 70-80%. Namun akurasi pada pasien muda (kurang dari 30 tahun) dengan payudara yang padat adalah kurang. Terdapat 2 tipe pemeriksaan mamografi yaitu skrining dan dignosis. Skrining mamografi dilakukan pada wanita asimptomatik. Mamografi diagnosis dilakukan pada wanita yang simptomatik, tipe ini lebih rumit dan waktu lebih lama dibanding mamografi


(41)

skrining dan digunakan untuk menentukan ukuran yang tepat, lokasi abnormalitas payudara, evaluasi jaringan sekitar dan KGB sekitar payudara.15

d.3. Bone Scan, Foto Toraks, USG Abdomen

Pemeriksaan bone scan bertujuan untuk evaluasi metastasis di tulang. Pemeriksaan ini dianjurkan pada kasus advanced local disease, lymfe node metastasis, distant metastasis dan ada simptom pada tulang. Foto toraks dan USG abdomen rutin dilakukan untuk melihat adanya metastasis di paru, pleura, mediastinum dan organ viseral (terutama hepar).15

e. Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium, antara lain pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan kimia darah sesuai dengan perkiraan metastase, reseptor ER dan PR, tumor marker (hanya untuk di follow up).18

f. Pemeriksaan Histopatologik

Bahan pemeriksaan histopatologi diambil melalui:18 i. Biopsi eksisional dan potong beku untuk tumor <T2

ii. Biopsi insisional dan potong beku untuk tumor operabel >T2 sebelum operasi definitif dan untuk tumor inoperabel.

Biopsi pada payudara memberikan informasi sitologi atau histopatologi. Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) merupakan salah satu prosedur diagnosis awal, untuk evaluasi masa di payudara. Pemeriksaan ini sangat berguna terutama untuk evaluasi lesi kistik. Masa persisten atau rekkuren setelah aspirasi berulang adalah indikasi untuk biopsi terbuka (insisi atau eksisi). Namun, FNAB merupakan biopsi yang memberikan informasi sitologi, belum menjadi standar baku (gold


(42)

standar) untuk diagnosis definitif. Bila mampu dianjurkan triple diagnosis (klinis, mamografi, FNAB).15

g. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

MRI merupakan instrument yang sensitif untuk deteksi kanker payudara, karena itu MRI sangat baik untuk deteksi local reccurence pasca BCT atau augmentasi payudara dengan implant, deteksi multifocal cancer dan sebagai tambahan terhadap mamografi pada kasus tertentu. MRI sangat berguna dalam skrining pasien usia muda dengan densitas payudara yang padat yang memiliki resiko kanker payudara yang sangat tinggi. Sensitivitas MRI mencapai 98% tapi spesifitasnya rendah, biaya pemeriksaan mahal dan waktu pemeriksaan yang lama oleh karena itu MRI belum jadi prosedur rutin.15

2.6.3. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier adalah usaha untuk mencegah timbulnya komplikasi akibat kanker dan pengobatannya, serta mencegah kematian awal.16 Komplikasi apa yang mungkin akan timbul dapat diantisispasi kalau kita mengetahui jenis kanker itu, patologinya serta epidemiologinya. Pencegahan tersier itu kiranya hampir sama dengan terapi atau rehabilitasi kanker, hanya ditinjau dari sudut lain.21

2.7. Pengobatan/Penatalaksaan Medis

Pengobatan kanker payudara dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar berdasarkan cara bekerja dan waktu digunakan. Pengobatan kanker ada dua jenis, yaitu pengobatan lokal dan pengobatan sistemik. Pengobatan lokal digunakan untuk mengobati tumor tanpa mempengaruhi bagian tubuh lainnya. Contohnya,


(43)

operasi (pembedahan) dan radioterapi. Pengobatan sistemik merupakan pengobatan yang diberikan dalam aliran darah atau melalui mulut dan bergerak ke seluruh tubuh untuk mencapai sel-sel kanker yang mungkin telah menyebar ke luar payudara. Contoh pengobatan sistemik diantaranya kemoterapi, terapi hormon, dan target terapi.28

2.7.1. Operasi (Pembedahan) 15

Operasi merupakan modalitas utama untuk penatalaksanaan kanker payudara. Berbagai jenis operasi pada kanker payudara adalah Classic Radical Mastectomy (CRM), Modified Radical Mastectomy (MRM), Skin Sparing Mastectomy (SSM), Nipple Sparing Mastectomy (NSP), dan Breast Conserving Treatment (BCT). Jenis-jenis ini memiliki indikasi dan keuntungan serta kerugian yang berbeda-beda.

a. Classic Radical Mastectomy (CRM)

CRM adalah operasi pengangkatan seluruh jaringan payudara beserta tumor, nipple areola komplek, kulit diatas tumor, otot pektoralis mayor dan minor serta diseksi aksila level I-III. Operasi ini dilakukan bila ada infiltrasi tumor ke fasia atau otot pektoral tanpa ada metastasis jauh. Jenis operasi ini mulai ditinggalkan karena morbiditas tinggi sementara nilai kuratifitas sebanding dengan MRM.

b. Modified Radical Mastectomy (MRM)

MRM adalah operasi pengangkatan seluruh jaringan payudara beserta tumor, nipple areola kompleks, kulit di atas tumor dan faksia pektoral serta diseksi I-II.


(44)

Operasi ini dilakukan pada kanker payudara stadium dini dan lokal lanjut.merupakan jenis operasi yang banyak dilakukan. Kuratifitas sebanding dengan CRM.

c. Skin Sparing Mastectomy (SSM)

SSM adalah operasi pengangkatan seluruh jaringan payudara beserta tumor dan nipple aerola kompleks dengan mempertahankan kulit sebanyak mungkin serta diseksi aksila level I-II. Operasi ini harus disertai rekonstruksi payudara secara langsung yang umumnya adalah TRAM flap (transverse rektus abdominis musculotaneus flap), LD flap (latissimus dorsi flap) atau implant (silikon). Dilakukan pada tumor stadium dini dengan jarak tumor ke kulit jauh (>2 cm) atau stadium dini yang tidak memenuhi syarat untuk BCT.

d. Nipple Sparing Mastectomy (NSP)

NSP adalah operasi pengankatan seluruh jaringan payudara beserta tumor dengan mempertahankan nipple areola kompleks dan kulit serta diseksi aksila level I-II. Operasi ini, juga harus disertai rekonstruksi payudara secara langsung yang umumnya adalah TRAM flap (transverse rektus abdominis musculotaneus flap), LD flap (latissimus dorsi flap) atau implant (silikon). Dilakukan pada tumor stadium dini dengan ukuran 2 cm atau kurang, lokasi periper, secara klinis NAC tidak terlibat, kelenjar getah bening N0, hispatologi baik, dan potongan beku sub areola: bebas tumor.

e. Breast Conserving Treatment (BCT)

BCT adalah terapi yang komponennya terdiri dari lumpektomi atau segmentektomi atau kuadrantektomi dan diseksi aksila serta radioterapi. Jika terdapat fasilitas, lymphatic mapping dengan Sentinel Lymph Node Biopsi (SLNB) dapat


(45)

dilakukan untuk menggantikan diseksi aksila. Terapi ini memberikan survival yang sama dengan MRM namun rekkurrensinya lebih besar. Ada tiga syarat yang harus terpenuhi dalam pemilihan jenis terapi ini yakni tepi sayatan bebas tumor (dibuktikan dengan potong beku), radioterapi dapat dilakukan dan kosmetik bisa diterima.

2.7.2. Kemoterapi

Kemoterapi adalah penggunaan obat anti kanker (sitostatika) untuk mengahancurkan sel kanker. Obat ini umumnya bekerja dengan menghambat atau mengganggu sintesa DNA dalam siklus sel. Obat sitostatika dibawa melalui aliran darah atau diberikan langsung ke dalam tumor, jarang menembus bood-brain barrier sehingga obat ini sulit mencapai sistem syaraf pusat.15 Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang digunakan bila ada penyebaran sistemik, dan sebagai terapi ajuvan (tambahan). Kemoterapi ajuvan diberikan diberikan kepada pasien yang pada pemeriksaan histopatologik pasca bedah mastektomi ditemukan metastasis disebuah atau beberapa kelenjar. 23 Kemoterapi ajuvan bertujuan untuk membantu mencegah kekambuhan kanker. Biasanya akan diberikan lebih dari satu jenis obat selama dilakukan kemoterapi ajuvan. Contoh kombinasi obat kemoterapi yang diberikan adalah CMF (cyclophosphmide, methotrexate, dan 5-Fluorourasil), FAC (5-Fluorourasil, doxorubicin, dan cyclophosphmide), TAC (docetaxel. Doxorubicin, dan cyclophosphmide), GT (gemcitabine dan paclitaxel).28

2.7.3. Radioterapi

Radioterapi untuk kanker payudara biasanya digunakan sebagai terapi kuratif dengan mempertahankan mamma, dan sebagai terapi tambahan atau terapi paliatif. Radioterapi kuratif sebagai terapi tunggal lokoregional tidak begitu efektif,


(46)

tetapi sebagai terapi tambahan untuk tujuan kuratif pada tumor yang relatif besar berguna. 23 Radioterapi biasanya diberikan setelah operasi pembedahan lokal dan dapat diberikan setelah mastectomy untuk membunuh sel-sel kanker yang mungkin tersisa di jaringan sebelah payudara, seperti dinding dada atau kelenjar getah bening di dekatnya.28 Radioterapi paliatif dapat dilakukan dengan hasil baik untuk waktu terbatas bila kanker sudah tak mampu angkat secara lokal. 23 Radioterapi paliatif bertujuan meringankan gejala, misalnya: mengurangi rasa sakit, menghentikan perdarahan atau mengurangi kerusakan struktur saraf di sekitar tumor. Untuk tujuan ini, radioterapi diberikan dalam jangka pendek misalnya 1 hari atau 1-2 minggu.38 2.7.4. Terapi Hormon

Terapi hormon adalah terapi kanker yang umum digunakan bagi pasien yang memiliki reseptor hormon positif. Tidak efektif digunakan sebagai pengobatan sel-sel kanker yang memiliki reseptor hormon negatif. Penggunaan obat pada terapi hormon ditujukan untuk menggangu aktivitas hormon atau menghentikan produksi hormon. Terapi hormon juga dapat melibatkan pengangkatan kelenjar yang menghasilkan hormon.

Terapi hormon dapat diberikan sebelum atau setelah pengobatan primer. Terapi hormon yang diberikan sebelum pengobatan primer bertujuan untuk membunuh sel-sel kaker dan membantu efektivitas terapi primer. Sementara terapi hormon yang diberikan setelah pengobatan primer bertujuan untuk meningkatkan kemungkinan sembuh. Pada dasarnya ada tiga jenis golongan obat-obatan terapi hormon yang umum digunakan untuk mengobati kanker payudara, antaralain: Aromatase Inhibitor yaitu obat-obatan yang berfungsi mencegah tubuh menghasilkan


(47)

hormon estrogen; SERMs (Selective Estrogen Receptor Modulators) yaitu obat-obatan yang menghambat aktivitas hormon estrogen di dalam tubuh; dan ERDs (Estrogen Receptor Downregulators).28


(48)

BAB 3

KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Konsep

Karakteristik Penderita Payudara Sosiodemografi

Umur

Jenis kelamin Suku

Agama Pendidikan Pekerjaan

Status perkawinan Tempat tinggal Keluhan Utama Riwayat Keluarga Stadium Klinik

Jenis Penatalaksanaan Medis Sumber Biaya

Lama Rawatan Rata-rata Keadaan Sewaktu Pulang 3.2. Defenisi Operasional

3.2.1.Penderita kanker payudara adalah penderita yang dinyatakan menderita kanker payudara yang dirawat inap berdasarkan diagnosa dokter dan tercatat di kartu status.

3.2.2.Sosiodemografi

a. Umur adalah usia penderita kanker payudara sesuai yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas:29

1. ≤ 40 tahun 2. > 40 tahun


(49)

b. Jenis kelamin adalah jenis kelamin penderita kanker payudara sesuai yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas:

1. Laki-laki 2. Perempuan

c. Suku adalah ras atau etnik penderita kanker payudara yang tercatat di kartu status yang dikategorikan atas :

1. Batak 2. Jawa 3. Melayu 4. Aceh 5. Nias 6. Minang

d. Agama adalah kepercayaan yang dianut oleh penderita kanker payudara yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas:

1. Islam 2. Kristen 3. Hindu 4. Budha

e. Pendidikan adalah sekolah formal yang pernah diikuti oleh penderita kanker payudara sesuai yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas:

1. SD 2. SMP 3. SLTA

4. Akademi/Sarjana

f. Pekerjaan adalah kegiatan rutin yang dilakukan penderita kanker payudara untuk memenuhi kebutuhan hidup, sesuai dengan yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas:

1. PNS/Pensiunan 2. Ibu Rumah Tangga 3. Pegawai Swasta


(50)

4. Pelajar/Mahasiswa 5. Tidak bekerja

g. Status perkawinan adalah identitas penderita kanker payudara perihal kehidupan perkawinan sesuai yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas: 1. Kawin

2. Belum Kawin

h. Tempat tinggal adalah daerah dimana penderita kanker payudara menetap sesuai dengan yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas:

1. Medan 2. Luar Medan

3.2.3.Keluhan utama adalah keadaan yang dialami oleh penderita kanker payudara yang menyebabkan penderita datang berobat dan dirawat inap sesuai dengan yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas:

1. Benjolan pada payudara/ketiak 2. Luka/borok pada payudara

3. Benjolan+puting mengeluarkan darah/pus 4. Benjolan+bengkak pada tangan

5. Benjolan+borok/luka pada payudara 6. Benjolan+kelainan kulit

7. Benjolan+puting masuk ke dalam 8. Benjolan+borok/luka+kelainan kulit 9. Benjolan/luka+sesak nafas

3.2.4.Riwayat keluarga adalah riwayat tentang ada tidaknya keluarga penderita yang menderita kanker payudara sesuai dengan yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas:

1. Ada 2. Tidak ada


(51)

3.2.5.Stadium klinik adalah stadium atau keadaan penyakit penderita kanker payudara pada waktu diperiksa untuk mendapatkan pengobatan sesuai dengan yang tercatat di kartu status, yaitu:

1. Stadium I 2. Stadium II 3. Stadium IIIA 4. Stadium IIIB 5. Stadium IV

Dalam melakukan uji tabulasi silang, stadium klinis dikategorikan menjadi:36 1. Stadium dini (stadium I, II, dan IIIA)

2. Stadium lanjut (stadium IIIB dan IV)

3.2.6.Jenis penatalaksanaan medis adalah usaha yang dilakukan terhadap penderita sehubungan dengan tindakan penyembuhan sesuai dengan yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas:

1. Operasi 2. Kemoterapi

3. Operasi+Kemoterapi 4. Konservatif

Pengobatan konservatif adalah pengobatan yang diberikan di ruang rawat dan hanya untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan penderita bukan pengobatan yang spesifik untuk kanker payudara.

3.2.7.Sumber biaya adalah asal biaya yang digunakan penderita selama masa perawatan sesuai dengan yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas :

1. Askes 2. JPKMS 3. Provsu 4. Jamkesmas 5. Biaya sendiri


(52)

3.2.8.Lama rawatan rata-rata adalah lamanya penderita menjalani perawatan di RS dihitung sejak tanggal mulai dirawat sampai dengan tanggal keluar sesuai dengan yang tercatat di kartu status.

3.2.9.Keadaan sewaktu pulang adalah keadaan penderita kanker payudara sewaktu meninggalkan pelayanan rumah sakit sesuai dengan yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas :

1. Pulang berobat jalan (PBJ)

2. Pulang atas permintaan sendiri (PAPS) 3. Meninggal


(53)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan desain case series.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1.Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di RSU Dr. Pirngadi Medan dengan pertimbangan tersedianya data penderita kanker payudara rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2010.

4.2.2.Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan September-April 2012.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1.Populasi

Populasi adalah semua data penderita kanker payudara yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2010 sebanyak 106 kasus.

4.3.2.Sampel

Sampel adalah data penderita kanker payudara yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2010. Besar sampel sama dengan populasi (total sampling).


(54)

4.4. Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang tercatat di kartu status penderita kanker payudara rawat inap RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2010 yang diperoleh dari rekam medik.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Data yang dikumpulkan, dicatat dan diolah dengan menggunakan bantuan komputer kemudian dianalisa dengan analisa univariat dan dilanjutkan dengan analisa bivariat menggunakan Chi square dan Kruskal-Wallis. Hasil disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, diagram garis, diagram pie dan diagram batang.


(55)

BAB 5

HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum RSU Dr. Pirngadi Medan

Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan didirikan oleh Pemerintah Kolonial Belanda dengan nama Gemente Zieken Huis. Peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Maria Constantia Macky pada tanggal 11 Agustus 1928 dan diresmikan pada tahun 1930. Setelah masuknya Jepang ke Indonesia pada tahun 1942, rumah sakit ini diambil alih oleh bangsa Jepang dan berganti nama menjadi Syuritso Bysonoince dan pimpinannya dipercayakan kepada seorang putera Indonesia yaitu Dr. Raden Pirngadi Gonggo Putro. Pada tahun 1947 nama rumah sakit ini diganti menjadi Rumah Sakit Kota Medan yang dipimpin oleh Dr. Ahmad Sofyan. Semasa kepemimpinannya, rumah sakit ini berubah menjadi Rumah Sakit Umum Medan tahun 1952.

Sejak berdirinya FK USU tanggal 20 Agustus 1952, maka Rumah Sakit Umum Medan secara otomatis dipakai sebagai tempat kepaniteraan klinik para mahasiswa FK USU, walaupun penandatanganan perjanjian kerja sama antara FK USU dengan Rumah Sakit Umum Medan sebagai Teaching Hospital (RS Pendidikan) FK USU baru dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 1968.

Pada tahun 1979 sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara No.150 tahun 1979 tanggal 25 Juni 1979 RSU Pusat Propinsi Medan diberi nama RSU Dr. Pirngadi Medan.

Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, maka berdasarkan Perda Kota Medan No.30 tahun 2002 tanggal 6 September 2002 tentang Pembentukan Organisasi


(56)

dan Tata Kerja Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan sebutan dalam organisasi adalah Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan.

Sesuai dengan tugasnya RSU Dr. Pirngadi Medan melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan pencegahan akibat penyakit, pemulihan dan rujukan, dengan demikian RSU Dr. Pirngadi Medan mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Menyelengggarakan pelayanan medis

2. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis 3. Menyelenggarakan asuhan keperawatan

4. Menyelenggarakan pelayanan rujukan 5. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan 6. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan 7. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan

RSU Dr. Pirngadi Medan menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis yaitu:

1. Instalasi Patologi Klinik 2. Patologi Anatomi 3. Radiologi

4. Pelayanan Kedokteran Kehakiman 5. Instalasi Rehabilitasi Medik

6. Instalasi Gizi 7. Instalasi Farmasi


(57)

5.2. Proporsi Penderita Kanker PayudaraBerdasarkan Data Lima Tahun Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap

di RSU Dr. Pirngadi Medan Berdasarkan Data Lima Tahun

No Tahun f %

1 2006 74 19,53

2 2007 100 26,38

3 2008 99 26,12

4 2009 50 13,19

5 2010 56 14,78

Total 106 100

Berdasarkan tabel 5.1 di atas dapat dilihat bahwa, proporsi penderita kanker payudara rawat inap di RSU Dr. Pirngadi medan pada tahun 2006 terdapat 74 penderita kanker payudara (19,53%), tahun 2007 terdapat 100 penderita kanker payudara (26,38%), tahun 2008 terdapat 99 penderita kanker payudara (26,12%), tahun 2009 terdapat 50 penderita kanker payudara (13,19%), dan tahun 2010 terdapat 56 penderita kanker payudara (14,78%).

5.3. Karakteristik Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010

5.3.1. Sosiodemografi

Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010

No Sosiodemografi Jumlah

f %

1. Umur (tahun) ≤ 40 > 40

17 89

16,04 83,96

Total 106 100

2. Jenis Kelamin

Laki – laki Perempuan

0 106

0,00 100


(58)

3. Suku Batak Jawa Melayu Aceh Nias Minang 55 37 6 1 5 2 51,89 34,90 5,66 0,94 4,72 1,89

Total 106 100

4. Agama Islam Kristen Hindu Budha 75 31 0 0 70,75 29,25 0,00 0,00

Total 106 100

5. Pendidikan SD SMP SMA Akademi/Sarjana 7 13 62 24 6,61 12,26 58,49 22,64

Total 106 100

6. Pekerjaan

PNS/Pensiunan IRT Pegawai Swasta Pelajar/Mahasiswa Tidak Bekerja 41 59 4 1 1 38,68 55,66 3,78 0,94 0,94

Total 106 100

7. Status Perkawinan Kawin Belum Kawin 104 2 98,11 1,89

Total 106 100

8. Tempat Tinggal Medan Luar Medan 68 38 64,15 35,85

Total 106 100

Berdasarkan tabel 5.2 di atas dapat dilihat karakteristik penderita kanker payudara yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan berdasarkan sosiodemografi


(59)

(umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan daerah asal) adalah sebagai berikut : kelompok umur tertinggi adalah kelompok umur > 40 dengan proporsi 83,96% (89 kasus) dan terendah kelompok umur ≤ 40 tahun dengan proporsi 16,06% (17 kasus). Semua penderita kanker payudara adalah perempuan dengan suku bangsa tertinggi adalah suku Batak dengan proporsi 51,89% (55 kasus) dan terendah Aceh dengan proporsi 0,94% (1 kasus).

Berdasarkan agama tertinggi adalah Islam dengan proporsi 70,75% (75 kasus) dan terendah Kristen dengan proporsi 29,25% (31 kasus). Berdasarkan

pendidikan tertinggi adalah SMA dengan proporsi 58,49% (62 kasus) dan terendah SD dengan proporsi 6,60% (7 kasus). Berdasarkan pekerjaan tertinggi adalah IRT dengan proporsi 55,66% (59 kasus) dan terendah pelajar/mahasiswa dan tidak bekerja dengan proporsi masing-masing 0,94% (pelajar/mahasiswa 1 kasus, tidak bekerja 1 kasus). Berdasarkan status perkawinan tertinggi adalah kawin dengan proporsi 98,11% (104 kasus) dan terendah belum kawin dengan proporsi 1,89% (2 kasus). Berdasarkan tempat tinggal tertinggi adalah Medan dengan proporsi 64,15% (68 kasus) dan terendah adalah luar Medan dengan proporsi 35,85% (38 kasus).

5.3.2. Keluhan Utama

Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap Berdasarkan Keluhan Utama di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010

No. Keluhan Utama f %

1. Benjolan pada payudara/ketiak 42 39,62

2. Luka/borok pada payudara 15 14,15

3. Benjolan+puting mengeluarkan darah/pus 12 11,32

4. Benjolan+bengkak pada tangan 7 6,60


(60)

6. Benjolan+kelainan kulit 8 7,56

7. Benjolan+puting masuk ke dalam 6 5,66

8. Benjolan+borok/luka+kelainan kulit 3 2,83

9. Benjolan/luka pada payudara+sesak nafas 6 5,66

Total 106 100

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa proporsi penderita kanker payudara berdasarkan keluhan utama tertinggi adalah benjolan pada payudara/ketiak dengan proporsi 39,62% (42 kasus) dan terendah benjolan+borok/luka+kelainan kulit dengan proporsi 2,83% (3 kasus).

Riwayat keluarga penderita tidak tercatat dalam kartu status.

5.3.3. Stadium Klinik

Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap Berdasarkan Stadium Klinik di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010

No. Stadium Klinik f %

1. I 9 8,49

2. II 22 20,75

3. IIIA 17 16,05

4. IIIB 36 33,96

5. IV 22 20,75

Total 106 100

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa proporsi penderita kanker payudara berdasarkan stadium klinik tertinggi adalah stadium IIIB dengan proporsi 33,96% (36 kasus) dan terendah stadium I dengan proporsi 8,49% (9 kasus).


(61)

5.3.4. Penatalaksanaan Medis

Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010

No. Penatalaksanaan Medis f %

1. Operasi 24 22,64

2. Kemoterapi 52 49,06

3. Operasi+Kemoterapi 19 17,92

4. Konservatif 11 10,38

Total 106 100

Berdasarkan tabel 5.5. dapat dilihat bahwa proporsi penderita kanker payudara berdasarkan jenis penatalaksanaan medis tertinggi adalah kemoterapi dengan proporsi 49,06% (52 kasus) dan terendah pengobatan konservatif dengan proporsi 10,38% (11 kasus). Penderita menjalani pengobatan konservatif dikarenakan penderita meninggal atau PAPS sebelum menjalani pengobatan yang spesifik untuk kanker payudara.

5.3.5. Sumber Biaya

Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010

No. Sumber Biaya f %

1. Askes 61 57,55

2 JPKMS 18 16,98

3. Provsu 6 5,66

4. Jamkesmas 3 2,83

5. Biaya sendiri 18 16,98

Total 106 100

Berdasarkan tabel 5.6. dapat dilihat bahwa proporsi penderita kanker payudara berdasarkan sumber biaya tertinggi adalah Askes dengan proporsi 57,55% (61 kasus) dan terendah Jamkesmas 2,83% (3 kasus).


(62)

5.3.6. Lama Rawatan Rata-Rata

Tabel 5.7. Distribusi Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010

Lama Rawatan Rata-Rata (Hari) Mean

Standar Deviasi

95% Confidence Interval Variance

Median Minimum Maximum

7,74 8,134 6,17-9,30

66,158 5,00

1 58

Berdasarkan tabel 5.7. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita kanker payudaraadalah 7,74 hari atau 8 hari dan median 5,00. SD (Standar Deviasi) 8,134 hari dengan lama rawatan minimum 1 hari dan lama rawatan maksimum 58 hari.

5.3.7. Keadaan Sewaktu Pulang

Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara yang Dirawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2005-2011

No. Keadaan Sewaktu Pulang f %

1. PBJ 85 80,19

2. PAPS 8 7,55

3. Meninggal 13 12,26

Total 106 100

Berdasarkan tabel 5.8. dapat dilihat bahwa proporsi penderita kanker payudara berdasarkan keadaan sewaktu pulang tertinggi adalah PBJ dengan proporsi 80,19% (85 kasus) dan terendah PAPS dengan proporsi 7,55% (8 kasus).


(63)

5.4. Analisa Statistik

5.4.1. Umur Berdasarkan Stadium Klinik.

Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Stadium Klinik di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010

No.

Stadium Klinik Umur (tahun)

Total

≤ 40 >40

f % f % F %

1. Stadium dini 6 13,04 40 86,96 46 100

2. Stadium lanjut 11 18,33 49 81,67 60 100

X2=0,541 df=1 p=0,462

Berdasarkan tabel 5.9 diatas dapat dilihat bahwa dari 46 penderita kanker payudara stadium dini yang tertinggi adalah kelompok umur > 40 tahun dengan proporsi 86,96% (40 kasus)dan terendah adalah kelompok umur ≤ 40 tahun dengan proporsi 13,04% (6 kasus). Dari penderita kanker payudara stadium lanjut yang tertinggi juga berada pada kelompok umur > 40 tahun dengan proporsi 81,67% (49 kasus) dan terendah kelompok umur ≤ 40 tahun dengan proporsi 18,33% (11 kasus).

Hasil uji Chi-square diperoleh p = 0,462 (p > 0,05), artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara umur berdasarkan stadium klinis.

5.4.2. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Stadium Klinik

Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Jenis Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Stadium Klinik di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010 Stadium Klinik Penatalaksanaan Medis Total Operasi (O) Kemoterapi (K)

O+K Konservatif

f % f % f % f % f %

Stadium dini

14 30,43 23 50,00 9 19,57 0 0,00 46 100 Stadium

lanjut


(64)

Berdasarkan tabel 5.10 di atas dapat dilihat bahwa dari 46 penderita kanker payudara stadium dini 50,00% (23 kasus) diberi pengobatan kemoterapi, 30,43% operasi dan 19,57% operasi+kemoterapi. Dari 60 penderita kanker payudara stadium lanjut 46,67% (28 kasus) diberi pengobatan kemoterapi, pengobatan operasi dan konservatif memiliki proporsi yang sama yaitu 18,33% (11 kasus operasi dan 11 kasus konservatif) dan 16,67% (10 kasus)operasi+kemoterapi.

Analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 1 sel (12,5%) yang mempunyai expected count < 5.

5.4.3. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Stadium Klinik

Tabel 5.11. Distribusi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Stadium Klinik di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010

No. Stadium Klinik Lama Rawatan rata-rata

n x SD

1. Stadium dini 46 6,22 4,821

2. Stadium lanjut 60 8,9 9,841

X2=1,837 df=1 p=0,175

Berdasarkan tabel 5.11 di atas dapat diketahui bahwa dari seluruh penderita kanker payudara terdapat 46 orang penderita kanker payudara stadium dini dengan lama rawatan rata – rata 6,22 hari, 60 orang penderita kanker payudara stadium lanjut dengan lama rawatan rata-rata 8,9 hari.

Uji tatistik Anova tidak dapat digunakan karena hasil test of homogenity of variances diperoleh varians tidak homogen maka dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis dengan nilai p = 0,175 (p > 0,05) artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara lama rawatan rata – rata dengan stadium klinik.


(65)

5.4.4. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Penatalaksanaan Medis.

Tabel 5.12. Distribusi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009-2010

No. Penatalaksanaan Medis Lama Rawatan Rata-rata

n x SD

1. Operasi 25 14,48 12,393

2. Kemoterapi 51 5,51 4,115

3. Operasi + Kemoterapi 19 6,84 6,194

4. Konservatif 11 4,27 4,315

X2=27,003 df=3 p=0,000

Berdasarkan tabel 5.12 di atas dapat diketahui bahwa dari seluruh penderita kanker payudara terdapat 25 orang penderita kanker payudara yang diberi pengobatan operasi dengan lama rawatan rata – rata 14,48 hari, 51 orang penderita kanker payudara yang diberi pengobatan kemoterapi dengan lama rawatan rata-rata 5,51 hari, 19 orang penderita kanker payudara yang diberi pengobatan operasi+kemoterapi dengan lama rawatan rata – rata 6,84 hari, 11 orang penderita kanker payudara yang diberi pengobatan konservatif dengan lama rawatan rata-rata 4,27 hari,

Uji statistik Anova tidak dapat digunakan karena hasil test of homogenity of variances diperoleh varians tidak homogen sehingga dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05) artinya ada perbedaan yang signifikan antara lama rawatan rata – rata dengan jenis penatalaksanaan medis.


(1)

Keluhan

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid Benjolan pada payudara/ketiak 42 39,6 39,6 39,6

Luka/borok pada payudara 15 14,2 14,2 53,8

Benjolan+puting mengeluarkan darah/pus

12 11,3 11,3 65,1

Benjolan+bengkak pada tangan 7 6,6 6,6 71,7

Benjolan+borok/luka pada payudara

7 6,6 6,6 78,3

Benjolan+kelainan kulit 8 7,5 7,5 85,8

Benjolan+puting masuk ke dalam

6 5,7 5,7 91,5

Benjolan+borok/luka+kelainan kulit pada payudara

3 2,8 2,8 94,3

Benjolan/luka+sesak nafas 6 5,7 5,7 100,0

Total 106 100,0 100,0

sumber biaya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Askes 61 57,5 57,5 57,5

JPKMS 18 17,0 17,0 74,5

Provsu 6 5,7 5,7 80,2

Jamkesmas 3 2,8 2,8 83,0

Biaya sendiri 18 17,0 17,0 100,0

Total 106 100,0 100,0

stadium penyakit

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid I 9 8,5 8,5 8,5

II 22 20,8 20,8 29,2

III A 17 16,0 16,0 45,3


(2)

IV 22 20,8 20,8 100,0

Total 106 100,0 100,0

jenis penatalaksanaan

Frequency

Perce

nt Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Operasi 24 22,6 22,6 22,6

Kemoterapi 52 49,1 49,1 71,7

Operasi+Kemoterapi 19 17,9 17,9 89,6

Konservatif 11 10,4 10,4 100,0

Total 106 100,0 100,0

keadaan sewaktu pulang

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid PBJ 85 80,2 80,2 80,2

PAPS 8 7,5 7,5 87,7

Meninggal 13 12,3 12,3 100,0

Total 106 100,0 100,0

Explore

Descriptives

Statistic Std. Error

Lamarawatan Mean 7,74 ,790

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 6,17

Upper Bound 9,30

5% Trimmed Mean 6,64

Median 5,00

Variance 66,158

Std. Deviation 8,134

Minimum 1

Maximum 58

Range 57

Interquartile Range 7

Skewness 3,288 ,235


(3)

Lamarawatan

Lamarawatan Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

6,00 1 . 000000

10,00 2 . 0000000000

18,00 3 . 000000000000000000

14,00 4 . 00000000000000

13,00 5 . 0000000000000

4,00 6 . 0000

3,00 7 . 000

3,00 8 . 000

7,00 9 . 0000000

5,00 10 . 00000

4,00 11 . 0000

3,00 12 . 000

2,00 13 . 00

2,00 14 . 00

2,00 15 . 00

,00 16 .

,00 17 .

2,00 18 . 00

,00 19 .

2,00 20 . 00

6,00 Extremes (>=22,0)

Stem width: 1

Each leaf: 1 case(s)

umur

umur Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

1,00 Extremes (=<19)

1,00 2 . 9

5,00 3 . 01244

9,00 3 . 667788999

9,00 4 . 011223334

22,00 4 . 5556666777777788888888

21,00 5 . 000000011111222233444

17,00 5 . 55555566667889999

9,00 6 . 011122244

6,00 6 . 557778

3,00 7 . 034


(4)

1,00 7 . 5

2,00 Extremes (>=78)

Stem width: 10

Each leaf: 1 case(s)

Crosstabs

stadium penyakit * Umur Crosstabulation

Umur

Total <= 40

tahun

> 40 tahun stadium

penyakit

Stadium dini (I,II,III A) Count 6 40 46

Expected Count 7,4 38,6 46,0

% within stadium penyakit 13,0% 87,0% 100,0%

% within Umur 35,3% 44,9% 43,4%

% of Total 5,7% 37,7% 43,4%

Stadium lanjut (III B, IV)

Count 11 49 60

Expected Count 9,6 50,4 60,0

% within stadium penyakit 18,3% 81,7% 100,0%

% within Umur 64,7% 55,1% 56,6%

% of Total 10,4% 46,2% 56,6%

Total Count 17 89 106

Expected Count 17,0 89,0 106,0

% within stadium penyakit 16,0% 84,0% 100,0% % within Umur 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 16,0% 84,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square ,541a 1 ,462

Continuity Correctionb ,220 1 ,639

Likelihood Ratio ,550 1 ,458

Fisher's Exact Test ,596 ,323

Linear-by-Linear Association ,536 1 ,464

N of Valid Cases 106


(5)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square ,541a 1 ,462

Continuity Correctionb ,220 1 ,639

Likelihood Ratio ,550 1 ,458

Fisher's Exact Test ,596 ,323

Linear-by-Linear Association ,536 1 ,464

N of Valid Cases 106

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,38. b. Computed only for a 2x2 table

Crosstabs

stadium penyakit * jenis penatalaksanaan Crosstabulation jenis penatalaksanaan

Total Operasi Kemoterapi O+K Konservatif

stadium penyakit

Stadium dini (I,II,III A)

Count 14 23 9 0 46

Expected Count 10,8 22,1 8,2 4,8 46,0

% within stadium penyakit 30,4% 50,0% 19,6% ,0% 100,0% % within jenis

penatalaksanaan

56,0% 45,1% 47,4% ,0% 43,4%

% of Total 13,2% 21,7% 8,5% ,0% 43,4%

Stadium lanjut (III B, IV)

Count 11 28 10 11 60

Expected Count 14,2 28,9 10,8 6,2 60,0

% within stadium penyakit 18,3% 46,7% 16,7% 18,3% 100,0% % within jenis

penatalaksanaan

44,0% 54,9% 52,6% 100,0% 56,6%

% of Total 10,4% 26,4% 9,4% 10,4% 56,6%

Total Count 25 51 19 11 106

Expected Count 25,0 51,0 19,0 11,0 106,0

% within stadium penyakit 23,6% 48,1% 17,9% 10,4% 100,0% % within jenis

penatalaksanaan


(6)

Crosstabs

stadium penyakit * jenis penatalaksanaan Crosstabulation jenis penatalaksanaan

Total Operasi Kemoterapi O+K Konservatif

stadium penyakit

Stadium dini (I,II,III A)

Count 14 23 9 0 46

Expected Count 10,8 22,1 8,2 4,8 46,0

% within stadium penyakit 30,4% 50,0% 19,6% ,0% 100,0% % within jenis

penatalaksanaan

56,0% 45,1% 47,4% ,0% 43,4%

% of Total 13,2% 21,7% 8,5% ,0% 43,4%

Stadium lanjut (III B, IV)

Count 11 28 10 11 60

Expected Count 14,2 28,9 10,8 6,2 60,0

% within stadium penyakit 18,3% 46,7% 16,7% 18,3% 100,0% % within jenis

penatalaksanaan

44,0% 54,9% 52,6% 100,0% 56,6%

% of Total 10,4% 26,4% 9,4% 10,4% 56,6%

Total Count 25 51 19 11 106

Expected Count 25,0 51,0 19,0 11,0 106,0

% within stadium penyakit 23,6% 48,1% 17,9% 10,4% 100,0% % within jenis

penatalaksanaan

100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 23,6% 48,1% 17,9% 10,4% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 10,232a 3 ,017

Likelihood Ratio 14,299 3 ,003

Linear-by-Linear Association 6,721 1 ,010

N of Valid Cases 106

a. 1 cells (12,5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,77.