Untuk menghindari perbuatan yang dilarang dalam Al-Qur`an maupun Al-Hadis, maka bank-bank yang menganut prinsip syariah
menerapkan prinsip bagi hasil yang sesuai dengan syariah. Dan inilah yang membedakan bank yang menganut prinsip syariah dengan bank
konvensional yang telah ada selama ini. Dimana bank konvensional masih menerapkan bunga sebagai imbalan yang diterima oleh nasabahnya.
B. Rasio Laporan Keuangan Perbankan
Rasio laporan keuangan perbankan adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu, dalam neraca atau laporan laba
rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut Munawir 1995:37. Tujuan dari laporan keuangan perbankan adalah membantu
manajemen keuangan untuk memahami apa yang perlu dilakukan, berdasarkan informasi yang sifatnya terbatas dari laporan keuangan. Analisa
ini membiasakan para manajer untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang apa yang perlu dicapai oleh perusahaan dimasa yang akan datang.
Beberapa analisa yang biasanya digunakan dalam mengukur kinerja keuangan suatu bank antara lain :
1. Rasio Likuiditas Liquidity Ratio
Analisa ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya atau kewajiban yang
telah jatuh tempo. Bank dikatakan likuid apabila bank yang bersangkutan dapat memenuhi kewajiban utang-utangnya, dapat membayar kembali
semua deposannya serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan Dahlan Siamat, 2110:113
Loan to Deposit Ratio LDR, yaitu rasio antara jumlah seluruh
kredit yang diberikan Bank dengan dana yang diterima oleh Bank. LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank untuk membayar kembali
penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalikan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio tersebut
memberikan indikasi semakin rendahnya kemapuan likuiditas bank yang bersangkutan..
Standar terbaik
LDR menurut Bank Indonesia adalah 85-110.
Variabel ini diberi bobot nilai 15. Skor nilai LDR ditentukan sebagai berikut; Jika LDR bernilai :
a. Kurang dari 50, skor nilai = 0 b. Antara 50 - 85, skor nilai = 80
c. Antara 85 - 110, skor nilai = 100 d. Lebih dari 110, skor nilai = 90
Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari LDR suatu bank adalah sekitar 80. Namun batas toleransi berkisar antara
80 -110 Slamet Riyadi, 2003:146
Total Kredit LDR =
x 100 Total Dana Pihak Ketiga
2. Rasio Rentabilitas Rentability Ratio
Rasio ini untuk mengukur tingkat fesiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh Bank yang ersangkutan. Selain itu, rasio-rasio dalam
kategori ini dapat pula igunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank. Dalam perhitungan asio-rasio rentabilitas ini biasanya dicari hubungan
timbal balik antar pos yang terdapat pada laporan laba-rugi bank dengan pos-pos pada neraca bank guna memperoleh berbagai indikasi yang
bermanfaat dalam mengukur tingkat efesiensi dan profitabilitas bank yang
bersangkutan Kuncoro, 2002:551
Return On Equity ROE, yaitu perbandingan diantara laba bersih
bank dengan modal sendiri. ROE ini merupakan indikator yang amat
penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan
pembagian deviden. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan.
Standar ROE menurut Bank Indonesia adalah 12. Variabel ini mempunyai bobot nilai 15. Skor nilai ROE ditentukan sebagai berikut;
Jika ROE bernilai : a. Kurang dari 8, sor nilai = 0
b. Antara 8 - 10, skor nilai = 80 c. Antara 10 - 12, skor nilai = 90
d. Lebih dari 12, skor nilai = 100
Bagi pemilik bank lebih tertarik pada berapa besar kemampuan bank memperoleh keuntungan terhadap modal yang ia tanamkan. Untuk
mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan diliohat dari
kepentingan pemilik digunakan rasio Return On Equity ROE yaitu : Dahlan Siamat, 2001:102.
Laba setelah pajak ROE =
x 100 Rata - rata ekuitas
Rasio Beban Operasional BOPO, yaitu perbandingan antara
beban operasional dengan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi bank dalam melakukan kegiatan
operasinya. Untuk bank syariah, pendapatan operasional bank terdiri atas pendapatan bagi hasil, keuntungan atas kontrak jual-beli, fee, biaya
administrasi, dll. Standar terbaik BOPO menurut Bank Indonesia adalah 92.
Variabel ini mempunyai bobot nilai sebesar 15. Skor nilai BOPO ditentukan sebagai berikut; Jika BOPO bernilai :
a. Lebih dari 125, skor nilai = 0 b. Antara 92 - 125, skor nilai = 80
c. Antara 85 - 92, skor nilai = 100 d. Kurang dari 85, skor nilai = 90
Biaya operasional berupa overhad. Pendapatan opearsional adalah penjumlahan dari pendapatan margin dan bagi hasil lalu dikurangi dana
pihak ketiga ataas hasil kamudian ditambah dengan pendapatan operasional lainnya. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut SEBI
No330DPNP tgl 14 Desember 2001
Biaya Operasional BOPO
= x
100 Pendapatan Operasional
3. Rasio Solvabilitas Solvability Ratio