Epidemiologi Etiologi Landasan Teori .1 Definisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Kanker serviks merupakan kanker yang berkembang pada epitel leher rahim dari sebuah sel yang mengalami perubahan kearah keganasan. Serviks uteri adalah ujung bawah yang menyempit pada uterus, antara ismus dan ostium uteri. Dorland, 2002

2.1.2 Epidemiologi

Kanker serviks merupakan kanker yang terbanyak diderita wanita-wanita di negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Di negara maju kanker ini menduduki urutan ke-10 dan bila digabung maka ia menduduki urutan ke-5 tabel 1 Tabel 2.1. Perkiraan Jumlah kasus baru di negara berkembang dan negara maju Negara berkembang Negara maju Total urutan Urutan Jumlah kasus Urutan Jumlah kasus Serviks Lambung Mulut farings Esofagus Payudara Paru Liver Kolon-rektum Limfoma Leukemia 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 369.500 336.400 272.300 253.600 224.200 205.900 191.600 182.900 121.800 105.500 10 3 8 15 4 1 14 2 7 12 96.100 373.000 106.200 56.800 347.900 454.600 59.600 389.200 116.199 82.700 5 1 6 7 3 2 8 4 9 12 telah di olah kembali dari Aziz, 2001 Saat ini telah diketahui bahwa kanker serviks merupakan kanker kedua terbanyak di seluruh dunia sekitar 12 setelah kanker payudara yang diderita wanita . Pada tahun 2005, terdapat sekitar 500.00 kasus baru dimana 90 ditemukan di negara berkembang. WHO, 2002 Di Indonesia kanker seviks merupakan kanker terbanyak yang diderita oleh wanita Indonesia. Bahkan bila keseluruhan penyakit kanker yang diderita oleh laki-laki dan perempuan digabungkan, kanker ini tetap merupakan kanker terbanyak Aziz, 2001. Di Indonesia diperkirakan sekitar 90-100 kanker baru di antara 100.000 penduduk pertahunnya, atau sekitar 180.000 kasus baru pertahun Sjamsuddiin, 2001. Penelitian tentang frekuensi kanker pada wanita di Indonesia pada tahun 1988-1992 menyebutkan bahwa kejadian kanker serviks merpakan yang tertinggi diantara penyakit kanker lainnya dengan presentasi berkisar antara 28,66 - 29,63 Mangunkusumo, 1998.

2.1.3 Etiologi

Mikroorganisme yang lebih menjadi fokus pada penelitian akhir-akhir ini adlah virus, karena infeksi protozoa, jamur dan bakteri tidak potensial onkogenik. Tidak semua virus dikatakan dapat menyebabkan kanker. Paling tidak, terdapat sekitar 150 juta jenis virus yang diduga berperaan pada terjadinya kanker pada binatang; di antaranya adalah golongan virus DNA. Pada proses karsinogenesis asam nukleat virus tersebut dapat bersatu ke dalam gen dan DNA sel tuan rumah sehingga menyebabkan terjadinya mutasi sel. Beberapa virus yang bersifat onkogenik antara lain: 1. Herpes Simpleks Virus HSV tipe 2. Pada awal tahun 1970 virus herpes simpleks tipe 2 merupakan virus yang paling banyak didiskusikan sebagai penyebab timbulnya kanker serviks; tetapi saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa virus ini berperan besar, oleh karena itu diduga hanya sebagai ko-faktor atau dapat dianggap sama dengan karsinogen kimia atau fisik. 2. Human papillomavirus HPV. Sejak 15 tahun yang lalu, virus HPV ini telah banyak diperbincangkan sebagai salah satu agen yang berperan. Masing-masing tipe mempunyai sifat tertentu pada kerusakan epitel dan perubahan morfologi lesi yang ditimbulkan. Keterlibatan HPV pada kejadian kanker dilandasi oleh beberapa faktor, yaitu : 1 timbulnya keganasan pada binatang yang diinduksi dengan virus papilloma 2 dalam pengamatan terlihat adanya perkembangan menjadi karsinoma pada kondiloma akuminata 3 pada penelitian epidemiologik infeksi HPV ditemukan angka kejadian kanker serviks yang meningkat 4DNA HPV sering ditemukan pada LIS lesi intraepitel serviks. Walaupun terdapat hubungan yang erat antara HPV dan kanker serviks, tetapi belum ada bukti-bukti yang mendukung bahwa HPV adalah penyebab tunggal kanker serviks. Perubahan keganasan dari epitel normal membutuhkan faktor lain, hal ini didukung oleh berbagai pengamatan, yaitu: 1 perkembangan suatu infeksi HPV untuk menjadi kanker serviks berlangsung lambat dan membutuhkan waktu lama 2 survai epidemiologi menunjukkan bahwa prevalensi infeksi HPV adalah 10-30 , sedangkan risiko wanita untuk mendapatkan kanker serviks lebih kurang 1 3 penyakit kanker adalah monoklonal, artinya penyakit ini berkembang dari satu sel. Rangkuman dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa HPV tipe 6 dan 11 ditemukan pada 35 kondiloma akuminata dan NIS 1, 10 pada NIS 2- 3, dan hanya 1 ditemukan pada kondiloma invasif. HPV tipe 16 dan 18 ditemukan pada 10 kondiloma akuminata dan NIS 1,51 pada NIS 2-3, dan pada 63 karsinoma invasif. Sjamsuddin, 2001 Di Indonesia sendiri tipe beresiko tinggi yang paling sering ditemukan adalah HPV tipe 5223, 2, 1618, 1816,1, dan 3911,8. Pada 20,7 infeksi, terdapat infeksi ganda. Jumlah pernikahan merupakan hal yang paling diasosiasikan dengan HPV positif. Jumlah HPV 16 dan 18 di populasi umum seimbang pada kanker serviks. Vet, 2008

2.1.4 Faktor Risiko

Dokumen yang terkait

Faktor Faktor yang Berhubungan Dengan Rendahnya Kunjungan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Halmahera Kecamatan Semarang Timur Tahun 2010

4 36 122

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Pasangan Usia Subur Dalam Mengikuti Upaya Pencegahan CA Serviks Melalui Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Di Uptd. Puskesmas Sangkrah.

0 3 7

DAFTAR PUSTAKA Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Pasangan Usia Subur Dalam Mengikuti Upaya Pencegahan CA Serviks Melalui Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Di Uptd. Puskesmas Sangkrah.

0 3 4

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat Oleh Wanita Pasangan Usia Subur di Puskesmas Mengwi I.

3 33 45

Inspeksi visual dengan asam asetat

0 0 13

63 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU WUS (WANITA USIA SUBUR) TENTANG DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM METODE IVA (INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT) DI PUSKESMAS SINGGANI

0 0 13

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI IBU MELAKUKAN PEMERIKSAAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI KELURAHAN LEPO-LEPO KOTA KENDARI

0 0 6

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT ( IVA) DI PUSKESMAS BANGUNTAPAN 2 BANTUL

0 0 13

FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMERIKSAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUAYAN KEBUMEN

0 0 17

HUBUNGAN ANTARA HASIL IVA (INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT) POSITIF DENGAN PEROKOK PASIF DI PUSKESMAS WONOAYU SIDOARJO SKRIPSI

0 0 21