B. Sejarah Reksadana Syariah di Indonesia
Reksadana mulai dikenal sejak abad ke-19. Cikal bakal Industri bisa dirunut pada tahun 1870, ketika Robert Fleming, seorang tenaga pembukuan
pabrik tekstil dari Skotlandia, dikirim ke Amerika untuk mengelola investasi milik bosnya. Di Amerika ia melihat peluang investasi baru, yang muncul menyusul
berakhirnya Perang Saudara. Ketika pulang ke negerinya, Robert Fleming menceritakan temuannya
tersebut kepada beberapa temannya. Ia berniat untuk memanfaatkan peluang tersebut, tetapi ia tidak mempunyai cukup modal. Masalah ini mendorongnya
untuk mengumpulkan uang dari teman – temannya dan kemudian membentuk the Scottish American Investment Trust, perusahaan menajemen investasi pertama di
Inggris, pada 1873. Perusahaan ini mirip dengan apa yang sekarang dikenal sebagi reksadana tertutup Closed-end fund.
Di Indonesia, instrumen reksadana mulai dikenal pada tahun 1995, yakni dengan diluncurkannya PT. BDNI Reksadana. Berdasarkan sifatnya BDNI
Reksadana adalah reksadana tertutup mirip the Scottish American Investment Trust. Seiring dengan hadirnya Undang – Undang Pasar modal pada tahun 1995,
mulailah reksadana tumbuh secara aktif. Reksadana yang tumbuh dan berkembang pesat adalah reksadana terbuka. Jika pada tahun 1995 tumbuh 1
reksadana dengan dana yang dikelola sebesar Rp. 356 miliar, maka pada tahun 1996 tercatat 25 reksadana. Dari jumlah ini, 24 reksadana di antaranya merupakan
Universitas Sumatera Utara
reksadana terbuka atau reksadana yang berupa kontrak investasi kolektif dengan total dana yang dikelola sebesar Rp. 5,02 miliar.
38
Hadirnya Bank Muamalat, Asuransi Takaful, dan tumbuhnya lembaga keuangan syariah menimbulkan sikap optimis meningkatnya lembaga keuangan
syariah menimbulkan sikap optimis meningkatnya gairah investasi yang berbasis pada investor muslim. Bapepam mulai melakukan inisiatif untuk mewadahi
muslim, maka mulai tahun 1997 dihadirkan reksadana syariah dengan produknya yang bernama Danareksa syariah, yang disahkan keberadaanya oleh Bapepam
pada tanggal 12 Juni 1997. Reksadana syariah yang diidrikan itu berbentuk kontrak investasi kolektif KIK berdasarkan UUPM, yang dituangkan dalam
Akta Nomor 24 tanggal 12 Juni 1997 yang dibuat di hadapan Notaris Djedjem Wijaya, di Jakarta antara PT. Danareksa Fund Management sebagai manajer
investasi dengan Citibank N.A. Jakarta sebagai Bank kustodian. PT. Danareksa Fung Management sendiri, sebagai manajer investasi diirikan pada tanggal 1 Juli
1992, yang kemudian dilegitimasi oleh Menteri Kehakiman RI dengan surat keputusan nomor C27283.HT.01.YH.92 tanggal 3 September 1992.
39
Nilai investasi reksadana di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup signifikan apabila dibandingkan dengan tingkat nilai pertumbuhan jenis
investasi lainnya. Sampai Februari 2005, total dana kelolaan industri ini berjumlah lebih dari Rp 110 triliun. Perkembangan ini ditunjang oleh regulasi pasar modal
yang kondusif, jumlah manajer investasi yang meningkat, munculnya produk unit
38
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonisia, 2004, hal. 201.
39
Andri Soemitra, Op. Cit., hal. 170.
Universitas Sumatera Utara
link yang berbasiskan investasi dan asuransi, dan keluarnya surat utang negara dan obligasi korporasi
40
Perkembangan reksadana syariah di Indonesia juga mengalami perkembangan yang cukup pesat. Sampai Agustus 2005 total dana kelolaan
syariah mencapai Rp 1,5 triliun dan hingga akhir tahun 2005 telah terdapat 17 reksadana syariah telah dinyatakan efektif oleh Bapepam.
41
Perkembangan ini terhambat dengan terjadinya krisis yang menimpa reksadana Indonesia sehingga total dana kelolaan tinggal hanya 28 triliun per
Desember 2005. Kejadian ini dipicu oleh peningkatan harga minyak dunia, depresiasi rupiah, dan kenaikan tingkat suku bunga yang membuat investor
reksadana memindahkan dana mereka ke instrumen investasi lain. Krisis ini juga menimpa reksadana syariah. Total dana kelolaanya turun menjadi hanya Rp 415
miliar rupiah.
42
40
Nurul Huda dan Musatafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, Jakarta: Pernada Meida Grup, 2007, hal. 128.
41
Ibid.
42
Ibid., hal. 128-129.
Meskipun dipengaruhi oleh faktor eksternal di atas, salah satu hal yang justru memiliki pengaruh besar terhadap krisis reksadana pada media kedua 2005
adalah terjadinya redemption besar – besaran yang dilakukan para investornya. Pemahaman sebagian investor yang salah terhadap investasi pada reksadana dan
perilaku terhadap risiko yang irasional telah membuat mereka justru menarik dana mereka secara bersamaan dalam jumlah besar sehingga menyebabkan turunnya
nilai unit penyertaan.
Universitas Sumatera Utara
Namun dalam hal yang menarik terjadi selama krisis. Meskipun akhirnya juga tertimpa krisis, reksadana syariah tidak mengalami krisis secepat reksadana
konvensional. Jika pada reksadana konvensional, krisis telah terjadi pada bulan Maret 2005, reksadana syariah baru mengalami bulan Septembar 2006. salah satu
hal yang memungkinkan adalah adanya perbedaan pengetahuan dan perilaku investor reksadana syariah dengan konvensional.
43
Beberapa reksadana Syariah yang diluncurkan pada tahun 2004, sebagai berikut:
44
1. Pada Januari 2004, PT Permodalan Nasional Madani Investment Management
PNM-IM melakukan kerja sama dengan bank Internasional Indonesia BII Syariah Platinum Acces untuk memasarkan reksadana syariah. BII Syariah
Platinum Acces, dalam hal ini, berperan sebagai agen penjual sekaligus bank penerima pembayaran reksadana PNM syariah yang dikelola PNM-IM.
2. Agustus 2004, Manajer investasi PT Andalan Artha Advisindo AAA
Sekuritas bekerja sama dengan unit usaha syariah Bank Danamon meluncurkan produk reksadana syariah. Produk reksadana yang diberi nama
AAA Syariah Fund tersebut dimaksudkan untuk melayani nasabah yang membutuhkan layanan pengelolaan investasi berprinsip syariah.
3. September 2004, PT Permodalan Nasional Madani Investment Management
PNM-IM meluncurkan dua produk reksadana terbarunya, yatiu reksadana PNM Amanah Syariah dan reksadana PNM PUAS Pasar Unag Andalan
43
Ibid., hal. 129.
44
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Saya. Kedua jenis reksadana ini melengkapi produk reksadana PNM-IM yang sudah lebih dahulu dipasarkan.
4. November 2004, Bank Syariah Mandiri meluncurkan produk reksadana
syariah. Bekerja sama dengan Mandiri Sekuritas selaku manajer investasi dan Deutche Bank sebagai Bank kustodian, produk reksadana syariah ini
menawarkan pilihan investasi dengan return yang lebih menarik kepada nasabah BSM.
5. Desember 2004, Manajemen PT Bhakti Asset Management BAM
mengeluarkan produk reksadana baru yang di beri nama BIG Dana Syariah. Reksadana ini merupakan reksadana terbuka Kontrak Invetasi Kolektif KIK
dengan hasil investasi yang bersih dari unsur riba dan gharar. Dari segi return reksadana syariah masih lebih kecil dari reksadana
konvensional, hal ini disebabkan portofolio reksadana syariah masih sangat terbatas misalnya tidak boleh investasi pada pasar valuta asing kecuali spot
market, tidak boleh menginvestasikan dana pada sektor usaha yang tidak halal seperti perbankan konvensioanl, rokok, atau perusahaan yang memproduksi
minuman keras. Hasil penelitian Karim Busness Consulting KBC rata – rata reksadana syariah untuk kategori pendapatan tetap fix income memberikan
return 11,60. Sedangkan, reksadana konvensional memberikan return rata – rata 13,89. Untuk kategori campuran pun, reksadana syariah memberi return di bawah
reksadana konvensional. Reksadana memberikan return rata – rata 23,62 dan reksadana campuran konvensional memberikan return 64,31. Dari hasil ini jelas
Universitas Sumatera Utara
reksadana dengan fix income masih kompetitif dibandingkan dengan reksadana konvensional.
45
NO. Tabel 1
Reksadana yang Terbit dengan Skim Syariah Nama Reksadana
Jenis Manajer
Investasi Peluncuran
1. BNI Dana Syariah
Pendp. Tetap BNI Securities
23-Apr-2004 2.
Dompet Dhuafa Batasa Syariah
Pendp. Tetap Batasa Capital
26-Jul-2004 3.
I Haji Syariah Fund Pendp. Tetap
Insight Investment
17-Jan-2005 4.
PNM Amanah Syariah
Pendp. Tetap PNM
Investment 01-Sep- 2005
5. Lautandhana
Syariah Fund Pendp. Tetap
Lautandhana 09-Sep- 2005
6. AAA Syariah Fund
Campuran AAA Sekuritas
28-Des-2004 7.
AAA Amanah Syariah Fund
Campuran AAA Sekuritas
21-Jun-2005 8.
Batasa Syariah Campuran
Batasa Capital 22-Jul-2003
9. BNI Dana Plus
Syariah Campuran
BNI Scurities 23-Apr-2004
10. BSM Investa Syariah
Campuran Mandiri Mi
25-Jun-2004 11. Danareksa Syariah
Berimabang Campuran
Danareksa 01-Dea-2000
12. PNM Syariah Campuran
PNM Investment
25-Mei-2000 13. IPB Syariah
Campuran Kresna Graha
Sek. 15-Des-2005
Sumber: Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution.
Perkembangan investasi reksadana sangat dipengaruhi oleh pengetahuan investor dan perilaku investor terhadap risiko. Investor seharusnya memiliki
45
Ibid., hal. 130-131.
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan dalam membedakan sarana – saranainstrumen investasi yang hendak mereka pakai dan menyesuaikan dengan profil risiko yang bisa di terima.
C. Jenis dan Bentuk Hukum Reksadana 1. Jenis Reksadana