Tinjauan Yuridis Tentang Reksadana Syariah Sebagai Alternatif Investasi Bagi Investor

(1)

TINJAUAN YURIDIS TENTANG REKSADANA SYARIAH SEBAGAI ALTERNATIF INVESTASI BAGI INVESTOR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melenkapi Tugas – Tugas

Dan Memenuhi Syarat – Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

OLEH

ELFIERA ANGGRAINI DAULAY NIM: 060200038

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

FAKULATS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

TINJAUAN YURIDIS TENTANG REKSADANA SYARIAH SEBAGAI ALTERNATIF INVESTASI BAGI INVESTOR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melenkapi Tugas – Tugas

Dan Memenuhi Syarat – Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

OLEH

ELFIERA ANGGRAINI DAULAY NIM: 060200038

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI Disetujui Oleh

Ketua Departemen

(

NIP. 19560329 198601 1 001 Prof. Dr. Bismar Nst, SH. MH)

Pembimbing I Pembimbing II

(Prof. Dr. Bismar Nst, SH. MH)

NIP. 19560329 198601 1 001 NIP. 19630215 198903 2 002 (Dr. Sunarmi, SH. M. Hum)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Penulis ucapkan atas kehadiratan Allah SWT, yang berkat rahmat dan karunia-Nya jualah yang akhirnya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulisan skripsi yang berjudul “TINJAUAN YURIDIS

TENTANG REKSADANA SYARIAH SEBAGAI ALTERNATIF INVESTASI BAGI INVESTOR” ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu

persyaratan yang harus dilengkapi dalam memperoleh gelar sarjana hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, kirannya tidak tercipta begitu saja, melainkan merupakan hasil pelajaran yang Penulis terima selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan juga dari data – data yang didapatkan melalui hasil dari perpustakaan, internet, dan buku –buku literatur lainnya.

Kemudian dalam skripsi ini Penulis menjumpai banyak hambatan ataupun halangan baik dalam mencari data ataupun dalam penyelesaian penulisannya. Di samping itu, juga banyak mendapat saran, bimbingan, dan pengarahan baik yang bersifat moril maupun materil, serta dorongan dan semangat dari berbagai pihak yang sangat bermanfaat

Secara khusus, terima kasih yang sebesar – besarnya kepada (ALM) Papa

ABDUL RAZAK DAULAY yang telah banyak mencurahkan cinta dan

sayangnya buat Penulis semasa hidupnya (I Love You Papa), ada dan tiada dirimu kan selalu ada dalam hatiku dan Bunda MARHAINI yang juga telah banyak mencurahkan cinta dan sayangnya buat Penulis, memberikan bantuan yang tak


(4)

terhingga nilainya, sehingga Penulis dapat melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi hingga selesai. (teladan, semangatmu, harapanmu, kebangganmu dan do’amu membuatku mampu menyelesaikan studyku). Thank yau very much, I love you). Buat abangku Mhd. Ibrahim F Daulay terima kasih buat do’anya, perhatiannya kepada Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan study. Buat abangku Mhd. Usman Z Daulay terima kasih buat do’anya, nasehatnya, perhatiannya, dukungannya yang telah abang berikan selama ini. Buat kakakku

Fithri Ramahyani Br Daulay terima kasih atas do’anya, supportnya yang telah

kakak berikan buat Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan study di Perguruan Tinggi.

Dengan segala kerendahan hati, tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:

1. Bapak Prof. RUNTUNG SITEPU, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. BISMAR NASUTION, SH. MH selaku kepala bagian Hukum Ekonomi, Guru besar dan Dosen Hukum Ekonomi, serta Pembimbing I. Terima kasih yang sebesar – besarnya atas segala bantuan serta dukungannya yang sangat berguna dan bermanfaat bagi Penulis.

3. Ibu Dr. SUNARMI, SH.M.Hum selaku Pembimbing II dan Dosen Hukum Ekonomi. Terima kasih yang sebesar – besarnya atas segala bantuan serta dukungan atas segala bantuan serta dukungan yang sangat berguna dan bermanfaat bagi Penulis.


(5)

4. Ibu CHAIRUL BARIAH, SH.M.Hum selaku Dosen Wali selama mengikut i perkuliahan dari awal hingga akhir perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh Dosen dan Staf pengajar yang telah mendidik dan membimbing mulai dari semester awal hingga Penulis menyelesaiakan perkuliahan di kampus tercinta ini.

6. Seluruh Guru – guru Penulis mulai dari SD (SD SUTINI), SLTP (SLTP

PAHLAWAN NASIONAL) dan SMA (SMA KESATRIA ), yang telah

banyak mendidik, membimbing Penulis.

7. Kepada keluarga besar yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih banyak atas segala perhatian dan dorongan yang kalian berikan selama ini.

8. Teman – teman terbaikku di SD, SLTP dan di SMA. Buat semua teman – teman stambuk 06, khususnya Ani, Jesika, Icha, Meci, Nina, Riri, Tiwi, Yunita. Teman – teman klinisku Jesika, Defriansyah, Newy, Sri Mariani, Pritha, Elsya, Jimmy, Ifah, Leli dan Anov. Serta teman – teman organisasi di Permahi, Pramuka, yang pernah dan/atau selalui mengisi hari – hariku dan juga ada di saat suka maupun duka.

Di atas segalanya Penulis berterima kasih kepada ALLAH SWT yang memberikan banyak hal yang patut Penulis syukuri. Hanya kepadanya saya bersujud dan meminta pertolongan.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan dan begitu banyak


(6)

kekurangannya. Untuk itu, sangat mengaharapkan saran dan kritiknya yang membangun dari semua pihak demi perbaikan dan kesempurnaan tulisan ini.

Semoga ALLAH SWT melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua dan membalas segala kebaikan dan jasa semua pihak yang telah membantu secara ikhlas, dan semoga mendapat balasan yang setimpal. Amin….

Medan, 03 Maret 2010 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……… i

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL………... vii

DAFTAR GAMBAR………... viii

ABSTRAK………... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Perumusan Masalah………... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan... 9

D. Keaslian Penulisan... 10

E. Tinjauan Kepustakaan... 10

F. Metode Penelitian... 16

G. Sistematika………. 18

BAB II PENGATURAN REKSADANA SYARIAH DI INONESIA A. Pengertian Reksadana Syariah………... 21

B. Sejarah Reksadana Syariah di Indonesia………... 26

C. Jenis dan Bentuk Hukum Reksadana………. 32

D. Pengaturan Reksadana syariah………... 42

BAB III BENTUK – BENTUK PELAKSANAAN PERJANJIAN (AKAD) DALAM MEKANISME INVESTASI REKSADANA SYARIAH A. Para Pihak dalam Reksadana Syariah………... 62


(8)

C. Penerapan Prinsip Syariah dalam Pengelolaan Reksadana Syariah………... 72 D. Bentuk Pelaksanaan Perjanjian (Akad) dalam Mekanisme

Investasi Reksadana Syariah……….. 76

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR

DALAM INVESTASI MELALUI REKSADANA SYARIAH

A. Manfaat dan Risiko Investasi Melalui Reksadana Syariah

1. Manfaat Investasi Melalui Reksadana Syariah………... 88 2. Risiko Investasi Melalui Reksadana Syariah………….. 92 B. Bapepam dan DSN Sebagai Lembaga Pengawas…………. 94 C. Wanprestasi dalam Perjanjian Investasi Reksadana

Syariah……….. 99 D. Perlindungan Hukum Terhadap Investor dalam Investasi

Melalui Reksadana Syariah………... 102

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………... 111

B. Saran………. 113

DAFTAR PUSTAKA………. 115 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Mekanisme Kerja Reksadana……… 22 Gambar 2. Skema Mekanisme Kegiatan Reksadana Berbentuk Perseroan… 37 Gambar 3. Skema Mekanisme Kegiatan Reksadana Kontrak Investasi

Kolektif (KIK)……….. 39 Gambar 4. Skema Elemen Reksadana Syariah………... 64


(11)

TINJAUAN YURIDIS TENTANG REKSADANA SYARIAH SEBAGAI ALTERNATIF INVESTASI BAGI INVESTOR

BISMAR NASUTION* SUNARMI**

ELFIERA ANGGRAINI DAULAY*** ABSTRAK

Eksistensi reksadana syariah sebagai suatu bentuk lembaga investasi inovatif memiliki karakteristik yang berbeda dengan reksadana konvensional. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari kebijakan investasi yang dirumuskannya. Dalam melakukan pengelolaan investasi (reinvestment), maka reksadana syariah harus berpedoman kepada nilai – nilai syariah. Pembentukan reksadana syariah sangat memiliki keterkaitan yang erat dengan implementasi konsep ekonomi Islam yang mengacu pada sisitem nilai dan asas – asas pokok filsafat ekonomi Islam yang berpedoman kepada Al Quran serta sumber – sumber hukum Islam lainnya. Skripsi ini mengemukakan permasalahan bagaimana pengaturan reksadana syariah di Indonesia, dan bagaimana bentuk - bentuk pelaksanaan perjanjian (akad) dalam mekanisme investasi melalui reksadana syariah serta bagaimana perlindungan hukum terhadap investor dalam investasi melalu reksadana syariah.

Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian normatif dengan pengumpulan data secara pustaka (library research) disertai dengan mengumpulkan data dan membaca referensi melalui peraturan, internet dan sumber lainnya, kemudian diseleksi data – data yang layak untuk mendukung penulisan.

Kesimpulan dalam skripsi ini adalah bahwa reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta dengan manajer investasi, maupun antara manajer investasi dengan pengguna investasi. Reksadana syariah sebagai instrumen investasi yang tunduk terhadap peraturan perundang – undangan di bidang pasar modal, harus menerapkan prinsip keterbukaan guna memberikan perlindungan terhadap investor dan reksadana syariah juga dilarang untuk melakukan praktek insider trading serta reksadana syariah juga harus terbebas dari kegiatan usaha yang bertentangan dengan syariah Islam. Adapun saran yang dapat dikemukakan adalah bahwa pemerintah harus mengupayakan sesegera mungkin merealisasi Undang – Undang tentang Pasar Moda Syariah yang dibuat secara efektif dan efisien serta terperinci, termasuk didalamnya pelaksanaan opersional reksadana syariah, sehingga adanya jaminan kepastian hukum mengenai masalah perlindungan investor dalam melakukan investasi melalui reksadana syariah.

Kata Kunci : Reksadana Syariah.

*

Dosen Pembimbing I

**

Dosen Pembimbing II

***


(12)

TINJAUAN YURIDIS TENTANG REKSADANA SYARIAH SEBAGAI ALTERNATIF INVESTASI BAGI INVESTOR

BISMAR NASUTION* SUNARMI**

ELFIERA ANGGRAINI DAULAY*** ABSTRAK

Eksistensi reksadana syariah sebagai suatu bentuk lembaga investasi inovatif memiliki karakteristik yang berbeda dengan reksadana konvensional. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari kebijakan investasi yang dirumuskannya. Dalam melakukan pengelolaan investasi (reinvestment), maka reksadana syariah harus berpedoman kepada nilai – nilai syariah. Pembentukan reksadana syariah sangat memiliki keterkaitan yang erat dengan implementasi konsep ekonomi Islam yang mengacu pada sisitem nilai dan asas – asas pokok filsafat ekonomi Islam yang berpedoman kepada Al Quran serta sumber – sumber hukum Islam lainnya. Skripsi ini mengemukakan permasalahan bagaimana pengaturan reksadana syariah di Indonesia, dan bagaimana bentuk - bentuk pelaksanaan perjanjian (akad) dalam mekanisme investasi melalui reksadana syariah serta bagaimana perlindungan hukum terhadap investor dalam investasi melalu reksadana syariah.

Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian normatif dengan pengumpulan data secara pustaka (library research) disertai dengan mengumpulkan data dan membaca referensi melalui peraturan, internet dan sumber lainnya, kemudian diseleksi data – data yang layak untuk mendukung penulisan.

Kesimpulan dalam skripsi ini adalah bahwa reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta dengan manajer investasi, maupun antara manajer investasi dengan pengguna investasi. Reksadana syariah sebagai instrumen investasi yang tunduk terhadap peraturan perundang – undangan di bidang pasar modal, harus menerapkan prinsip keterbukaan guna memberikan perlindungan terhadap investor dan reksadana syariah juga dilarang untuk melakukan praktek insider trading serta reksadana syariah juga harus terbebas dari kegiatan usaha yang bertentangan dengan syariah Islam. Adapun saran yang dapat dikemukakan adalah bahwa pemerintah harus mengupayakan sesegera mungkin merealisasi Undang – Undang tentang Pasar Moda Syariah yang dibuat secara efektif dan efisien serta terperinci, termasuk didalamnya pelaksanaan opersional reksadana syariah, sehingga adanya jaminan kepastian hukum mengenai masalah perlindungan investor dalam melakukan investasi melalui reksadana syariah.

Kata Kunci : Reksadana Syariah.

*

Dosen Pembimbing I

**

Dosen Pembimbing II

***


(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan sebuah negara yang termasuk kategori negara yang sedang berkembang (deveeloping countries). Adapun yang menjadi karakteristik dari negara yang berkembang adalah adanya kegiatan pembangunan di segala bidang yang masing – masing memiliki tujuan atau sasaran. Pembangunan nasional tersebut dilakukan dengan berlandaskan pada Trilogi pembangunan, yaitu adanya pemerataan pembangunan dan hasil – hasilnya menuju terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, serta tercapainya stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.1

Untuk mencapai pertumbuhan dan pemerataan pembangunan di bidang ekonomi tersebut, maka pembuatan kebijakan moneter diarahkan untuk mendorong agar lembaga – lembaga keuangan dapat meningkatkan volume dana masyarakat. Hal tersebut didasarkan pada alasan bahwa dana masyarakat mempunyai peranan penting dalam proses pembangunan negara. Selain berfungsi Seiring dengan pelaksanaan pembangunan nasional tersebut, maka pembangunan di bidang ekonomi memperoleh skala prioritas. Adapun sasaran umum dari pembangunan di bidang ekonomi adalah tercapainya perekonomian yang mandiri dan tercapainya peningkatan kemakmuran rakyat secara merata.

1

Nindyo Pramono, Sertifikasi Saham PT. Go Pubic dan Hukum Pasar Modal di


(14)

sebagai modal utama dalam pembangunan suatu negara, maka dana masyarakat tersebut juga memiliki dampak positif untuk mengurangi tingkat ketergantungan negara terhadap jumlah pinjaman asing yang berasal dari suatu organisasi keuangan internasional ataupun dari negara – negara asing lainnya.2

Dana masyarakat yang mengendap/diam (iddle fund) akan lebih dapat memberikan nilai manfaat apabila dana dimaksud diproduktifkan. Berkaitan dengan hal ini ada tiga sasaran yang dapat dijadikan alternatif bagi pihak pemilik dana iddle untuk dapat memproduktifkan dananya yaitu melalui lembaga perbankan (banking), investasi langsung (direct investment), dan pasar modal (capital market).3

Reksadana sebenarnya hanya sebuah fenomena bagaimana suatu jasa di berikan kepada investor yang ingin berpartisipasi di pasar modal, tetapi tidak Ketiga sasaran investasi tersebut masing – masing mempunyai kelebihan dan kekurangan yang membutuhkan perhatian dari pihak – pihak yang hendak melakukan kegiatan investasi.

Pasar modal sebagai suatu kegiatan dalam penawaran umum dan perdagangan efek dari perusahaan publik adalah salah satu lembaga pembiayaan atau wadah untuk mencari dana bagi perusahaan dan alternatif sarana investasi bagi masyarakat (investor).

Salah satu instrumen/lembaga yang ada di pasar modal adalah reksadana. Reksadana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat investor untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.

2

Abdul Ghofur Anshori, Aspek Hukum Reksa Dana Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: PT. Refika Aditama, 2008), hal. 1-2.

3


(15)

ingin disibukkan oleh tetek bengkek prosedur, administrasi dan analisis yang jelimet yang berlaku untuk sebuah pasar modal.4

Prinsip – prinsip syariah di Pasar Modal adalah prinsip – prinsip hukum Islam dalam kegiatan di bidang Pasar Modal berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN–MUI), baik fatwa DSN–MUI yang ditetapkan dalam peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Lembaga Keuangan (LK) maupun fatwa DSN–MUI yang telah diterbitkan sebelum ditetapkanya peraturan ini, sepanjang fatwa dimaksud tidak bertentangan dengan peraturan ini dan atau peraturan Bapepam dan LK lain yang didasarkan pada fatwa DSN – MUI.

Selain kemudahannya dimana para investor tidak perlu melakukan analisis atau memantau perkembangan investasinya karena telah di tangani oleh manajer investasi yang profesional, juga karena keamanan karena reksadana merupakan investasi campuran yang menggabungkan saham dan obligasi dalam satu produk.

Dalam perkembangannya, seiring dengan maraknya lembaga keuangan berdasarkan prinsip syariah yang dimulai dengan perbankan ternyata juga berpengaruh pada lembaga keuangan yang lain, misalnya: asuransi berdasarkan prinsip syariah, serta Pasar Modal berdasarkan prinsip syariah.

5

Salah satu lembaga yang berperan penting dalam kegiatan pasar modal adalah perusahaan reksadana, yang saat ini selain reksadana konvensional juga muncul reksadana yang pengelolaannya berdasarkan prinsip syariah, yang untuk

4

Muhir Fuady, Pasar Modal Moderen (Tinjauan Hukum), (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1996), hal. 105.

5

Angka 1 huruf c Peraturan Nomor IX.A. 13: Penerbit Efek Syariah, sebagaimana tertuang dalam Keputusan Ketua Bapepam Dan LK Nomor Kep- 130/BL/2006 tanggal 23 November 2006.


(16)

selanjutnya dalam skripsi ini disebut reksadana syariah. Reksadana syariah merupakan sarana investasi campuran yang menggabungkan saham dan obligasi syariah dalam satu produk yang dikelola oleh manajer investasi.6

Dalam kontek reksadana syariah, manajer investasi menawarkan produk – produk dari reksadana syariah kepada para investor yang berminat, sementara dana yang diperoleh dari investor tersebut dikelola oleh manajer investasi untuk ditanamkan dalam saham atau obligasi syariah yang dinilai menguntungkan.

7

Dengan demikian reksadana syariah merupakan cara mudah bagi investor untuk berinvestasi karena dikelola oleh manajemen profesional, adanya diversifikasi investasi, transparansi informasi, likuid, dan yang lebih penting lagi dikelola berdasarkan prinsip – prinsip syariah.8

Selain itu, faktor pengawasan juga merupakan hal yang sangat diperlukan dalam proses implementasi kebijakan yang telah dibuat. Terlebih pada reksadana Munculnya fenomena pasar modal berdasarkan prinsip syariah, termasuk di dalamnya reksadana syariah memerlukan adanya kebijakan yang harus didasarkan pada beberapa pertimbangan yang tepat dan proporsional. Kebijakan dimaksud bisa berasal dari Bapepam sebagai pemegang otoritas pengawasan di bidang pasar modal, pun bisa berasal dari bursa efek yang dalam kontek Undang – Undang Pasar Modal merupakan oragnisasi yang berwenang mengeluarkan peraturan teknis terkait dengan aktivitas perdagangan di lantai bursa, atau sering disebut sebagai Self Regulatory Organisation (SRO). Serta pengaturan terhadap reksadana syariah oleh DSN-MUI dalam bentuk fatwa.

6

Abdul Ghofur Anshori, Op. Cit., hal. 2-3.

7

Ibid., hal. 3.

8


(17)

syariah sebagai lembaga yang mengelola dana dari investor untuk diinvestasikan dalam kegiatan – kegiatan yang bersiafat legal, serta harus senantiasa sesuai dengan prinsip – prinsip syariah. Dalam reksadana syariah, mengenai proses pengawasan, selain dilakukan oleh Bapepam, juga dilakukan oleh DSN yang mengawasi terhadap ketaatan reksadana syariah dimaksud terhadap prinsip – prinsip syariah (sharia compliance) yang telah dituangkan dalam fatwa DSN. Secara internal juga perlu adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang akan menjadi pengawas terhadap operasioanl reksadana yang dilakukan oleh manajer investasi. Tujuan dari adanya pengawasan ini untuk memberikan perlindungan kepada investor.

Selain pengaturan melalui sarana kebijakan maka diperlukan juga sarana penunjang lainnya, yang dapat mendukung pelaksanaan pembangunan di bidang ekonomi, khususnya sektor lembaga keuangan. Adapun sarana penunjang yang dimaksud adalah dengan dibuatnya tatanan hukum yang mampu mendorong, mengarahkan, dan mengendalikan berbagai kegiatan pembangunan di bidang ekonomi. Pembentukan tatanan hukum tersebut merupakan bagian dari politk hukum nasional yang mengamanatkan untuk melakukan pembuatan dan perubahan dan tingkat kebutuhan masyarakat.9

Pada dasarnya proses pembentukan dan perubahan produk hukum yang disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat merupakan refleksi dan sifat norma hukum sebagai suatu norma yang dinamis. Hukum sebagai alat kontrol sosial (social control) akan selalu berubah dan berkembang

9


(18)

seiring dengan berkembangnya suatu masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh kaum Savignian yang menjelaskan bahwa hukum yang bersifat ideal adalah hukum yang akan selalu beradapatasi dengan tingkat perkembangan masyarakat.10

10 Ibid.

Diundangkannya Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM) diharapkan dapat memenuhi tingkat kebutuhan masyarakat khususnya untuk mendorong, mengarahkan, dan mengendalikan berbagai kegiatan pembangunan di bidang ekonomi. Selain itu dengan adanya UUPM diharapakan pasar modal dapat memberikan kontribusi yang lebih besar sehingga tujuan atau sasaran umum pembangunan di bidang ekonomi dapat tercapai, khususnya yang terkait dengan peningkatan kesejahteraan rakyat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, maka pasar modal memiliki peran strategis yaitu sebagai lembaga pembiayaan bagi dunia usaha dan sebagai wahana investasi bagi masyarakat termasuk investor kecil maupun menengah.

Seiring dengan peran pasar modal tersebut, maka seringkali terdapat suatu persepsi yang muncul dalam benak masyarakat umum, terutama dari calon investor yang berasal dari golongan menegah, bahwa untuk dapat berinvestasi di pasar modal memerlukan modal yang cukup besar dan keahlian khusus untuk menganalisis pergerakan harga saham termasuk instrumen pasar modal lainnya. Oleh karena itu, untuk menghilangkan persepsi yang demikian, maka UUPM telah mengintrodusir suatu lembaga investasi baru yang dikenal dengan nama reksadana.


(19)

Dengan adanya lembaga reksadana diharapkan dapat menciptakan persepsi baru bahwa untuk berinvetasi di pasar modal sangat mudah dan modal yang diperlukan tidak terlalu besar. Selain itu, munculnya lembaga reksadana juga merupakan simbol yang mempertegas persepsi bahwa pasar modal bukan merupakan wadah yang didominasi dan dimonopoli oleh investor – investor yang memiliki modal besar saja. Melalui reksadana, masyarakat strata menengah ke bawah dapat pula berpartisipasi untuk melakukan investasi dan juga menikmati keuntungan yang menjanjikan dari saham dan instrumen investasi lainnya. Hal tersebut juga seiring dengan tujuan utama pendirian reksadana untuk memperluas basis pemodal lokal, sehingga semakin luas basis tersebut maka semakin bekembang pula pasar modal di Indonesia.11

Secara faktual sejak dibentuk pertama kali pada tahun 1997, pada kenyataannya eksistensi reksadana syariah berhasil menarik minat investor. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya kenaikan nilai investasi reksadana syariah samapi dengan tahun 2003 sebesar 17 % (tujuh belas per seratus).

Dalam perkembangannya, kemudian muncul bentuk inovatif dari lembaga reksadana yang mekanisme pengelolaanya didasarkan prinsip – prinsip syariah (Reksadana syariah). Munculnya reksadana syariah tersebut didorong oleh adanya keinginan penerapan sistem bagi hasil dalam mekanisme pembagian keuntungannya.

12

11

Ibid., hal. 5.

12

Ibid., hah. 6.

Kemudian untuk lebih mendukung kegiatan operasional reksadana syariah maka dibentuk


(20)

pula indeks syariah di bursa efek yang lebih dikenal dengan nama Jakarta Islamic Index (JII)

Reksadana syariah juga sering disebut dengan istilah Islamic Investment atau syariah Mutual Fund yang merupakan lembaga intermediasi yang membantu Surplus Uint (investor) dalam melakukan penempatan dana yang untuk selanjutnya diinvestasikan kembali (reinvestment) kepada pihak – pihak yang membutuhkan dana (deficit unit) sebagai tambahan modal kerja. Selain untuk memberikan kemudahan bagi calon investor untuk berinvestasi di pasar modal maka pembentukan Islamic Investment Fund atau syariah Mutual Fund juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kelompok investor yang menginginkan keuntungan dari sumber dan mekanisme investasi yang bersih dan dapat dipertanggungjawabkan secara religius serta tidak bertentangan dengan prinsip – prinsip syariah.13

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka yang menjadi pokok permasalahan adalah:

1. Bagaimanakah pengaturan reksadana syariah di Indonesia?

2. Bagaimanakah bentuk – bentuk pelaksanaan perjanjian (akad) dalam mekanisme investasi melalui reksadana syariah?

3. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap investor dalam investasi melalui reksadana syariah?

13


(21)

C. Tujuan dan Manfaat Peneilitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaturan reksadana syariah di indonesia

2. Untuk menjelasakan bentuk pelaksanaan dari perjanjian (akad) dalam mekanisme investasi melalui reksadana syariah.

3. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadapat investor dalam investasi melalui reksadana syariah.

Selain dari tujuan di atas, penulisan skripsi ini juga memberikan manfaat antara lain:

a. Secara Teoritis

Secara teoritis, pembahasan terhadap masalah ini akan memberikan pandangan dan pemahaman baru tentang reksadana syariah yang dapat dijadikan alternatif berinvestasi bagi masyarakat yang menginginkan memperoleh return investasi dari sumber yang bersih dan dapat dipertanggung jawabkan secara syariah.

b. Secara Praktis

Secara praktis, pembahasan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para pembaca terutama bagi para pihak yang terlibat dalam reksadana syariah dan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang perlindungan hukum terhadap investor dalam reksadana syariah.


(22)

D. Keaslian Penulis

Tinjauan yuridis tentang reksadana syariah sebagai alternatif investasi bagi investor yang diangkat menjadi judul, skripsi ini merupakan hasil karya Penulis sendiri dan belum pernah ditulis sebelumnya di fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara .

Dilihat dari permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini, maka dapat dikatakan bahwa skripsi ini merupakan karya asli dengan melihat dasar – dasar yang telah ada baik melalui literatur yang diperoleh dari perpustakaan dan dari media masa baik media cetak maupun media elektronik, yang dituangkan dalam skripsi ini. Bila ternyata suatu saat nanti terdapat judul yang sama dengan skripsi ini, setelah skripsi ini dibuat, maka akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya.

E. Tinjauan Kepustakaan

Istilah investasi berasal dari bahasa Latin, yaitu investire (memakai), sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan investment. Istilah hukum investasi berasal dari terjemahan bahasa Inggris yaitu investment of law. Dalam peraturan perundang – undangan tidak ditemukan pengertian hukum investasi. Untuk mengetahui arti dari hukum investasi tersebut, maka harus dicari dari berbagai pandangan para ahli dan kamus hukum.

Para ahli dalam bidang investasi memiliki pandangan yang berbeda mengenai konsep teoretis tentang investasi. Fitzgeral, mengartikan investasi adalah “Aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber – sumber (dana)


(23)

yang dipakai untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang, dan dengan barang modal akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang”.14

Kamaruddin Ahmad mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan investasi adalah “Menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut”.

Dalam defenisi tersebut, investasi dikontruksikan sebagai sebuah kegiatan untuk menarik sumber dana yang digunakan untuk pemberian barang modal, dan barang modal itu akan menghasilkan produk baru.

15

A.Abdurrahman,

Dalam defenisi ini, investasi difokuskan pada penempatan uang atau dana dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan sebagaimana yang diharapkan.

16

mengemukakan bahwa investasi (investment) mempunyai dua makna, yakni: (1) Investasi berarti pembelian saham, obligasi dan benda – benda tidak bergerak, setelah diadakan analisis akan menjamin modal yang dilekatkan dan memberikan hasil memuaskan. Faktor – faktor tersebut yang membedakan investasi dengan spekulasi. (2) Dalam teori ekonomi, inve stasi berarti pembelian alat produksi (termasuk di dalamnya benda – benda untuk dijual) dengan modal berupa uang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)17

14

Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelanggaraan Investasi di Pasar Modal

Syariah Indonesia, (Jakarta: Perdana Media Grup, 2009), hal. 183. 15

Ibid.

16

Ibid.

17

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995) Ed ke-4, hal. 386.

disebutkan yang dimaksud dengan investasi berarti: (1) Penanaman uang atau modal di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan dan (2) jumlah uang atau modal yang ditanam.


(24)

Dari berbagai pengertian investasi seperti tersebut di atas, tampak ada perbedaan istilah dengan “penanaman modal”. Pada hakikatnya kedua istilah tersebut mempunyai arti yang sama. Dalam Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dikemukakan bahwa “Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan penanaman modal, baik oleh penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia”.

Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa investasi dan penanaman modal adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau badan hukum, menyisihkan suatu usaha dengan harapan pada suatu waktu tertentu akan mendapat hasil.

Hampir setiap hari kata “investasi” diperbincangkan banyak orang., tetapi sebenarnya yang dimaksud dengan istilah tersebut adalah “Metod of purchasing asset in order to gain profit in the form of reasonably predictable income (dividen, interset or rentals) and/or appreciation over the long term”.18

18

Abdul Manan., Op. Cit., hal. 185.

Sejumlah hasil penanaman dana dalam jumlah tertentu yang sangat ditentukan oleh kemampuan memprediksi masa depan, memprediksi masa depan inilah yang membedakan istilah “investasi” dan “spekulasi”.

Investasi dapat dilakukan secara langsung maupun tidak lansung. Investasi secara tidak langsung dapat dilakukan melalui pasar modal.


(25)

Reksadana sebagai salah satu instrumen pasar modal, merupakan salah satu alternatif investasi yang sangat menarik terutama pemodal yang memiliki dana yang relatif kecil.

Iwan P Pontjawinoto mengatakan bahwa:19

Ada 3 (tiga) hal yang terkait dari defenisi tersebut

“Reksa dana adalah kumpulan dana dari pemodal yang mempunyai tujuan investasi yang bersamaan”. Karena itu pemodal harus mempelajari tujuan dan kebijakan investasi reksadana yang dicantumkan dalam prospektus.

Prospektus adalah suatu dokumen yang berisikan keterangan yang dianggap penting dari suatu penawaran efek yang pasti akan terjadi. Dokumen tersebut akan digunakan untuk emiten dan para penjamin emisi untuk menarik minat pemodal penawaran efek.

Menurut Undang – Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang dimaksud dengan reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal, untuk selanjutnya diinvestasikan kembali dalam bentuk portofolio efek oleh manajer investasi.

20

Portofolio efek adalah kumpulan surat – surat berharga (obligasi) saham, surat – suart berharga komersial, dan lain – lain.

, yaitu: (1) adanaya dana dari masyarakat investor; (2) dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek; (3) dana tersebut dikelola oleh manajer investasi. Dengan demikian, dana yang ada dalam reksadana merupakan dana bersama para investor, sedangkan manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.

19

Marzuki Usman, Bunga Rampai Reksa Dana, (Jakarta: PT. Balai Pustaka, 1997), hal. 17.

20


(26)

Menurut pasal 1 angka 11 Undang – Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, disebutkan bahwa “Manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi. Dana

pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatannya usahanya”. Sedangkan, makna umum dari reksadana syariah (Islamic Investment

Funds) tidak jauh berbeda dengan makna reksadana pada umumnya. Yang membedakan reksadana konvensional dengan reksadana syariah terletak pada operasionalnya, dimana reksadana menggunakan ketentuan prinsip syariah. Prinsip syariah di reksadana digunakan dalam bentuk akad antara pemilik moda (rab al-mal) dengan manajer investasi (amil), pemilihan dan pelaksanaan transaksi investasi, dan dalam penentuan pembagian hasil.

Islamic Investment Fund merupakan lembaga intermediaris yang membantu surplus unit melakukan penempatan dan untuk diinvestasikan. Salah satu tujuan dari reksadana syariah adalah memenuhi kebutuhan kelompok investor yang ingin memperoleh pendapatan investasi dari sumber dan cara yang bersih dan dapat dipertanggungjawabkan secara religius, serta sejalan dengan prinsip-prinsip syariah.

Dengan demikian, reksadana syariah adalah suatu wadah yang digunakan oleh masyarakat untuk berinvestasi secara kolektif, di mana pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu pada syariat Islam. Oleh karena itu, reksadana syariah tidak boleh menginvestasikan dananya pada bidang-bidang yang bertentangan dengan syariat Islam, misalnya saham-saham atau obligasi-obligasi


(27)

dari perusahaan yang pengelolaan dan produknya bertentangan dengan syariat Islam; pabrik makanan atau minuman yang mengandung alkohol, daging babi, rokok, tembakau, jasa keuangan konvensional, pornografi, pelacuran, serta bisnis hiburan yang berbau maksiat.21

Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor 20/DSN-MUI/IX/2000, Reksadana Syariah adalah “Reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (shahibul maal/rabb al maal) dengan manajer investasi sebagai wakil shahibul maal, maupun antara manajer investasi sebagai wakil shahibul maal dengan pengguna investasi”.22

Dari defenisi yang diuraikan di atas terdapat beberapa karakteristik reksadana syariah,23

1. Batasan investasi reksadana syariah yaitu:

Batasan investasi reksadana syariah tidak akan membeli saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang jenis dan ruang lingkup kegiatannya usahanya tidak sesuai dengan prinsip syariah Islam, yaitu perusahaan yang memproduksi, memakai atau memberikan jasa – jasa yang tidak sesuai dengan prinsip syariah Islam.

2. Keberadaan Dewan Pengawas Syariah - Dewan Nasional Syariah.

Dewan pengawas syariah bertugas memberikan arahan kegiatan Manajer Investasi agar sentiasa sesuai dengan syariah Islam.

21 Yusuf Muhammad, Bisnis Syariah, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007), hal. 178.

22

Pasal 6 angka 1 Fatwa DSN-MUI No. 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah.

23


(28)

3. Tata Cara Investasi

Investasi dalam reksadana syariah dilakukan dengan menghindari Gharar (resiko yang tidak wajar) dan Masyir (bersifat judi).

4. Penyisihan Pendapatan

Pendapatan yang tidak sesuai dengan syariah Islam harus disisihkan dan akan dikeluarkan dalam laporan keuangan

5. Penyaluran Zakat Maal

Manajer investasi menawarkan jasa untuk memotong zakat Maal para pemodal .

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini disesuaikan dengan permasalahan yang diangkat di dalamnya. Dengan demikian, penelitian menganalisis hukum yang tertulis.

2. Data dan Sumber Data

Dalam menyusun skripsi ini, data dan sumber data yang digunakan adalah bahan hukum primer, sekunder, dan tersier.

Bahan hukum primer, yaitu bahan – bahan hukum yang mengikat dan terdiri Undang – Undang Dasar 1945, Undang – Undang, Peraturan Pemeintah, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri, Peraturan Daerah. Bahan – bahan hukum yang tidak dikodifikasi dan jurisprudensi.


(29)

Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti RUU, hasil – hasil penelitian atau pendapat pakar hukum.

Bahan tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukm sekunder, seperti kamus (hukum), ensiklopedia.

3. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian hukum normatif. Dengan pengumpulan data secara studi pustaka (library Reseach).

Penulis menggunakan suatu penelitian kepustakaan/library reseach. Dalam hal ini penelitian hukum dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan atau disebut dengan penelitian normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang disebut dengan data sekunder, berupa perundang – undangan, karya ilmiah para ahli, sejumlah buku – buku, artikel – artikel baik dari surat kabar, majalah maupun media elektronik yang semua itu dimaksudkan untuk memperoleh data – data atau bahan – bahan yang bersifat teoritis yang dipergunakan sebagi dasar dalam penelitian.

4. Analisis Data

Penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam skripsi ini termasuk ke dalam tipe penelitian hukum normatif. Pengolahan data pada hakekatnya


(30)

merupakan kegiatan untuk melakukan analisis terhadap permasalahan yang dibahas. Analisis data dilakukan dengan:24

a. Mengumpulkan bahan – bahan hukum yang relevan dengan permasalahan yang diteliti.

b. Memilih Kaidah – kaidah hukum/ doktrin yang sesuai dengan peneiltian. c. Mensistematisasikan kaidah – kaidah hukum, azas atau pasal atau doktrin

yang ada.

d. Menarik kesimpulan dengan pendekatan deduktif kualitatif.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan menjadi salah satu metode yang dipakai dalam melakukan penulisan skripsi ini, hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam menyusun serta mempermudah pembaca untuk memahami dan mengerti isi dari skripsi ini. Keseluruhan skripsi ini meliputi 5 (lima) bab yang secara garis besar isi bab – bab di uraikan sebagi berikut:

BAB PERTAMA : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan serta sistematika penulisan.

24

Amiruddin Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hal.4


(31)

BAB KEDUA : PENGATURAN REKSADANA SYARIAH DI

INDONESIA

Dalam bab ini akan diuraikan tentang pengertian reksadana syariah, sejarah reksadana syariah di Indonesia, jenis dan bentuk badan hukum reksadana, pengaturan reksadana syariah.

BAB III : BENTUK – BENTUK PELAKSANAAN PERJANJIAN

(AKAD) DALAM MEKANISME INVESTASI REKSADANA SYARIAH

Dalam bab ini akan diuraikan tentang para pihak dalam reksadana syariah, hak dan kewajiaban para pihak dalam reksadana syariah, penerapan prinsip syariah dalam pengelolaan reksadana syariah, bentuk pelaksanaan perjanjian (akad) dalam mekanisme investasi melalui reksadana syariah.

BAB KEEMPAT : PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR DALAM INVESTASI MELALUI REKSADANA SYARIAH

Dalam bab ini akan diuraikan tentang manfaat dan risiko investasi melalui reksadana syariah, Bapepam dan DSN sebagai lembaga pengawas, wanprestasi dalam perjanjian investasi melalui reksadana syariah, perlindungan hukum


(32)

terhadap investor dalam investasi melalui reksadana syariah.

BAB KELIMA : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai kesimpulan yang merupak jawaban dari permasalahan yang dikemukakan serta sara – saran atas jawaban permasalahan tersebut.


(33)

BAB II

PENGATURAN REKSADANA SYARIAH DI INONESIA A. Pengertian Reksadana Syariah

Reksadana di Inggris dikenal dengan sebutan unit trust yang berarti unit (saham) kepercayaan dan di Amerika dikenal dengan sebutan mutual fund yang berarti dana bersama dan di Jepang dikenal dengan sebutan investment fund yang berarti pengelolaan dana untuk investasi berdasarkan kepercayaan.25 Secara bahasa reksadana tersusun dari dua konsep, yaitu reksa yang berarti jaga atau pelihara dan konsep dana yang berarti (himpunan) uang. Dengan demikian secara bahasa reksadana berarti kumpulan uang dipelihara.26

Secara istilah, menurut Undang – Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, reksadana adalah “Wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari Reksadana merupakan dana bersama yang dioperasikan oleh suatu perusahaan investasi yang mengumpulkan uang dari pemegang saham dan menginvestasikannya ke dalam saham, obligasi, opsi, komoditas, atau sekuritas pasar uang. Reksadana seperti ini menawarkan keunggulan diversifikasi dan manajemen profesional kepada investor. Untuk jasa ini mereka biasanya membebankan suatu biaya manajemen, biasanya 1% atau kurang dari aktiva per tahun.

25

Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangna Syariah, (Medan: Prenada Media, 2009), hal. 165.

26


(34)

masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi”.27

Upaya pemilihan portofolio efek merupakan upaya minimalisasi risiko di mana diversifikasi adalah solusinya. Diversifikasi merupakan proses konstruksi portofolio dengan melibatkan beberapa instrumen investasi yang berbeda – beda.

Dari defenisi di atas reksadana dapat dipahami sebagai suatu wadah di mana masyarakat dapat menginvestasikan dananya oleh pengurusnya, yaitu manajer investasi, dana tersebut diinvestasikan ke portofolio efek.

28

Cara diversifikasi bisa di satu instrumen maupun lintas instrumen. Cara diversifikasi lintas instrumen dapat dilakukan dengan membeli beberapa jenis instrumen investasi yang berbeda – beda, misalnya sebagian dana diinvestasikan di saham, sebagian di obligasi dan sebagian yang lain di bank.29

Dana yang dikelola oleh manajer investasi merupakan dana milik investor. Dalam hal ini manajer investasi adalah pihak yang dipercayakan untuk mengelola dana. Manajer investasi adalah pihak yang kegiatannya usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku30

27

Pasal 1 angka 27 Undang–Undang No. 8 Tahun 1995 tantang Pasar Modal.

28

Andri Soemitra, Op. Cit., hal. 166.

29

Ibid.

30

Ibid., hal.166-167.

. Nasabah di sini bisa berarti individu atau institusi misalnya perusahaan, yayasan, dana pensiun atau reksadana. Manajer investasi dalam mengelola reksadana bekerja sama dengan bank kustodian. Bank kustodian adalah


(35)

perusahaan yang kegiatan usahanya melakukan penyelesaian transaksi reksadana, melakukan penyimpanan, penjagaan, dan pengadministrasian kekayaan reksadana.

Gambar 1

Skema Mekanisme Kerja Reksadana

Mengawasi

Unit Penyertaan Laporan

INVESTASI

Sumber: Andri Soemitra.

Berinvestasi pada reksadana tidaklah sulit, cukup hubungi manajer investasi reksadana yang anda pilih, kemudian isi formulir penyertaan modal/ pembelian unit penyertaan dan transfer uang ke bank kustodian. Setelah itu bukti setor dan formulir yang telah diisi dikrimkan ke manajer investasi tersebut. Peserta akan mendapat tanda bukti penyertaan modal di reksadana yang dikirimkan langsung ke alamat peserta. Besarnya uang investasi minimal ditentukan oleh manajer investasi dan telah tercantum resmi dalam prospektus reksadana. 31

31 Ibid., hal.7 SWASTA DAN PEMERINTAH Bapepam

INVESTOR MANAJER

INVESTASI BANK KUSTODIANN N PASAR MODAL PASAR UANG Deposito, SBI, Obligasi, saham, dll


(36)

Di samping reksadana konvensional, telah hadir pula reksadana syariah. Reksadana syariah merupakan alternatif karena adanya sikap ambivalensi (mendua) pada diri umat Islam, di satu isi ingin menginvestasikan modal yang dimiliki pada reksadana, tetapi di sisi yang lain memiliki ketakutan melanggar ketentuan – ketentuan yang ada dalam syariat Islam.32 Oleh karena itu, kehadiran reksadana syariah bisa menghindarkan umat Islam dari pelanggaran terhadap syariat Islam, karena reksadana syariah dalam operasionalnya menggunakan prinsip – prinsip syariah. Di samping itu, reksadana syariah hadir sebagai salah satu model dalam rangka mengantisipasi pertumbuhan pasar modal Indonesia.33

Menurut Ossama Nassar reksadana syariah atau Islamic Investment Funds adalah:

Reksadana syariah merupakan cara mudah bagi investor untuk berinvestasi karena dikelola manajemen profesional, diversifikasi investasi, transparansi informasi, dan likuid.

34

Reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (sahib sl-mal/ rabb mal) dengan manajer investasi sebagai wakil sahib

al-Merupakan intermediaries yang membantu surplus unit melakukan penempatan dana yang diinvestasikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan kelompok investor yang menginginkan memperoleh pendapatan investasi dari sumber dan cara yang bersih yang dapat dipertanggungjawabkan secara religius, yang memang sejalan sengan prinsip syariah. Karenanya dipenuhinya nilai syariah ini menjadi tujuan paling utama.

32

Ibid., hal. 168. 33

Ibid.

34

Warkum Sumitro, Asas- Asas Perbankan Islam dan Lembaga – Lembaga Terkait, (Malang: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hal. 225.


(37)

mal, maupun antara manajer investasi sebagai wakil sahib al-mal dengan pengguna investasi.35 Dengan demikian, reksadana syariah adalah reksadana yang pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu kepada syariah Islam. Reksadana syariah tidak akan menginvestasikan dananya pada obligasi dari perusahaan yang pengelolaannya atau produknya bertentangan dengan syariah Islam misalnya pabrik minuman beralkohol, industri pertenakan babi, jasa keuangan yang melibatkan riba dalam operasionalnya dan bisnis yang mengandung maksiat.36

Reksadana syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang dapat dijadikan alternatif berinvestasi bagi masyarakat yang menginginkan (+) return dari sumber yang bersih dan dapat dipertanggungjawabkan secara syariah. Tujuan utama reksadana syariah bukan semata – mata hanya mencari keuntungan, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungan, komitmen pada nilai – nilai religiusitas, meskipun tanpa harus mengabaikan kepentingan para investor.37

Reksadana syariah akan memiliki peranan besar dalam pembangunan ekonomi, karena dapat memobilisasi dana dari masyarakat pemodal untuk pertumbuhan dan pengembangan perusahaan nasional baik Badan Usaha Milik Neagar (BUMN) maupun swasta. Reksadana merupakan jalan keluar bagi para pemodal kecil yang ingin berperan serta dalam kegiatan pasar modal, meskipun dengan penyertaan dana yang relatif kecil dan kemampuan menanggung resiko yang sedikit.

35

Pasal 1 angka 6 Fatwa DSN-MUI No. 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah

36

Andri Soemitra, Op. Cit., hal. 168-169.

37

Burhanuddin Susanto, Pasar Modal Syariah (Tinjauan Hukum), (Yogyakarta: UII Press Yogyakarta, 2008), hal. 74.


(38)

B. Sejarah Reksadana Syariah di Indonesia

Reksadana mulai dikenal sejak abad ke-19. Cikal bakal Industri bisa dirunut pada tahun 1870, ketika Robert Fleming, seorang tenaga pembukuan pabrik tekstil dari Skotlandia, dikirim ke Amerika untuk mengelola investasi milik bosnya. Di Amerika ia melihat peluang investasi baru, yang muncul menyusul berakhirnya Perang Saudara.

Ketika pulang ke negerinya, Robert Fleming menceritakan temuannya tersebut kepada beberapa temannya. Ia berniat untuk memanfaatkan peluang tersebut, tetapi ia tidak mempunyai cukup modal. Masalah ini mendorongnya untuk mengumpulkan uang dari teman – temannya dan kemudian membentuk the Scottish American Investment Trust, perusahaan menajemen investasi pertama di Inggris, pada 1873. Perusahaan ini mirip dengan apa yang sekarang dikenal sebagi reksadana tertutup (Closed-end fund).

Di Indonesia, instrumen reksadana mulai dikenal pada tahun 1995, yakni dengan diluncurkannya PT. BDNI Reksadana. Berdasarkan sifatnya BDNI Reksadana adalah reksadana tertutup mirip the Scottish American Investment Trust. Seiring dengan hadirnya Undang – Undang Pasar modal pada tahun 1995, mulailah reksadana tumbuh secara aktif. Reksadana yang tumbuh dan berkembang pesat adalah reksadana terbuka. Jika pada tahun 1995 tumbuh 1 reksadana dengan dana yang dikelola sebesar Rp. 356 miliar, maka pada tahun 1996 tercatat 25 reksadana. Dari jumlah ini, 24 reksadana di antaranya merupakan


(39)

reksadana terbuka atau reksadana yang berupa kontrak investasi kolektif dengan total dana yang dikelola sebesar Rp. 5,02 miliar.38

Hadirnya Bank Muamalat, Asuransi Takaful, dan tumbuhnya lembaga keuangan syariah menimbulkan sikap optimis meningkatnya lembaga keuangan syariah menimbulkan sikap optimis meningkatnya gairah investasi yang berbasis pada investor muslim. Bapepam mulai melakukan inisiatif untuk mewadahi muslim, maka mulai tahun 1997 dihadirkan reksadana syariah dengan produknya yang bernama Danareksa syariah, yang disahkan keberadaanya oleh Bapepam pada tanggal 12 Juni 1997. Reksadana syariah yang diidrikan itu berbentuk kontrak investasi kolektif (KIK) berdasarkan UUPM, yang dituangkan dalam Akta Nomor 24 tanggal 12 Juni 1997 yang dibuat di hadapan Notaris Djedjem Wijaya, di Jakarta antara PT. Danareksa Fund Management sebagai manajer investasi dengan Citibank N.A. Jakarta sebagai Bank kustodian. PT. Danareksa Fung Management sendiri, sebagai manajer investasi diirikan pada tanggal 1 Juli 1992, yang kemudian dilegitimasi oleh Menteri Kehakiman RI dengan surat keputusan nomor C2/7283.HT.01.YH.92 tanggal 3 September 1992.39

Nilai investasi reksadana di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup signifikan apabila dibandingkan dengan tingkat nilai pertumbuhan jenis investasi lainnya. Sampai Februari 2005, total dana kelolaan industri ini berjumlah lebih dari Rp 110 triliun. Perkembangan ini ditunjang oleh regulasi pasar modal yang kondusif, jumlah manajer investasi yang meningkat, munculnya produk unit

38

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), hal. 201.

39


(40)

link yang berbasiskan investasi dan asuransi, dan keluarnya surat utang negara dan obligasi korporasi 40

Perkembangan reksadana syariah di Indonesia juga mengalami perkembangan yang cukup pesat. Sampai Agustus 2005 total dana kelolaan syariah mencapai Rp 1,5 triliun dan hingga akhir tahun 2005 telah terdapat 17 reksadana syariah telah dinyatakan efektif oleh Bapepam.41

Perkembangan ini terhambat dengan terjadinya krisis yang menimpa reksadana Indonesia sehingga total dana kelolaan tinggal hanya 28 triliun per Desember 2005. Kejadian ini dipicu oleh peningkatan harga minyak dunia, depresiasi rupiah, dan kenaikan tingkat suku bunga yang membuat investor reksadana memindahkan dana mereka ke instrumen investasi lain. Krisis ini juga menimpa reksadana syariah. Total dana kelolaanya turun menjadi hanya Rp 415 miliar rupiah.42

40

Nurul Huda dan Musatafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta: Pernada Meida Grup, 2007), hal. 128.

41

Ibid.

42

Ibid., hal. 128-129.

Meskipun dipengaruhi oleh faktor eksternal di atas, salah satu hal yang justru memiliki pengaruh besar terhadap krisis reksadana pada media kedua 2005 adalah terjadinya redemption besar – besaran yang dilakukan para investornya. Pemahaman sebagian investor yang salah terhadap investasi pada reksadana dan perilaku terhadap risiko yang irasional telah membuat mereka justru menarik dana mereka secara bersamaan dalam jumlah besar sehingga menyebabkan turunnya nilai unit penyertaan.


(41)

Namun dalam hal yang menarik terjadi selama krisis. Meskipun akhirnya juga tertimpa krisis, reksadana syariah tidak mengalami krisis secepat reksadana konvensional. Jika pada reksadana konvensional, krisis telah terjadi pada bulan Maret 2005, reksadana syariah baru mengalami bulan Septembar 2006. salah satu hal yang memungkinkan adalah adanya perbedaan pengetahuan dan perilaku investor reksadana syariah dengan konvensional.43

Beberapa reksadana Syariah yang diluncurkan pada tahun 2004, sebagai berikut:

44

1. Pada Januari 2004, PT Permodalan Nasional Madani Investment Management (PNM-IM) melakukan kerja sama dengan bank Internasional Indonesia (BII) Syariah Platinum Acces untuk memasarkan reksadana syariah. BII Syariah Platinum Acces, dalam hal ini, berperan sebagai agen penjual sekaligus bank penerima pembayaran reksadana PNM syariah yang dikelola PNM-IM.

2. Agustus 2004, Manajer investasi PT Andalan Artha Advisindo (AAA) Sekuritas bekerja sama dengan unit usaha syariah Bank Danamon meluncurkan produk reksadana syariah. Produk reksadana yang diberi nama AAA Syariah Fund tersebut dimaksudkan untuk melayani nasabah yang membutuhkan layanan pengelolaan investasi berprinsip syariah.

3. September 2004, PT Permodalan Nasional Madani Investment Management (PNM-IM) meluncurkan dua produk reksadana terbarunya, yatiu reksadana PNM Amanah Syariah dan reksadana PNM PUAS (Pasar Unag Andalan

43

Ibid., hal. 129. 44


(42)

Saya). Kedua jenis reksadana ini melengkapi produk reksadana PNM-IM yang sudah lebih dahulu dipasarkan.

4. November 2004, Bank Syariah Mandiri meluncurkan produk reksadana syariah. Bekerja sama dengan Mandiri Sekuritas selaku manajer investasi dan Deutche Bank sebagai Bank kustodian, produk reksadana syariah ini menawarkan pilihan investasi dengan return yang lebih menarik kepada nasabah BSM.

5. Desember 2004, Manajemen PT Bhakti Asset Management (BAM) mengeluarkan produk reksadana baru yang di beri nama BIG Dana Syariah. Reksadana ini merupakan reksadana terbuka Kontrak Invetasi Kolektif (KIK) dengan hasil investasi yang bersih dari unsur riba dan gharar.

Dari segi return reksadana syariah masih lebih kecil dari reksadana konvensional, hal ini disebabkan portofolio reksadana syariah masih sangat terbatas (misalnya tidak boleh investasi pada pasar valuta asing kecuali spot market, tidak boleh menginvestasikan dana pada sektor usaha yang tidak halal seperti perbankan konvensioanl, rokok, atau perusahaan yang memproduksi minuman keras). Hasil penelitian Karim Busness Consulting (KBC) rata – rata reksadana syariah untuk kategori pendapatan tetap (fix income) memberikan return 11,60. Sedangkan, reksadana konvensional memberikan return rata – rata 13,89. Untuk kategori campuran pun, reksadana syariah memberi return di bawah reksadana konvensional. Reksadana memberikan return rata – rata 23,62 dan reksadana campuran konvensional memberikan return 64,31. Dari hasil ini jelas


(43)

reksadana dengan fix income masih kompetitif dibandingkan dengan reksadana konvensional.45

NO.

Tabel 1

Reksadana yang Terbit dengan Skim Syariah

Nama Reksadana Jenis Manajer

Investasi

Peluncuran 1. BNI Dana Syariah Pendp. Tetap BNI Securities 23-Apr-2004 2. Dompet Dhuafa

Batasa Syariah

Pendp. Tetap Batasa Capital 26-Jul-2004 3. I Haji Syariah Fund Pendp. Tetap Insight

Investment

17-Jan-2005 4. PNM Amanah

Syariah

Pendp. Tetap PNM

Investment

01-Sep- 2005 5. Lautandhana

Syariah Fund

Pendp. Tetap Lautandhana 09-Sep- 2005 6. AAA Syariah Fund Campuran AAA Sekuritas 28-Des-2004 7. AAA Amanah

Syariah Fund

Campuran AAA Sekuritas 21-Jun-2005 8. Batasa Syariah Campuran Batasa Capital 22-Jul-2003 9. BNI Dana Plus

Syariah

Campuran BNI Scurities 23-Apr-2004 10. BSM Investa

Syariah

Campuran Mandiri Mi 25-Jun-2004

11. Danareksa Syariah Berimabang

Campuran Danareksa 01-Dea-2000

12. PNM Syariah Campuran PNM

Investment

25-Mei-2000

13. IPB Syariah Campuran Kresna Graha

Sek.

15-Des-2005

Sumber: Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution.

Perkembangan investasi reksadana sangat dipengaruhi oleh pengetahuan investor dan perilaku investor terhadap risiko. Investor seharusnya memiliki

45


(44)

pengetahuan dalam membedakan sarana – sarana/instrumen investasi yang hendak mereka pakai dan menyesuaikan dengan profil risiko yang bisa di terima.

C. Jenis dan Bentuk Hukum Reksadana 1. Jenis Reksadana

Pembagian jenis reksadana dapat di lakukan dengan beberapa cara, antara lain, yaitu bila ditinjau dari sifatnya, tujuan investasinya serta dari jenis investasinya.

Ditinjau dari sifatnya, reksadana terdiri dari 3 (tiga) jenis, yaitu:

a. Reksadana Terbuka (open-end Fund)

Open-end fund biasa dikenl di Indonesia dengan sebutan reksadana terbuka. Reksadana terbuka (open-end fund) merupakan perusahaan investasi yang menawarkan dan membeli kembali saham – sahamnya dari investor sampai sejumlah unit penyertaan yang sudah dikeluarkan.46

Reksadana terbuka dapat dibedakan lagi berdasarkan dikenakan atau tidaknya biaya penjualan (service charge) dan biaya pembelian kembali (redemption fee). Pengenaan biaya komisi tersebut dinamakan load funds, sedangkan apabila tanpa biaya dinamakan no-load funds. Load funds menetapkan biaya sales/entry charge, sehingga harga penawaran sebuah unit penyertaan

Berbeda dengan reksadana tertutup, reksadana terbuka memberi peluang untuk menjual/membeli kembali unit penyertaan. Meskipun tidak tercatat di bursa efek, reksadana terbuka lebih disukai investor karena lebih likuid. Artinya, unit penyertaannya lebih mudah dituangkan dengan harga pasar dari pada saham reksadana tertutup.

46


(45)

adalah sebesar Nilai Aktiva Bersih (NAB) ditambah biaya penjualan tersebut. Karena biaya penjualannya dikenakan di muka, maka dinamakan up-front load funds. Begitu pula sebaliknya, no-load funds tidak mengenakan biaya penjualan (sales charge) untuk pembelian awal, sehingga harga penawarannya akan sama dengan NAB. Akan tetapi, biasanya pada saat melakukan penjualan kembali (redemption), perusahaan investasi jenis ini menetapkan adanya redemption/exit, sehingga harga unit penyertaan adalah NAB ditambah biaya penjualan kembali (redemption fee). Dan biaya penjualannya dikenakan di belakang, maka dinamakan back-and load funds.47

1) Reksadana dapat mengeluarkan atau menjual saham atau unit penyertaan baru secara terus menerus sepanjang ada pemodal yang bersedia membelinya.

Di samping yang telah disebutkan, terdapat ciri – ciri lain dari reksadana terbuka, yaitu:

2) Saham atau unit penyertaan reksadana tidak perlu dicatat di burs efek, dan dapat diperjual belikan di luar bursa (over the counter).

3) Pemodal dapat menjual kembali saham atau unit penyertaan reksadana yang dimilikinya kepada reksadana.

4) Harta jual atau beli saham atau unit penyertaan reksadana berdasarkan NAB yang setiap harinya harus dihitung oleh bank kustodian.

Nilai Aktiva Bersih merupakan jumlah aktiva atau kekayaan reksadana setelah dikurangi kewajiban yang ada. Sedangkan NAB per unit penyertaan merupakan jumlah NAB dibagi dengan jumlah nilai unit penyertaan yang telah

47 Ibid.


(46)

beredar (dimiliki investor) pada saat tertentu. NAB persaham/unit dihitung setiap hari oleh bank kustodian setelah menerima dana dari manajer investasi. Besarnya NAB berfluktuasi setiap harinya, tergantung dari perubahan nilai efek portofolio. Meningkatnya NAB mengindikasikan naiknya nilai investasi pemegang saham atau unit penyertaan. Begitu pula sebaliknya, menurun berarti berkurangnya nilai investasi pemegang unit penyertaan.48

b. Reksadana Tertutup (close-endFund)

Undang – Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal memberikan pengertian tentang reksadana terbuka sebagai suatu reksadana yang dapat menawarkan dan membeli kembali saham – sahamnya dari para pemodal sampai dengan sejumlah modal yang telah dikeluarkan.

Closed-end fund (reksadana tertutup) adalah sautu bentuk reksadana di Amerika Serikat yang serupa dengan reksadana tertutup di Indonesia. Reksadana tertutup atau closed-end fund adalah reksadana yang jumlah saham beredarnya tidak berubah. Dengan demikian, reksadana tertutup hanya dapat menjual saham reksadana kepada investor sampai batas jumlah modal dasar dalam anggaran dasar.49

Disebut reksadana tertutup, karena reksadana ini tertutup dalam jumlah saham yang bisa diterbitkan, atau dalam hal menerima masuknya investor baru melalui penerbitan saham baru. Reksadana tertutup ini tidak membeli kembali (redeem) saham – sahamnya yang telah dijual kepada investor. Dengan kata lain,

48

Ibid., hal. 81.

49


(47)

investor tidak dapat menjual kembali saham – saham yang telah dibeli kepada reksadana yang bersangkutan.

Pada reksadana tertutup, penawaran umum sama seperti proses emisi saham dari perusahaan yang go publik. Setelah masa penawaran berakhir, maka saham itupun akan dicatatkan dan diperdagangkan di lantai bursa, seperti hanya saham perusahaan lainnya. Jadi, apabila seseorang investor ingin membeli saham reksadana, maka investor tersebut harus membelinya melalui bursa efek. Karena saham reksadana tidak bisa dibeli atau dijual kembali pada perusahaan reksadana yang mengeluarkan saham semula, maka disebut “closed”.50 Di bursa efek Jakarta telah tercatat PT BDNI Reksadana sebagai reksadana tertutup pertama yang mendaftarkan diri di Indonesia. 51

1) Reksadana hanya dapat mengeluarkan atau menjual sahamnya sampai batas modal dasar.

Sedangkan ciri – ciri lain dari reksadana tertutup adalah:

2) Tidak membeli kembali saham – sahamnya yang telah dijual kepada investor. 3) Investor tidak dapat menjual kembali saham reks dana yang dimiliki.

4) Reksadana dicatat di bursa efek (pasar sekunder)

c. Unit Investment Trusts

Reksadana dengan jenis Unit Investment Trust (UIT) merupakan suatu perusahaan di bidang investasi yang membeli portofolio efek dengan menggunakan kumpulan dana (harta kekayaan) dari pemegang saham atau unit penyertaan. Portofolio obligasi kemudian akan disimpan pada Trustee (biasanya

50

Ibid., hal. 83.

51


(48)

bank) sebagai kustodian lansung sampai dengan batas jatuh tempo dari obligasi – obligasi tersebut. Setelah jatuh tempo maka dibayar kepada pemegang saham atau unit penyertaan UIT, yang sudah membeli saham atau unit penyertaan dari UIT pada saat penawaran umum pertama kali UIT tersebut. UIT tidak memberikan hak untuk bersuara sebagaimana halnya saham dalam reksadana perseroan terbatas. 52

Bila ditinjau dari portofolio investasinya, terdapat 4 (empat) jenis reksadana yaitu:

Sebagaimana suatu reksadana terbuka yang tidak memiliki direksi dan menerbitkan efek yang dapat dijual kembali, pemegang saham atau unit penyertaan UIT dapat melakukan redeem atau penjualan kembali unit penyertaan tersebut dan menawarkannya kembali kepada publik.

53

1) Reksadana Pasar Uang (money market funds)

Reksadana jenis ini hanya melakukan investasi pada efek yang bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.

2) Reksadana Pendapatan Tetap (fixed income funds)

Reksadana jenis ini melakukan investasi sekurang – kurangnya 80 %dari aktiva dalam bentuk efek yang bersifat utang. Reksadana ini memiliki risiko relatif lebih besar dari reksadana pasar uang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.

52

Ibid.

53


(49)

3) Reksadana Saham (equity funds)

Reksadana yang melakukan investasi sekurang – kurangnya 80 % dari aktiva alam bentuk efek yang bersifat ekuitas. Karena investasinya dilakukan pada saham, maka risikonya lebih tinngi dari dua jenis reksadana sebelumnya, namun menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi.

4) Reksadana Campuran (discretionary funds)

Reksadana jenis ini melakukan investasi dalam efek yang bersifat ekuitas dan efek yang bersifat utang.

Dilihat dari tujuan investasinya, terdapat 3 (tiga) jenis reksadana yaitu sebagai berikut:54

1) Growth funds

Reksadana yang menekankan pada upaya mengejar pertumbuhan nilai dana. Reksadana jenis ini biasanya mengalokasikan dananya pada saham.

2) Income fund

Reksadana yang mengutamakan pendapatan konsten. Reksadana jenis ini mengalokasikan dananya pada surat utang atau obligasi.

3) Safety fund

Reksadana yang lebih mengutamakan keamanan daripada pertumbuhan. Reksadana jenis ini umumnya mengalokasikan dananya di pasar uang, seperti deposito berjangka, sertifikat deposito, dan surat utang jangka pendek.

54


(50)

2. Bentuk Hukum Reksadana

Untuk melakukan investasi, para calon investor akan lebih baik apabila mengetahui bentuk dan macam reksadana yang akan digunakan sebagai tempat invstasi. Dari segi sifatnya, menurut Pasal 18 ayat 1 Undang – Undang Pasar Modal bentuk badan hukum reksadana dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:

a. Reksadana Perseroan

Reksadana berbentuk perseroan adalah suatu Perseroan Terbatas (PT) yang dari sisi badan hukum tidak berbeda dengan perusahaan lainnya, perbedaan hanya terletak pada jenis usaha yang dijalankan. Dalam bentuk ini, perusahaan penerbit reksadana menghimpun dana melalui penjualan saham kepada para investor, sehingga mereka memiliki hak kepemilikan atas perusahaan tersebut. Hasil dari penjualan saham kemudian diinvestasikan ke dalam berbagai jenis efek (surat berharga) yang diperdagangkan di pasar modal atau pasar uang.55

Reksadana berbentuk perseroan Terbatas (PT) merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan portofolio investasi pada surat berharga yang tersedia di pasar investasi. Dari pengelolaan tersebut, PT reksadana akan memperoleh keuntungan dalam bentuk peningkatan nilai aset perusahaan (sekaligus nilai sahamnya), yang kemudian akan dibagi hasilkan kepada para investor yang memiliki hak kepemilikan atas perusahaan tersebut.56

Adapun ciri – ciri reksadana berbadan hukum perseroan adalah:57 1) Bentuk hukumnya adalah Perseroan Terbatas (PT).

2) Pengelola kekayaan reksadana dengan manajer investasi yang ditunjuk.

55

Burhanuddin Susanto, Op. Cit., hal. 79.

56

Ibid.

57


(51)

3) Penyimpanan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak antara manajer investasi dengan bank kustodian.

Gambar 2

Skema Mekanisme Kegiatan Reksadana Berbentuk Perseroan

Pernyataan Pengajuan izin usaha efektif

dan pernyataan

pendaftaran Pengawasan

Penempatan uang

Miniaml 1% dari Pengawasan

Modal disetor

Kontrak Pengelolaan

Pembelian Konfirmasi Penjualan

Saham melalui Kontrak Penawaran Penyimpanan Umum

Sumber: Abdul Mana.

b. Reksadana Kontrak Investasi Kolektif (KIK)

Reksadana kontrak investasi kolektif (KIK) merupakan kontrak antara manajer investasi dan bank kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan di mana manajer investasi diberi kewenangan untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan bank kustodian diberi kewenangan untuk melaksanakan penitipan

BAPEPAM Direksi PT REKSADANA (PT) Promotor (pendiri) Pemegang Saham (Investor) Pasar Uang Pasar Modal Manajer Investasi Bank Kustodian Underwriter (jika ada) Perantara Pedagang Efek


(52)

kolektif.58

Kontrak investasi kolektif ini bentuk yang paling lazim, dimana reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif ini dibentuk antara manajer investasi dengan bank kustodian. Manajer investasi bertugas dan bertanggung jawab dalam mengelola portofolio reksadana. Sedangkan bank kustodian bertugas dan bertanggung jawab dalam pengadministrasian dan menyimpan kekayaan reksadana.

Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif menghimpun dana dengan menerbitkan unit penyertaan kepada masyarakat pemodal dan selanjutnya dana tersebut diinvestasikan kepada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang.

59

Berbeda dengan pembentukan reksadana perseroan, dimana pendiri harus terlebih dahulu mendirikan PT kemudian menunjuk manajer investasi dan bank kustodian, reksadana KIK pembentukannya lebih sederhana. Perusahaan efek atau pihak lain yang telah memperoleh izin investasi mengajukan pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum reksadana KIK kepada Bapepam dengan menyampaikan dokumen sebagai berikut, kontrak investasi kolektif yang dibuat oleh manajer investasi dengan bank kustodian secara notarial, prospektus, pendapat konsultan hukum, dan laporan keuangan awal.

Reksadana KIK tidak menerbitkan saham, kecuali melalui unit penyertaan hingga jumlah yang ditetapkan dalam anggaran dasar. Investor yang berpartisipasi akan mendapat bukti penyertaan berupa surat konfirmasi dari bank kustodian.

60

58

Ibid., hal. 83.

59

Abdul Manan, Op. Cit., hal. 156.

60


(53)

Ciri – ciri reksadana kontrak investasi kolektif, antara lain: 1) Bentuk hukumnya adalah Kontrak Investasi Kolektif (KIK)

2) Pengelolaan reksadana dilakukan oleh manajer investasi berdasarkan kontrak. 3) Penyimpanan kekayaan investasi kolektif dilaksanakan oleh bank kustodian

berdasarkan kontrak.

4) Menjual unit penyertaan secara terus menerus sepanjang ada investor yang membeli.

5) Unit penyertaan tidak dicatat di bursa.

6) Investor dapat menjual kembali (redemption) unit penyertaan yang dimilikinya kepada manajer investasi yang mengelola.

7) Hasil penjualan/pembayaran kembali unit penyertaan akan dibebankan kepada kekayaan reksadana.

8) Harga jual/beli unit penyertaan didasarkan atas NAB per unit dihitung oleh bank kistodian secara harian.


(54)

Gambar 3

Skema Mekanisme Kegiatan Reksadana Kontrak Investasi Kolektif (KIK)

Pengajuan Pernyataan Pendaftaran

Pernyataan Pengawasan Efektif

Penawaran

Umum/Penjualan Instruksi

Terus – menerus Jual/Beli

Permohonan Konfirmasi Pembelian/Penjualan

Kembali Kontrak Investasi Kolektif Pembayaran KIK) Redemption/Pembayaran

Penjualan

Sumber: Abdul Manan.

D. Pengaturan Reksadana Syariah

Pada dasarnya pengaturan mengenai reksadana ini dalam hukum positif, baik yang konvensional maupun yang berdasarkan Prinsip syariah adalah sama yaitu diatur dalam Undang – Undang No. 8 Tahun tentang Pasar Modal dan peraturan teknis berupa Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri Keuangan, dan peraturan – peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam dan peraturan – peraturan yang dikeluarkan oleh Bursa Efek selaku Self Organitation Rgulatory (SRO). Perbedaannya antara reksadana konvensional dengan reksadana syariah terletak pada pengaturan terhadap reksadana syariah oleh Dewan Syariah Nasional dalam

Bapepam

INVESTOR MANAJER

INVESTASI

BANK KUSTODIAN

PERANTARA PEDAGANG

PASAR MODAL PASAR UANG


(55)

bentuk fatwa, serta pengaturan mengenai akad – akad dalam penerbitan efek syariah dan tata cara penerbitan efek syariah sebagaimana tertuang dalam keputusan Bapepam yang dikeluarkan pada tahun 2006.

Beberapa ketentuan mengenai reksadana yang ada dalam Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1995 antara lain yaitu sebagai berikut:

1. Bentuk Hukum dan Perizinan Reksadana

Reksadana yang dikenal di Indonesia dapat berbentuk Perseroan atau Kontrak Investasi Kolektif. Reksadana berbentuk perseroan adalah emiten yang kegiatan usahanya menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dalam hasil penjualan saham tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar uang dan pasar modal.

Reksadana berbentuk perseroan ini dibedakan lagi berdasarkan sifatnya menjadi reksadana tertutup dan reksadana terbuka. Reksadana tertutup adalah reksadana berbentuk perseroan yang menjual sahamnya kepada investor melalui penawaran umum perdana (Initial public offering) di bursa efek. Sehingga apabila investor ingin menjual reksadana tersebut, mereka dapat menjualnya kembali melalui bursa kepada investor lainnya, bukan kepada pihak manajer investasi atau penerbitnya (issuer). 61

Sedangkan reksadana terbuka adalah reksadana berbentuk perseroan yang menawarkan dan membeli kembali saham – sahamnya dari investor sampai dengan sejumlah modal yang telah dikeluarkan. Pada reksadana terbuka ini dalam hal pemegang saham melakukan penjualan kembali (redemption), maka pihak

61


(56)

reksadana terbuka wajib membeli saham – saham tersebut. Ketentuan mengenai kewajiban membeli ini memiliki pengecualian, yaitu:62

a. Bursa efek dimana sebagian besar portofolio efek reksadana diperdagangkan ditutup.

b. Perdagangan efek atas sebagian besar portofolio efek reksadana di bursa efek dihentikan.

c. Keadaan darurat: atau

d. Terdapat hal – hal lain yang ditetapkan dalam kontrak pengelolaan investasi setelah mendapat persetujuan Bapepam.

Pasal 18 ayat (3) UUPM mengatakan “Reksadana perseroan merupakan suatu perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam”.

Penjelasan Pasal 18 ayat (5) menyebutkan bahwa persyaratan dan tata cara perizinan dalam pendirian reksadana perseroan adalah mengenai:

a. Izin usaha;

b. Ketentuan yang wajib diatur dalam anggaran dasar; c. Kepengurusan;

d. Permodalan.

Pasal 24 PP No. 45 Tahun 1995 mengenai Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal mengatakan bahwa permohonan untuk memperoleh izin usaha reksadana perseroan kepada Bapepam disertai dengan dokumen dan keterangan sebagai berikut:

a. Akta pendirian perseroan yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman;

62


(57)

b. Nama dan alamat pendiri reksadana;

c. Nama dan alamat anggota Direksi reksadana;

d. Nama dan alamat manajer Investasi dan Bank Kustodian; e. Kontrak pengelolaan reksadana;

f. Kontrak mengenai jasa kustodian atas kekayaan reksadana; g. Penunjukan profesi penunjang Pasar Modal; dan

h. Dokumen dan keterangan pendukung lain yang berhubungan dengan permohonan izin usaha reksadana yang dittetapkan lebih lanjut oleh BAPEPAM.

Dalam Pasal 25 PP No. 45 Tahun 1995 disebutkan bahwa “Maksud dan tujuan reksadana berbentuk perseroan hanya untuk menyelenggarakan kegiatan usaha reksadana”

Sedangkan reksadana Kontrak investasi Kolektif yaitu reksadana yang dibentuk berdasarkan kontrak anatara manajer investasi dan bank kustodian. Penjelasan pasal 18 ayat (1) Huruf b UUPM menyebutkan “Kontrak investasi kolektif adalah kontrak antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan dimana Manajer investasi diberi wewnang untuk melaksanakan penitipan kolektif”.

Dengan demikian, reksadana KIK adalah wahana dimana pemodal dapat ikut serta mengadakan investasi dalam suatu portofolio efek milik bersama yang dikelola oleh manajer investasi yang telah mendapat lisensi dari Bapepam, memperoleh jasa penyimpanan dan pencatatan atas harta bersama dari bank


(58)

umum yang telah mendapat izin usaha sebagai kustodian dari Bapepam serta berhak atas informasi nilai bersih dari harta bersama secara harian.

2. Pengelolaan

Pasal 21 UUPM menyebutkan bahwa pengelolaan reksadana, baik yang berbentuk perseroan maupun yang berbentuk KIK, dilakukan oleh manajer investasi berdasarkan kontrak. Adapun kontrak pengelolaan reksadana yang berbentuk perseroan dibuat oleh direksi dengan manajer investasi, sedangkan kontrak pengelolaan reksadana terbuka berbentuk KIK dibuat antara manajer investasi dan bank kustodian. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan reksadana ini diatur dalam keputusan Ketua Bapepam, yaitu Peraturan Nomor IV.A3 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengelolaan Reksadana Berbentuk Perseroan dan Peraturan Nomor IV.B.1 tentang Pedoman Pengelolaan reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif.

Berdasarkan Peraturan Nomor Iv.A.3 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengelolaan Reksadana Berbentuk Perseroan pada tanggal 1 menyebutkan bhah reksadana berbentuk perseroan yang telah memperoleh izin usaha wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. Menugaskan manajer investasi yang telah memperoleh izin usaha untuk mengelola investasi reksadana dan melaksanakan kegiatan lainnya yang diperlukan serta menunjang fungsinya sebagai manajer investasi berdasarkan suatu Kontrak Pengelolaan reksadana.

b. Dalam hal manajer investai menghentikan kegiatannya atas pengelolaan suatu reksadana, tidak ada rencana yang dibuat untuk pengalihan atas kontrak


(59)

pengelolaan reksadana atau pembuatan kontrak reksadana baru, reksadana tersebut wajib dibubarkan.

c. Kontrak pengelolaan reksadana wajib terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari sebagian besar direktur reksadana tersebut.

d. Semua pengalihan dari kontrak pengelolaan reksadana wajib didasarkan pada persetujuan sebagian besar direktur.

e. Jabatan direktur reksadana tidak diberikan kepada:

1) Orang yang pernah dinyatakn pailit atau menjadi direktur atau komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit;

2) Orang yang pernah melakukan perbuatan tercelaa dan atau dihukum karena terbukti melakukan tindakan pidana di bidang pasar modal pada khususnya atau dibidang keuangan pada umumnya.

f. Setiap rencana pemutusan Kontrak Pengelolaan reksadana, wajib terlebih dahulu memperoleh persetujuan sebagian besar direktur, dan pemutusan tersebut wajib diberitahukan kepada para pemegang saham dan Bapepam sekurang – kurangnya 60 (enam puluh) hari atau dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh Bapepam sebelum pemutusan kontrak dimaksud.

g. Manajer investasi wajib menyampaikan kepada direksi semua laporan, catatan dan informasi material dan relevan lainnya, serta wajib memberikan informasi lain yang berhubungan dengan pengelolaan reksadana yang diminta oleh direksi untuk menilai Kontrak Pengelolaan reksadana.


(1)

b. Antara manajer investasi dan pengguna investasi dilakukan dengan sistem

mudharabah.

Akad wakalah yang dipakai dalam kontrak antara pihak investor dengan manajer investasi pada intinya adalah perjanjian pemberian kuasa kepada manajer investai untuk melaksanakan pengelolaan dana yang telah dipercayakan olehnya, dengan harapan pihak investor akan mendapatkan keuntungan dari dana yang diinvestasikannya. Dengan demikian investor berperan sebagai shahibul maal, sedangkan manajer investasi berperan sebagai mudharib-nya.

Adapun akad yang dibuat antara manajer investasi dan pengguna investasi dengan sistem mudharabah mempunyai karakteristik – karakteristik sebagai berikut:

d. Pembagian keuntungan antara pemodal (shahibul maal) yang diwakili oleh manajer investasi dan pengguna invstasi berdasarkan pada proporsi yang telah disepakati kedua belah pihak melalui manajer investasi sebagai wakil dan tidak ada jaminan atas hasil investasi tertentu kepada pemodal.

e. Pemodal hanya menanggung risiko sebesar dana yang telah diberikan. f. Manajer investasi sebagai wakil tidak menanggung risiko kerugian atas

investasi yang dilakukannya sepanjang bukan karena kelalaiannya (gross

negligence/tafrith).

i. Untuk memberikan perlindungan hukum terhadap investor, maka suatu reksadana syariah wajib menerapakan prinsip keterbukaan atas fakta materiel sehingga tidak terjadi pernyataan yang menyesatkan, penipuan dana


(2)

manipulasi pasar. Dan yang terpenting adalah agar investor mendapatkan gambaran yang jelas tentang reksadana syariah. Di samping itu reksadana syariah juga dilarang untuk melakukan kegiatan usaha yang dianggap bertentangan dengan syariah Islam. Dan juga dilarang melakukan transaksi yang di dalamnya mengandung unsur perjudian (Maisyir) dan unsur ketidak jelasan (gharar). Serta reksadana syariah juga dilarang untuk melakukan praktek Insider trading. Serta setiap manajer investasi selain harus memahami ketentuan peraturan perundang – undangan di bidang pasar modal juga dituntut untuk dapat memahami prinsip – prinsip investasi syariah.

1. Saran

Berdasarka penjelasan pada bab – bab sebelumnya, maka dapat di rumuskan saran – saran sebagai berikut:

1. Pemerintah harus mengupayakan sesegera mungkin merealisasi Undang – Undang tentang Pasar Moda Syariah yang dibuat secara efektif dan efisien serta terperinci, termasuk didalamnya pelaksanaan opersional reksadana syariah, sehingga adanya jaminan kepastian hukum mengenai masalah perlindungan investor dalam melakukan investasi melalui reksadana syariah. 2. Dalam kegiatan reksadana syariah, ternyata eksistensi manajer investasi

sebagai pihak pengelola dana memiliki peran yang determinan. Oleh karena itu, maka perlunya suatu pengaturan tambahan yang mengatur mengenai tata cara pemilihan manajer investasi yang proporsional untuk mengelola reksadana syariah. Tata cara pemilihan tersebut dapat dilaksanakan melalui fit and proper test. Faktor profesionalisme dari manajer investasi bukan


(3)

merupakan satu – satunya tolok ukur yang dapat dijadikan dasar penilaian. Faktor kredibilitas serta faktor kepatuhan dan ketaatan terhadap ketentuan formal serta terhadap ketentuan yang dikeluarkan oleh DSN juga dapat dijadikan dasar penilaian.

3. Sebelum investor melakukan investasi pada suatu reksadana syariah sebaiknya investor tersebut mengetahui terlebih dahulu visi dan misi manajer investasi. Dan di samping itu, investor sendiri juga perlu mendidik diri sendiri agar dapat berinvestasi dengan benar dan bijaksana.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku – buku

Anshori, Abdul Ghofur, Apek Hukum Reksa Dana Syariah di Indonesia, Yogyakarta, PT. Refika Aditama, 2008.

Asikin, Amiruddin Zainal, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi keempat, Jakarta, Balai Pustaka 1995.

Dewi, Gemala, dkk, Hukum Perikatan Islam Indonesia, Jakarta, Prenada Media Grup, 2005.

Fabozzi, Frank J, dkk, Pasar dan Lembaga Keuangan, Jakarta, Salemba Empat, 1999.

Fuady, Muhir, Pasar Modal Moderen (Tinjauan Hukum), Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 1996.

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta, Ekonisia, 2004.

Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, Jakarta, Prenada Media Grup, 2007.

Komiariah, Hukum Perdata, Malang, Unversitas Muhammadiyah, 2001.

Manan, Abdul, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal

Syariah Indonesia, Jakarta, Perdana Media Grup, 2009.

Nasution, Bismar, Keterbukaan dalam Pasar Modal, Jakarta, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Program Pascasarjana, 2001.

Pramono, Nindyo, Sertifikasi Saham PT. Go Public dan Hukum Pasar Modal di

Indonesia, Bandung, Citra Aditya Bakti, 1997.

Soemitra, Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Medan, Prenada Media, 2009.

Soemitra, Warkum, Asas – Asas Perbankan Islam dan Lembaga – Lembaga


(5)

Susanto, Burhanddin, Pasar Modal Syariah (Tinjauan Hukum), Yogyakarta, UII Press, 2008.

Sutedi Adrian, Segi – Segi Hukum Pasar Modal, Jakarta, Ghalia Indonesia, 2009. Usman, Marzuki, Bunga Rampai Reksa Dana, Jakarta, PT. Balai Pustaka 1997. Yusuf Muhammad, Bisnis Syariah, Jakarta, Mitra Wacana Media, 2007. II. Internet

Djafri, Ridzan, Menuju Pasar Modal Syariah,

diakses 3 Februari 2010

III. Peraturan Perundang - undangan

Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

Undang – Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal.

Peraturaan Nmor IV.A.2: Fungsi Bank Kustodian Berkaitan dengan Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities), sebagaimana tertuang dalam Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-47/PM/1997 tertanggal 26 Desember 1997. Peraturan Nomor IX.A.13: Penerbitan Efek Syariah, sebagaimana tertuang dalam

Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-130/BL/2006 tanggal 23 November 2006.

Peraturan Nomor IX.A.14: Akad – Akad yang Digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal, yan tertuang dalam Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-131/BL/2006 tanggal 23 November 2006.


(6)

Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang Reksadana Syariah (30 Juli 1997)

Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-86/PM/1996, tanggal 24 Januari 1996 tentang keterbukaan Informasi yang Harus Segera Diumumkan kepada Publik

Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor 20/DSN-MUI/IX/2000, tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksadana Syariah.