Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian adalah pisau, tali rafia, kompas, kantong plastik, pita ukur, hand refractometer, mortal dan pastle, botol akuades,
labu erlenmeyer 100 ml, pipet tetes, oven, corong, tanur, krus porselin, gelas ukur, labu takar 100 ml dan 25 ml, termometer, timbangan analitik, hot plate, kertas
saring whatman ukuran 42, atomic absorbsion spectrofotometer AAS. Bahan yang digunakan pada penelitian adalah tally sheet, akar
Rhizophora apiculata,
daun Rhizopora
apiculata, kulit batang
Rhizophora apiculata, sampel sedimen, sampel air, akuabides, larutan HNO
3
, larutan standar Cu dan Pb.
Prosedur Penelitian
1. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel pada lokasi dilakukan dengan metode stasiun secara purposif. Sampel akar, daun, dan kulit batang diambil dari pohon
Rhizophora apiculata. Akar yang diambil adalah akar tunjang yang berada diatas batas yang terkena batas pasang surut air laut, sedangkan untuk daun yang diambil
adalah daun muda pada pucuk dan daun tua pada pangkal ranting, kulit batang pohon Rhizophora apiculata yang diambil adalah kulit batang yang terkena
pasang surut air laut dengan jarak sekitar 10-15 cm dari batas akar tunjang. Diambil 3 titik sampel pada setiap lokasi dengan jarak antar titik sampel 50 meter.
Pengambilan sampel pohon Rhizophora apiculata setiap titiknya dengan tiga ulangan. Sebagai data penunjang dilakukan juga pengukuran logam berat pada air
permukaan dan sedimen kedalaman ± 30 cm serta pengukuran parameter
kualitas air, seperti suhu udara, suhu air, pH air, dan salinitas pada keenam titik tersebut. Gambar lokasi pengambilan sampel dapat dilihat pada Lampiran 1.
2. Preparasi Sampel Akar, Daun, Kulit Batang dan Sedimen
Sampel akar, daun, kulit batang dihomogenkan dengan cara mengkompositkan sampel yang diambil dari enam titik pengambilan pada setiap
stasiun. Untuk preparasi akar, daun, dan kulit batang, sampel dipotong kecil-kecil sebelum dihaluskan. Demikian juga sampel sedimen yang dapat langsung
dihaluskan. Setelah itu dikeringkan dalam oven pada suhu 75º C sampai diperoleh berat konstan.
Sampel akar, daun, kulit batang dan sedimen masing masing ditimbang sebanyak 5 gram kemudian diarangkan di atas hotplate hingga menjadi arang.
Untuk mempercepat terjadinya arang dapat diteteskan sedikit HNO
3
secara perlahan. Sampel yang telah menjadi arang dimasukkan dalam tanur pada suhu
700º C pengabuan sampai menjadi abu. Setelah selesai proses pengabuan sampel akar, daun dan sedimen tersebut dilarutkan dengan menambahkan 10 ml HNO
3
pekat. Campuran larutan tersebut digerus di dalam wadah krus porselin lalu
disaring kedalam labu ukur 25 ml dengan menggunakan kertas saring whatman ukuran 42. Krus yang telah digerus dibilas dengan menggunakan akuabides
sebanyak dua kali agar kandungan logam yang masih menempel pada krus dapat larut. Setelah larutan disaring tambahkan akuabides hingga garis tanda batas pada
labu ukur 25 ml. Larutan yang diperoleh dapat diuji dengan menggunakan AAS. Gambar preparasi dekstruksi kering dapat dilihat pada Lampiran 1.
3. Preparasi Sampel Air