Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 5.4 Distribusi produksi ASI berdasarkan berat badan bayi pada kelompok intervensi di klinik Wipa tahun 2015 n = 18 Variabel Mean SD SE Perbedaan Nilai P Mean SD berat badan saat lahir 2950.00 341,709 80.541 1177.778 359.011 0,001 berat badan setelah intervensi 1 bulan 4127.78 386.242 91.038 Berdasarkan tabel 5.4 diperoleh berat badan bayi saat lahir rata-rata 2950.00 gram dengan standar deviasi 341,709 gram. Berat badan bayi setelah diintervensi 1 bulan memperoleh berat badan rata-rata 4127.78gram dengan standar deviasi 386.242 gram. Perbedaan berat badan saat lahir dan setelah 1 bulan di intervensi memperoleh berat badan rata-rata 1177.778 gram dengan standar deviasi 359.011 gram. Hasil uji statistik didapat nilai P adalah 0.001, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan produksi ASI pada ibu menyusui terhadap berat badan bayi saat lahir dengan berat badan bayi setelah berusia 1 bulan.

2. Analisis Bivariat

5.5 Tabel Pengaruh distribusi produksi ASI berdasarkan berat badan bayi pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi di klinik Wipa tahun 2015 n = 18 Berat badan bayi setelah 1 bulan Variabel Mean SD SE P-Value N Kelompok kontrol 3716.67 386.242 91.038 0.002 18 Kelompok intervensi 4127.78 355.213 83.725 18 Berdasarkan tabel 5.5 diperoleh berat badan bayi setelah 1 bulan dikontrol rata-rata 3716.67 gram dengan standar deviasi 386.242 gram sedangkan berat badan bayi setelah 1 bulan diintervensi memperoleh rata-rata berat badan 4127.78 gram dengan standar deviasi 355.213 gram. Didapat dari p = 0.963 maka asumsi kedua varian kelompok berbeda equal variances not assumed. Selanjutnya p- value = 0.002, maka dapat disimpulkan ada perbedaan produksi ASI pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi terhadap berat badan bayi setelah 1 bulan.

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian akan diuraikan pembahasan tentang membandingkan hasil penelitian ini dengan literatur yang berhubungan dengan pengaruh mengkonsumsi susu kedelai terhadap produksi ASI. 1. Interpretasi dan diskusi hasil a. Produksi ASI berdasarkan berat badan bayi pada kelompok kontrol. Dari hasil uji statistik diperoleh bahwa dari 18 responden pada kelompok kontrol memperoleh berat badan rata-rata 705,556 gram dengan standar deviasi 169,679 gram. Penelitian ini sesuai dengan pernyataan Nursalam 2008 yang menyatakan bahwa pada bayi sehat, kenaikan berat badan normal pada triwulan I adalah sekitar 700-1000 grambulan, pada triwulan II sekitar 500- 600 grambulan. Karena pada ibu yang normal dapat menghasilkan ASI kira- kira 550-1000 ml setiap hari, jumlah ASI tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, ASI diproses dari makanan yang dikonsumsi oleh ibu agar diperoleh ASI berkualitas, menu makanan ibu menyusui harus memerhatikan kebutuhan nutrisi yang tepat Widodo.2009.hlm.45. b. Produksi ASI berdasarkan berat badan bayi pada kelompok intervensi Dari hasil uji statistik diperoleh bahwa dari 18 responden pada kelompok intervensi memperoleh berat badan rata-rata 1177,778 gram dengan standar deviasi 359,001 gram, meskipun kenaikan berat badan bayi pada kelompok inervensi masih dalam kategori normal sebagaimana dinyatakan oleh Nursalam 2008 sebelumnya, dengan begitu terdapat perbedaan dengan hasil pada kelompok kontrol. Penelitian ini sesuai dengan pernyataan yang mengatakan bahwa kacang kedelai merupakan salah satu dari berbagai macam sumber protein yang baik bagi tubuh. Salah satu kandungannya adalah phytoestrogen yang bila dikonsumsi secara rutin oleh ibu yang menyusui akan membantu ibu untuk mendapatkan ASI yang banyak dan berlimpah Nurzaga, 2014 . Selain pengaruh dari konsumsi susu kedelai itu sendiri, banyak faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan dan kegagalan pemberian ASI termasuk didalamnya adalah dukungan sosial terutama dari keluarga terdekat yaitu ayah Fikawati, 2009 c. Perbedaan produksi ASI berdasarkan berat badan bayi pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi Perbandingan rata-rata berat badan bayi kelompok kontrol dan intervensi. Didapatkan bahwa berat badan bayi kedua kelompok tersebut ada pengaruh dengan mengkonsumsi susu kedelai atau tidak mengkonsumsi susu kedelai. Hal ini bukan berarti bahwa tidak mengkonsumsi susu kedelai bagi ibu menyusui lebih baik daripada mengkonsumsi susu kedelai selama menyusui. Ternyata susu kedelai juga baik untuk ibu menyusui. Seorang ibu menyusui harus memenuhi kebutuhan nutrisinya secara baik supaya bisa menghasilkan ASI berkualitas sehingga bayinya bisa tumbuh sehat dan tepat sesuai tahap perkembangan usianya. Selain susu kedelai mampu membuat kulit tetap awet muda ternyata nutrisi didalamnya juga mampu merangsang produksi ASI menjadi lebih berkualitas Nurzaga, 2014. Kualitas ASI pada ibu menyusui dipengaruhi dari makanan ataupun minuman yang dikonsumsi oleh ibu. Susu kedelai ternyata mampu meningkatkan kandungan protein pada ASI sehingga sangat baik untuk bayi. Protein berperan penting dalam pertumbuhan otak bayi. Karena, kecerdasan otak bayi dipengaruhi oleh kualitas ASI. Kedua susu kedelai juga mengandung zat besi yang dibutuhkan untuk bayi dalam setiap harinya. Sehingga dengan mengkonsumsi susu kedelai kualitas ASI akan menjadi lebih baik apalagi jika pengkonsumsiannya diimbangi dengan makan buah serta sayur Nurzaga, 2014

2. Keterbatasan Penelitian

a. Sampel Pemilihan responden yakni sebagaimana kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, namun ada beberapa responden yang gugur disebabkan ibu responden kembali kerumahnya dan tidak tinggal bersama ibunya lagi, ibu kembali ke aktifitas kerjanya, bayi tidak pandai menghisap karena puting susu ibu pendek. Responden pada penelitian ini diperoleh 18 orang dengan analisis uji Uji T-independent. Jumlah responden seharusnya 25 responden, namun responden yang ditemukan hanya 18 responden karena tidak memenuhi kriteria. b. Desain penelitian Desain penelitian ini adalah kuasi eksperimen yang bersifat two-group, yakni yang menguji pengaruh konsumsi susu kedelai terhadap kelompok kontrol dan kelompok intervensi dilihat perbedaan keduanya, sebaiknya penelitian ini untuk selanjutnya dapat dikembangkan dengan lebih spesifik seperti penelitian mengenai gambaran histologi kelenjar mamma pada proses laktasi, agar dapat lebih diketahui manfaat susu kedelai terhadap laktasi.