2. Keterbatasan Penelitian
a. Sampel
Pemilihan responden yakni sebagaimana kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, namun ada beberapa responden yang gugur disebabkan ibu
responden kembali kerumahnya dan tidak tinggal bersama ibunya lagi, ibu kembali ke aktifitas kerjanya, bayi tidak pandai menghisap karena puting susu
ibu pendek. Responden pada penelitian ini diperoleh 18 orang dengan analisis uji Uji
T-independent. Jumlah responden seharusnya 25 responden, namun responden yang ditemukan hanya 18 responden karena tidak memenuhi kriteria.
b. Desain penelitian
Desain penelitian ini adalah kuasi eksperimen yang bersifat two-group, yakni yang menguji pengaruh konsumsi susu kedelai terhadap kelompok
kontrol dan kelompok intervensi dilihat perbedaan keduanya, sebaiknya penelitian ini untuk selanjutnya dapat dikembangkan dengan lebih spesifik
seperti penelitian mengenai gambaran histologi kelenjar mamma pada proses laktasi, agar dapat lebih diketahui manfaat susu kedelai terhadap laktasi.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh konsumsi susu kedelai terhadap produksi ASI di klinik Wipa tahun 2015 dapat ditarik
kesimpulannya sebagai berikut : 1.
Karakteristik responden pada kelompok kontrol diperoleh bahwa bahwa mayoritas responden berusia 25-29 tahun sebanyak 10 orang 55,6,
persalinan normal, aterm, bayi sehat, serumah dengan suamikeluarga sebanyak seluruh responden 100, responden yang bekerja sebanyak 11
orang 61,1. Sedangkan pada kelompok intervensi mayoritas responden berusia 25-29 tahun sebanyak 10 orang 55,6, persalinan normal, aterm,
bayi sehat, serumah dengan suamikeluarga sebanyak seluruh responden 100, responden yang bekerja sebanyak 10 orang 55,6.
2. Distribusi produksi ASI berdasarkan berat badan bayi terhadap kelompok
kontrol di klinik Wipa diperoleh bahwa berat badan bayi saat lahir rata-rata 3011,11 gram dengan standar deviasi 308,486 gram. Berat badan bayi setelah
dikontrol 1 bulan memperoleh berat badan rata-rata 3716,67 gram dengan standar deviasi 355,213 gram. Perbedaan berat badan saat lahir dan setelah 1
bulan di kontrol memperoleh berat badan rata-rata 705,556 gram dengan standar deviasi 169,679 gram. Hasil uji statistik didapatkan nilai P adalah
0,001 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan produksi ASI pada ibu menyusui terhadap berat badan bayi saat lahir dengan berat badan
bayi setelah dikontrol selama 1 bulan.
3. Distribusi produksi ASI berdasarkan berat badan bayi terhadap kelompok
intervensi di klinik Wipa diperoleh bahwa diperoleh berat badan bayi saat lahir rata-rata 2950,00 gram dengan standar deviasi 341,709 gram. Berat
badan bayi setelah diintervensi 1 bulan memperoleh berat badan rata-rata 4127,78 gram dengan standar deviasi 386,242 gram. Perbedaan berat badan
saat lahir dan setelah 1 bulan di intervensi memperoleh berat badan rata-rata 1177,778 gram dengan standar deviasi 359,011 gram. Hasil uji statistik
didapat nilai P adalah 0.001, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan produksi ASI pada ibu menyusui terhadap berat badan bayi saat
lahir dengan berat badan bayi setelah berusia 1 bulan. 4.
Hasil uji statistik didapatkan nilai dari p = 0.963 maka asumsi kedua varian kelompok berbeda equal variances not assumed. Selanjutnya didapat nilai p-
value = 0.002, maka dapat disimpulkan ada perbedaan produksi ASI pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi terhadap berat badan bayi setelah
1 bulan.
B. Saran
1. Bagi pelayanan kebidanan
Diharapkan untuk mengembangkan ilmu asuhan kebidanan nifas terutama
mengenai susu kacang kedelai dapat mempengaruhi produksi ASI.
2. Bagi masyarakat ibu menyusui
Diharapkan pada masyarakat terutama ibu menyusui dapat memanfaatkan susu kedelai untuk upaya meningkatkan keberhasilan pemberian ASI
eksklusif.
3. Bagi tenaga kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan dapat memberikan asuhan kepada ibu yang
menyusui bahwa mengkonsumsi susu kedelai baik untuk produksi ASI.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan untuk selanjutnya dapat dikembangkan dengan lebih spesifik seperti penelitian mengenai gambaran histologi kelenjar mamma pada proses
laktasi, agar dapat lebih diketahui manfaat susu kedelai terhadap laktasi.
DAFTAR PUSTAKA
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal, Jakarta: EGC Bartelsi, M. 2008. Manfaat Kedelai dan Pengolahannya, Klaten: Sahabat
Cadwell., Cindy, T. 2011. Buku Saku Manajemen Laktasi, Jakarta: EGC Hubertin, S. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif, Jakarta: EGC
Maryunani, A. 2012.Inisisai Menyusui Dini, ASI Eksklusif Dan Manajemen Laktasi, Jakarta: Trans Info Media
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: RinekaCipta
Nurzaga. 2014. Manfaat Susu Kedelai Untuk Ibu Menyusui dalam www.bundakamil.commanfaat-susu-kedelai-untuk-ibu-menyusuidiakses
tanggal 16 Maret 2015 Soetjiningsih. 1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan, Jakarta: EGC
Syarifudin., Theresia., Jomima. 2009. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Mahasiswa Kebidanan, Jakarta: Trans Info Media
Wahyuni., Sri Sumiati., Nurlani. 2013. Pengaruh Konsumsi Jantung Pisang Batu Terhadap Peningkatan Produksi ASI dalam
e.journal.litbang.depkes.go.idindex.phphsrarticledownload30523021 diakses pada tanggal 16 Januari2015
Wahyuningsih., Machmudah. 2013. Dukungan Suami Dalam Pemberian ASI Eksklusif dalam jurnalkeperawatanmaternitas2013labfikkes.unimus.ac.id
diakses pada tanggal 16 Maret 2015 www.fatsecret.co.idkalori-gizi umumsusu-kedelai