1.2 Tujuan
Tujuan dari perencanaan ini adalah merancang ulang dan membuat cawan crucibel dengan kapasitas 30Kgpeleburan.
1.3 Batasan Masalah
Berhubung dengan luasnya persoalan dalam masalah pengecoran, maka akan dibatasi ruang lingkup tugas sarjana ini, yaitu tentang perancangan ulang dan
pembuatan cawan crucibel dengan kapasitas 30Kgpeleburan.
1.4 Metode Penulisan
Dalam menyelesaikan perencanaan alat pemanas atau burner ini digunakan tiga dasar metode penulisan, yaitu:
1. Survey Lapangan
Disini dilakukan peninjauan pada Laboratorium Foundry yang menggunakan dapur Crucible untuk memperoleh data-data serta
membandingkan dengan dapur Crucible yang ada dan telah beroperasi untuk melebur logam.
2. Studi Literatur
Berupa studi kepustakaan dan kajian dari buku-buku dan tulisan yang berhubungan dengan hal yang dibahas.
3. Diskusi
Berupa tanya jawab dan arahan dari dosen pembimbing dengan mahasiswa mengenai rancangan yang dilakukan.
1.5 Sistematika Penulisan
Universitas Sumatera Utara
Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam tugas sarjana ini adalah: 1.
BAB I : Pendahuluan, berisikan latar belakang, tujuan perencanaan,
batasan masalah, metode penulisan dan sistematika penulisan.
2. BAB II
: Tinjauan Pustaka, berisika tantang teori-teori yang mendasari perencanaan alat konstruksi dapur peleburan aluminium.
3. BAB III
: Perencanaan dan pembuatan cawan crucible dengan kapasitas 30 Kgpeleburan
4. BAB IV : Analisa kebutuhan kalor dan Proses pengoprasian
5. BAB V : Kesimpulan dan saran, berisikan hasil dari perancangan ulang
dan pembuatan cawan crucible dengan kapasitas 30Kgpeleburanserta saran yang anjurkan oleh penulis.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendahuluan
Dalam proses pengecoran logam tahapan peleburan untuk mendapatkan logam
cair pasti akan dilakukan dengan menggunakan suatu tungku pelebur di mana
material bahan baku dan jenis tungku yang akan digunakan harus disesuaikan dengan material yang akan dilebur. Jenis tungku pelebur ada berbagai macam,
antara lain diklasifikasikan dari jenis energinya atau kapasitasnya.
Pemilihan tungku peleburan yang akan digunakan untuk mencairkan logam harus sesuai dengan bahan baku yang akan dilebur. Paduan Aluminium dan
paduan ringan lainnya biasanya dilebur dengan menggunakan tungku peleburan jenis krusibel, sedangkan untuk besi cor menggunakan tungku induksi frekwensi
rendah atau kupola. Tungku induksi frekwensi tinggi biasanya digunakan untuk melebur baja dan material tahan temperatur tinggi heat-resisting alloys.
Sebelum dituangkan ke dalam cetakan, cairan logam diberikan perlakuan cairan yang bertujuan untuk memperbaiki sifat logam yang akan dihasilkan.
Proses laku cair dapat dilaksanakan didalam tungku peleburan, ladle, tergantung pada jenis laku cair yang akan diberikan seperti: inokulasi, desulfurisasi,
penambahan unsur paduan, dan Mg-treatment khusus untuk pembuatan besi cor nodular.
Tungku yang paling banyak digunakan dalam pengecoran logam antara lain ada lima jenis yaitu; Tungku jenis kupola, tungku pengapian langsung,
tungku krusibel, tungku busur listrik, dan tungku induksi. Dalam memproduksi besi cor tungku yang paling banyak digunakan industri pengecoran adalah
Universitas Sumatera Utara
krusibel dan tungku induksi, Berikut ini uraian tentang tungku peleburan. Pada unit ini memperkenalkan tungku dan refraktori dan menjelaskan berbagai aspek
perancangan dan operasinya Abrianto Akuan, 2009.
2.2 Klasifikasi Tungku