Latar Belakang Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan Dalam Rumah Tangga

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang berbudaya Syahruddin, 1995. Dengan kebudayaan yang dimilikinya, mereka tidak hanya mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan, namun manusia juga dapat merubah alam lingkungannya menjadi sesuatu yang berarti dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan kebudayaan berisi seperangkat pengetahuan yang pada gilirannya dapat dijadikan pedoman untuk menanggapi dan menjawab seluruh tantangan alam dan lingkungan baik fisik maupun sosial. Dari sekian banyak pengetahuan yang dimiliki manusia salah satunya adalah pengetahuan yang menyangkut dengan usaha menghindari dan cara menyembuhkan suatu jenis penyakit. Setiap manusia pada hakikatnya ingin terhindar dari gangguan apapun. Kondisi abnormalitas dan disfungsi bagian – bagian tubuh maupun mental diupayakan jauh dari kehidupan manusia. Untuk menormalkan dan memfungsikan hidup, manusia harus tetap menjaga tubuh dan pikiran agar tetap sehat Slamet, 1984. Hidup sehat merupakan satu jaminan untuk dapat bekerja dan memenuhi kebutuhan. Keadaan sehat merupakan suatu keadaan yang sangat dibutuhkan oleh semua orang. Secara individual maupun keluarga manusia mendapatkan keadaan sehat seperti yang diinginkan. Seseorang yang berada dalam situasi sakit akan mengalami kendala – kendala dalam melakukan aktivitasnya sehari – hari. Universitas Sumatera Utara Didalam Undang – Undang RI No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan pada Bab1 Pasal 1 dikatakan bahwa “ kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang. Hidup produktif secara sosial dan ekonomis”. Konsep tersebut memperlihatkan bahwasannya kesehatan merupakan keinginan semua pihak. Untuk mencapai keadaan sehat tersebut manusia dengan berbagai cara, melalui kebudayaan yang dimiliki, sistem nilai dan pengetahuan yang ada akan berupaya untuk mendapatkannya. Dijelaskan bahwa upaya seseorang untuk mendapatkan kesehatan merupakan suatu pranata khusus yang terus dipelihara dan dikembangkan. Pada masa primitif, pemahaman dan kepercayaan tentang kesehatan dipengaruhi budaya dan peradaban primitif pula Foster dan Anderson, 1986:15. Ketika peradaban berkembang, maka budaya manusia tentang kesehatan juga berkembang. Sekarang, saat teknologi semakin tak terkendalikan, budaya kesehatan manusia mengarah pada budaya rasional tentang kesehatan. Lebih lanjut dijelaskan Foster dan Anderson bahwa pemahaman masyarakat tentang kesehatan berpengaruh terhadap tindakan yang dilakukannya. Pilihan modern merupakan konsekwensi pemahaman yang rasional. Pengetahuan yang maju dan rasional akan bermuara kepada pilihan pengobatan Barat yang modern. Selain usaha menghindari penyakit, usaha untuk mengetahui cara penyembuhan penyakit juga merupakan salah satu pedoman tingkah laku manusia demi mencapai kesejahteraan hidupnya. Universitas Sumatera Utara Pengobatan dan penyembuhan dengan sistem altenatif merupakan suatu upaya kesehatan yang berakar pada tradisi yang berasal dari dalam Indonesia yang sistem pengobatannya berbeda jauh dengan sistem pengobatan dan penyembuhan ilmu kedokteran yang berasal dari luar Indonesia. Pengobatan alternatif adalah pengobatan non Barat, yang terdiri atas pengobatan tradisional ditambah pengobatan lain yang bukan pengobatan Barat modern. Di kalangan ilmuan sendiri, konsep pengobatan alternatif disamakan penggunaannya dengan pengobatan tradisional maupun pengobatan rakyat Agoes, 1992:60. Pengobatan alternatif adalah pengobatan tradisional yang telah diakui dan terdaftar oleh Pemerintah. Di Indonesia, seperti halnya di Kota Medan, banyak terdapat pengobatan – pengobatan alternatif seperti akupuntur, pijat refleksi, ceragem, herbal terapi, yoga yang menjadi tujuan masyarakat untuk menjadikannya sebagai salah satu pilihan pengobatan yang diminati. Fenomena penggunaan pengobatan alternatif di masyarakat Indonesia merupakan kecenderungan yang berkembang di seluruh kalangan masyarakat. Masyarakat berbagai status menunjukkan kecenderungan menggunakan pengobatan alternatif dalam pengobatannya. Hal ini dikuatkan oleh Nico. S. Kalangie 1994:129 dengan mengatakan bahwa “…At the same time it would be foolish to assume that eventually traditional medicine and popular care will die or wither on vine. First of all, jamu tonics and the like are believe in implicity by even educated Indonesian, physician included…”. Terjemahan bebasnya adalah “…pada saat bersamaan adalah suatu kebodohan jika menganggap pengobatan tradisonal dan popular telah ditinggalkan. Universitas Sumatera Utara Terutama semua jamu dan sejenisnya secara implisit bahkan dipercayai oleh orang Indonesia yang berpendidikan termasuk dokter…” Fenomena tersebut menarik untuk dipahami dan dicermati lebih lanjut. Hal ini dapat memperlihatkan berbagai model pengobatan di luar pengobatan medis yang sudah lazim yang menjadi pilihan – pilihan tertentu masyarakat dalam menjaga kesehatannya. Kenyataan tersebut juga memperlihatkan status pengobatan altenatif yang masih diakui keberadaannya dan dapat menjawab berbagai masalah kesehatan. Akhirnya dapat dipahami bahwa pengobatan alternatif juga merupakan sistem pengobatan yang masih sangat dikenal bagi peminatnya. Seperti halnya pengobatan altenatif Sempurna yang dipimpin bapak Suryadi. Seperti yang menangani segala penyakit dan keluhan pasien dengan system pengobatan semi modern seperti bekham, akupuntur listrik, pijat refleksi dan ramuan-ramuan yang terdapat di Jalan Setia Budi no. 245 Medan, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal.

B. Perumusan Masalah