Pengutipan ulat dapat dimulai apabila pada pemeriksaan global banyak ulat yang ditemukan 3 – 5 ekorpelepah.
2. Secara Biologi
Dilakukan dengan menggunakan insektisida biologi yang siap pakai seperti:
Bactospeine PO, Dipel WP, Thuricide HP yang mengandung bakteri Basillus thuringiensis.
3. Secara Kimiawi
Dengan menggunakan insektisida anjuran yang dapat dilakukan dengan cara infus akar, yang biasanya menggunakan insektisida sistemik dalam bentuk
cairan seperti senyawa Monokrotofos Azodrin 15 WSCNufacron 20 SCW dan infus batang dengan menggunakan jenis insektisida Decis 2,5 EC, Matador 2,5
EC.
4. Ulat Kantung Mahasena corbetti Tams.
Siklus Hidup
Kupu-kupu betina meletakkan telur di dalam kantungnya sebanyak 200- 300 butir. Stadia telur berkisar 16 hari.
Ulat berwarna kecoklatan dan tinggal di dalam kantong. Ulat muda akan mengeluarkan benang sutera yang panjang dimana ulat ini dapat menggantung.
Stadia ulat berkisar 80 hari. Kepompong terbuat dari potongan daun yang direkat dengan benang
sutera. Besar kantung dapat mencapai 30 mm. Stadia kepompong berkisar 30 hari.
Universitas Sumatera Utara
Ngengat betina tetap terbentuk seperti ulat, tidak bersayap dan tetap berada dikantongnya. Panjangnya 50 mm. Ngengat jantan bersayap normal dengan
rentang sayap 30 mm berwarna coklat polos. Siklus hidup hama ini sekitar 4 bulan.
Gambar 8. Ulat Kantung Mahasena corbetti Tams. Sumber : http:www.malaeng.com Diakses tanggal 16 Juli 2011
Gejala Serangan
Hama ini menyerang daun. Ulat muda biasanya terdapat pada permukaan atas daun dan yang lebih tua pindah ke permukaan bawah. Gejala terlihat berupa
adanya lubang-lubang pada daun sehingga daun menjadi kering.
Gambar 9. Gejala Serangan Mahasena corbetti Tams. Sumber : Foto Langsung 2011
Pengendalian
1. Secara Fisik
Pengutipan ulat atau handpicking yang dilakukan pada tanaman muda umur 1 – 3 tahun, apabila luas areal yang mengalami serangan mencapai 25 ha.
Universitas Sumatera Utara
Pengutipan ulat dapat dimulai apabila pada pemeriksaan global banyak ulat yang ditemukan 3 – 5 ekorpelepah.
2. Secara Biologi
Dilakukan dengan menggunakan insektisida biologi yang siap pakai
seperti : Bactospeine PO, Dipel WP, Thuricide HP yang mengandung bakteri Bacillus thuringiensis.
3. Secara Kimiawi
Dengan menggunakan insektisida anjuran yang dapat dilakukan dengan cara infus akar, yang biasanya menggunakan insektisida sistemik dalam bentuk
cairan seperti senyawa Monokrotofos Azodrin 15 WSCNufacron 20 SCW dan infus batang dengan menggunakan jenis insektisida Deciss 2,5 EC, Matador 2,5
EC.
5. Tikus Rattus tiomanicus, R.argentiveter, R.exulans
Hama tikus yang dominan adalah tikus belukar Rattus tiomanicus, tikus padang Rattus exulans, tikus sawah Rattus argentiventer. Tikus menyerang
Tanaman Belum Menghasilkan TBM maupun Tanaman Menghasilkan TM. Pada aral TBM, bagian yang diserang adalah umbul atau pangkal pohon,
sedangkan pada areal TM bagian yang diserang adalah buah dan tandan. Pengamatan serangan tikus dilakukan secara visual, yaitu bekas keratan
pada pangkal pelepah. Jika terdapar gejala serangan, segera dilakukan pemberantasan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 10. Tikus dan Gejala Serangannya pada Tanaman Sawit Sumber : http:ditjenbun.deptan.go.id Diakses tanggal 16 Juli 2011
Pengendalian
a. Manual
Membongkar sarang tikus, menangkap dan membunuh dengan gropyokan, memasang perangkap tikus yang dipasang di dalam sarang atau jalur yang biasa
dilalui tikus, pemasangan alat pelindung rat guard. Alat pelindung dipasang di daerah serangan terutama tanaman kelapa sawit yang baru di tanam sampai
dengan umur 1 tahun. b.
Kimiawi Bila serangan tikus lebih dari 5 tapi kurang dari 20 pokok terserang,
berikan satu umpanpokok di piringan yang menghadap pasar panen. Pemberian umpan adalah 50 dari jumlah pokok, yaitu pada setiap pokok pada baris yang
berselang seling. Bila serangan tikus lebih dari 20, pemberian umpan adalah 100 dari jumlah pokok. Sensus dilakukan setiap 3 hari sekali.
c. Biologi
Pengendalian secara biologihayati dapat dilakukan dengan memanfaatkan Tyto alba burung hantu. Burung hantu sebagai pemakan tikus, aktif pada malam
hari dan hal ini sangat cocok dengan tikus yang juga aktif menyerang pada malam hari.
Universitas Sumatera Utara
6. Babi Sus barbatus