Analisa Kadar Chemical Oxygen Demand (COD) Pada Air Limbah Rumah Sakit Dengan Metode Titrimetri Refluks Tertutup Di Laboratorium Sucofindo

(1)

LAMPIRAN :Keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup NOMOR : KEP-58/MENLH/12/1995

TENTANG : Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit TANGGAL : 21 Desember 1995

PARAMETER KADAR MAKSIMUM

FISIKA

SUHU <300C

KIMIA

PH 6-9

BOD 30 mg/l

COD 80 mg/l

TSS 30 mg/l

NH3 Bebas 0,1 mg/l

PO4 2 mg/l

MIKROBIOLOGIK

MPN-Kuman Golongan Koloni/100 ml 10.000 RADIOAKTIFITAS

32

P 7x102 Bq/L

35

S 2x103 Bq/L

45

Ca 3x102 Bq/L

51

Cr 7x104 Bq/L

67

Ga 1x103 Bq/L

85

Sr 4x103 Bq/L

99

Mo 7x103 Bq/L

113

Sn 3x103 Bq/L

125

I 1x104 Bq/L

131


(2)

192

Ir 1x104 Bq/L

201

TI 1x105 Bq/L

Grafik Chemical Oxygen Demand (COD) Inlet Y VS X

(nilai COD vs minggu)

Tabel nilaiChemical Oxygen Demand(COD)

X Y

1 333,58 2 305,36 3 354,58 4 543,42 5 535,21

0 100 200 300 400 500 600

0 1 2 3 4 5 6

N il a i C O D Minggu


(3)

Grafik Chemical Oxygen Demand(COD) Outlet Y VS X

(nilai COD vs minggu)

Tabel nilai Chemical Oxygen Demand(COD)

X Y

1 52,33 2 63,62 3 68,42 4 58,43 5 46,54

0 10 20 30 40 50 60 70 80

0 1 2 3 4 5 6

N

ilai

C

OD

Minggu

Grafik COD Outlet


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Agusnar, H. 2008. Analisa Pencemaran dan Pengendalian Lingkungan. Medan: USU Press

Alaerts, G. 1984. Metode Penelitian Air. Surabaya: usaha nasional. 149-154

Asmadi. Dan Suharno. 2012. Dasar-Dasar Teknologi Pengolahan Air limbah. Cetakan pertama. Yogyakarta: Gosyan publishing. 4-5

Chandra, B. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta. Penerbit buku Kedokteran. 135-203

Effendi, H. 2003.Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius.14-16

Greenberg, A. E. 1917. Standard Method For The Examanition Of Water and wastewater. Sixteenth Edition. New York: American Public Health Assciation Press

Greenberg, A.E.,Clesceri, L.S., Eaton, A.D. 1992. Standard Method For TheExamination Of Water and Waste Water. 18th Edition. Washington DC: American Public Health Association

Mulia, R.M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu Vogel. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta: Buku Kedokteran

EGC. 809-813


(5)

BAB 3

METODE DAN BAHAN

3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. alat

a. Buret vakum 10 mL pyrex

b. Test tube

c. COD thermoreactor spektroquant TR 620

d. Erlenmeyer 100 mL pyrex

e. Pipet ukur 5 mL,10 mL pyrex

f. Bola karet

g. Tissue

h. Botol aquadest

3.1.2. Bahan

a. Sampel air limbah rumah sakit (inlet dan outlet)

b. aquades

c. Indikator phenantrolin d. H2SO4(p) yang mengandung Ag2SO4

e. K2Cr2O7 0,01M


(6)

3.1.3. Prosedur Percobaan

Sampel limbah rumah sakit sebelum melalui proses pengolaan diambil sebanyak 2,5ml dimasukkan kedalam tabung tes kemudian ditambahkan 1,5ml larutan K2Cr2O70,01M , 3,5ml H2SO4(p) yang mengandung Ag2SO4 (dalam 1 l

H2SO4(P) ditambahkan 10g Ag2SO4) direfluks selama 2 jam pada suhu 148C0

didalam COD thermoreactor. Setelah selesai didinginkan sampai temperatur kamar, kemudian pindahkan sampel kedalam labu Erlenmeyer 100ml dan tambahkan 2 tetes indikator phenantrolin kemudian dititrasi dengan ferro ammonium sulfat 0,1N sampai terjadi perubahan warna menjadi merah kecoklatan, volume titrannya dicatat.

Sampel limbah rumah sakit yang sudah melalui proses pengolaan, dan untuk blanko tanpa menggunakan sampel dilakukan analisa dengan menggunakan prosedur yang sama.


(7)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Percobaa

Hasil analisa chemical oxygen demand (COD) yang telah dilakukan pada air limbah rumah sakit sebelum melalui proses pengolaan (inlet) dan air limbah rumah sakit sesudah melalui proses pengolaan (outlet) ditabulasikan pada tabel 4.1

Tabel 4.1 : Data hasil analisa chemical oxygen demand (COD) Minggu Konsentrasi mg/l

Inlet Outlet

1. 333,58 52,33

2. 305,36 63,62

3. 354,58 68,42

4. 543,42 58,43


(8)

4.2. Perhitungan

Kadar chemical oxygen demand (COD) pada air limbah rumah sakit dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Aleart,1984).

Kadar COD

(

mg

/

l

) =

(��−��)�������������� �

Keterangan: Vb = Volume titrasi Blanko (mL) Vs = Volume titrasi Sampel (mL)

NFAS = Normalitas Ferro Ammonium Sulfat (N)

BE O2 = 8

gram

/molek

V = Volume Sampel (mL)

Limbah minggu : 1 inlet Kadar COD (mg/l) =3,60−2,58

2,5

× 0,1022 × 8000

=333,58 mg/l Limbah minggu : 1 outlet

Kadar COD (mg/l)

=

3,60−3,44

2,5

× 0,1022 × 8000


(9)

4.3. Pembahasan

Dari hasil analisa yang telah dilakukan pada air limbah rumah sakit diperoleh kadar chemical oxygen demand (COD) yang masih memenuhi standar baku mutu sesuai dengan KEP-58/MENLH/12/1995 yaitu 80mg/l. Dimana hasil yang diperoleh pada minggu pertama yaitu 52,33 mg/l, hasil analisa pada minggu kedua yaitu 63,62 mg/l, hasil analisa pada minggu ketiga yaitu 68,42mg/l, hasil analisa pada minggu keempat yaitu 58,43mg/l, hasil analisa pada minggu kelima 46,54mg/l. Kadar chemical oxygen demand (COD) yang diperoleh dalam analisa dilaboratorium tiap minggunya juga berkaitan dengan volume limbah yang dihasilkan dari rumah sakit dan jumlah pasien yang ada dirumah sakit dapat mempengarui limbah yang dihasilkan sebab dari kegiatan rumah sakit didalamnya akan menghasilkan limbah medis baik limbah sitotoksis, limbah infeksius, limbah ardioaktif dan lain-lain. Selain itu pengolahan limbah yang sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan sehingga kualitas dari air limbah tersebut bagus. Jika tidak ada pengolahannya berarti tidak terjadi proses oksidasi bahan organik secara kimia didalam limbah yang akan menghasilkan limbah dengan kualitas yang tidak baik. Air limbah rumah sakit biasanya mengandung senyawa kimia serta mikroorganisme pathogen. Jika air limbahnya tidak diolah dengan baik akan menyebabkan gangguan lingkungan atau penyakit terhadap


(10)

masyarakat sekitar. Oleh karena itu air limbah tersebut harus perlu diolah terlebih dahulu sebelum dibuang kesaluran umum.

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil analisa yang dilakukan terhadap air limbah rumah sakit dengan parameter chemical oxygen demand(COD) diperoleh hasil pada minggu pertama yaitu 52,33 mg/l, hasil analisa pada minggu kedua yaitu 63,62 mg/l, hasil analisa pada minggu ketiga yaitu 68,42 mg/l, hasil analisa pada minggu keempat yaitu 58,43 mg/l, hasil analisa pada minggu kelima 46,54 mg/l, Kadar chemical oxygen demand (COD) yang diperoleh dapat menunjukkan bahwa air limbah rumah sakit tersebut masi memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh KEP-58/MENLH/12/1995 tentang baku mutu air limbah rumah sakit.

5.2. Saran

Unuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan terutama perairan maka sebaiknya pengelolahan limbah rumah sakit mempunyai tempat pengolahan limbahnya agar tidak dibuang langsung kebadan air serta dapat mengolah limbahnya sehingga sesuai standar baku mutu yang telah ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup.


(11)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Limbah

2.1.1. Pengertian Air limbah

Menurut Ehless dan Steel, air limbah adalah caiaran buangan yang berasal dari rumah tangga, industri dan tempat-tempat umum lainnya dan biasanya mengandung bahan-bahan atau zat yang dapat membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan (Chandra, 2006).

2.1.2. Sumber Air Limbah

Air limbah dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain : a. Rumah tangga

Limbah cair rumah tangga adalah buangan hasil sisa dari suatu kegiatan dirumah tangga yang sebagian besar mengandung bahan-bahan organik sehingga memudahkan dalam pengelolaannya. Contoh air limbah rumah tangga : air bekas cucian, air bekas memasak,air bekas mandi,dan sebagainya.

b. Perkotaan

Limbah cair perkotaan adalah buangan hasil sisa dari kegiatan diperkotaan yang biasanya mudah dalam pengelolaan karena tidak mengandung pelarut mineral, logam berat dan zat organik yang bersifat toksik. Contoh air limbah perkotaan : air limbah dari perkotaan, perdagangan, selokan dan tempat ibadah


(12)

c. Industri

Limbah cair industri adalah buangan hasil dari proses/sisa dari suatu kegiatan/usaha yang berwujud cair dimana kehadirannya pada suatu saat dan tempat tidak dikehendaki lingkungan karena tidak mempunyai nilai ekonomis sehingga cenderung untuk dibuang.Contoh air limbah industri: air limbah dari pabrik baja, pabrik tinta, pabrik cat, dan dari pabrik karet.

Air limbah rumah tangga sebagian besar mengandung bahan organik sehingga memudahkan didalam pengolahannya.Sebaliknya limbah industri lebih sulit pengolahannya karena mengandung pelarut mineral, logam berat, dan zat-zat organik lainnya yang barsifat toksik (Chandra, 2006).

2.1.3. Dampak Buruk Air Limbah

Air limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak buruk bagi mahluk hidup dan lingkungannya.Beberapa dampak buruk tesebut adalah sebagai berikut (Mulia, 2005).

1.Gangguan kesehatan

Air limbah dapat mengandung bibit penyakit yang dapat menimbulkan penyakit.Selain itu didalam air limbah mungkin juga terdapat zat – zat yang berbahaya dan beracun yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi mahluk hidup yang mengkonsumsinya.


(13)

2.Penurunan kualitas lingkungan

Air limbah yang dibuang langsung ke air permukaan (misalnya : sungai dan danau dapat mengakibatkan pencemaran air permukaan tersebut. Air limbah juga dapat merembes kedalam air tanah, sehingga menyebabkan pencemaran air tanah

3.Gangguan terhadap keindahan

Air limba mengandung polutan yang tidak mengganggu kesehatan dan ekosistem, tetapi mengganggu keindahan.Contohnya yang sederhana adalah air limbah yang mengandung pigmen warna yang dapat menimbulkan perubahan warna pada badan air penerima. Walaupun pigmen tersebut tidak menimbulkan gangguan terhadap kesehatan, tetapi terjadi gangguan keindahan terhadap badan air penerima tersebut

4.Gangguan terhadap kerusakan benda

Adakalanya air limbah mengandung zat-zat yang dapat dikonversi oleh bakteri anaerobik menjadi gas yang agresif seperti H2S. Gas ini dapat

mempercepat proses perkaratan pada benda yang terbuat dari besi (misalnya pipa saluran air limbah) dan bangunan air kotor lainnya.

2.2. Limbah Rumah Sakit

Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang berbentuk padat maupun cair yang berasal dari kegiatan rumah sakit baik kegiatan medis maupun non medis yang kemungkinan besar mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif.Apabila tidak ditangani dengan baik limbah rumah sakit dapat bermasalah baik dari aspek pelayanan maupun estetika selain dapat


(14)

menyebabkan pencemaran lingkungan dan menjadi sumber penularan penyakit (infeksi nosokomial). Oleh karena itu pengolahan limbah rumah sakit perlu mendapatkan perhatian yang serius dan memadai agar dampak negatif yang terjadi dapat dihindari atau dikurangi (Chandra,2006)

2.2.1. Jenis Limbah Rumah Sakit

Limbah yang dihasilkan dari kegiatan dirumah sakit dapat dibagi menjadi dua bagian, sebagai berikut :

1. Adapun yang meliputi limbah medis antara lain : a. Limbah padat

Limbah padat medis adalah limbah yang langsung dihasilkan dari tindakan diagnosis dan tindakan medis terhadap pasien.Termasuk dalam kegiatan tersebut juga kegiatan medis diruang poliklinik, perawatan, bedah dan ruangan laboratorium.

b. Limbah cair

Limbah cair medis adalah limbah cair yang mengandung zat beracun seperti bahan-bahan kimia anorganik. Zat-zat organik yang berasal dari air bilasan ruang bedah dan otopsi apabila tidak dikelola dengan baik atau langsung dibuang kesaluran pembuangan umum akan sangat berbahaya dan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap serta mencemari lingkungan.

2. Adapun yang meliputi limbah non medis antara lain : a. Limbah padat

Limbah padat non medis adalah semua sampah padat diluar sampah padat medis yang dihasilkan dari berbagai kegiatan seperti ruang tunggu, ruang inap, unit gizi dan dapur


(15)

b. Limbah cair

Limbah cair non medis merupakan limbah rumah sakit yang berupa:

1.Kotoran manusia seperti tinja, dan air kemih yang berasal dari kloset didalam kamar mandi atau toilet

2.Air bekas cucian yang berasal dari lavatory, kitchen sink, atau floor drain dari ruangan-ruangan dirumah sakit.

2.2.2. Sistem Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit

Sistem pengolahan limbah cair dirumah sakit terdiri dari tiga jenis yaitu: tangki septik, biologi aerobik, dan biologi anaerobik (Chandra,2006).

A. Sistem tangki septik

Tangki septik digunakan untuk menampung dan mengola air limbah yang berasal dari wc, kamar mandi, ruang bersalin, ruang perawatan, dan lain-lain. Sebaiknya limbah cair medis dan limbah cair non medis dipisahkan dengan menggunakan sewerage system untuk memudahkan pengelolaannya dan agar tidak mencemari lingkungan.

B. Sistem biologi aerobik

Sistem biologi aerobic yang dapat digunakan untuk limbah rumah sakit adalah sistem waste oxidation ditch treatment (kolam oksidasi air limbah). Sistem ini digunakan untuk mengolah air limbah dari rumah sakit yang terletak di tengah kota karena tidak memerlukan lahan yang luas. Kolam oksidasinya sendiri dibuat bulat atau elips.

Dalam sistem ini, air limbah dialirkan secara berputar ke kolam-kolam oksidasi agar ada kesempatan lebih lama berkontak dengan oksigen dari udara.Setelah itu, air limbah dialirkan kedalam sedimentation tank untuk


(16)

pengendapan benda-benda padat atau lumpur lainnya.Air yang sudah tampak jernih dialirkan ke bak klorinasi sebelum dibuang ke dalam sungai atau badan air lainnya.Lumpur yang mengendap diambil dan dikeringkan pada sludge drying bed.

Ada beberapa komponen didalam sistem kolam oksidasi ini, antara lain pump (pompa air kotor), oxidation ditch (kolam oksidasi), sedimentation tank (bak pengendapan), chlorination tank (bak klorinasi), sludge drying bed (tempat mengeringkan lumpur, biasanya 1-2 petak), dan control room (ruang pengendali). C. Sistem biologi anaerobik

Terdapat dua sistem biologi anaerobik yang dapat digunakan untuk membuang atau memusnakan limbah rumah sakit, antara lain :

a. Waste stabilization pond system

Sistem ini memerlukan lahan luas dan biasanya dianjurkan untuk rumah sakit diluar kota yang masih memiliki lahan yang luas. Sistem kolam stabilisasi air limbah terdiri dari bagian-bagian yang cukup sederhana, yaitu : sum pump, stabilization pond (biasanya 2), bak klorinasi, control room, inlet, interconnection antara 2 kolam stabilisasi, dan outlet dari kolam stabilisasi menuju sistem klorinasi.

b. Anaerobik filter treatment system

Sistem pengolahan air limbah ini dilakukan dengan memanfaatkan proses pembusukan anaerobik melalui suatu filter. Disini, air limbah sebelumnya telah menjalani pra-pengolahan septik tank. Dari proses ini biasanya akan dihasilkan efluent yang mengandung zat-zat asam organik yang memerlukan klor lebih banyak untuk proses oksidasinya. Dengan demikian, sebelum dialirkan ke dalam


(17)

bak klorinasi, efluent ditampung dahulu dalam bak stabilisasi untuk memberikan kesempatan oksidasi zat-zat tersebut diatas, sehingga jumlah klorin yang dibutuhkan pada proses klorinasi berkurang.

2.3. Chemical Oxygen Demand(COD)

2.3.1. Pengertian Chemical Oxygen Demand (COD)

Chemical oxyegen demand (COD) atau kebutuhan oksigen kimia (KOK) adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk megoksidasi zat-zat

organis yang ada dalam 1 l sampel air, dimana pengoksidasi K2Cr2O7 digunakan

sebagai sumber oksigen. Persamaan reaksi :

CaHbOc + Cr2O72- + H+ CO2 + H2O + Cr3+

Sisa K2Cr2O7 tersebut ditentukan melalui titrasi dengan fero ammonium sulfat

(FAS) dimana reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut :

6 Fe2+ + Cr2O72- + 14 H+ 6 Fe3+ + 2Cr3+ + 7 H2O

Angka chemical oxygen demand(COD) merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organis yang secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses mikrobiologis, dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air.

2.3.2. Keuntungan Analisa Chimical Oxygen Demand(COD) Keuntungan dari analisa COD dibandingkan dengan analisa BOD

a. Analisa COD hanya memerlukan waktu kurang lebih 3 jam sedangakan analisa BOD memerlukan waktu 5 hari


(18)

b. Untuk menganalisa COD antara 50-800 mg/l tidak dibutuhkan pengenceran sampel sedangkan pada umumnya analisa BOD selalu membutuhkan pengenceran

c. Ketelitian dan ketepatan tes COD adalah 2-3 kali lebih tinggi dari tes BOD d. Gangguan dari zat yang bersifat racun terhadap mikroorganisme pada tes

BOD tidak menjadi soal pada tes COD

2.3.3. Kekurangan Analisa Chemical Oxygen Demand(COD)

Analisa COD hanya merupakan suatu analisa yang menggunakan suatu reaksi oksidasi kimia yang merupakan oksidasi biologis (yang sebenarnya terjadi di alam) sehingga merupakan pendekatan saja. Karena hal tersebut maka tes COD tidak dapat membedakan antara zat-zat yang sebenarnya tidak teroksidasi (inert) dan zat-zat yang teroksidasi secara biologis

2.3.4. Gangguan Analisa Chemical Oxygen Demand(COD)

Ada beberapa hal yang dapat mengganggu proses dalam suatu analisa Chemical oxygen demand (COD) diantara lainnya sebagai berikut (Aleart,1984).

1. Kadar klorida (Cl-) sampai 2000 mg/l didalam sampel dapat mengganggu bekerjanya katalisator Ag2SO4, dan pada keadaan tertentu turut teroksidasi

oieh dikromat. Gangguan ini dihilangkan dengan penambahan merkuri sulfat (HgSO4) pada sampel, sebelum penambahan reagan lainnya. Ion

merkurik bergabung dengan ion klorida membentuk merkuri klorida, sesuai reaksi di bawah :


(19)

Dengan adanya ion Hg2+ ini, konsentrasi ion Cl- menjadi sangat kecil dan tidak mengganggu oksidasi zat organis dalam analisa COD.

2. Nitrit NO2- juga teroksidasi menjadi nitrat NO3-.Bila konsentrasi NO2-> 2

mg/l maka periu penambahan 10 mg asam sulfamat per mg NO2-, baik

dalam sampel maupun blanko.

2.4. Metode Penentuan Chemical oxygen demand (COD)

Adapun metode yang dapat digunakan dalam menentukan chemical oxygen demand(COD) diantaranya adalah (Greenberg,1917)

a.Metode refluks terbuka

Kebanyakan bahan-bahan organik yang telah teroksidasi oleh suatu campuran dari pemanasan kromat dan asam sulfat yang mendidih.Suatu sampel merupakan larutan asam kuat yang diketahui jumlah potasium dikromatnya. Setelah mengalami proses pencampuran sisa K2Cr2O7 yang dipakai atau dipergunakan.

Banyaknya bahan organik yang dioksidasi dihitung sebagai oksigen yang setara dengan kalium dikromat yang terikat. Untuk menjaga agar volume dan kekuatan reagen agar tetap konstan maka volume sampel lain berkurang dari pada 50 ml dari yang diperlukan. Standar waktu yang dipergunakan agar boleh mereduksi selama 2 jam jika ingin mendapatkan waktu dan juga menghasilkan hasil yang sama.

b.Metode refluks tertutup

Senyawa organik yang bersifat volatile akan teroksidasi secara sempurna dalam sistem tertutup karena dapat berhubungan langsung dengan oksidasi. Sebelum tiap-tiap pemeriksaan dipergunakan tabung untuk mencapai titik akhir di TFE linier memilih tabung yang cocok untuk sensitivitas yang diinginkan,


(20)

digunakan 25x150 mm ukuran tabung untuk suatu sampel dengan kadar COD yang umum karena volume sampel yang dipergunakn banyak.

2.5. Analisa titrimetri

Istilah analisa titrimetri mengacu pada analisa kimia kuantitatif yang dilakukan dengan menetapkan volume suatu larutan yang konsentrasinya diketehui dengan tepat, yang diperlukan untuk bereaksi secara kuantitatif dengan larutan dari zat yang akan ditetapkan. Larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut larutan standar. Proses penambahan larutan standar sampai reaksi tepat lengkap disebut titrasi dan zat yang ditetapkan disebut di titrasi. Titik pada saat reaksi itu lengkap di sebut titik ekuivalen.Lengkapnya titrasi, lazimnya harus terdeteksi oleh suatu perubahan yang tidak dapat salah dilihat oleh mata yang dihasilkan oleh larutan standar itu sendiri atau lebih lazim lagi oleh penambahan suatu reagensia pembantu yang dikenal sebagai indikator dan titik pada saat dimana ini terjadi di sebut titik akhir titrasi.

Pada analisa titrimetri, suatu reaksi harus memenuhi kondisi-kondisi berikut : 1. Harus ada suatu reaksi yang sederhana yang dapat dinyatakan dengan

persamaan kimia, zat yang akan ditetapkan harus bereaksi dengan lengkap dan reagensia dalam proporsi yang stokiometrik atau ekiuvalen

2. Reaksi harus praktis berlangsung dalam sekejap atau berjalan dengan cepat menaikkan kecepatan reaksi tersebut

3. Harus ada perubahan yang menyolok dalam energi-bebas yang menimbulkan perubahan dalam beberapa sifat fisika atau kimia larutan pada titik ekiuvalen. Harus tersedia suatu indikator, yang oleh perubah


(21)

sifat-sifat fisika (warna atau pembentukkan endapan), harus dengan tajam menetapkan titik akhir raksi.

Reaksi yang digunakan dalam analisis titrimetri dibagi dalam empat golongan utama :

1. Reaksi penetralan atau asidimetri dan alkalimetri : ini melibatkan titrasi basa bebas atau basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah, dengan suatu asam standart (asidimetri) dan titrasi asam bebas, atau asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah dengan suatu basa standrat (alkalimetri). Reaksi-reaksi ini melibatkan bersenyawaannya ion hidrogen dan ion hidroksida untuk membentuk air

2. Reaksi pembentukkan kompleks : reaksi ini bergantung pada bersenyawaannya ion-ion yang bukan ion hidrogen atau ion hidroksida untuk membentuk suatu ion atau senyawa yang dapat larut atau sedikit terdisosiasi seperti titrasi larutan sianida dengan perak nitrat. Asam etilen diamin tetra aseta, sebagian besar garam dinatriumnya, EDTA merupakan reagenesia yang sangat penting untuk pembentukan kompleks.

3. Reaksi pengendapan : reaksi ini bergantung pada bersenyawaannya ion-ion untuk membentuk suatu endapan sederhana seperti ion-ion perak dengan suatu larutan klorida. Tak terjadi perubahan keadaan oksidasi


(22)

4. Reaksi oksidasi-reduksi : dalam golongan ini termasuk semua reaksi yang melibatkan perubahan bilangan oksidasi atau pemindahan elektron. Larutan standarnya adalah zat pengoksid ataupun zat pereduksi. Zat pengoksid yang utama adalah kalium permanganat, kalium dikromat, serium(IV)sulfat, iod, kalium iodat dan kalium bromat. Zat pereduksi yang sering di gunakan adalah senyawa besi(II) dan timah(II), natrium tiosulfat, dll (Vogel, 1994).


(23)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua mahluk hidup. Oleh Karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta mahluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus pada segenap pengguna air (Effendi, 2003).

Pencemaran lingkungan berakibat terhadap kesehatan manusia, tata kehidupan, pertumbuhan flora dan fauna yang berada dalam jangkauan pencemaran.Gejala pencemaran dapat dilihat pada jangka waktu singkat maupun panjang, yaitu dengan melihat.Kondisi air, mikroorganisme, unsur hara, dan nilai estetika mengalami perubahan yang cukup menyedihkan (Agusnar, 2008).

Kemajuan industri dan teknologi seringkali berdampak pula terhadap air lingkungan, baik air sungai,air laut, air danau, maupun air tanah. Dampak ini disebabkan oleh adanya pencemaran air yang disebabkan oleh berbagai hal. Salah satu cara untuk menilai seberapa jauh air lingkungan tersebut telah tercemar adalah dengat melihat kandungan oksigen yang terlarut dalam air (Wardhana,1995).


(24)

Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya, limbah rumah sakit dapat mencemari lingkungan penduduk sekitar rumah sakit dan dapat menimbulkan masalah kesehatan, hal ini dikarenakan dalam limbah rumah sakit mengandung berbagai jasad renik penyebab penyakit pada manusia termasuk demam, cholera, disentris dan hepatitis. Limbah rumah sakit harus diolah dengan sangat baik dan sesuai standar sehingga sebelum dibuang kebadan air tidak mencemari lingkungan (Asmadi, 2012)

Untuk mengetahui apakah limbah tersebut layak dibuang kebadan perairan maka dilakukan analisa menggunakan metode Chemical oxygen demand (COD) yaitu jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat

organis yang ada dalam 1 liter sampel air. Dilakukan dengan cara penambahan kalium dikromat (K2Cr2O7) sebagai sumber oksigen(oksidator). Selanjutnya

kelebihan kalium dikromat dititrasi dengan reagen ferro ammonium sulfat (FAS). Dengan demikian kalium dikromat yang terpakai untuk oksidasi bahan organik dalam sampel dapat dihitung(Aleart,1984).

Dalam hal ini terdapat 2 metode yang dapat digunakan untuk menganalisis kadarChimcal oxygen demand (COD) yaitu metode refluks terbuka dan metode refluks tertutup. Metode refluks terbuka cocok digunakan untuk berbagai macam limbah terutama untuk limbah dengan kuantitas yang besar, sampel dianalisa dengan menggunakan peralatan yang terbuka.Metode refluks tertutup lebih praktis dan mudah, sampel dan peralatan yang digunakan lebih sedikit, lebih ekonomis dalam penggunaan reagen, tetapi membutuhkan homogenisasi sampel yang mengandung padatan tersuspensi untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan


(25)

yang diharapkan.Analisa dilakukan dengan peralatan tertutup bertujuan agar reagen yang mudah menguap tidak keluar dari peralatan ketika dipanaskan sehingga hasil analisalebih akurat (Greenberg, 1992).

Berdasarkan hal tersebut maka dibuat karya ilmiah analisa kadar chemical oxygen demand (COD) pada air limbah rumah sakit dengan metode titrimetri refluks tertutup yang dilakukan dilaboratorium sucofindo Medan.

1.2 Permasalahan

Adanya kegiatan rumah sakit dapat menghasilkan air limbah medis maupun non medis, biasanya air limbah tersebut telah diolah dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan disekitarnya.Apakah kadar chemical oxygen demand (COD) dalam air limbah rumah sakit yang telah dilakukan proses pengolahan telah memenuhi standar baku mutu sesuai peraturan menteri lingkungan hidup No.KEP-58/MENLH/12/1995.

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui kadar chemical oxygen demand (COD) yang terkandung pada air limbah rumah sakit sebelum dan sesudah dilakukan proses pengolahan. 2. Untuk mengetahui kualitas air limbah rumah sakit yang disesuaikan dengan baku mutu air limbah rumah sakit yang ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup.


(26)

1.4Manfaat

1. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang kadar chemical oxygen demand (COD) air limbah rumah sakit yang sesuai dengan peraturan Menteri Lingkungan Hidup untuk layak dibuang kebadan air tanpa melakukan pencemaran pada peraiaran disekitar lingkungan.

2. Untuk melatih diri bekerja secara langsung dilapangan dengan ilmu kimia analis.


(27)

ANALISA KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)

PADA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN METODE

TITRIMETRI REFLUKS TERTUTUP DI

LABORATORIUM SUCOFINDO

ABSTRAK

Analisa kadar chemical oxygen demand (COD) pada air limbah rumah sakit dengan menggunakan metode titrimetri refluks tertutup. Telah dilakukan pemanasan sampel limbah rumah sakit yang sudah melalui proses pengolaan selama 2 jam pada suhu 148oC didalam COD thermoreactor diperoleh bahwa kadar COD pada air limbah yaitu minggu pertama 52,33mg/L, minggu kedua 63,62mg/L, minggu ketiga 68,42mg/L, minggu keempat 58,43mg/L dan minggu kelima 46,54mg/L. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa air limbah rumah sakit tersebut tidak melebihi standar maksimum yang telah ditetapkan oleh KEP-58/MENLH/12/1995 tentang baku mutu air limbah rumah sakit.


(28)

CONTENT ANALYSIS OF CHEMICHAL OXYGEN DEMAND

(COD) WASTEWATER IN HOSPITAL WITH REFLUXS

TITRIMETRIC METHOD CLOSED IN

LABORATORY SUCOFINDO

ABSTRACT

Analysis of the levels of chemical oxygen demand (COD) in wastewater hospitals using closed reflux titrimetric method. Has done heating samples of hospital waste that passes through the refineries for 2 hours at a temperature of 148 ° C in COD Thermoreactor obtained that level of COD in waste water that is the first week of 52.33 mg / L, the second week of 63.62 mg / L, the third week 68.42 mg / L, the fourth week of 58.43 mg / L and the fifth week of 46.54 mg / L. From the results obtained show that the hospital waste water does not exceed the maximum standards set by KEP-58 / MENLH / 12/1995 concerning water quality standards of hospital waste.


(29)

ANALISA KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)

PADA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN METODE

TITRIMETRI REFLUKS TERTUTUP DI

LABORATORIUM SUCOFINDO

TUGAS AKHIR

MUHAMMAD FAHMI SAHAB

122401127

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA

DAPERTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(30)

ANALISA KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)

PADA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN METODE

TITRIMETRI REFLUKS TERTUTUP DI

LABORATORIUM SUCOFINDO

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ahli madya

MUHAMMAD FAHMI SAHAB

122401127

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA

DAPERTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(31)

PERSETUJUAN

Judul : Analisa Kadar Chemical Oxygen Demand (COD) Pada Air Limbah Rumah Sakit Dengan Metode Titrimetri Refluks Tertutup Di Laboratorium Sucofindo

Kategori : Tugas Akhir

Nama : Muhammad Fahmi Sahab

Nomor Induk Mahasiswa : 122401127

Program studi : Diploma Tiga (D-3) Kimia

Departemen : Kimia

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Juni 2015

Disetujui Oleh

Program Studi D-3 Kimia Pembimbing, Ketua,

Dra. Emma Zaidar Nst, M.Si Dr.Andriayani,S.pd Msi

NIP. 195512181987012001 NIP. 196903051999032001

Disetujui Oleh

Departemen KimiaFMIPA USU Ketua,

Dr. Rumondang Bulan, MS NIP. 195408301985032001


(32)

PERNYATAAN

ANALISA KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)

PADA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN METODE

TITRIMETRI REFLUKS TERTUTUP DI

LABORATORIUM SUCOFINDO

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya saya sendiri.Kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2015

MUHAMMAD FAHMI SAHAB 122401127


(33)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atassegala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini tepat pada waktunya dengan judul Analisa Kadar Chemical Oxygen Demand (COD) Pada Air Limbah Rumah Sakit Dengan Metode Titrimetri Refluks Tertutup Di Laboratorium Sucofindo.

Tugas akhir ini disusun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi D-3 Kimia, Departemen Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara. Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis banyak menemukan kendala. Namun berkat bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat mengatasi berbagai kendala tersebut dengan baik.

Maka pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Abdul halim dan Ibunda jamila. 2. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU.

3. Ibu Dr. Rumondang Bulan, MS selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA USU.

4. Ibu Dra. Emma Zaidar Nst, M.Si selaku Ketua Program Studi D-3 Kimia FMIPA USU.

5. Ibu Dr.Andriyani,S.pd M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membantu penulisan tugas akhir ini.

6. Seluruh staf pengajar dan karyawan FMIPA USU yang telah memberikan ilmu dan bantuannya kapada penulis

7. Seluruh staf dan karyawan PT.Supertending Company Of Indonesia (Persero) yang telah memberikan dukungan, semangat dan ilmu baru kepada penulis.


(34)

8. Teman-teman seperjuangan D-3 Kimia stambuk 2012 dan seluruh pihak yang tidak dapt penulis sebutkan satu persatu yang turut andil dalam membantu penulis sehingga selesainya tugas akhir ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa isi dan cara penulisan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca untuk tambahan pengetahuan dan kesempurnaan tugas akhir ini. Segala bentuk masukan yang diberikan akan penulis terima dengan senang hati dan penulis ucapkan terima kasih. Harapan penulis, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.

Medan, juni 2015


(35)

ANALISA KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)

PADA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN METODE

TITRIMETRI REFLUKS TERTUTUP DI

LABORATORIUM SUCOFINDO

ABSTRAK

Analisa kadar chemical oxygen demand (COD) pada air limbah rumah sakit dengan menggunakan metode titrimetri refluks tertutup. Telah dilakukan pemanasan sampel limbah rumah sakit yang sudah melalui proses pengolaan selama 2 jam pada suhu 148oC didalam COD thermoreactor diperoleh bahwa kadar COD pada air limbah yaitu minggu pertama 52,33mg/L, minggu kedua 63,62mg/L, minggu ketiga 68,42mg/L, minggu keempat 58,43mg/L dan minggu kelima 46,54mg/L. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa air limbah rumah sakit tersebut tidak melebihi standar maksimum yang telah ditetapkan oleh KEP-58/MENLH/12/1995 tentang baku mutu air limbah rumah sakit.


(36)

CONTENT ANALYSIS OF CHEMICHAL OXYGEN DEMAND

(COD) WASTEWATER IN HOSPITAL WITH REFLUXS

TITRIMETRIC METHOD CLOSED IN

LABORATORY SUCOFINDO

ABSTRACT

Analysis of the levels of chemical oxygen demand (COD) in wastewater hospitals using closed reflux titrimetric method. Has done heating samples of hospital waste that passes through the refineries for 2 hours at a temperature of 148 ° C in COD Thermoreactor obtained that level of COD in waste water that is the first week of 52.33 mg / L, the second week of 63.62 mg / L, the third week 68.42 mg / L, the fourth week of 58.43 mg / L and the fifth week of 46.54 mg / L. From the results obtained show that the hospital waste water does not exceed the maximum standards set by KEP-58 / MENLH / 12/1995 concerning water quality standards of hospital waste.


(37)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan i

Pernyataan ii

Pengharggan iii

Abstrak v

Abstract vi

Daftar Isi vii

BAB 1 Pendahuluan 1

1.1.Latar Belakang 1

1.2.Permasalahan 3

1.3.Tujuan 3

1.4.Manfaat 4

BAB II Tinjauan Pustaka 5

2.1.Limbah 5

2.1.1.Pengertian limbah 5

2.1.2.Sumber Air Limbah 5

2.1.3.Dampak Buruk Air Limbah 6

2.2.Limbah Rumah Sakit 7

2.2.1.Jenis Limbah Rumah Sakit 8

2.2.2.Sistem Pengelolahan Limbah cair Rumah Sakit 9

2.3.Chemical Oxygen Demand 11

2.3.1.Pengertian COD 11

2.3.2.Keuntungan COD 11

2.3.3.Kekurangan COD 12

2.3.4.Gangguan COD 12

2.4.Metode Penentuan COD 13

2.5.Analisa Titrimetri 14

BAB III Metodologi 17

3.1.Alat-Alat 17

3.2.bahan-Bahan 17

3.3.Prosedur percobaan 18

BAB IV Hasil Dan Pembahasan 19

4.1.Data Hasil Percobaan 19

4.2.Perhitungan 20

4.3.Pembahasan 21

BAB V Kesimpulan Dan Saran 22

5.1.Kesimpulan 22


(38)

Daftar Pustaka 23

Lampiran 24


(1)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atassegala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini tepat pada waktunya dengan judul Analisa Kadar Chemical Oxygen Demand (COD) Pada Air Limbah Rumah Sakit Dengan Metode Titrimetri Refluks Tertutup Di Laboratorium Sucofindo.

Tugas akhir ini disusun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi D-3 Kimia, Departemen Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara. Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis banyak menemukan kendala. Namun berkat bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat mengatasi berbagai kendala tersebut dengan baik.

Maka pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Abdul halim dan Ibunda jamila. 2. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU.

3. Ibu Dr. Rumondang Bulan, MS selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA USU.

4. Ibu Dra. Emma Zaidar Nst, M.Si selaku Ketua Program Studi D-3 Kimia FMIPA USU.

5. Ibu Dr.Andriyani,S.pd M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membantu penulisan tugas akhir ini.

6. Seluruh staf pengajar dan karyawan FMIPA USU yang telah memberikan ilmu dan bantuannya kapada penulis

7. Seluruh staf dan karyawan PT.Supertending Company Of Indonesia (Persero) yang telah memberikan dukungan, semangat dan ilmu baru kepada penulis.


(2)

8. Teman-teman seperjuangan D-3 Kimia stambuk 2012 dan seluruh pihak yang tidak dapt penulis sebutkan satu persatu yang turut andil dalam membantu penulis sehingga selesainya tugas akhir ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa isi dan cara penulisan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca untuk tambahan pengetahuan dan kesempurnaan tugas akhir ini. Segala bentuk masukan yang diberikan akan penulis terima dengan senang hati dan penulis ucapkan terima kasih. Harapan penulis, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.

Medan, juni 2015


(3)

ANALISA KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)

PADA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN METODE

TITRIMETRI REFLUKS TERTUTUP DI

LABORATORIUM SUCOFINDO

ABSTRAK

Analisa kadar chemical oxygen demand (COD) pada air limbah rumah sakit dengan menggunakan metode titrimetri refluks tertutup. Telah dilakukan pemanasan sampel limbah rumah sakit yang sudah melalui proses pengolaan selama 2 jam pada suhu 148oC didalam COD thermoreactor diperoleh bahwa kadar COD pada air limbah yaitu minggu pertama 52,33mg/L, minggu kedua 63,62mg/L, minggu ketiga 68,42mg/L, minggu keempat 58,43mg/L dan minggu kelima 46,54mg/L. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa air limbah rumah sakit tersebut tidak melebihi standar maksimum yang telah ditetapkan oleh KEP-58/MENLH/12/1995 tentang baku mutu air limbah rumah sakit.


(4)

CONTENT ANALYSIS OF CHEMICHAL OXYGEN DEMAND

(COD) WASTEWATER IN HOSPITAL WITH REFLUXS

TITRIMETRIC METHOD CLOSED IN

LABORATORY SUCOFINDO

ABSTRACT

Analysis of the levels of chemical oxygen demand (COD) in wastewater hospitals using closed reflux titrimetric method. Has done heating samples of hospital waste that passes through the refineries for 2 hours at a temperature of 148 ° C in COD Thermoreactor obtained that level of COD in waste water that is the first week of 52.33 mg / L, the second week of 63.62 mg / L, the third week 68.42 mg / L, the fourth week of 58.43 mg / L and the fifth week of 46.54 mg / L. From the results obtained show that the hospital waste water does not exceed the maximum standards set by KEP-58 / MENLH / 12/1995 concerning water quality standards of hospital waste.


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan i

Pernyataan ii

Pengharggan iii

Abstrak v

Abstract vi

Daftar Isi vii

BAB 1 Pendahuluan 1

1.1.Latar Belakang 1

1.2.Permasalahan 3

1.3.Tujuan 3

1.4.Manfaat 4

BAB II Tinjauan Pustaka 5

2.1.Limbah 5

2.1.1.Pengertian limbah 5

2.1.2.Sumber Air Limbah 5

2.1.3.Dampak Buruk Air Limbah 6

2.2.Limbah Rumah Sakit 7

2.2.1.Jenis Limbah Rumah Sakit 8

2.2.2.Sistem Pengelolahan Limbah cair Rumah Sakit 9

2.3.Chemical Oxygen Demand 11

2.3.1.Pengertian COD 11

2.3.2.Keuntungan COD 11

2.3.3.Kekurangan COD 12

2.3.4.Gangguan COD 12

2.4.Metode Penentuan COD 13

2.5.Analisa Titrimetri 14

BAB III Metodologi 17

3.1.Alat-Alat 17

3.2.bahan-Bahan 17

3.3.Prosedur percobaan 18

BAB IV Hasil Dan Pembahasan 19

4.1.Data Hasil Percobaan 19

4.2.Perhitungan 20

4.3.Pembahasan 21

BAB V Kesimpulan Dan Saran 22

5.1.Kesimpulan 22

5.2.Saran 22


(6)

Daftar Pustaka 23

Lampiran 24