menyebabkan pencemaran lingkungan dan menjadi sumber penularan penyakit infeksi nosokomial. Oleh karena itu pengolahan limbah rumah sakit perlu
mendapatkan perhatian yang serius dan memadai agar dampak negatif yang terjadi dapat dihindari atau dikurangi Chandra,2006
2.2.1. Jenis Limbah Rumah Sakit
Limbah yang dihasilkan dari kegiatan dirumah sakit dapat dibagi menjadi dua bagian, sebagai berikut :
1. Adapun yang meliputi limbah medis antara lain : a.
Limbah padat Limbah padat medis adalah limbah yang langsung dihasilkan dari tindakan
diagnosis dan tindakan medis terhadap pasien.Termasuk dalam kegiatan tersebut juga kegiatan medis diruang poliklinik, perawatan, bedah dan ruangan
laboratorium. b.
Limbah cair Limbah cair medis adalah limbah cair yang mengandung zat beracun seperti
bahan-bahan kimia anorganik. Zat-zat organik yang berasal dari air bilasan ruang bedah dan otopsi apabila tidak dikelola dengan baik atau langsung dibuang
kesaluran pembuangan umum akan sangat berbahaya dan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap serta mencemari lingkungan.
2. Adapun yang meliputi limbah non medis antara lain : a.
Limbah padat Limbah padat non medis adalah semua sampah padat diluar sampah padat medis
yang dihasilkan dari berbagai kegiatan seperti ruang tunggu, ruang inap, unit gizi dan dapur
Universitas Sumatera Utara
b. Limbah cair
Limbah cair non medis merupakan limbah rumah sakit yang berupa: 1.Kotoran manusia seperti tinja, dan air kemih yang berasal dari kloset didalam
kamar mandi atau toilet 2.Air bekas cucian yang berasal dari lavatory, kitchen sink, atau floor drain dari
ruangan-ruangan dirumah sakit.
2.2.2. Sistem Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit
Sistem pengolahan limbah cair dirumah sakit terdiri dari tiga jenis yaitu: tangki septik, biologi aerobik, dan biologi anaerobik Chandra,2006.
A. Sistem tangki septik Tangki septik digunakan untuk menampung dan mengola air limbah yang
berasal dari wc, kamar mandi, ruang bersalin, ruang perawatan, dan lain-lain. Sebaiknya limbah cair medis dan limbah cair non medis dipisahkan dengan
menggunakan sewerage system untuk memudahkan pengelolaannya dan agar tidak mencemari lingkungan.
B. Sistem biologi aerobik Sistem biologi aerobic yang dapat digunakan untuk limbah rumah sakit
adalah sistem waste oxidation ditch treatment kolam oksidasi air limbah. Sistem ini digunakan untuk mengolah air limbah dari rumah sakit yang terletak di tengah
kota karena tidak memerlukan lahan yang luas. Kolam oksidasinya sendiri dibuat bulat atau elips.
Dalam sistem ini, air limbah dialirkan secara berputar ke kolam-kolam oksidasi agar ada kesempatan lebih lama berkontak dengan oksigen dari
udara.Setelah itu, air limbah dialirkan kedalam sedimentation tank untuk
Universitas Sumatera Utara
pengendapan benda-benda padat atau lumpur lainnya.Air yang sudah tampak jernih dialirkan ke bak klorinasi sebelum dibuang ke dalam sungai atau badan air
lainnya.Lumpur yang mengendap diambil dan dikeringkan pada sludge drying bed.
Ada beberapa komponen didalam sistem kolam oksidasi ini, antara lain pump pompa air kotor, oxidation ditch kolam oksidasi, sedimentation tank bak
pengendapan, chlorination tank bak klorinasi, sludge drying bed tempat mengeringkan lumpur, biasanya 1-2 petak, dan control room ruang pengendali.
C. Sistem biologi anaerobik Terdapat dua sistem biologi anaerobik yang dapat digunakan untuk
membuang atau memusnakan limbah rumah sakit, antara lain : a.
Waste stabilization pond system Sistem ini memerlukan lahan luas dan biasanya dianjurkan untuk rumah sakit
diluar kota yang masih memiliki lahan yang luas. Sistem kolam stabilisasi air limbah terdiri dari bagian-bagian yang cukup sederhana, yaitu : sum pump,
stabilization pond biasanya 2, bak klorinasi, control room, inlet, interconnection antara 2 kolam stabilisasi, dan outlet dari kolam stabilisasi menuju sistem
klorinasi. b.
Anaerobik filter treatment system Sistem pengolahan air limbah ini dilakukan dengan memanfaatkan proses
pembusukan anaerobik melalui suatu filter. Disini, air limbah sebelumnya telah menjalani pra-pengolahan septik tank. Dari proses ini biasanya akan dihasilkan
efluent yang mengandung zat-zat asam organik yang memerlukan klor lebih banyak untuk proses oksidasinya. Dengan demikian, sebelum dialirkan ke dalam
Universitas Sumatera Utara
bak klorinasi, efluent ditampung dahulu dalam bak stabilisasi untuk memberikan kesempatan oksidasi zat-zat tersebut diatas, sehingga jumlah klorin yang
dibutuhkan pada proses klorinasi berkurang.
2.3. Chemical Oxygen DemandCOD 2.3.1. Pengertian Chemical Oxygen Demand COD