Hubungan Bayi Lahir Kurang Bulan dengan Penyakit Jantung Bawaan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

(1)

HUBUNGAN BAYI LAHIR KURANG BULAN DENGAN PENYAKIT JANTUNG BAWAAN

DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2012

Oleh:

INDHI VAVIRYA MESTIKA DH 100100238

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(2)

KARYA TULIS ILMIAH INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH KELULUSAN SARJANA KEDOKTERAN

Oleh:

INDHI VAVIRYA MESTIKA DH 100100238

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(3)

i

LEMBAR PENGESAHAN

Hubungan Bayi Lahir Kurang Bulan dengan Penyakit Jantung Bawaan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

Nama : Indhi Vavirya Mestika Dh

Nim : 100100238

Pembimbing Penguji I

(dr. Karina Sugih Arto, M.Ked(Ped), Sp.A) (dr. Rina Yunita, SpMK) NIP :1982.0602.200812.2.003 NIP : 1979.0624.200312.2.003

Penguji II

(dr. T. Siti Hajar Haryuna, Sp. THT-KL) NIP :1979.0620.200212.2.003

Medan, 18 November 2013 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH) NIP : 195402201980111001


(4)

ABSTRAK

Penyakit Kongenital merupakan masalah yang penting dalam dunia kesehatan, terutama yang berhubungan pertumbuhan dan perkembangan anak ke depannya. Salah satunya adalah penyakit jantung bawaan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang bulan dengan kejadian penyakit jantung bawaan.

Penelitian ini telah dilakukan di RSUP. H. Adam Malik Medan dengan subyek penelitian diambil dari data rekam medis pasien pada rentang waktu 1 januari 2012 hingga 31 Desember 2012. Penelitian ini menggunakan metode kasus dan kontrol dengan mengambil data rekam medis dari bayi kelompok bayi yang lahir kurang bulan sebagai kasus dan bayi cukup bulan sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak 76 bayi. Data rekam medis yang dikumpulkan kemudian diinput secara acak sesuai kelompok kasus dan kelompok kontrol. Data-data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan program SPSS versi 17. Analisis yang dilakukan adalah dengan uji chi square (X2) untuk menilai ada tidaknya hubungan tersebut.

Dari hasil penelitian didapati adanya hubungan yang signifikan yang ditunjukkan dengan nilai pearson chi square (X2) 0.009 (p<0.05).

Dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini, diperoleh hasil bahwa adanya hubungan antara bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang bulan dengan kejadian penyakit jantung bawaan.

Kata Kunci : Penyakit Jantung Bawaan, Bayi Kurang Bulan


(5)

iii

ABSTRACT

Congenital disease is an important issue in the world of health, particularly in relation to the child's growth and development in the future. One of them is a congenital heart disease. This study aimed to examine the relationship between infants born preterm with a gestational age with congenital heart disease events.

This research has been conducted in the department. H. Adam Malik with study subjects were taken from the medical records of patients in the period 1 January 2012 to 31 December 2012. This study uses a case control study by taking medical records of infants born baby groups as case preterm and term infants as controls with a total sample size of 76 infants. Medical record data collected then randomly inputted appropriate case group and the control group. The data was analyzed using SPSS version 17. Analysis is conducted with chi square (X2) to assess the relationship.

From the results of the study found a significant relationship is indicated by the value of the Pearson chi-square (X2) 0.009 (P <0.05).

It can be concluded that in this study, the results showed that the relationship between infants born preterm with a gestational age with congenital heart disease events.

Keywords: Congenital Heart Disease, Preterm Labour


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan pada blok Community Research Program (CRP) semester VII dan Sarjana Kedokteran (S.Ked) di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Karya tulis ilmiah ini berjudul “Hubungan Bayi Lahir Kurang Bulan dengan Penyakit Jantung Bawaan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012”. Dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak mendukung saya hingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

2. dr. Karina Sugih Arto, M.Ked(Ped), Sp. A, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberi arahan, masukan dan bimbingan kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. dr. Lidya Imelda Laksmi, Sp.PA serta dr. Rina Yunita, SpMK dan dr. T. Siti Hajar Haryuna, Sp.THT-KL selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran serta nasihat dalam penyempurnaan penulisan karya tulis ilmiah ini.

4. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5. Rasa hormat dan terima kasih yang tiada terhingga saya persembahkan kepada ibu saya, ibunda Hj. Heryani Spd, MM serta Kakanda Adhita Nugraha Mestika, ST, M.Ars. dan Kukuh Gumilar Mestika, ST atas doa, perhatian dan dukungan yang tak putus-putusnya sebagai bentuk kasih sayang kepada saya.


(7)

v

6. Ayahanda tercinta Alm Letkol Ckm dr. H. Mestika Dhamir SpM yang selalu memberikan motivasi tentang begitu berartinya kerja keras tanpa kenal rasa keluh kesah. Semoga ini menjadi salah satu amal jariyah terbaik yang selalu mengalir untuk beliau agar diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT.

7. dr. Imam Kukuh Darmawan, yang telah banyak membantu, memberikan waktu, dukungan dan semangat selama penyusunan karya tulis ilmiah ini. 8. Seluruh teman-teman FK USU Stambuk 2010 yang telah memberikan

dukungan dalam segala bentuk, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan bantuannya.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, 18 November 2013 Penulis,

Indhi Vavirya Mestika

Nim. 100100238


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN……….……… i

ABSTRAK ………..……….……. ii

ABSTRACT……….……… iii

KATA PENGANTAR……….…… iv

DAFTAR ISI………. vi

DAFTAR TABEL……… viii

DAFTAR GAMBAR……… ix

DAFTAR LAMPIRAN……… x

DAFTAR SINGKATAN……….……… xi

BAB 1 PENDAHULUAN……….… 1

1.1. Latar Belakang ……….……… 1

1.2. Rumusan Masalah ………... 2

1.3. Tujuan Penelitian ………. 2

1.4. Manfaat Penelitian ………... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……… 4

2.1. Bayi Kurang Bulan ……….. 4

2.1.1. Definisi ………... 4

2.1.2. Epidemiologi ………... 4

2.1.3. Etiologi dan Faktor Risiko ………. 4

2.2. Penyakit Jantung Bawaan ……… 5

2.2.1. Definisi ……….. 5

2.2.2. Epidemiologi ……….. 6

2.2.3. Etiologi dan Faktor Risiko ………. 6

2.2.4. Klasifikasi……….... 7

2.3. Hubungan Bayi Lahir Kurang Bulan dengan PJB ……... 13


(9)

vii

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL . 15

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ……… 15

3.2. Definisi Operasional ……… 16

3.3. Hipotesis ……….. 16

BAB 4 METODE PENELITIAN………. 17

4.1. Jenis Penelitian ……… 17

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ……….. 17

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ………... 17

4.3.1. Populasi Penelitian ………. 17

4.3.2. Sampel Penelitian ………... 18

4.4. Teknik Pengumpulan Data ……….. 19

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ………. 19

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN………. . 21

5.1. Hasil Penelitian ………..………… 21

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian …..………..……. 21

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden………... 21

5.1.3. Analisis Bivariat ……….…. 23

5.1.4. Hubungan Bayi Lahir Kurang Bulan dengan Penyakit Jantung Bawaan ………... 24

5.2. Pembahasan ……….……… 25

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN……….... 27

6.1. Kesimpulan……… 27

6.2. Saran ……….……… 27

DAFTAR PUSTAKA ………..……….. 28

LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Penyebab kelahiran preterm yang dapat diidentifikasikan .. 4 Tabel 5.1 Distribusi Frekwensi Sampel berdasarkan Jenis Kelamin…. 22 Tabel 5.2 Distribusi Frekwensi Kejadian Penyakit Jantung Bawaan…. 22 Tabel 5.3 Distribusi Frekwensi Penyakit Jantung Bawaan berdasarkan

Jenisnya……… 23

Tabel 5.4 Hubungan antara Bayi Lahir Kurang Bulan dengan

Penyakit Jantung Bawaan……….. . 24


(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1. Kerangka Konsep Hubungan Antara Bayi Lahir Kurang

Bulan dengan Penyakit Jantung Bawaan di RSUP Haji

Adam Malik Medan ……….. 14 Gambar 3.2. Kerangka Kerja Penelitian ……… 15 Gambar 5.1. Distribusi Frekwensi Kejadian Penyakit Jantung Bawaan……. 23 Gambar 5.5 Hubungan antara Bayi Lahir Kurang Bulan dengan

Penyakit Jantung Bawaan……… 24


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

2 SURAT IZIN PENELITIAN

3 4

DATA INDUK

TABEL STATISTIK SPSS 17.0


(13)

xi

DAFTAR SINGKATAN

BKB : Bayi Kurang Bulan

DAP : Duktus Arteriosus Persisten DSA : Defek Septum Atrium

DSAV : Defek Septum Atrioventrikularis DSV : Defek Septum Ventrikel

FKUI : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia PJB : Penyakit Jantung Bawaan

PJT : Pertumbuhan Janin Terhambat RSCM : Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat

WHO : World Health Organization


(14)

ABSTRAK

Penyakit Kongenital merupakan masalah yang penting dalam dunia kesehatan, terutama yang berhubungan pertumbuhan dan perkembangan anak ke depannya. Salah satunya adalah penyakit jantung bawaan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang bulan dengan kejadian penyakit jantung bawaan.

Penelitian ini telah dilakukan di RSUP. H. Adam Malik Medan dengan subyek penelitian diambil dari data rekam medis pasien pada rentang waktu 1 januari 2012 hingga 31 Desember 2012. Penelitian ini menggunakan metode kasus dan kontrol dengan mengambil data rekam medis dari bayi kelompok bayi yang lahir kurang bulan sebagai kasus dan bayi cukup bulan sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak 76 bayi. Data rekam medis yang dikumpulkan kemudian diinput secara acak sesuai kelompok kasus dan kelompok kontrol. Data-data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan program SPSS versi 17. Analisis yang dilakukan adalah dengan uji chi square (X2) untuk menilai ada tidaknya hubungan tersebut.

Dari hasil penelitian didapati adanya hubungan yang signifikan yang ditunjukkan dengan nilai pearson chi square (X2) 0.009 (p<0.05).

Dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini, diperoleh hasil bahwa adanya hubungan antara bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang bulan dengan kejadian penyakit jantung bawaan.

Kata Kunci : Penyakit Jantung Bawaan, Bayi Kurang Bulan


(15)

iii

ABSTRACT

Congenital disease is an important issue in the world of health, particularly in relation to the child's growth and development in the future. One of them is a congenital heart disease. This study aimed to examine the relationship between infants born preterm with a gestational age with congenital heart disease events.

This research has been conducted in the department. H. Adam Malik with study subjects were taken from the medical records of patients in the period 1 January 2012 to 31 December 2012. This study uses a case control study by taking medical records of infants born baby groups as case preterm and term infants as controls with a total sample size of 76 infants. Medical record data collected then randomly inputted appropriate case group and the control group. The data was analyzed using SPSS version 17. Analysis is conducted with chi square (X2) to assess the relationship.

From the results of the study found a significant relationship is indicated by the value of the Pearson chi-square (X2) 0.009 (P <0.05).

It can be concluded that in this study, the results showed that the relationship between infants born preterm with a gestational age with congenital heart disease events.

Keywords: Congenital Heart Disease, Preterm Labour


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah penyakit yang di bawa oleh anak sejak dilahirkan akibatproses pembentukan jantung yang kurang sempurna (Harimurti, 2008). Penelitian baru menunjukkan bahwa bayi prematur lebih rentan mengalami kematian karena penyakit serius antara lain penyakit jantung, diabetes dan asma. Beberapa penyakit tersebut memang memiliki perkembangan penyakit yang cukup lama. Penelitian ini melibatkan hampir 630.000 orang Swedia yang lahir antara tahun 1973-1979. Peneliti menemukan anak yang lahir sebelum usia 37 minggu kehamilan memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk meninggal dibandingkan bayi yang lahir dengan usia kandungan cukup (Crump, 2011).

Kurang perhatian terhadap jantung bawaan menjadi salah satu persoalan dalam penanganan anak dengan PJB di Indonesia, selain biaya perawatan yang mahal, kurangnya fasilitas, dan dukungan finansial yang terbatas. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan orang tua, pendidikan rendah, dan lingkungan yang tidak mendukung (Rahajoe, 2007)

Menurut Sastroasmoro (1994), di poliklinik Kardiologi Ilmu Kesehatan Anak FK UI/RSCM Jakarta, dari 3602 pasien baru yang diperiksa selama 10 tahun (1983-1992) dijumpai 2901 penderita PJB. Berdasarkan tipe PJB, PJB asianotik merupakan jenis yang terbanyak yaitu 1602 kasus (76,7%). Menurut Habibie (2013), Di Indonesia dengan populasi 220 juta penduduk, dengan angka kelahiran hidup 2,27%, diperkirakan ada sekitar 40 ribu penderita penyakit jantung bawaan baru setiap tahunnya. Menurut Judarwanto (2012) Prevalensi PJB di Indonesia sekitar 8-10 dari 1.000 kelahiran hidup, dengan sepertiga di antaranya bermanifestasi dalam kondisi kritis pada tahun pertama kehidupan dan 50% dari kegawatan pada bulan pertama kehidupan berakhir dengan kematian. Di Indonesia, dengan populasi 200 juta penduduk dan angka kelahiran hidup 2%,


(17)

2

diperkirakan terdapat sekitar 30.000 penderita PJB. Penelitian di Amerika Serikat menyatakan bahwa setiap tahun sedikitnya 35.000 bayi menderita kelainan ini dan 90% di antaranya dapat meninggal bila di tahun pertama kehidupan bayi tidak dilakukan perawatan yang adekuat. Menurut Children Heart Foundation dalam Judarwanto (2012), pada setiap tahun sebanyak 1.000.000 bayi di seluruh dunia lahir dengan penyakit jantung bawaan. Sekitar 100.000 diantaranya tidak akan dapat melewati tahun pertama kehidupannya, dan ribuan bayi lainnya akan meninggal sebelum mencapai usia dewasa. Keadaan ini seringkali tidak disadari oleh masyarakat awam, sehingga angka kematian anak-anak yang disebabkan oleh penyakit jantung ini terus meningkat.

Tingginya insiden penyakit jantung bawaan juga mungkin berhubungan dengan faktor intrauterine (dalam rahim) yang menyebabkan keterbatasan pertumbuhan atau kelahiran prematur (kelahiran kurang bulan).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, dapat dirumuskan satu masalah dalam penulisan penelitian ini, adalah :

Apakah terdapat hubungan antara bayi lahir kurang bulan dengan penyakit jantung bawaan pada anak di RSUP Haji Adam Malik Medan?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara bayi lahir kurang bulan dengan penyakit jantung bawaan pada anak.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui prevalensi bayi dengan penyakit jantung bawaan 2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi bayi lahir kurang bulan

3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi umur bayi pada kejadian bayi lahir kurang bulan yang menderita penyakit jantung bawaan


(18)

1.4.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1. Sebagai informasi kepada masyarakat dan klinisi terdapat hubungan antara bayi lahir kurang bulan dengan penyakit jantung bawaan pada anak 2. Sebagai bahan informasi dan pengetahuan kepada tenaga medis,

mengenai hubungan antara bayi lahir kurang bulan dengan penyakit jantung bawaan pada anak

3. Sebagai sarana untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan peneliti tentang penyakit jantung bawaan


(19)

4

BAB 2

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Bayi Kurang Bulan

2.1.1. Definisi

Bayi kurang bulan adalah bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi kurang dari 37 minggu (Damanik, 2008). Menurut WHO (2012), di definisikan sebagai bayi lahir hidup yang dilahirkan sebelum 37 minggu usia kehamilan.

2.1.2. Epidemiologi

World Health Organization (WHO) mencatat selama periode pertengahan 1990-an hingga tahun 2007 terdapat sekitar 130juta lahir bayi kurang bulan (BKB) atau dengan ratio setiap 10 kelahiran bayi, terdapat 1 bayi yang lahir BKB. Dilaporkan 85% BKB terjadi di negara-negara miskin terutama Asia. Kelahiran dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu mempunyai risiko tinggi terhadap berbagai penyakit yang berhubungan dengan prematuritas. Data luaran lama rawat, kesakitan, dan kematian BKB late preterm di Indonesia masih terbatas. (Artana, 2012).

2.1.3. Etiologi dan Faktor Risiko

Sulit untuk memisahkan secara sempurna faktor-faktor yang terkait dengan prematuritas dari faktor-faktor yang terkait dengan PJT (pertumbuhan janin terhambat). Ada korelasi yang positif kuat antara kelahiran premature maupun PJT dengan status sosioekonomi yang rendah. Pada keluarga yang status ekonominya rendah, kasus-kasus kurang gizi, anemia, dan penyakit pada ibu; perawatan pranatal yang tidak adekuat, adiksi obat; komplikasi pada masa kehamilan, maupun pada proses melahirkan; dan riwayat aborsi, lahir mati, bayi prematur atau berat badan lahir rendah; kejadiannya relatif tinggi. Faktor-faktor terkait lainnya seperti keluarga dengan orang tua tunggal, kehamilan pada usia belasan tahun, jarak waktu kehamilan yang dekat, dan ibu-ibu yang sebelumnya telah melahirkan lebih dari 4anak juga lebih sering ditemukan (Kliegman, 2011).


(20)

TABEL 2.1. Penyebab kelahiran preterm yang dapat diidentifikasikan (Kliegman, 2011)

Janin

Gawat janin

Kehamilan multipel Eritroblastosis Hidrops non imun Plasenta

Plasenta previa Abrupsio plasenta Uterus

Uterus bikornus

Serviks tidak kompeten (dilatasi prematur) Ibu

Pre-eklamsia

Penyakit medis yang kronis (misalnya, penyakit jantung sianosis, penyakit ginjal)

Infeksi (misalnya, streptokokus grup b, infeksi saluran kencing, korioamnionitis)

Penyalahgunaan obat (misalnya, kokain) Lainnya

Ketuban pecah prematur Polihidramnion

Iatrogenik

2.2. Penyakit Jantung Bawaan

2.2.1. Definisi

Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah penyakit dengan abnormalitas pada struktur maupun fungsi sirkulasi yang telah ada sejak lahir (Sani,2007). Proses pembentukan jantung ini terjadi pada awal pembuahan (konsepsi). Pada waktu


(21)

6

jantung mengalami proses pertumbuhan di dalam kandungan, ada kemungkinan mengalami gangguan. Gangguan pertumbuhan jantung pada janin ini, terjadi pada usia 3bulan pertama kehamilan, karena jantung terbentuk sempurna pada saat janin berusia 4bulan (Dhania, 2009).

2.2.2. Epidemiologi

Penyakit Jantung Bawaan ini terjadi pada sekitar 8 dari 1000 kelahiran hidup. Insiden lebih tinggi pada lahir mati (2%), abortus (10-25%), dan bayi prematur (2%) (Tank, 2004).

Berdasarkan penelitian lain, 1 orang bayi dilahirkan dari bapak dengan PJB, sedangkan tidak ada dari 4 orang ibu dengan PJB, mempunyai bayi dengan PJB. Dari 28 bayi dengan PJB, 4 bayi meninggal (14,3%) selama 5hari pengamatan. (Harimurti, 1996).

2.2.3. Etiologi dan Faktor Risiko

Pada sebagian kasus, penyebab dari PJB ini tidak diketahui (Sastroasmoro, 1994). Beberapa faktor yang diyakini dapat menyebabkan PJB ini secara garis besar dapat diklasifikasi menjadi 2, yaitu genetik dan lingkungan.

Pada faktor genetik hal yang penting kita perhatikan adalah adanya riwayat keluarga yang menderita penyakit jantung (Fachri, 2007). Dalam hubungan keluarga yang dekat risiko terjadinya PJB yang terjadi 79,1%, untuk Heterotaxsia, 11,7% untuk Conotruncal Defects, 24,3% untuk Atrioventricular Septal Defect, 12,9% untuk Left Ventricular Outflow Tract Obstruction, 7,1% untuk Isolated Atrial Septal Defect dan 3,4% untuk Isolated Ventricular Septal Defect (Poulsen, 2009).Pada faktor lingkungan, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah paparan lingkungan yang tidak baik, adanya infeksi virus pada trisemester pertama, adanya penyakit sistemik, adanya penggunaan alkohol dan obat-obatan (Indriwanto, 2009).


(22)

2.2.4. Klasifikasi

Secara garis besar PJB ini dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian besar yaitu, asianotik dan sianotik (Widyantoro, 2009).

2.2.4.1. PJB Non Sianotik

Penyakit Jantung Bawaan (PJB) non sianotik adalah kelainan struktur dan fungsi jantung yang dibawa lahir yang tidak ditandai dengan sianosis (Roebiono, 2003). Berdasarkan ada tidaknya pirau, kelompok asianotik terbagi atas dua kelompok, yaitu kelompok dengan pirau dari kiri kekanan dan kelompok tanpa pirau (Soeroso dan Sastrosoebroto, 1994).

Kelompok dengan pirau dari kiri ke kanan adalah sebagai berikut : A. Defek Septum Ventrikel

Defek Septum Ventrikel (DSV) adalah lesi kongenital pada jantung berupa lubang pada septum yang memisahkan ventrikel sehinggal terdapat hubungan antara antar rongga ventrikel (Ramaswamy, 2013). Defek septum ventrikel merupakan penyakit jantung bawaan yang paling sering ditemukan, yaitu sekitar 30% dari semua jenis penyakit jantung bawaan(Soeroso dan Sastrosoebroto, 1994)

DSV terbagi atas beberapa klasifikasi, diantaranya :

1. Defek Septum Ventrikel Perimembran, yang dibagi menjadi :

a.Defek perimembran inlet,mengarah ke posterior ke daerah inlet septum. b.Defek perimembran outlet,mengarah ke depan, dibawah akar aorta ke dalamseptum pars muskularis.

c.Defek trabekular, mengarah ke bawah, kearah septum trabekularis.

d.Defek perimembran konfluen, yang mencakup ketiga bagian septummuskular, sehingga merupakan defek yang besar.

2. Defek Septum Ventrikel Muskular, yang dibagi menjadi : a. Defek muskular inlet

b. Defek trabekular c. Defek muskular outlet


(23)

8

Gejala klinis DSV cukup bervariasi, mulai dari asimtomatis, gagal jantung berat, ataupun gagal tumbuh. Semua ini sangat bergantung pada besarnya defek serta derajat piraunya sendiri, sedangkan lokasi defek sendiri tidak mempengaruhi derajat ringannya manifestasi klinis yang akan terjadi (Soeroso dan Sastrosoebroto, 1994). Diagnosis ditegakkan dengan ekokardiografi, ekokardiografi dapat menentukan perkiraan ukuran dan lokasi DSV. Koreksi dilakukan dengan tindakan pembedahan, kecuali dalam keadaan tertentu (Aaronson dan Ward, 2008).

B. Defek Septum Atrium

Defek septum atrium adalah defek pada sekat yang memisahkan atrium kiri dan kanan. Secara anatomis defek ini dibagi menjadi defek septum atrium primum, sekundum, tipe sinus venousus, dan tipe sinus koronarius. Prevalensi defek septum atrium pada remaja lebih tinggi dibanding pada masa bayi dan anak, oleh karena sebagian besar pasien asimtomatik sehinga diagnosis baru ditegakkan setelah anak besar atau remaja (Soeroso dan Sastrosoebroto, 1994).

Klasifikasi DSA dibagi menurut letak defek pada septum atrium, yaitu :

Ostium Primum, merupakan hasil dari kegagalan fusi ostium primum dengan bantalan endokardial dan meninggalkan defek di dasar septum. Kejadian DSA Ostium primum pada wanita sama dengan pria dan terhitung sekitar 20% dari seluruh kasus PJB.

Ostium Sekundum, defek ini, pada daerah fosa ovalis, adalah bentuk defek sekat atrium yang paling sering dan bersama dengan katup atrioventrikular normal. Defek ini mungkin tunggal atau multiple. Wanita 3 kali lebih banyak dari pada pria.

 Sinus Venosus, defek terletak pada bagian atas sekat atrium berhubungan dekat dengan masuknya vena cava superior. Seringkali, satu atau lebih vena pulmonalis (biasanya dari paru kanan) secara anomali mengalirkan kedalam vena cava superior (Bernstein, 2011).


(24)

Defek yang terjadi dapat berbagai jenis, mulai dari yang berukuran kecil sampai sangat besar dan menyebabkan pirau dari atrium kiri ke atrium kanan dengan beban volume lebih banyak di atrium dan ventrikel kanan.Gejala pada anak dan neonatus umumnya asimtomatis, namun bila pirau cukup besar pasien dapat mengalami sesak nafas dan sering mengalami infeksi paru (Soeroso dan Sastrosoebroto, 1994). Diagnosis DSA ditegakkan dengan memasukkan kateter secara langsung untuk mengetahui adanya defek atau tidak. Penatalaksanaan DSA dapat dilakukan dengan pembedahan untuk melakukan penutupan pada defek di septumnya atau dengan kateterisasi (Markham, 2012).

C. Defek Septum Atrioventrikularis

Defek septum atrioventrikularis ( DSAV) ditandai dengan penyatuan DSA dan DSV disertai abnormalitas katup atrioventrikular (Bernstein, 2007). Kelainan ini sering menyertai sindrom down. Gejala dapat timbul pada minggu pertama dan gagal jantung pada bulan-bulan pertama kelahiran. Biasanya pasien dengan defek septum atrioventrikularis memerlukan operasi korektif pada umur dibawah 1 tahun (Soeroso dan Sastrosoebroto, 1994).

D. Duktus Arteriosus Persisten

Duktus Arteriosus Persisten (DAP) disebabkan oleh duktus arteriosus yang tetap terbuka setalah bayi lahir. Kelainan ini merupakan 7% dari PJB dan sering dijumpai pada bayi BBLR (Soeroso dan Sastrosoebroto, 1994)

Jika duktus tetap terbuka setelah penurunan resistensi vaskular paru,maka darah aorta dapat bercampur kedarah arteri pulmonalis. Gejala klinis yang muncul tergantung ukuran duktus, duktus berukuran kecil tidak menyebabkan gejala,dan biasanya diketahui jika terdapat suara murmur saat dilakukan pemeriksaan fisik. Pada pasien dengan DAP berukuran besar, pasien akan mengalami gejala gagal jantung. Gangguan pertumbuhan fisik dapat menjadi gejala utama pada bayi yang menderita DAP besar (Bernstein, 2011).


(25)

10

Diagnosis dengan menggunakan ekokardiografi atau dengan EKG (Kim, 2012).Tindakan penatalaksanaan dari DAP ini adalah ligasi (Aaronson dan Ward, 2008).

Kelompok tanpa pirau meliputi : A. Stenosis Pulmonalis

Istilah stenosis pulmonalis digunakan secara umum untuk menunjukan adanya terdapat obstruksi pada jalan keluar ventrikel kanan atau arteri pulmonalis dan cabang-cabangnya (Soeroso dan Sastrosoebroto, 1994). Diagnosis ditegakkan dengan ekokardiografi dan penatalaksanaan dilakukan dengan tindakan bedah valvulotomy (Ren, 2012).

B. Stenosis Aorta

Stenosis aorta adalah penyempitan aorta yang dapat terjadi pada tingkat subvalvular, valvular, atau supravalvular. Kelainan ini mungkin tidak terdiagnosis pada masa anak karena katup berfungsi normal, hanya pada auskultasi ditemukan bising sistolik yang lunak di daerah aorta (Soeroso dan Sastrosoebroto, 1994). Diagnosis ditegakkan dengan ekokardiografi dan radiografi dada. Penatalaksanaannya adalah dengan penggantian katup aorta (Ren, 2012).

C. Koarktasio Aorta

Koarktasio aorta adalah penyempitan terlokalisasi pada aorta yang umumnya terjadi pada daerah duktus arteriosus. Koarktasio aorta dapat pula terjadi praduktal atau pascaduktal. Gejala dapat timbul mendadak. Tanda klasik koarktasio aorta adalah nadi brakialis yang teraba normal atau kuat, sedangkan nadi femoralis serta dorsalis pedis tidak teraba atau teraba kecil (Soeroso dan Sastrosoebroto, 1994). Diagnosis penyakit ini ditegakkan dengan pemeriksaan radiografi dada atau dapat pula dengan ekokardiografi. Penatalaksanaan dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan maupun dengan tindakan operatif tergantung dari keadaannya (Rao, 2012).


(26)

2. PJB Sianotik

Sianosis adalah warna kebiruan pada mukosa yang disebabkan oleh terdapatnya >5g/dl hemoglobin terreduksi dalam sirkulasi. Manifestasi klinis pasien penyakit jantung bawaan sianotik sangat bervariasi. Sebagian pasien menunjukan gejala sianosis akibat hipoksemia. Walaupun jumlahnya lebih sedikit, PJB sianotik menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi dari pada PJB non sianotik (Prasodo, 1994)

A. Tetralogi Fallot

Tetralogi fallot merupakan penyakit jantung bawaan sianotik yang paling banyak ditemukan yakni merupakan lebih kurang 10% dari seluruh penyakit jantung bawaan. Tetralogi fallot merupakan kombinasi 4 komponen, yaitu defek septum ventrikel, over-raiding aorta, stenosis pulmonal, serta hipertrofi ventrikel kanan. Komponen yang paling penting, yang menentukan derajat beratnya penyakit, adalah stenosis pulmonal. Stenosis pulmonal ini bersifat progresif, semakin lama semakin berat. Dengan terdapatnya defek septum ventrikel besar yang disertai stenosis pulmonal, maka tekanan sistolik puncak ventrikel kanan menjadi sama dengan tekanan sistolik puncak ventrikel kiri. Karena tekanan ventrikel kiri ini berada di bawah pengawasan baroreseptor, maka tekanan sistolik ventrikel kanan tidak akan melampaui tekanan sistemik. Hal inilah yang menerangkan mengapa pada tetralogi of fallot tidak atau jarang terjadi gagal jantung, karena tidak ada beban volume sehingga ukuran jantung umumnya normal (Prasodo, 1994). Diagnosis penyakit ini dapat dilakukan dengan pemeriksaan ekokardiografi, radiografi dada, maupun EKG. Penatalaksanaa penyakit ini dengan melakukan tindakan operatif (Bhimji, 2013).

B. Transposisi Arteri Besar

Pada anomali ini, vena sistemik kembali secara normal ke atrium kanan dan vena-vena pulmonalis ke atrium kiri. Hubungan antara atrium dan ventrikel juga normal. Namun, aorta keluar dari ventrikel kanan dan arteri pulmonalis


(27)

12

keluar dari ventrikel kiri (Bernstein, 2011). Akibatnya, aorta menerima darah vena sistemik dari vena kava, atrium kanan, ventrikel kanan, dan darah diteruskan ke sirkulasi sistemik. Sedang darah dari vena pulmonalis dialirkan ke atrium kiri, ventrikel kiri, dan diteruskan ke arteri pulmonalis dan seterusnya keparu.Manifestasi klinis pasien dengan transposisi arteri besar bergantung pada adanya pencampuran yang adekuat antara sirkulasi sistemik dan paru, dan ada tidaknya stenosis pulmonal.

Apabila pencampuran hanya melalui foramen ovale, atau duktus arteriosus yang kecil maka keadaan tidak adekuat dan bayi akan tampak sianotik (Prasodo, 1994). Diagnosis penyakit ini ditegakkan dengan pemeriksaan radiografi dada dan ekokardiografi. Adapun penatalaksanaan yang dilakukan adalah dengan tindakan operatif, namun tindakan ini bergantung pada umur dan tingkat keparahan pasien (Charpie, 2012)

C. Atresia Pulmonal dengan Defek Septum Ventrikel

Kelainan ini merupakan 20% dari pasien dengan gejala menyerupai tetralogi fallot dan merupakan penyebab penting sianosis pada neonatus (Prasodo, 1994).Keadaan ini merupakan bentuk ekstrem dari tetralogi fallot (Bernstein, 2011).

D. Ventrikel Kanan dengan Jalur Ganda

Sesuai dengan namanya, maka pada kelainan ini kedua arteri besar keluar dari ventrikel kanan, masing-masing dengan konusnya. Presentasi klinis pasien dengan ventrikel kanan dengan jalur ganda sangat bervariasi, bergantung kepada kelainan hemodinamiknya: kelainan ini dapat menyerupai defek septum ventrikel, transposisi, atau tetralogi fallot. Oleh karena itu tidak mungkin dilakukan atas dasar gambaran klinis (Prasodo,1994).


(28)

E. Trunkus Arteriosus

Trunkus arteriosus ditandai oleh keluarnya pembuluh tunggal dari jantung yang menampung aliran darah dari kedua ventrikel, yang memasok darah sistemik,paru dan koroner. Secara normal trunkus primitif yang keluar dari ventrikel primitif terbagi menjadi aorta dan arteri pulmonalis. Apabila pembagian ini tidak terjadi, maka dari kedua ventrikel hanya keluar satu pembuluh darah, yaitu trunkus arteriosus. Presentasi klinis pasien trunkus arteriosus mirip dengan pada defek septum ventrikel yang besar (Prasodo, 1994).

2.3. Hubungan bayi lahir kurang bulan dengan penyakit jantung bawaan

Pada penelitian sebelumnya yang disebutkan dalam jurnal preterm birth and congenital heart defects (Lass, et al,2012) bayi lahir kurang bulan menjadi risiko untuk terjadinya penyakit jantung bawaan pada beberapa kategori. Untuk sebagian besar kategori PJB, terdapat asosiasi dengan kromosom ataupun anomali yang terjadi. ASD (atrium septal defek) diketahui memiliki frekuensi yang tinggi pada bayi lahir kurang bulan, bahkan yang disertai dengan down syndrome.

Diketahui juga bahwa lingkungan menjadi faktor risiko untuk terjadinya bayi kurang bulan maupun penyakit jantung bawaan,misalnya polusi udara, infeksi virus seperti rubella juga memiliki peran untuk terjadinya penyakit jantung bawaan.Pada ibu dengan riwayat diabetes juga ditemukan peningkatan kejadian PJB.

Bayi kurang bulan secara langsung maupun tidak langsung dapat menyebabkan penyakit jantung bawaan. Polihidramnion yang diikuti dengan penyakit jantung bawaan sejak fetus dapat meningkatkan risiko bayi kurang bulan. PJT (pertumbuhan janin terhambat) biasanya akan diikuti oleh bayi lahir kurang bulan, yang kemudian akan meningkatkan risiko penyakit jantung bawaan.


(29)

14

Bahkan dalam studi diketahui penyakit janin terhambat menyebabkan bayi lahir kurang bulan dengan total kasus mencapai 20%. Tetralogi offallot dan atresia pulmonal yang disertai defek septum ventrikel diketahui memiliki hubungan dengan pertumbuhan terhambat, kematian janin, dan bayi lahir kurang bulan.


(30)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep dan Kerangka Kerja

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Variable independen variable dependen

Bayi Lahir Kurang Bulan Penyakit Jantung Bawaan

Gambar 3.1.Kerangka Konsep Hubungan Antara Bayi Lahir Kurang Bulan dengan Penyakit Jantung Bawaan di RSUP H. Adam Malik Medan.

Rekam Medik

Bayi Lahir

Cukup Bulan Kurang Bulan

PJB Non-PJB PJB Non-PJB

Gambar 3.2. Kerangka Kerja Penelitian

- Diagnosis PJB ditegakkan berdasarkan diagnosa yang tertulis di rekam medis.


(31)

16

3.2. Definisi Operasional

Variabel yang diteliti mencakup : 1. Bayi Lahir Kurang Bulan

Bayi lahir kurang bulan adalah bayi yang dilahirkan kurang dari37minggu masa gestasi yang dialami oleh sampel penelitian.

 Cara menilai seorang bayi dikatakan lahir kurang bulan adalah dengan mengetahui usia gestasi pada saat bayi tersebut dilahirkan.

 Alat ukur yang digunakan adalah data sekunder berupa rekam medik.

 Hasil ukur terhadap bayi kurang bulan berupa:

Bayi lahir kurang bulan : jika lahir < 37 minggu usia gestasi Bayi lahir cukup bulan : jika lahir antara 37 – 42 minggu gestasi

 Skala ukur yang digunakan adalah skala nominal 2.Penyakit Jantung Bawaan

Penyakit jantung bawaan adalah penyakit dengan abnormalitas pada jantung yang terjadi sejak dalam kandungan yang dialami oleh sampel penelitian.

 Cara menilai penyakit jantung bawaan pada kelompok kasus ini adalahdengan melihat diagnosis pada rekam medik

 Alat ukur yang digunakan adalah rekam medik

 Hasil ukur adalah memiliki penyakit jantung bawaan atau tidak memiliki penyakit jantung bawaan

 Skala ukur yang digunakan adalah skala nominal

3.3. Hipotesis

Hipotesis untuk penelitian ini adalah : “Terdapat hubungan antara bayi

lahir kurang bulan dengan penyakit jantung bawaan”


(32)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat analitik observasional dengan metode pengambilan data secara case control untuk melihat hubungan bayi lahir kurang bulan dengan kejadian penyakit jantung bawaan.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di bagian rekam medik RSUP Haji Adam Malik Medan pada bulan Agustus 2013 hinggaOktober 2013. Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan karena rumah sakit ini merupakan rumah sakit rujukan sehingga banyak kasus yang dapat diperhitungkan dan dapat mewakili kasus bayi yang lahir kurang bulan dan memiliki penyakit jantung bawaan.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti membedakan populasi menjadi 2, yaitu populasi kasus dan populasi kontrol.

a. Populasi kasus

Populasi kasus adalah semua bayi yang lahir kurang bulan yang ada di Divisi Perinatologi RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012.

b. Populasi Kontrol

Populasi Kontrol disebut juga populasi pembanding yaitu semua bayi yang lahir cukup bulan yang ada di Divisi Perinatologi RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012.

4.3.2. Sampel Penelitian


(33)

18

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah probability sampling dengan metode systematic sampling. Sampel kasus yang digunakan adalah rekam medis bayi yang lahir kurang bulan di Divisi Perinatologi RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012, yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.Sementara sampel kontrol adalah rekam medis bayi yang lahir cukup bulan di Divisi Perinatologi RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012, yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi kelompok kasus :

Bayi lahir kurang bulan di Divisi Perinatologi RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012

Kriteria inklusi kelompok kontrol :

Bayi lahir cukup bulan di Divisi Perinatologi RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria Eksklusi kelompok kasus : Rekam medik yang tidak lengkap

Kriteria Eksklusi kelompok kontrol : Rekam medik yang tidak lengkap

Penentuan besarnya jumlah sampel pada penelitian ini dihitung berdasarkan rumus studi kasus kontrol berpasangan (Madiyono, et al, 2008), berikut ini :

1

Keterangan:

n = besar sampel minimum

zα = derivat baku normal untuk α tertentu

zβ = derivat baku normal untuk β tertentu


(34)

OR = Odds Ratio

Diketahui Odds Ratio hubungan antara bayi lahir kurang bulan dengan penyakit jantung bawaan dari penelitian terdahulu adalah sebesar 2,6, maka diperoleh besar sampel berdasarkan rumus di atas adalah :

n

=

37

Dari perhitungan di atas, didapatkan jumlah sampel minimal sebanyak 37 sampel, dengan perbandingan besar sampel kasus : kontrol = 1 : 1, sehingga sampel terdiri atas 37 sampel sebagai kelompok kasus dan 37 sampel sebagai kelompok kontrol. Jumlah sampel secara keseluruhan adalah 74 sampel.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil dari rekam medis departemen Perinatologi di RSUP Haji Adam Malik Medan. Cara pengambilan data dengan menggunakan rekam medis bayi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan rekam medis dilakukan dengan metode systematic sampling pada 37 sampel kelompok kasus dan 37 sampel kelompok kontrol.

4.5. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data yang digunakan dengan bantuan komputer melalui program Statistical Product and Service Solution (SPSS). Untuk nemperoleh hasil penelitian, dilakukan analisis sebagai berikut:

a. Analisis univariat


(35)

20

Analisis univariat dilakukan dengan tujuan melihat gambaran distribusi frekuensi dan proporsi dari bayi lahir kurang bulan dan penyakit jantung bawaan.

b. Analisis bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat kemaknaan dan besarnya hubungan bayi lahir kurang bulan dengan penyakit jantung bawaan. Metode statistik yang digunakan adalah uji Chi-Square (X2).


(36)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

RSUP Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit tipe A dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VII/1990 dan juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan SK Menkes No. 502/Menkes/SK/IX/1991 yang memiliki visi sebagai pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan juga merupakan pusat rujukan kesehatan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Lokasinya dibangun di atas tanah seluas kurang lebih 10 Ha dan terletak di Jalan Bunga Lau No. 17 Km 12 Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara.

RSUP Haji Adam Malik Medan memiliki fasilitas pelayanan yang terdiri dari pelayanan medis (instalasi rawat jalan, rawat inap, perawatan intensif, gawat darurat, bedah pusat, hemodialisa), pelayanan penunjang medis (instalasi diagnostik terpadu, patologi klinik, patologi anatomi, radiologi, rehabilitasi medis, kardiovaskular, mikrobiologi), pelayanan penunjang non medis (instalasi gizi, farmasi, Central Sterilizatio Supply Depart (CSSD), bioelektrik medik, Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS), dan pelayanan non-medis (instalasi tata usaha pasien, teknik sipil pemulasaraan jenazah).

Bagian rekam medis terletak di lantai dasar tepat di belakang poliklinik Obstetri Ginekologi RSUP Haji Adam Malik Medan.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Sampel pada penelitian ini sebanyak 76 sampel, 38 sampel kasus dan 38 sampel kontrol. Sampel kasus adalah semua bayi yang lahir kurang bulan yang ada di Divisi Perinatologi RSUP Haji Adam Malik Medan periode 1 Januari 2012 hingga


(37)

22

31 Desember 2012 yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Sementara sampel kontrol adalah semua bayi yang lahir cukup bulan di Divisi Perinatologi RSUP Haji Adam Malik Medan periode 1 januari 2012 hingga 31 Desember 2012 yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Untuk memperoleh gambaran distribusi atau besarnya proporsi variable-variabel yang diteliti, dilakukan analisis univariat dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Analisis ini dilakukan dengan cara mendistribusikan frekuensi subjek penelitian ke dalam variabel-variabel yang diamati untuk menilai kesebandingan karakteristik yang diteliti antara kasus dan kontrol.

Sebaran frekwensi jenis kelamin dan usia gestasi pada bayi penderita penyakit jantung bawaan dengan bayi tanpa penyakit jantung bawaan dari 76 sampel yang diteliti, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.1 Distribusi Frekwensi Sampel berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekwensi %

Laki-laki 40 52.6

Perempuan 36 47.4

Total 76 100

Berdasarkan tabel disribusi frekwensi sampel berdasarkan jenis kelamin, mayoritas sampel, yaitu sebesar 52,6 % sampel berjenis kelamin laki-laki, sedangkan 47,4% sampel berjenis kelamin perempuan.

Tabel 5.2 Distribusi Frekwensi Kejadian Penyakit Jantung Bawaan

Diagnosis Frekwensi %

PJB 15 19.7

Non PJB 61 80.3

Total 76 100


(38)

Gambar 5.1 Distribusi Frekwensi Kejadian Penyakit Jantung Bawaan

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari seluruh sampel yang diambil, terdapat bayi dengan PJB sebanyak 19,7% dan bayi tanpa PJB sebanyak 80,3%. Distribusi Penyakit Jantung Bawaan berdasarkan jenisnya pada sampel dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.3 Distribusi Kejadian Penyakit Jantung Bawaan berdasarkan Jenisnya

Peny. Jantung Bawaan Frekwensi %

Asianotik 11 73.3

Sianotik 4 26.7

Total 15 100

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari seluruh sampel yang diambil, terdapat bayi dengan PJB sebanyak 73.3% merupakan PJB Asianotik dan 26.7% merupakan PJB sianotik.

5.1.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui kemaknaan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Analisis ini disajikan dengan menggunakan analisis statistik uji Chi Square (X2) untuk hipotesis pada tingkat

kepercayaan CI 95% (α=0.05) .


(39)

24

5.1.4 Hubungan antara Bayi Lahir Kurang Bulan dengan Penyakit Jantung Bawaan

Dari hasil penelitian ini, jumlah sampel dengan penyakit jantung bawaan adalah sebesar 19.7% yang didominasi oleh sampel bayi dengan usia gestasi kurang bulan (15.8%).

Tabel 5.4 Hubungan antara Bayi Lahir Kurang Bulan dengan Penyakit Jantung Bawaan

UsiaGestasi Penyakit Jantung Bawaan Total p Value

PJB % Non

PJB

% F %

Kurang Bulan 12 15.8 26 34.2 38 50

0.009

Cukup Bulan 3 3.9 35 46.1 38 50

Total 15 19.7 61 80.3 76 100

Gambar 5.2 Hubungan antara Bayi Lahir Kurang Bulan dengan Penyakit Jantung Bawaan


(40)

Berdasarkan tabel hubungan antara bayi lahir kurang bulan dengan penyakit jantung bawaan, didapati adanya hubungan yang signifikan yang ditunjukkan dengan nilai pearson chi square 0.009 (p<0.05).

5.2 Pembahasan

Berdasarkan tabel dan grafik distrisbusi sampel berdasarkan jenis kelamin di RSUP H. Adam Malik Medan, mayoritas sampel berjenis kelamin laki-laki sebanyak 52.7% dan sisanya yaitu berjenis kelamin perempuan sebanyak 47.4%.

Dari penelitian ini didapati bahwasanya, bayi lahir kurang bulan juga terlahir dengan berat badan lahir rendah. Ini dikarenakan sulit untuk memisahkan secara sempurna faktor-faktor yang terkait dengan prematuritas dari faktor-faktor yang terkait dengan pertumbuhan janin terhambat. Ada korelasi yang positif kuat antara kelahiran premature maupun PJT dengan status sosioekonomi yang rendah. Hal ini juga telah disebutkan Kligman (2011) dalam Nelson Textbook of Pediatric.

Berdasarkan tabel dan grafik distribusi frekwensi kejadian penyakit jantung bawaan di RSUP H. Adam Malik Medan, didapatkan hasil bahwa sebesar 19.7% sampel menderita penyakit jantung bawaan, dan sisanya yaitu sebanyak 80.3% sampel tidak menderita penyakit jantung bawaan. Dari 15 sampel yang menderita penyakit jantung bawaan, 73.3% diantaranya menderita penyakit jantung bawaan asianotik. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya, yang disebutkan dalam Buku Ajar Kardiologi Anak, dimana dari 3602 pasien baru yang diperiksa selama 10 tahun (1983-1992) yang di lakukan di poliklinik Kadiologi Ilmu Kesehatan Anak FK UI/RSCM dijumpai 2901 penderita PJB. Berdasarakan tipe PJB, PJB asianotik merupakan jenis yang terbanyak yaitu 1602 kasus (76,7%) (Sastroasmoro, 1994)

Berdasarkan tabel hubungan antara bayi lahir kurang bulan dengan penyakit jantung bawaan, didapati adanya hubungan yang signifikan yang ditunjukkan dengan nilai pearson chi square 0.009 (p<0.05). Hal ini sesuai dengan penelitian


(41)

26

sebelumnya, yang disebutkan dalam jurnal preterm birth and congenital heart defects,dimana bayi lahir kurang bulan menjadi risiko untuk terjadinya penyakit jantung bawaan pada beberapa kategori.

Kurang perhatian terhadap jantung bawaan menjadi salah satu persoalan dalam penanganan anak dengan PJB di Indonesia, selain biaya perawatan yang mahal, kurangnya fasilitas, dan dukungan finansial yang terbatas. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan orang tua, pendidikan rendah, dan lingkungan yang tidak mendukung (Rahajoe, 2007).

Penelitian di Amerika Serikat menyatakan bahwa setiap tahun sedikitnya 35.000 bayi menderita kelainan ini dan 90% di antaranya dapat meninggal bila di tahun pertama kehidupan bayi tidak dilakukan perawatan yang adekuat. Menurut Children Heart Foundation dalam Judarwanto (2012), pada setiap tahun sebanyak 1.000.000 bayi di seluruh dunia lahir dengan penyakit jantung bawaan. Sekitar 100.000 diantaranya tidak akan dapat melewati tahun pertama kehidupannya, dan ribuan bayi lainnya akan meninggal sebelum mencapai usia dewasa. Keadaan ini seringkali tidak disadari oleh masyarakat awam, sehingga angka kematian anak-anak yang disebabkan oleh penyakit jantung ini terus meningkat.

Pada penelitian ini, peneliti tidak mengklasifiasikan jenis penyakit jantung bawaan terhadap sampel yang diteliti. Peneliti juga tidak mengklasifikasikan penyebab kelahiran prematur, faktor-faktor pada bayi, dan faktor-faktor pada ibu sehingga tidak dapat ditemukan adanya hubungan dari berbagai faktor tersebut terhadap kelahiran prematur, dan kaitannya dengan penyakit jantung bawaan. Oleh karena itu, diperlukan penelitian selanjutnya yang dapat melengkapi penelitian ini.


(42)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

Terdapat hubungan yang signifikan antara bayi lahir kurang bulan dengan kejadian penyakit jantung bawaan, yang ditunjukkan dengan nilai pearson chi square (X2) sebesar 0.009 (p<0.05)..

6.2 Saran

1. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyarankan ibu hamil untuk lebih sering memeriksakan kandungannya ke pusat kesehatan terdekat untuk mengurangi resiko terjadinya kelahiran kurang bulan dan penyakit kongenital lainnya.

2. Diperlukan edukasi yang menyeluruh kepada ibu hamil baik oleh pihak Puskesmas, Dinas Kesehatan, Pemerintah Kota Medan, dan pihak – pihak terkait.

3. Edukasi yang menyeluruh akan meningkatkan kesadaran ibu hamil akan pentingnya antenatal care pada usia hamil sehingga kesehatan kehamilan dan pencegahan terhadap kecacatan pada bayi dapat diturunkan.

4. Perlunya peran keluarga untuk lebih serius dalam menanggapi kasus ini agar pencegahan primer dapat terlaksana dengan baik. 5. Bagi peneliti diharapkan dapat menerapkan dan memanfaatkan

ilmu yang didapat selama pendidikan dan menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat penelitian ilmiah. Serta menambah pengetahuan peneliti tentang Penyakit Jantung Bawaan dan pencegahannya.


(43)

28

DAFTAR PUSTAKA

Aaronson, P. I. & Ward, J. P., 2008. The Cardiovascular System at a Glance. 3rd ed. New Jersey: Wiley-Blackwell.

Artana, I. W. D., 2012. Luaran Bayi Kurang Bulan Late Preterm.

Bernstein, D., 2011. Nelson Textbook of Pediatric. 19th ed. Philadelphia: Saunders Company.

Bhimji, S., 2013. Tetralogy of Fallot. [Online]

Available at: http://emedicine.medscape.com/article/2035949-overview [Accessed May 2013].

Charpie, J. R., 2013. Transposition of the Great Arteries. [Online] Available at: http://emedicine.medscape.com/article/900574-overview [Accessed May 2013].

Crump, C., Sundquist, K. & Sundquist, J., 2011. Prematurity and Mortality in Childhood and Early Adulthood. Journal of American Medical Association. Damanik, S. M., 2008. Neonatologi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Dhania, 2009. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang PJB Dengan Optimisme Tentang Kesehatan Anak Mereka.

Fachri, D., 2007. Upaya Medis yang Dapat di Kerjakan pada Penyakit Jantung Bawaan. [Online]

Available at:

http://www.pjnhk.go.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=21 [Accessed May 2013].

BIBLIOGRAPHY \l 1033 Habibie, Y. A., 2013. Apa itu penyakit jantung bawaan?. [Online]

Available at: http://atjeh.co/read/2013/05/27/53261/18/18/Apa-Itu-Penyakit-Jantung-Bawaan

[Accessed Juli 2013].

Harimurti, G., 1996. Penelitian Penyakit Jantung Bawaan Pada Bayi Baru Lahir di Beberapa Rumah Sakit di Indonesia. litbang.depkes.go.id.

Indriwanto, S., 2009. Standar Pelayanan Medik atau SPM Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. 3rd ed. Jakarta: RS Jantung Harapan Kita.


(44)

Judarwanto, W., 2012. 5 Penyakit Jantung Bawaan dan Pencegahannya. [Online] Available at:

http://health.kompas.com/read/2012/12/24/17204326/5.Penyakit.Jantung.Bawaan. dan.Pencegahannya

[Accessed Juli 2013].

Kim, L. K., 2012. Patent Ductus Arteriosus. [Online]

Available at: http://emedicine.medscape.com/article/891096-overview [Accessed May 2013].

Kliegman, R. M., 2011. Nelson Textbook of Pediatric. 19 ed. Philadelphia: Saunders Company.

Lass, E. et al., 2012. Preterm Birth and Congenital Heart Defects: A Population-based Study. Journal of the American Academy of Pediatrics.

Markham, L. W., 2012. Atrial Septal Defect. [Online]

Available at: http://emedicine.medscape.com/article/162914-overview [Accessed May 2013].

Poulsen, G., 2009. Recurrence of Congenital Heart Defects in Families. [Online] Available at: http://circ.ahajournals.org/content/120/4/295.full

[Accessed May 2013].

Prasodo, A. M., 1994. Penyakit Jantung Bawaan Sianotik. In: Buku Ajar Kardiologi Anak. Jakarta: Binarupa Aksara, pp. 234-277.

Rahajoe, A. U., 2007. Management of Patients with Congenitally Malformed Hearts in Indonesia. Jakarta: Cardi.

Ramaswamy, P., 2013. Ventricular Septal Defect. [Online]

Available at: http://emedicine.medscape.com/article/892980-overview [Accessed May 2013].

Rao, P. S., 2012. Coarctation of the Aorta. [Online]

Available at: http://emedicine.medscape.com/article/895502-overview [Accessed May 2013].

Ren, X., 2012. Pulmonic Stenosis. [Online]

Available at: http://emedicine.medscape.com/article/157737-overview [Accessed May 2013].

Roebiono, P. S., 2003. Diagnosis & Tata Laksana Penyakit Jantung Bawaan. s.l.:s.n.


(45)

30

Sani, M. U., Mukhtar-Yola, M. & Karaye, K. M., 2007. Spectrum of Congenital Heart Disease in Tropical Environment : an Echocardiography Study. J Natl Med Assoc, pp. 665-669.

Sastroasmoro, S., 1994. Buku Ajar Kardiologi Anak. Jakarta: Binarupa Aksara. Soeroso , S. & Sastrosoebroto, H., 1994. Buku Ajar Kardiologi Anak. Jakarta: Binarupa Aksara.

Tank, S., Malik, S. & Joshi, S., 2004. Epidemiology of Congenital Heart Disease among Hospitalised Patient. [Online]

Available at:

http://www.bhj.org/journal/2004_4602_april/html/epidemiology_144.htm. [Accessed May 2013].

WHO, 2012. Preterm Birth. [Online]

Available at: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs363/en/ [Accessed May 2013].

Widyantoro, B., 2009. Penyakit Jantung Bawaan : Haruskah Selalu Berakhir di Ujung Pisau Bedah. [Online]

Available at: http://io.ppijepang.org/article.php?id=157 [Accessed May 2013].


(46)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Indhi Vavirya Mestika Tempat/Tanggal Lahir : Medan / 1 Juli 1993

Agama : Islam

Alamat : Jalan Balam no. 8, Kelurahan Sei Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Medan

Riwayat Pendidikan :

1. TK Aysiah Bustanul Afhal Binjai (1997 – 1998) 2. Sekolah Dasar Swasta Tunas Pelita Binjai (1998-1999) 3. Sekolah Dasar Swasta Ikal Medan (199-2004)

4. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Medan (2004 – 2007)

5. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan (2007 – 2010) 6. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2010

– sekarang) Riwayat Organisasi :

1. Sekretaris Sanggar Seni SMANSA, SMA Negeri 1 Medan (2008-2009)

FOTO 3x4


(47)

32

2. Ketua Departemen Bakti Sosial, Social Science Club SMA Negeri 1 Medan (2008-2009)

3. Anggota bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Kepemudaan (PTKP) HMI Komisariat FK USU (2010-2011)


(48)

Surat Izin Penelitian


(49)

34

LAMPIRAN 4 Data Induk

No. MR Usia Gestasi Jenis Kelamin BBL Diagnosis Kriteria

50.97.02 37 Perempuan 2100 Non PJB Cukup Bulan 50.89.03 39 Laki-laki 3200 Non PJB Cukup Bulan 50.68.62 39 Laki-laki 2500 Non PJB Cukup Bulan 50.98.57 38 Laki-laki 2500 Non PJB Cukup Bulan 50.44.59 39 Laki-laki 2600 Non PJB Cukup Bulan 50.43.39 39 Laki-laki 2400 Non PJB Cukup Bulan 50.40.30 37 Perempuan 3100 Non PJB Cukup Bulan 50.24.28 38 Perempuan 1800 Non PJB Cukup Bulan 50.20.29 38 Laki-laki 1400 Non PJB Cukup Bulan 50.08.18 39 Laki-laki 2500 Non PJB Cukup Bulan 52.06.77 38 Laki-laki 3200 Non PJB Cukup Bulan 52.22.76 37 Perempuan 2800 Non PJB Cukup Bulan 52.73.82 37 Laki-laki 2500 Non PJB Cukup Bulan 51.53.78 39 Laki-laki 3200 Non PJB Cukup Bulan 51.23.55 38 Perempuan 2300 Non PJB Cukup Bulan 54.20.30 37 Laki-laki 1700 Non PJB Cukup Bulan

53.44.98 38 Laki-laki 3100 PJB Cukup Bulan

54.01.87 38 Perempuan 2750 Non PJB Cukup Bulan

54.02.07 39 Perempuan 3400 PJB Cukup Bulan

54.27.19 38 Laki-laki 2290 Non PJB Cukup Bulan 53.35.66 39 Laki-laki 3500 Non PJB Cukup Bulan 53.38.75 39 Laki-laki 3200 Non PJB Cukup Bulan 53.28.27 37 Laki-laki 1500 Non PJB Cukup Bulan 53.02.91 38 Perempuan 3960 Non PJB Cukup Bulan 53.26.59 39 Perempuan 3200 Non PJB Cukup Bulan 53.84.09 37 Perempuan 2450 Non PJB Cukup Bulan 53.51.22 37 Laki-laki 2600 Non PJB Cukup Bulan 53.09.09 38 Perempuan 1700 Non PJB Cukup Bulan 51.49.53 38 Perempuan 2200 Non PJB Cukup Bulan 51.34.31 39 Laki-laki 3600 Non PJB Cukup Bulan 51.17.31 38 Laki-laki 3200 Non PJB Cukup Bulan 50.96.51 39 Laki-laki 3400 Non PJB Cukup Bulan 51.05.68 38 Laki-laki 2800 Non PJB Cukup Bulan 51.64.00 37 Perempuan 3100 Non PJB Cukup Bulan

52.33.42 38 Laki-laki 3400 PJB Cukup Bulan

53.41.08 39 Perempuan 2700 Non PJB Cukup Bulan 53.51.19 37 Perempuan 3200 Non PJB Cukup Bulan 53.56.96 39 Perempuan 2600 Non PJB Cukup Bulan 50.90.78 28 Perempuan 1000 Non PJB Kurang Bulan

50.99.74 29 Perempuan 800 Non PJB Kurang Bulan

52.65.13 31 Perempuan 1400 Non PJB Kurang Bulan

54.06.66 30 Perempuan 1800 PJB Kurang Bulan

53.92.62 31 Laki-laki 2000 PJB Kurang Bulan


(50)

52.95.19 29 Laki-laki 1500 Non PJB Kurang Bulan 53.62.13 30 Perempuan 1700 Non PJB Kurang Bulan 51.78.96 32 Perempuan 2300 Non PJB Kurang Bulan

51.75.88 31 Laki-laki 2500 PJB Kurang Bulan

52.84.33 30 Perempuan 1800 PJB Kurang Bulan

51.30.43 30 Laki-laki 2000 PJB Kurang Bulan

51.39.67 28 Laki-laki 2400 PJB Kurang Bulan

51.72.11 30 Perempuan 2430 PJB Kurang Bulan

50.11.28 28 Laki-laki 2000 Non PJB Kurang Bulan 51.20.29 28 Laki-laki 1350 Non PJB Kurang Bulan 50.58.46 28 Laki-laki 1900 Non PJB Kurang Bulan 50.74.41 28 Perempuan 1100 Non PJB Kurang Bulan 51.46.81 30 Perempuan 1500 Non PJB Kurang Bulan

51.47.58 27 Laki-laki 900 Non PJB Kurang Bulan

53.17.74 31 Laki-laki 2900 PJB Kurang Bulan

50.81.41 30 Laki-laki 2800 PJB Kurang Bulan

50.81.31 30 Perempuan 1700 Non PJB Kurang Bulan 52.15.55 31 Perempuan 2000 Non PJB Kurang Bulan 54.21.67 29 Laki-laki 1100 Non PJB Kurang Bulan 50.15.15 28 Laki-laki 1500 Non PJB Kurang Bulan 50.20.16 28 Perempuan 1800 Non PJB Kurang Bulan

50.36.20 30 Laki-laki 2750 PJB Kurang Bulan

50.47.89 31 Laki-laki 2000 Non PJB Kurang Bulan 50.76.20 32 Laki-laki 2400 Non PJB Kurang Bulan

50.99.54 31 Perempuan 2450 PJB Kurang Bulan

51.05.63 28 Perempuan 1900 Non PJB Kurang Bulan 51.44.07 29 Laki-laki 1800 Non PJB Kurang Bulan 51.45.99 32 Perempuan 2500 Non PJB Kurang Bulan 51.60.14 28 Perempuan 1600 Non PJB Kurang Bulan

51.94.60 30 Perempuan 1800 PJB Kurang Bulan

52.57.10 32 Perempuan 2100 Non PJB Kurang Bulan


(51)

36

LAMPIRAN 5

Tabel Statistik SPSS 17.0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Perempuan 36 47.4 47.4 47.4

Laki-laki 40 52.6 52.6 100.0

Total 76 100.0 100.0

Diagnosis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Non PJB 61 80.3 80.3 80.3

PJB 15 19.7 19.7 100.0

Total 76 100.0 100.0

PJB

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak PJB 61 80.3 80.3 80.3

PJB Asianotik 11 14.5 14.5 94.7

PJB Sianotik 4 5.3 5.3 100.0

Total 76 100.0 100.0


(52)

Gestasional

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Cukup Bulan 38 50.0 50.0 50.0

Kurang Bulan 38 50.0 50.0 100.0

Total 76 100.0 100.0

Gestasional * Diagnosis Crosstabulation Count

Diagnosis

Total Non PJB PJB

Gestasional Cukup Bulan 35 3 38

Kurang Bulan 26 12 38

Total 61 15 76

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 6.728a 1 .009 Continuity Correctionb 5.316 1 .021 Likelihood Ratio 7.115 1 .008

Fisher's Exact Test .019 .010

N of Valid Cases 76

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.50.

b. Computed only for a 2x2 table


(1)

2. Ketua Departemen Bakti Sosial, Social Science Club SMA Negeri 1 Medan (2008-2009)

3. Anggota bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Kepemudaan (PTKP) HMI Komisariat FK USU (2010-2011)


(2)

LAMPIRAN 2


(3)

LAMPIRAN 4 Data Induk

No. MR Usia Gestasi Jenis Kelamin BBL Diagnosis Kriteria

50.97.02 37 Perempuan 2100 Non PJB Cukup Bulan 50.89.03 39 Laki-laki 3200 Non PJB Cukup Bulan 50.68.62 39 Laki-laki 2500 Non PJB Cukup Bulan 50.98.57 38 Laki-laki 2500 Non PJB Cukup Bulan 50.44.59 39 Laki-laki 2600 Non PJB Cukup Bulan 50.43.39 39 Laki-laki 2400 Non PJB Cukup Bulan 50.40.30 37 Perempuan 3100 Non PJB Cukup Bulan 50.24.28 38 Perempuan 1800 Non PJB Cukup Bulan 50.20.29 38 Laki-laki 1400 Non PJB Cukup Bulan 50.08.18 39 Laki-laki 2500 Non PJB Cukup Bulan 52.06.77 38 Laki-laki 3200 Non PJB Cukup Bulan 52.22.76 37 Perempuan 2800 Non PJB Cukup Bulan 52.73.82 37 Laki-laki 2500 Non PJB Cukup Bulan 51.53.78 39 Laki-laki 3200 Non PJB Cukup Bulan 51.23.55 38 Perempuan 2300 Non PJB Cukup Bulan 54.20.30 37 Laki-laki 1700 Non PJB Cukup Bulan

53.44.98 38 Laki-laki 3100 PJB Cukup Bulan

54.01.87 38 Perempuan 2750 Non PJB Cukup Bulan

54.02.07 39 Perempuan 3400 PJB Cukup Bulan

54.27.19 38 Laki-laki 2290 Non PJB Cukup Bulan 53.35.66 39 Laki-laki 3500 Non PJB Cukup Bulan 53.38.75 39 Laki-laki 3200 Non PJB Cukup Bulan 53.28.27 37 Laki-laki 1500 Non PJB Cukup Bulan 53.02.91 38 Perempuan 3960 Non PJB Cukup Bulan 53.26.59 39 Perempuan 3200 Non PJB Cukup Bulan 53.84.09 37 Perempuan 2450 Non PJB Cukup Bulan 53.51.22 37 Laki-laki 2600 Non PJB Cukup Bulan 53.09.09 38 Perempuan 1700 Non PJB Cukup Bulan 51.49.53 38 Perempuan 2200 Non PJB Cukup Bulan 51.34.31 39 Laki-laki 3600 Non PJB Cukup Bulan 51.17.31 38 Laki-laki 3200 Non PJB Cukup Bulan 50.96.51 39 Laki-laki 3400 Non PJB Cukup Bulan 51.05.68 38 Laki-laki 2800 Non PJB Cukup Bulan 51.64.00 37 Perempuan 3100 Non PJB Cukup Bulan

52.33.42 38 Laki-laki 3400 PJB Cukup Bulan

53.41.08 39 Perempuan 2700 Non PJB Cukup Bulan 53.51.19 37 Perempuan 3200 Non PJB Cukup Bulan 53.56.96 39 Perempuan 2600 Non PJB Cukup Bulan 50.90.78 28 Perempuan 1000 Non PJB Kurang Bulan


(4)

53.36.80 30 Perempuan 1800 Non PJB Kurang Bulan 53.28.83 29 Laki-laki 1100 Non PJB Kurang Bulan 52.95.19 29 Laki-laki 1500 Non PJB Kurang Bulan 53.62.13 30 Perempuan 1700 Non PJB Kurang Bulan 51.78.96 32 Perempuan 2300 Non PJB Kurang Bulan

51.75.88 31 Laki-laki 2500 PJB Kurang Bulan

52.84.33 30 Perempuan 1800 PJB Kurang Bulan

51.30.43 30 Laki-laki 2000 PJB Kurang Bulan

51.39.67 28 Laki-laki 2400 PJB Kurang Bulan

51.72.11 30 Perempuan 2430 PJB Kurang Bulan

50.11.28 28 Laki-laki 2000 Non PJB Kurang Bulan 51.20.29 28 Laki-laki 1350 Non PJB Kurang Bulan 50.58.46 28 Laki-laki 1900 Non PJB Kurang Bulan 50.74.41 28 Perempuan 1100 Non PJB Kurang Bulan 51.46.81 30 Perempuan 1500 Non PJB Kurang Bulan 51.47.58 27 Laki-laki 900 Non PJB Kurang Bulan

53.17.74 31 Laki-laki 2900 PJB Kurang Bulan

50.81.41 30 Laki-laki 2800 PJB Kurang Bulan

50.81.31 30 Perempuan 1700 Non PJB Kurang Bulan 52.15.55 31 Perempuan 2000 Non PJB Kurang Bulan 54.21.67 29 Laki-laki 1100 Non PJB Kurang Bulan 50.15.15 28 Laki-laki 1500 Non PJB Kurang Bulan 50.20.16 28 Perempuan 1800 Non PJB Kurang Bulan

50.36.20 30 Laki-laki 2750 PJB Kurang Bulan

50.47.89 31 Laki-laki 2000 Non PJB Kurang Bulan 50.76.20 32 Laki-laki 2400 Non PJB Kurang Bulan

50.99.54 31 Perempuan 2450 PJB Kurang Bulan

51.05.63 28 Perempuan 1900 Non PJB Kurang Bulan 51.44.07 29 Laki-laki 1800 Non PJB Kurang Bulan 51.45.99 32 Perempuan 2500 Non PJB Kurang Bulan 51.60.14 28 Perempuan 1600 Non PJB Kurang Bulan

51.94.60 30 Perempuan 1800 PJB Kurang Bulan


(5)

LAMPIRAN 5

Tabel Statistik SPSS 17.0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Perempuan 36 47.4 47.4 47.4

Laki-laki 40 52.6 52.6 100.0

Total 76 100.0 100.0

Diagnosis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Non PJB 61 80.3 80.3 80.3

PJB 15 19.7 19.7 100.0

Total 76 100.0 100.0

PJB

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak PJB 61 80.3 80.3 80.3

PJB Asianotik 11 14.5 14.5 94.7

PJB Sianotik 4 5.3 5.3 100.0


(6)

Gestasional

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Cukup Bulan 38 50.0 50.0 50.0

Kurang Bulan 38 50.0 50.0 100.0

Total 76 100.0 100.0

Gestasional * Diagnosis Crosstabulation Count

Diagnosis

Total

Non PJB PJB

Gestasional Cukup Bulan 35 3 38

Kurang Bulan 26 12 38

Total 61 15 76

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 6.728a 1 .009

Continuity Correctionb 5.316 1 .021

Likelihood Ratio 7.115 1 .008

Fisher's Exact Test .019 .010

N of Valid Cases 76

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.50.