Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Kuisioner Penelitian
Analisis Kebutuhan Modal Usaha Tani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang
Bedagai
No. Responden :...
Saya Mohon kesediaan Bapak/Ibu, Saudara/Saudari untuk mengisi daftar kuisioner yang diberikan. Informasi yang Anda berikan merupakan bantuan yang sangat berarti dalam menyelesaikan penelitian ini. Atas bantuan dan partisipasinya saya ucapkan terimakasih.
Kepada Yth Bapak/Ibu
I. IDENTITAS RESPONDEN
Isilah data pribadi Bapak/Ibu/Saudara/Saudari dibawah ini:
1. Nama : ... 2. Jenis Kelamin : (1) laki-laki; (2) perempuan
3. Umur : ... Tahun 4. Agama : ... 5. Jumlah Anggota Keluarga : ... Orang 6. Pendidikan Terakhir : ... 7. Lama Menjadi Petani : ...Tahun 8. Pendapatan per Panen : Rp. ...
(2)
II. Tingakat Konsumsi
No. Indikator Jumlah Pengeluaran /bulan atau /hari
1. Kebutuhan Makan Rp. ………..
2. Pendidikan sekolah anak (uang sekolah, uang saku, transportasi)
Rp. ………..
3. Kebutuhan listrik, handphone Rp. ………..
4. Kesehatan (BPJS) Rp. ………..
5. Kebutuhan lainnya Rp. ………..
DAFTAR PERTANYAAN A. Luas Lahan (Variabel X1)
1. Berapakah luas lahan pertanian padi Bapak/Ibu/Saudara yang sedang digarap pada masa panen kali ini? ... 2. Bagaimana status kepemilikan lahan yang Bapak/Ibu/Saudara
gunakan? (Milik Sendiri/Sewa/Bagi Hasil)
3. Berapa kali Bapak/Ibu/Saudara panen dalam 1 tahun? ...
B. Tenaga Kerja (Variabel X2)
Indikator 1 (Jumlah Tenaga Kerja yang digunakan dan alokasi waktu yang digunakan)
No Tahap
Jumlah tenaga kerja yang digunakan 4. Pengolahan tanah pada satu
kali masa panen
... Org 5. Pembenihan pada satu kali
masa panen
... Org 6. Penanaman pada satu kali
masa panen
... Org 7. Pemupukan pada satu kali
masa panen
... Org 8. Penyemprotan pestisida pada
satu kali panen
... Org 9. Pemanenan pada satu kali
masa panen
(3)
C. Modal Kerja (Variabel X3)
Indikator 1 (Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan)
No
Tahap
Jumlah tenaga kerja yang digunakan
Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan per orang Biaya tenaga kerja total yang dikeluarkan 10. Pengolahan tanah pada satu
kali masa panen
...Orang Rp.../Orang Rp ... 11. Pembenihan pada satu kali
masa panen
...Orang Rp.../Orang Rp ... 12. Penanaman pada satu kali masa
panen
...Orang Rp.../Orang Rp ... 13. Pemupukan pada satu kali
masa panen
...Orang Rp.../Orang Rp ... 14. Penyemprotan pestisida pada
satu kali panen
...Orang Rp.../Orang Rp ... ... 15. Pemanenan pada satu kali
masa panen
...Orang Rp.../Orang Rp
Indikator 2 (Biaya produksi yang dikeluarkan)
No Tahap
Jumlah bibit/pupuk/ pestisida yang digunakan Biaya pembelian bibit/pupuk/pestisida yang dikeluarkan per
Kg
Biaya total yang dikeluarkan
16. Pembelian bibit pada satu kali masa panen
... Kg Rp. .../Kg Rp. ... 17. Pembelian pupuk pada satu
kali masa panen
... Kg Rp. .../Kg Rp. ... 18. Pembelian pestisida pada satu
kali masa panen
... Kg Rp. .../Kg Rp. ...
D. Teknologi (Variabel X4)
19.Alat-alat apa saja yang Bapak/ibu/Saudara gunakan dalam tahap Tahap
Teknologi yang digunakan Traktor Bajak yang ditarik kerbau/sapi Cangkul Pengolahan Tanah
(4)
E. Produksi Usahatani Padi
20.Berapa hasil pertanian Bapak/Ibu/Saudara pada satu kali musim panen?
Terima kasih kepada Bapak/Ibu/Saudara yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner sesuai dengan Bapak/Ibu/Saudara sehingga dapat
memudahkan penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
2. Input data hasil dari responden variabel luas lahan, tenaga kerja, modal kerja, teknologi, kesejahteraan petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai.
No . Luas Lahan (Rante) Tenaga Kerja (Org) Modal Kerja (Juta) dalam ratusan ribu rupiah Teknologi (Tradisional/mo dern) Kesejahteraan Petani/Hasil Produksi-Konsumsi (Juta) dalam ratusan ribu rupiah
1. 15 7 220000 0 1875000-1170000=705000
2. 10 6 150000 0 1250000-990000=260000
3. 8 6 130000 0 1000000-780000=220000
4. 25 11 450000 1 3125000-2200000=925000
5. 10 4 165000 0 1300000-888000=412000
6. 10 5 170000 0 1325000-936000=362000
7. 7 3 120000 0 956000-810000=146000
8. 8 4 135000 0 975000-792000=183000
9. 15 7 230000 0 2025000-1122000=903000
10. 8 4 170000 0 9900000-744000=246000
11. 25 14 480000 1 3500000-2472000=1028000
12. 14 7 180000 0 1875000-1158000=717000
13. 8 4 150000 0 1065000-820000=245000
14. 10 4 155000 0 1310000-1050000=260000
15. 8 5 160000 0 1050000-744000=306000
16. 10 4 165000 0 1336000-1122000=214000
17. 8 6 160000 0 1080000-852000=228000
18. 7 3 120000 0 960000-768000=192000
19. 10 6 180000 0 1350000-1092000=258000
20. 7 3 130000 0 945000-732000=213000
21. 7 4 155000 0 982500-744000=238500
22. 7 4 135000 0 980000-786000=194000
23. 75 25 1500000 1 10125000-2580000=7545000
24. 10 5 180000 0 1370000-1104000=266000
25. 7 4 175000 0 1000000-750000=250000
26. 10 4 145000 0 1325000-1080000=245000
27. 10 6 190000 0 1350000-1050000=300000
Indikator Jumlah Produksi
(5)
28. 7 3 120000 0 950000-672000=278000
29. 10 7 230000 0 1400000-1054800=345200
30. 7 4 110000 0 945000-726000=219000
31. 10 3 155000 0 1350000-1104000=246000
32. 10 5 185000 0 1375000-1038000=337000
33. 10 4 160000 0 1370000-1110000=260000
34. 7 4 135000 0 945000-750000=195000
35. 25 12 450000 1 3375000-1320000=2055000
36. 25 11 420000 1 3375000-1860000=1515000
37. 7 4 160000 0 980000-750000=230000
38. 7 3 120000 0 960000-720000=240000
39. 10 6 250000 1 1400000-1074000=326000
40. 25 11 400000 1 3250000-2100000=3040000
41. 15 7 280000 1 2100000-1470000=630000
42. 7 5 180000 0 1080000-840000=240000
43. 12 7 260000 1 1620000-1140000=480000
44. 10 7 250000 1 1470000-1122000=348000
45. 12 7 270000 1 1620000-1170000=450000
46. 7 4 155000 0 1010000-840000=170000
47. 16 8 290000 1 2130000-1500000=630000
48. 16 8 310000 1 2240000-1470000=770000
49. 25 14 485000 1 3500000-2280000=1220000
50. 25 12 470000 1 3500000-2340000=1160000
51. 19 9 330000 1 2500000-1680000=820000
52. 17 7 300000 1 2295000-1500000=795000
53. 37 15 620000 1 5180000-2160000=3020000
54. 10 6 250000 1 1400000-1104000=296000
55. 9 6 230000 0 1170000-780000=390000
56. 10 6 230000 0 1400000-1050000=350000
57. 28 14 550000 1 3920000-2280000=1640000
58. 10 6 240000 0 1400000-1080000=320000
59. 20 9 300000 1 2600000-1740000=860000
60. 27 10 540000 1 3780000-2100000=1680000
61. 25 9 430000 1 3375000-2280000=1095000
62. 12 7 280000 1 2080000-1620000=460000
63. 9 6 230000 0 1170000-852000=318000
64. 12 7 270000 1 1620000-1110000=510000
65. 10 5 190000 0 1390000-1116000=274000
66. 7 3 135000 0 990000-780000=210000
67. 10 4 180000 0 1385000-1110000=275000
68. 7 3 115000 0 960000-810000=150000
69. 8 6 220000 1 1080000-822000=258000
70. 25 12 460000 1 3575000-2340000=1235000
71. 25 10 430000 1 3375000-2190000=1185000
72. 10 3 200000 0 1400000-1152000=248000
(6)
74. 10 4 185000 0 1370000-1080000=290000
75. 7 3 140000 0 980000-750000=230000
76. 12 7 260000 1 1560000-1170000=390000
(7)
(8)
4. Hasil Regresi Linier Berganda
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Kesejahteraan Petani Padi 670588.16 987890.250 76
Luas Lahan 13.87 9.990 76
Tenaga Kerja 6.72 3.776 76
Modal Kerja 262368.42 190058.717 76
Teknologi .39 .492 76
Correlations
Kesejahteraan Petani Padi
Luas Lahan Tenaga Kerja
Pearson Correlation
Kesejahteraan Petani Padi 1.000 .948 .859
Luas Lahan .948 1.000 .944
Tenaga Kerja .859 .944 1.000
Modal Kerja .939 .981 .941
Teknologi .479 .614 .713
Sig. (1-tailed)
Kesejahteraan Petani Padi . .000 .000
Luas Lahan .000 . .000
Tenaga Kerja .000 .000 .
Modal Kerja .000 .000 .000
(9)
N
Kesejahteraan Petani Padi 76 76 76
Luas Lahan 76 76 76
Tenaga Kerja 76 76 76
Modal Kerja 76 76 76
Teknologi 76 76 76
Correlations
Modal Kerja Teknologi
Pearson Correlation
Kesejahteraan Petani Padi .939 .479
Luas Lahan .981 .614
Tenaga Kerja .941 .713
Modal Kerja 1.000 .629
Teknologi .629 1.000
Sig. (1-tailed)
Kesejahteraan Petani Padi .000 .000
Luas Lahan .000 .000
Tenaga Kerja .000 .000
Modal Kerja . .000
Teknologi .000 .
N
Kesejahteraan Petani Padi 76 76
Luas Lahan 76 76
Tenaga Kerja 76 76
Modal Kerja 76 76
(10)
Variables Entered/Removeda Model Variables
Entered
Variables Removed
Method
1
Teknologi, Luas Lahan, Tenaga Kerja, Modal
Kerjab
. Enter
a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi b. All requested variables entered.
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
R Square Change
F Change df1
1 .962a .925 .921 277815.831 .925 219.335 4
Model Summaryb
Model Change Statistics Durbin-Watson
df2 Sig. F Change
(11)
a. Predictors: (Constant), Teknologi, Luas Lahan, Tenaga Kerja, Modal Kerja b. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression
6771463983666
7.766 4
1692865995916
6.941 219.335 .000 b
Residual 5479896162674
.315 71
77181636094.0 04
Total 7319453599934 2.080
75
a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi
b. Predictors: (Constant), Teknologi, Luas Lahan, Tenaga Kerja, Modal Kerja
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -539687.475 77373.837 -6.975 .000
Luas Lahan 81887.046 17630.933 .828 4.645 .000
Tenaga Kerja -59004.071 30339.941 -.226 -1.945 .056
(12)
Teknologi -273170.369 96187.087 -.136 -2.840 .006
Coefficientsa
Model 95.0% Confidence Interval for B Correlations Collinearity Statistics
Lower Bound Upper Bound Zero-order Partial Part Tolerance
1
(Constant) -693966.524 -385408.426
Luas Lahan 46731.964 117042.128 .948 .483 .151 .033
Tenaga Kerja -119500.195 1492.053 .859 -.225 -.063 .078
Modal Kerja .431 3.984 .939 .282 .080 .036
Teknologi -464961.973 -81378.764 .479 -.319 -.092 .459
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
VIF
1
(Constant)
Luas Lahan 30.147
Tenaga Kerja 12.752
Modal Kerja 27.871
Teknologi 2.177
(13)
Coefficient Correlationsa
Model Teknologi Luas Lahan Tenaga Kerja Modal Kerja
1
Correlations
Teknologi 1.000 .194 -.489 -.062
Luas Lahan .194 1.000 -.364 -.822
Tenaga Kerja -.489 -.364 1.000 -.180
Modal Kerja -.062 -.822 -.180 1.000
Covariances
Teknologi 9251955709.07
3 328234944.196
-1426727321.44 2
-5320.257
Luas Lahan 328234944.196 310849804.766 -194560574.187 -12921.169
Tenaga Kerja
-1426727321.44 2
-194560574.187 920512018.323 -4855.758
Modal Kerja -5320.257 -12921.169 -4855.758 .794
a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions
(Constant) Luas Lahan Tenaga Kerja
(14)
2 .375 3.429 .18 .00 .00
3 .197 4.726 .33 .01 .00
4 .014 17.460 .47 .04 .96
5 .006 26.287 .01 .95 .03
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Variance Proportions
Modal Kerja Teknologi
1
1 .00 .01
2 .00 .44
3 .01 .33
4 .13 .19
5 .86 .03
a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi
Casewise Diagnosticsa Case Number Std. Residual Kesejahteraan
Petani Padi
Predicted Value Residual
1 -.202 705000 761246.81 -56246.811
2 .013 260000 256288.40 3711.605
3 .618 220000 48363.66 171636.342
4 -2.353 925000 1578663.04 -653663.035
(15)
6 .009 362000 359443.11 2556.889
7 .088 146000 121413.50 24586.497
8 .020 183000 177409.46 5590.538
9 .431 903000 783322.13 119677.866
10 .116 246000 213729.57 32270.432
11 -1.583 1028000 1467876.79 -439876.789
12 .453 717000 591058.48 125941.525
13 .124 245000 210522.45 34477.554
14 -.451 260000 385334.20 -125334.199
15 .477 306000 173593.70 132406.303
16 -.696 214000 407409.52 -193409.521
17 .408 228000 114589.63 113410.374
18 .254 192000 121413.50 70586.497
19 -.232 258000 322514.36 -64514.363
20 .250 213000 143488.83 69511.174
21 .356 238500 139673.06 98826.939
22 .354 194000 95522.42 98477.584
23 1.368 7545000 7164867.20 380132.799
24 -.416 266000 381518.43 -115518.434
25 .238 250000 183823.71 66176.294
26 -.426 245000 363258.88 -118258.876
27 -.161 300000 344589.69 -44589.685
28 .564 278000 121413.50 156586.497
(16)
30 .643 219000 40334.11 178665.890
31 -.714 246000 444338.27 -198338.270
Casewise Diagnosticsa Case Number Std. Residual Kesejahteraan
Petani Padi
Predicted Value Residual
32 -.200 337000 392556.10 -55556.095
33 -.491 260000 396371.86 -136371.860
34 .358 195000 95522.42 99477.584
35 1.927 2055000 1519658.96 535341.036
36 .009 1515000 1512437.07 2562.932
37 .285 230000 150710.72 79289.278
38 .427 240000 121413.50 118586.497
39 .440 326000 203871.25 122128.748
40 5.657 3040000 1468286.42 1571713.577
41 .034 630000 620528.38 9471.622
42 .375 240000 135857.30 104142.704
43 .537 480000 330716.59 149283.405
44 .731 348000 144867.18 203132.820
45 .350 450000 352791.92 97208.083
46 .109 170000 139673.06 30326.939
47 -.128 630000 665486.68 -35486.675
48 .217 770000 709637.32 60362.680
49 -.932 1220000 1478914.45 -258914.451
(17)
51 -.286 820000 899501.51 -79501.509
52 -.120 795000 828453.11 -33453.115
53 1.150 3020000 2700571.78 319428.215
54 .332 296000 203871.25 92128.748
55 .140 390000 351003.93 38996.071
56 -.298 350000 432890.98 -82890.975
57 -.821 1640000 1868065.18 -228065.185
58 -.486 320000 454966.30 -134966.298
59 -.346 860000 956106.11 -96106.110
60 -1.152 1680000 2000119.10 -320119.101
61 -2.007 1095000 1652520.53 -557520.533
62 .306 460000 374867.24 85132.760
Casewise Diagnosticsa Case Number Std. Residual Kesejahteraan
Petani Padi
Predicted Value Residual
63 -.119 318000 351003.93 -33003.929
64 .566 510000 352791.92 157208.083
65 -.466 274000 403593.76 -129593.756
66 .200 210000 154526.49 55473.513
67 -.596 275000 440522.51 -165522.505
68 .143 150000 110375.84 39624.158
69 1.023 258000 -26128.81 284128.808
70 -1.104 1235000 1541734.29 -306734.287
(18)
72 -1.064 248000 543677.22 -295677.221
73 -1.105 1220000 1526880.86 -306880.861
74 -.582 290000 451560.17 -161560.166
75 .232 230000 165564.15 64435.852
76 .213 390000 330716.59 59283.405
a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value -26128.81 7164867.00 670588.16 950190.436 76
Std. Predicted Value -.733 6.835 .000 1.000 76
Standard Error of Predicted
Value 41333.297 254745.000 65985.990 27078.334 76
Adjusted Predicted Value -58220.71 5157096.00 644293.25 782601.968 76 Residual -653663.063 1571713.625 .000 270305.905 76
Std. Residual -2.353 5.657 .000 .973 76
Stud. Residual -2.404 5.938 .027 1.077 76
Deleted Residual -682381.188 2387904.000 26294.909 399659.755 76
Stud. Deleted Residual -2.491 8.310 .060 1.284 76
Mahal. Distance .673 62.074 3.947 7.080 76
Cook's Distance .000 12.424 .181 1.425 76
(19)
(20)
DAFTAR PUSTAKA
Adiwilaga, Anwas,2006.Ilmu Usahatani, Penerbit Alumni, Bandung.
Badan Pusat Statistik, 2015.Dolok Masihul Dalam Angka, Serdang Bedagai. Boediono. 2004. Ekonomi Mikro, BPFE-UGM, Yogyakarta..
Daniel, M.S Moehar, 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian, Bumi Aksara, Jakarta. Djamali, Abdul. 2000. Manajemen Usaha Tani, Dep. Pendidikan Nasional
Politeknik Negeri Jember Jurusan Manajemen Agribisnis.
Fadholi, Hermanto. 2008. Bahan Bacaan Pengantar Ekonomi Pertanian, Pendidikan Guru Kejuruan Pertanian Fakultas Politeknik Pertanian Bogor, Bogor. Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Universitas Diponegoro, Semarang.
Gilarso, T. 2002.Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Mikro, Kanisius, Yogyakarta. Hernanto, Fadholi. 2003. Ilmu Usaha Tani, PT. Penebar Swadaya, Jakarta.
Kasryno, Faisal. 2006.Prospek Pengembangan Ekonomi Pedesaan Indonesia, Yayaysan Obor Indonesia, Jakarta.
Mubyarto. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3S, Jakarta.
Putra, Setiawan Adi, dkk, 2010. Menemukan Masalah-masalah Petani untuk Mencarikan Solusinya Sebagai Upaya Penolong Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Mereka, Hal 1.
Rahim, Abdul dan Diah Retno Dwi Hastuti, 2007.Ekonomika Pertanian (Pengantar, teori dan kasus), Penebar Swadaya, Jakarta.
Soekartawi.2002. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Pembahasan Analisis Faktor Produksi Cobb Douglas, Rajawali Pres, Jakarta.
Soepono, Bambang. 1997.Statistik Terapan dalam Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kualitatif, Raja Grafindo Persada. Media Group, Jakarta.
Tjiptoherijanto, Prijono, 2008. Sumber Daya Manusia dalam Pembangunan Nasional, Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta.
(21)
WIB)
(22)
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan suatu cara yang dilakukan dalam hal pengumpulan data, informasi empiris dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk memecahkahkan masalah dan menguji hipotesis penelitian.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian “Analisis Kebutuhan Modal Usaha Petani Bagi Meningkatkan Kesejahteran Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai” ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif.Deskriptif, yaitu menjelaskan hubungan antar variabel dengan menganalisis data numerik (angka) menggunakan metode statistik melalui pengujian hipotesis.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai. Lama penelitian ini dilakukan selama 2 bulan. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara observasi di lokasi penelitian dan mengadakan wawancara langsung dengan responden. Wawancara ini berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disusun sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada, data sekunder dalam penelitian ini berfungsi sebagai data pendukung.
(23)
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah semua petani padi sawah yang ada di Kecamatan Dolok Masihul. Dari data terakhir menunjukkan bahwa jumlah petani padi sawah di Kecamatan Dolok Masihul sejumlah 302 petani (Sumber: BPS Kecamatan Dolok Masihul Dalam Angka 2015)
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari sebuah populasi yang dapat mewakili populasi tersebut. Dalam menentukan sampel, penulis menggunakan metode pengambilan sampel dengan rumus slovin.
Dalam penarikan sample maka jumlahnya harus representatif untuk nantinya hasil bisa digeneralisasi. Untuk memenuhi persyaratan tersebut diambil sampel dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu:
�
=
�
1+
��
2 Keterangan :n = Besar sampel
N = Jumlah keluarga petani di Kec. Dolok Masihul
e = persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir (tolerance degree of error sampling) yaitu 10%
(24)
Dengan menggunakan rumus Slovin, maka : � = �
1 +��2
�= 302
1 + 302(0,1)2
�= 302
1 + 302 (0,01)
� = 75,12 ����� ���� 76 �����
Dari perhitungan tersebut didapat 75,12 orang. Dengan demikian sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 76 responden.
Penentuaan jumlah sampel penelitian menggunakan teknik pengambilan sampel dengan teknik sample random sampling, yaitu suatu tipe sampling probabilitas. Teknik ini banyak dianjurkan penggunaannya dalam proses penelitian. Pada teknik acak ini, secara teoritis semua anggota dalam populasi mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini merupakan teknik yang paling objektif, dibandingkan dengan teknik-teknik sampling yang lain.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian selalu ada kegiatan untuk melakukan pengumpulan data. Metode pengumpulan data primer dalam penelitian ini menurut Sugiyono (2011:165) yaitu:
1. Observasi (Pengamatan)
Dalam metode ini, penelti mengamati, mencatat apa yang terjadi dan melakukan aktivitas dokumentasi dengan cara memanfaatkan dokumen (bahan
(25)
dan foto-foto penting), seperti gambaran kehidupan, lingkungan, kondisi perumahan, sarana dan prasarana. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian ini berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam.Metode ini banyak digunakan untuk mengamati pola kehidupan dan perilaku masyarakat petani secara langsung.
2. Kuisioner
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2011:162)..
3.5. Definisi Operasional
1. Kesejahteraan (Y) suatu kondisi dimana terpenuhinya kebutuhan jasmani dan rohani dari rumah tangga dapat terpenuhi. Untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani yaitukonsumsi petani (Rupiah)
2. Tanah/Luas Lahan (X1) adalah luas tanah petani padi yang digunakan untuk menanam padi (Rante)
3. Tenaga kerja (X2) adalah penggunaan jumlah tenaga kerja keluarga dan non keluarga petani yang digunakan dalam satu kali masa tanam/panen (Orang)
4. Modal Kerja (X3) besaran nominal berupa uang yang dipergunakan untuk pembiayaan tenaga kerja, biaya teknologi, dan biaya pembelian bahan produksi dalam satu kali musim panen (Rupiah)
(26)
5. Teknologi (X4) suatu alat yang digunakan petani dalam proses persiapan lahan sebelum tahap penanaman, baik dengan menggunakan teknologi modern atau teknologi tradisional (di hitung dengan dummy)
Dalam hal ini teknologi merupakan variabel yang sifatnya kualitatif maka perlu diubah menjadi kuantifikasi agar dapat digunakan dalam persamaan regresi. Dalam penelitian ini teknologi dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Teknologi Modern
Jika petani tersebut menggunakan traktor atau hand tracktor dalam proses persiapan lahannya, maka dikatakan bahwa petani tersebut menggunakan teknologi modern dan dinyatakan dengan angka 1.
2. Teknologi Tradisional
Jika petani tersebut tidak menggunakan tracktor maupun hand tracktor melainkan menggunakan bajak yang ditarik sapi atau kerbau dalam proses persiapan lahannya, maka dikatakan bahwa industri tersebut menggunakan teknologi tradisional dan dinyatakan dengan angka 0.
3.6 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik analisis yang digunakan adalah model kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square/OLS). Model analisis yang dilakukan dengan menggunakan uji statistik regresi linier berganda yaitu antara kesejahteraan dengan tanah/luas lahan, tenaga kerja, modal kerja, dan teknologi.
(27)
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Y =
α
+
β
1x
1+
β
2x
2+
β
3x
3+
β
4x
4+
e
Keterangan :
α = Konstanta
β1, β2, β3,β4 = Koefisien regresi X1, X2, X3, X4 X1 = Tanah/Luas lahan (Rante/Ha) X2 = Tenaga Kerja (Orang)
X3 = Modal Kerja (Rupiah) X4 = Teknologi (Unit)
Y = Kesejahteraan Petani (Rupiah)
e = Error
Hipotesis dalam penelitian ini di uji secara simultan dan pasrsial menggunakan aplikasipengolahan data statistical package for social science (SPSS).
3.7 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian)
3.7.1 Koefisien Determinasi (R-square)
Koefisien determinasi dilakukan untuk menilai seberapa besar variabel-variabel independen secara bersama mampu memberi penjelasan mengenai variabel dependen.
Besarnya koefisien determinasi adalah antara 0 hingga 1< (0<R²<1), dimana nilai koefisien mendekati 1, maka model tersebut dikatakan baik karena semakin dekat hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependennya.
(28)
3.7.2 Uji t-statistik (Uji secara parsial)
Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing independen variabel signifikan atau tidak terhadap dependen variabel.Dengan menganggap independen variabel lainnya konstan. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut:
a. H0 : b1 = b, masing-masing variabel bebas tidak mempengaruhi variabel tidak bebasnya.
b. Ha : b1 ≠ b, masing-masing variabel bebas mempengaruhi variabel tidak bebasnya.
Dimana b1 adalah koefisien variabel independen ke-i nilai adalah parameter hipotesis, biasanya b dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh X1 terhadap Y. Bilai nilai t-hitung > t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang di uji berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen.
Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus:
Nilai t
hitung=
�� − � ���
Dimana:
bi = koefisien variabel independen ke-i b = nilai hipotesis nol
(29)
3.7.3 Uji F-statistik (Uji secara serentak)
Uji F ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh independen variabel secara bersama-sama terhadap dependen variabel. Untuk pengujian ini digunakan hipotesis sebagai berikut:
a. H0 : b1= b2= b3 = b4... = 0 (tidak ada pengaruh) b. H0 : b1≠ b2≠ b3≠b4... = 0 (ada pengaruh)
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel.Jika Fhitung> Ftabel maka H0 ditolak, yang berarti variabel independen bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.
Nilai Fhitung dapat diperoleh dengan rumus;
Fh =
��/ ���−��� / (�−�−�) Dimana:
R2 = koefisien determinasi k = jumlah variabel dependen n = jumlah sampel
Dengan kriteria pengujian pada tingkat kepercayaan 95% sebagai berikut:
a. H0 diterima jika Fhitung< Fα b. H0 ditolak jika Fhitung> Fα
(30)
3.8 Pengujian Asumsi Klasik 3.8.1 Uji Multikolineritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent) (Ghozali 2001: 57).
Untuk menguji hipotesis ini digunakan perhitungan dengan program komputansi SPSS for Windows release 22.0.
3.8.2 Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang laintetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali 2001: 69).
Kebanyakan data cross section mengandung situasi Heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, besar). Sedangkan dasar dari pengambilan keputusan dengan melihat grafik scatterplot pada tabel SPSS dengan program komputasi SPSS for Windows release 22,0.dengan dasar analisis:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
(31)
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali 2001:69).
3.8.3 Uji Autokorelasi
Pada uji ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengukurannya dengan melihat dari Durbin Watson Test (DW), dimana jika nilai DW terletak antara -2 dan 2 berarti terdapat autokorelasi
3.8.4 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali 2001: 74).
Cara untuk mengetahui normalitas adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal dan plotting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
Untuk menguji hipotesis ini digunakan perhitungan dengan program komputansi SPSS for Windows release 22.0.
(32)
BAB 1V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Letak dan Geografis Kecamatan Dolok Masihul
Kecamatan Dolok Masihul adalah salah satu dari 17 Kecamatan yang berada di Kabupaten Serdang Bedagai dengan batas-batas sebagai berikut:
Batas-Batas:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sei Rampah
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sipispis
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tebing Tinggi
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Serbajadi dan Kecamatan Bintang Bayu
Kecamatan Dolok Masihul terletak pada posisi 3o13’ LU – 3o33’ LU dan 99o01’ BT – 99o11’ BT dengan ketinggian diatas permukaan Laut sekitar + 60 - 90 dpl. Sedangkan Jarak Kecamatan Dolok Masihul ke Kantor Bupati Serdang Bedagai di Sei Rampah adalah sekitar + 22 Km. Dapat dilalui dengan Kenderaan Roda 4 Wilayah Dolok Masihul sebagian besar terletak di dataran rendah dan sebagian kecil terletak di dataran tinggi yaitu sekitar + 200 M di atas permukaan Laut.
Ibu Kota Kecamatan Dolok Masihul adalah di Kelurahan Pekan Dolok Masihul. Luas Wilayah Kecamatan Dolok Masihul : ± 237.42 KM2. Berikut disajikan tabel mengenai luas wilayah yang dimiliki oleh masing masing Desa yang terdapat di Kecamatan Dolok Masihul.
(33)
Tabel 4.1 Luas Wilayah di Kecamatan Dolok Masihul Tahun 2015 per Desa
No. Desa Luas Desa (KM2)
% Terhadap Luas Kecamatan
1. Pertambatan 66.33 25.4
2. Bah Kerapuh 7.32 3.08
3. Dolok Sagala 9.95 4.19
4. Bukit Cermin Hilir 5.12 2.16
5. Tanjung Maria 16.50 6.95
6. Ujung Silau 7.53 3.17
7. Kerapuh 6.38 2.69
8. Sarang Torop 5.79 2.44
9. Sarang Ginting 6.20 2.61
10. Dolok Manampang 14.68 6.18
11. Pekan Dolok Masihul 3.84 1.62
12. Aras Panjang 2.55 1.07
13. Martebing 10.94 4.61
14. Bantan 10.40 4.38
15. Batu 12 4.35 1.83
16. Silau Merawan 2.80 1.18
17. Batu 13 3.81 1.60
18. Pekan Kemis 1.51 0.64
19. Pardomuan 1.68 0.71
20. Dame 2.52 1.06
21. Tegal Sari 2.54 1.07
22. Havea 7.03 2.96
23. Baja Ronggi 7.9 3.30
24. Durian Puloan 6.40 2.69
25. Kota Tengah 6.00 2.53
26. Blok Sepuluh 11.98 5.05
27. Huta Nauli 6.20 2.61
28. Malasori 5.23 2.20
Jumlah 237.42 100.00
Sumber : Kecamatan Dolok Masihul Dalam Angka,2015
Kecamatan Dolok Masihul terdiri dari 27 (dua puluh tujuh ) Desa dan 1 (satu) Kelurahan dengan Jumlah Penduduk Kecamatan Dolok Masihul seluruhnya
(34)
49.134 Jiwa dengan rincian Penduduk Laki-Laki 24.271 Jiwa dan Penduduk Perempuan 24.863 Jiwa. Pertumbuhan Penduduk tahun 2015.
Dari jumlah Desa di Kecamatan Dolok Masihul tersebut ada beberapa tipe Desa terdiri dari :
1. Desa Persawahan = 6 Desa
2. Desa Perladangan /Perkebunan Rakyat = 14 Desa 3. Desa Perkebunan BUMN = 3 Desa
4. Desa Perkebunan Swasta Asing = 3 Desa 5. Desa Perkebunan Swasta = 1 Desa
4.1.2 Luas Penggunaan Tanah
Kecamatan Dolok Masihul merupakan salah satu daerah pertanian di Kabupaten Serdang Bedagai, hal tersebut ditunjukkan dengan masih luasnya lahan pertanian.
Sebagian besar Wilayah Kecamatan Dolok Masihul adalah Lahan Pertanian dan Perkebunan. Luas baku sawahnya adalah 2.565 Ha. Realisasi tanaman padi Tahun 2010 adalah 2.420, Tahun 2011 ada 2.370 dan Tahun 2012 2.360 Ha. Penggunaan luas baku tanah berdasarkan Jenis Irigasi ½ Tehnis 910 Ha, Irigasi Sederhana 627 Ha, Irigasi Desa Non PU 1.028 Ha.
(35)
4.1.3 Profil Petani Padi
4.1.3.1 Profil Petani Padi Menurut Umur
Profil mengenai petani padi di Kecamatan Dolok Masihul menurut umur didapat dari lembar identitas responden pada kuesioner yang diberikan kepada petani padi. Berikut disajikan profil petani padi di Kecamatan Dolok Masihul menurut umur secara lebih rinci:
Tabel 4.2 Responden Menurut Umur Pada Usahatani padi Di Kecamatan Dolok Masihul
No. Rentang Umur (Tahun) Jumlah %
1. 2. 3. 4.
25 – 35 36 – 45 46 – 55 56 – 65
19 28 17 12
25 37 23 15
Jumlah 76 100
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa petani padi yang paling banyak di Kecamatan Dolok Masihul adalah petani padi yang berumur antara 36-45 tahun sebanyak 28 orang (37%) dan petani padi yang berumur antara 25-35 tahun sebanyak 19 orang (25%). Sedangkan petani padi yang jumlahnya sedikit di Kecamatan Dolok Masihul adalah petani padi yang berumur antara 46-55 tahun sebanyak 17 orang (23%) dan petani padi yang berumur antara 56-65 tahun sebanyak 12 orang (15%).
(36)
4.1.3.2 Profil Petani Padi Menurut Tingkat Pendidikan
Profil mengenai petani padi di Kecamatan Dolok Masihul menurut tingkat pendidikan didapat dari lembar identitas responden pada kuesioner yang diberikan kepada petani padi. Berikut disajikan profil petani padi di Kecamatan Dolok Masihul menurut tingkat pendidikan secara lebih rinci:
Tabel 4.3 Responden Menurut Tingkat Pendidikan Pada Usahatani padi di Kecamatan Dolok Masihul
No. Tingkat Pendidikan Jumlah %
1. 2. 3. 4.
SMA SMP SD Tidak Sekolah
18 32 15 11
27 48 23 2
Jumlah 76 100
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa petani padi yang paling banyak di Kecamatan Dolok Masihul adalah petani padi yang menempuh pendidikan terakhir di tingkat SMP sebanyak 32 orang (48%) dan petani padi yang menempuh pendidikan terakhir di tingkat SMA sebanyak 18 orang (27%). Sedangkan petani padi yang jumlahnya sedikit di Kecamatan Dolok Masihul adalah petani padi yang menempuh pendidikan terakhir di tingkat SD sebanyak 15 orang (23%) dan petani padi yang sama sekali tidak menempuh pendidikan sebanyak 11 orang (2%).
4.1.3.3 Profil Petani Menurut Luas Lahan
Secara rata-rata luas lahan yang digunakan untuk menanam padi di Kecamatan Dolok Masihul adalah seluas 0.4 Ha dan luas yang paling sempit
(37)
hanya 0.28 Ha dan yang paling luas mencapai 3 Ha. Berikut disajikan gambaran tentang luas lahan petani di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai terangkum pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Luas Lahan yang Digarap Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul
No
Kecamatan Dolok Masihul
Bagian
Luas Lahan (Rante)
Jumlah Orang % 7-10 11-18 19-25 > 25
1. 2. 3. 4. Utara Barat Timur Selatan 14 16 9 12 3 - 5 1 2 2 3 5 - 1 2 1 19 19 19 19 25 25 25 25
Jumlah 51 9 12 4 76 100
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, sebagian besar petani padi di Kecamatan Dolok Masihul mempunyai luas lahan yang paling banyak yaitu 7-10 rante dengan frekuensi yaitu sebanyak 51 orang atau 67%. Sedangkan jumlah petani padi yang paling sedikit adalah petani yang memiliki luas lahan tanaman padi seluas > 25 Ha yaitu sebanyak 4 orang atau 5%. Untuk lebih jelasnya, dari tabel 4.4 diatas maka dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.1 Luas Lahan yang Digarap Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul
Sumber: Data diolah
14 16 9 12 3 0 5 1
2 2 3
5
0 1 2 1
0 5 10 15 20
Utara Barat Timur Selatan
Luas Lahan 7-10 Rante Luas Lahan 11-18 Rante
(38)
4.1.3.4 Profil Petani Menurut Tenaga Kerja
Tenaga kerja dalam penelitian ini terdiri dua indikator yaitu jumlah tenaga kerja. Gambaran tentang tenaga kerja yang digunakan petani di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai terangkum pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Tenaga kerja yang Digunakan Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul
No.
Kecamatan Dolok Masihul
Bagian
Tenaga Kerja (jumlah tenaga kerja)
Jumlah
(Orang) % 3-6 7-9 10-13 > 13
1. 2. 3. 4. Utara Barat Timur Selatan 14 15 6 10 3 1 8 5 1 2 2 4 1 1 3 - 19 19 19 19 25 25 25 25
Jumlah 45 17 9 5 76 100
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, terdapat 45 petani padi yang menggunakan tenaga kerja antara 3-6 orang dengan persentase 59%. Sedangkan petani padi yang menggunakan tenaga kerja terbanyak yaitu > 13 orang hanya terdapat 5 orang petani dengan persentase 7%. Untuk lebih jelasnya, dari tabel 4.5 diatas maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.2 Tenaga Kerja yang Digunakan Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul 14 15 6 10 3 1 8 5
1 1 2 1 2 3 4 0
0 10 20
Utara Barat Timur Selatan
(39)
4.1.3.5 Profil Petani Menurut Modal Kerja
Modal Kerja dalam penelitian ini terdiri dua indikator yaitu biaya untuk bahan baku dan biaya untuk tenaga kerja. Gambaran tentang modal petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai terangkum pada tabel berikut :
Tabel 4.6 Modal yang Digunakan Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul
No.
Kecamatan Dolok Masihul
Bagian
Modal Kerja Dalam Ribuan Rupiah
Jumlah (Orang) % 1.000 -
1.900
2.000 - 2.900
3.000 -
3.900 > 4.000 1. 2. 3. 4. Utara Barat Timur Selatan 15 15 2 6 2 1 9 7 - - 3 1 2 3 5 5 19 19 19 19 25 25 25 25
Jumlah 38 19 4 15 76 100
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, terdapat 38 petani padi yang menggunakan modal antara Rp. 1.000.000 – 1.900.000 dengan persentase 50%. Sedangkan modal yang paling banyak digunakan berkisar > Rp. 4.000.000 dengan persentase 20% atau 15 orang. Untuk lebih jelasnya, dari tabel 4.6 diatas maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.3 Modal yang Digunakan Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul
15 15 2 6 2 1 9 7 0 0 3 1 2 3 5 5 0 5 10 15 20
Utara Barat Timur Selatan
(40)
4.1.3.6 Profil Petani Menurut Teknologi
Teknologi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara yang digunakan dalam tahap persiapan lahan sebelum tanam. Teknologi pada usahatani padi di Kecamatan Dolok Masihul berguna mendukung proses persiapan lahan sebelum tahap penanaman, baik dengan menggunakan teknologi modern atau teknologi tradisional. Jika petani tersebut menggunakan traktor atau hand tracktor dalam proses persiapan lahannya, maka dikatakan bahwa petani tersebut menggunakan teknologi modern. Namun jika petani tersebut tidak menggunakan traktor maupun hand tracktor melainkan menggunakan bajak yang ditarik sapi atau kerbau ataupun cangkul dalam proses persiapan lahannya, maka dikatakan bahwa industri tersebut menggunakan teknologi tradisional. Gambaran tentang teknologi yang digunakan petani di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai terangkum pada tabel berikut:
Tabel 4.7 Teknologi yang Digunakan Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul
No. Kecamatan Dolok Masihul Bagian
Teknologi yang
digunakan Jumlah
(Orang) %
Tradisional Modern 1. 2. 3. 4. Utara Barat Timur Selatan 17 16 4 9 2 3 15 10 19 19 19 19 25 25 25 25
Jumlah 46 30 76 100
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, teknologi yang banyak digunakan oleh petani padi di Kecamatan Dolok Masihul adalah teknologi tradisional sebanyak 46 orang dengan persentase 61% sedangkan teknologi modern hanya digunakan oleh
(41)
30 orang petani dengan persentase 39%. Untuk lebih jelasnya, dari tabel 4.7 diatas maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.4 Teknologi yang digunakan Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul
Sumber: Data diolah
4.1.3.7 Profil Petani Menurut Produksi Usahatani Padi
Berdasarkan data hasil penelitian, rata-rata produksi usahatani padi setelah dinominalkan dari ton menjadi rupiah di Kecamatan Dolok Masihul adalah Rp 11.200.000. Secara lebih rinci hasil produksi tanaman padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai pada musim panen tahun 2016 terangkum pada tabel berikut:
Tabel 4.8 Produksi Usahatani Padi di Kecamatan Dolok Masihul
No.
Kecamatan Dolok Masihul
Bagian
Hasil Produksi Dalam Ribuan Rupiah Jumla h (Orang ) % 9.000 – 11.900 12.000 – 14.900 15.000 –
17.900 > 18.000 1 2 3 4 Utara Barat Timur Selatan 8 9 3 5 6 7 4 5 - - 2 2 5 3 10 7 19 19 19 19 25 25 25 25
Jumlah 25 22 4 25 76 100
Sumber: Data diolah
17 16 4 9 2 3 15 10 0 5 10 15 20
Utara Barat Timur Selatan
(42)
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, terdapat 25 petani padi yang mendapatkan hasil produksi antara Rp. 9.000.000 - 11.900.000 dengan persentase 33%. Sedangkan hasil produksi yang paling banyak didapat berkisar > Rp. 18.000.000 dengan persentase 33% atau sebanyak 25 orang. Untuk lebih jelasnya, dari tabel 4.8 diatas maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.5 Hasil Produksi Usahatani Padi di Kecamatan Dolok Masihul
Sumber: Data diolah
4.1.3.8 Profil Petani Menurut Tingkat Konsumsi
Tingkat konsumsi dalam penelitian ini terdiri beberapa indikator yaitu, biaya kebutuhan makan, listrik, pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan lainnya. Gambaran tentang tingkat konsumsi yang digunakan petani di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai terangkum pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Tingkat konsumsi yang digunakan Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul No. Kecamatan Dolok Masihul Bagian
Tingkat Konsumsi Dalam Ribuan Rupiah
per 6 Bulan Jumlah
(Orang) % 6.500 –
9.400
9.500 – 12.400
12.500 –
15.400 > 15.500 1 2 3 4 Utara Barat Timur Selatan 10 9 2 5 7 7 7 7 - 1 3 - 2 2 7 7 19 19 19 19 25 25 25 25
Jumlah 26 28 4 18 76 100
8 9
3 5
6 7
4 5
0 0 2 2
5 3 10 7 0 5 10 15
Utara Barat Timur Selatan
(43)
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, terdapat 26 petani padi yang tingkat konsumsinya antara Rp. 6.500.000 - 9.400.000 dengan persentase 34%. Sedangkan tingkat konsumsi yang paling banyak didapat berkisar > Rp. 15.000.000 dengan persentase 24% atau sebanyak 18 orang. Untuk lebih jelasnya, dari tabel 4.9 diatas maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.6 Tingkat Konsumsi Usahatani Padi di Kecamatan Dolok Masihul
Sumber : Data diolah
4.1.3.9 Profil Petani Menurut Tingkat Kesejahteraan
Tingkat kesejahterran dalam penelitian ini selisih antara hasil produksi-tingkat konsumsi. Gambaran tentang produksi-tingkat kesejahteraan yang diperoleh petani di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai terangkum pada tabel berikut:
Tabel 4.10 Tingkat kesejahteraan yang diperoleh Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul No. Kecamatan Dolok Masihul Bagian
Tingkat Kesejahteraan Dalam Ribuan
Rupiah Jumlah
(Orang) % 1.400 –
3.400
3.500 – 5.500
5.600 –
7.600 > 7.600 1 2 3 4 Utara Barat Timur Selatan 12 16 5 10 2 - 4 3 2 - 2 - 3 3 8 6 19 19 19 19 25 25 25 25
Jumlah 43 9 4 20 76 100
10 9
2 5
7 7 7 7
0 2 1 2 3 7 0 7
0 20
Utara Barat Timur Selatan
6.500.000 - 9.400.000 (Rp.) 9.500.000 - 12.400.000 (Rp)
(44)
Berdasarkan tabel 4.10 di atas, terdapat 43 petani padi yang tingkat kesejahteraannya < Rp. 1.000.000 – 3.400.000 dengan persentase 57%. Sedangkan tingkat kesejahteraan yang paling tinggi didapat > Rp. 7.600.000 dengan persentase 26% atau sebanyak 20 orang. Untuk lebih jelasnya, dari tabel 4.10 diatas maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.7 Tingkat Kesejahteraan Usahatani Padi di Kecamatan Dolok Masihul
Sumber : Data diolah
4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), modal kerja (X3) dan teknologi (X4) terhadap produksi usahatani padi di Kecamatan Batang (Y). Dalam penelitian ini anlisis regresi linear berganda menggunakan program SPSS for windows release 22, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
12
16
5
10
2 2 3 0 0 3 4 2 3 0
8 6
0 10 20
Utara Barat Timur Selatan
1.400.000 - 3.400.000 (Rp.) 3.500.000 - 5.500.000 (Rp)
(45)
Tabel 4.11 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -539687.475 77373.837 -6.975 .000
Luas Lahan 81887.046 17630.933 .828 4.645 .000
Tenaga Kerja -59004.071 30339.941 -.226 -1.945 .056
Modal Kerja 2.208 .891 .425 2.477 .016
Teknologi -273170.369 96187.087 -.136 -2.840 .006
a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani
Berdasarkan perhitungan analisis regresi berganda diperoleh sebagai berikut Y = -539687.475 + 81887.046 X1 - 59004.071 X2 + 2.208 X3 - 273170.369 X4 Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut:
1) Konstanta = -539687.475
Jika nilai intersep sebesar -539687.475 mengandung arti jika Luas lahan, tenaga kerja, modal kerja dan teknologi keempat-empatnya 0 (nol), maka nilai rata-rata kesejahteraan petani padi di Kecamatan Dolok Masihul (yang mencerminkan pengaruh semua variable yang diabaikan) ditaksir menurun sebesar 539687.475 satuan (rupiah).
(46)
2) Koefisien X1 (Luas Lahan) = 81887.046
Jika luas lahan mengalami peningkatan sebesar satu satuan (hektar), sementara modal dan tenaga kerja dianggap tetap maka rata-rata kesejahteraan usahatani padi di Kecamatan Dolok Masihul meningkat sebesar 81887.046 satuan (rupiah).
3) Koefisien X2 (Tenaga Kerja) = - 59004.071
Jika tenaga kerja mengalami peningkatan sebesar satu satuan (orang), sementara luas lahan dan modal dianggap tetap maka rata-rata kesejahteraan petani padi di Kecamatan Dolok Masihul menurun sebesar 59004.071 satuan (rupiah).
4) Koefisien X3 (Modal Kerja) = 2.208
Jika modal mengalami peningkatan sebesar satu satuan (rupiah), sementara luas lahan dan tenaga kerja dianggap tetap maka rata-rata kesejahteraan petani padi di Kecamatan Dolok Masihul meningkat sebesar 2.208 satuan (rupiah).
5) Koefisien X4 (Teknologi) = - 273170.369
Jika variabel luas lahan, modal dan tenaga kerja tidak mengalami peningkatan, maka kesejahteraan petani padi mengalami penurunan sekitar 273170.369 rupiah untuk petani yang menggunakan teknologi modern dari petani yang menggunakan teknologi tradisional.
4.2.2 Pengujian Hipotesis
4.2.2.1 Pengujian Parsial (uji t)
Uji parsial ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini uji parsial digunakan untuk mengetahui seberapa jauh luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), Modal kerja (X3) dan teknologi (X4) berpengaruh secara parsial
(47)
terhadap kesejahteraan petani padi (Y). Adapun hasil hipotesis secara parsial dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.12 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji Parsial (Uji t)
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -539687.475 77373.837 -6.975 .000
Luas Lahan 81887.046 17630.933 .828 4.645 .000
Tenaga Kerja -59004.071 30339.941 -.226 -1.945 .056
Modal Kerja 2.208 .891 .425 2.477 .016
Teknologi -273170.369 96187.087 -.136 -2.840 .006
a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 22.0 dapat diketahui bahwa hasil uji t untuk variabel luas lahan (X1) diperoleh hasil thitung sebesar 4.645 dengan probabilitas sebesar 0,000. Nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 dengan demikian ada pengaruh yang positif dan signifikan antara luas lahan (X1) dengan kesejahteraan petani padi (Y) di Kecamatan Dolok Masihul. Hasil uji t untuk variabel tenaga kerja (X2) diperoleh hasil thitung sebesar -1.945 dengan probabilitas sebesar 0,056. Nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 dengan demikian ada pengaruh yang negatif dan tidak signifikan antara tenaga kerja (X2) dengan kesejahteraan petani padi (Y) di Kecamatan Dolok Masihul. Hasil uji t untuk variabel modal kerja (X3) diperoleh hasil thitung sebesar 2,477 dengan probabilitas sebesar 0,016. Nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 dengan demikian ada pengaruh yang positif dan signifikan antara modal kerja (X3) dengan
(48)
kesejahteraan petani padi (Y) di Kecamatan Dolok Masihul. Hasil uji t untuk variabel teknologi (X4) diperoleh hasil thitung sebesar -2.840 dengan probabilitas sebesar 0,006. Nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 dengan demikian teknologi mempunyai pengaruh yang negatif namun signifikan dengan kesejahteraan petani padi (Y) di Kecamatan Dolok Masihul.
4.2.2.2 Pengujian Secara Bersama (uji F)
Uji hipotesis secara bersama-sama (Uji F) antara variabel bebas dalam hal ini antara luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), modal kerja (X3), Teknologi (X4) dan kesejahteraan petani padi (Y). Hasil analisis secara bersama-sama berdasarkan hasil analisis dengan bantuan program SPSS for windows release 22 diperoleh hasil berikut ini:
Tabel 4.13 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji Bersama-Sama (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 67714639836667
.766 4
1692865995916
6.941 219.335 .000 b
Residual 5479896162674.
315 71
77181636094.0 04 Total 73194535999342
.080 75
a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi
b. Predictors: (Constant), Teknologi, Luas Lahan, Tenaga Kerja, Modal Kerja
Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 22.0 for Windows dapat diketahui bahwa Fhitung 219.335 dengan nilai probabilitas 0,000, karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka nilai Fhitung yang diperoleh tersebut signifikan. Jadi dapat dikatakan bahwa ada pengaruh positif dan
(49)
signifikan antara luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), modal kerja (X3) dan Teknologi (X4) secara bersama-sama terhadap kesejahteraan petani padi (Y).
4.2.2.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji R2 digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini besarnya pengaruh luas lahan, tenaga keja, modal kerja dan teknologi terhadap kesejahteraan petani padi di Kecamatan Dolok Masihul diketahui dari harga koefisien determinasi simultan (R2) sebagai berikut:
Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .962a .925 .921 277815.831
a. Predictors: (Constant), Teknologi, Luas Lahan, Tenaga Kerja, Modal Kerjaa b. Dependent Variable: Kesejahteraan Petanib
Berdasarkan tabel di atas diperoleh R2 sebesar 0.925, berarti data tersebut menunjukkan bahwa pengaruh luas lahan, tenaga kerja, modal kerja dan teknologi terhadap kesejahteraan petani padi di Kecamatan Dolok Masihul sebesar 92.5%. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 7.5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
(50)
4.2.3 Uji Asumsi Klasik
4.2.3.1 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan linier yang pasti diantara beberapa atau semua variabel independen yang menjelaskan model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mengetahui ada tidaknya multikoliniearitas dapat pula dilihat pada nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor), yaitu : Jika nilai tolerance >0,10 dan VIF <10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut. Jika nilai tolerance <0,10 dan VIF >10, maka dapat diartikan bahwa terjadi gangguan multikolinearitas pada penelitian tersebut.
Adapun hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 4.15 sebagai berikut :
Tabel 4.15 Tabel Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Tolerance VIF
X1 0,033 30,147
X2 0,078 12,752
X3 0,036 27,871
X4 0,459 2,177
Berdasarkan Tabel 4.15 dapat diketahui model regresi bebas multikolinieritas karena nilai tolerance < 0,10, nilai tolerance variabel luas lahan sebesar 0,033, nilai tolerance variabel tenaga kerja sebesar 0,078, variabel modal
(51)
kerja sebesar 0,036 dan nilai tolerance variabel teknologi > 0,10 sebesar 0,286. VIF variabel independen > 10, yaitu variabel luas lahan sebesar 30,147, variabel tenaga kerja sebesar 12,752, variabel modal kerja sebesar 27,871, dan VIF < 10 variabel teknologi sebesar 2,177, sehingga dalam penelitian ini disimpulkan terjadi multikolinieritas dalam regresinya dan hanya teknologi tidak terjadi multikolinieritas.
4.2.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varians dan kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua variabel bebas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola scatterplot model tersebut. Apabila dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik meyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol, titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja, penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, dan penyebaran titik-titik data tidak terpola.
Berdasarkan hasil analisis dengan program komputasi SPSS for Windows release 22 diperoleh scatterplot yang tidak membentuk pola tertentu, maka model regresi tidak memiliki gejala heterokedastisitas. Berikut disajikan gambar scatterplot tersebut:
(52)
Gambar 4.8 Scatter plot pada Uji Heteroskedastisitas
Dari Gambar 4.8 ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas.
4.2.3.3 Uji Autokorelasi
Berdasarkan hasil analisis dengan program komputasi SPSS for Windows release 22 diperoleh tabel uji autokorelasi seperti berikut :
(53)
Tabel 4.16 Tabel Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Squar
e
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics Durbin-Watson R Square
Change
F Change
df1 df2 Sig. F Change
1 .962a .925 .921 277815.831 .925 219.335 4 71 .000 1.751 a. Predictors: (Constant), Teknologi, Luas Lahan, Tenaga Kerja, Modal Kerja
b. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi
Dari tabel hasil uji autokorelasi di atas diperoleh angka uji Durbin Watson sebesar 1,751. angka ini berada diantara 1,66 hingga 2,26 yang berarti tidak ada autokorelasi dari model tersebut. Sehingga layak digunakan dalam penelitian. Kriteria uji autokorelasi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.17 Tabel Kriteria Uji Autokorelasi Nilai statistic Durbin Watson Hasil keputusan
0 < d < dt atau DW < 1,631 Terjadi autokorelasi negatif
dt < d < 4 - dt atau 1,631 < DW < 1,733 Daerah ragu-ragu, tidak ada keputusan dt < d < 4 – du atau 1,733 < DW < 2,267 Tidak ada autokorelasi
4 - du < d < 4 - dt atau 2,267 < DW < 2,387
Daerah ragu-ragu, tidak ada kesimpulan
4 – du < d < 4 atau 2,387 < DW Ada autokorelasi positif Keterangan :
dl (batas bawah) = 1,631 dl (batas atas) = 1,16
(54)
4.2.3.4 Uji Normalitas
Uji normalitas residual bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi residual normal atau mendekati normal. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut
Gambar 4.9 Sebaran Plot pada Uji Normalitas Data
Berdasarkan gambar 4.10 menunjukkan bahwa penyebaran plot berada di sekitar dan sepanjang garis 45o. Dengan demikian menunjukkan bahwa data-data pada variabel penelitian berdistribusi normal.
(55)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian yang dilakukan pada petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut :
a. Profil usahatani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai
1. Luas lahan rata-rata yang dimiliki oleh petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah 10 Rante. Dimana sebagian besar petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah petani padi yang memiliki luas lahan antara 7-10 Rante sebanyak 51 orang (67%).
2. Tenaga kerja rata-rata yang digunakan dalam usahatani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah sebanyak 6 orang. Dimana sebagian besar petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah petani padi yang menggunakan tenaga kerja yang berkisar antara 3-6 orang sebanyak 45 orang (59%).
3. Modal rata-rata yang digunakan oleh petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah sebesar Rp 1.500.000 per satu kali musim tanam. Dimana sebagian besar petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah petani
(56)
padi yang menggunakan modal yang berkisar antara Rp 1.000.000-1.900.000 sebanyak 38 orang (50%).
4. Dari 76 sampel petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai yang diambil, sebanyak 30 petani padi (30%) menggunakan teknologi modern dalam tahap persiapan lahan. Sedangkan teknologi yang paling banyak digunakan dalam usahatani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah teknologi tradisional dengan persentase sebanyak 46% atau sebanyak 46 petani padi.
5. Rata-rata produksi usahatani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah sebanyak 1,9 ton atau jika dinominalkan adalah sebesar Rp 9.500.800. Dimana sebagian besar petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah petani padi yang mendapatkan hasil produksi yang berkisar antara Rp 9.000.000-11.900.000 sebanyak 25 orang (33%).
6. Rata-rata tingkat kesejahteraan petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah sebesar Rp. 2.400.000. Dimana sebagian besar petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah petani padi yang mendapatkan kesejahteraan yang berkisar antara Rp 1.400.000-3.400.000 sebanyak 43 orang (57%).
(57)
b. Luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), modal kerja (X3), dan teknologi (X4) secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kesejahteraan petani padi (Y). Besarnya pengaruh keempat variabel tersebut ditunjukkan dengan R2 (R square) = 0,925. Hal ini berarti bahwa pengaruh variabel luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), modal kerja (X3) dan teknologi (X4) secara bersama-sama terhadap kesejahteraan petani padi (Y) adalah sebesar 92,5%. Sedangkan sisanya sebesar 7,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.
c. Secara parsial, hanya variabel Luas lahan (X1), dan modal kerja (X3), yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai. Dimana secara parsial variable pengaruh yang paling dominan mempengaruhi produksi usahatani padi adalah variabel luas lahan sebesar 4,645 dan diikuti dengan variabel modal kerja sebesar 2,477. Sedangkan teknologi (X4) berpengaruh negatif namun signifikan terhadap kesejahteraan petani padi dan tenaga kerja (X3) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kesejahteraan petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai.
(58)
5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian pada usahatani padi di Kecamatan Dolok Masihul, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
a. Hendaknya petani perlu meningkatkan pengetahuannya tentang pertanian dengan mengikuti pelatihan-pelatihan pertanian agar dapat meningkatkan produktivitasnya.
b. Perlu adanya upaya pemerintah daerah untuk lebih menigkatkan fungsi lembaga penyuluhan dari dinas dan instansi terkait agar usaha para petani lebih berkembang dan merata.
(59)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Usahatani Padi
Menurut Soekartawi (2002:1), ilmu usahatani biasa diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif apabila petani dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki dengan sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran.
Usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, teknologi, pupuk, benih, dan pestisida) dengan efektif, efisien dan continue untuk menghasilkan produksi yang tinggi sehingga pendapatan usahataninya meningkat (Rahim dan Hastuti, 2007:158). Ditinjau dari segi pembangunan hal terpenting mengenai usahatani adalah dalam usahatani hendaknya senantiasa berubah, baik dalam ukuran maupun dalam susunannya, untuk memanfaatkan periode usahatani yang senantiasa berkembang secara lebih efisien.
2.2 Definisi Kesejahteraan
Menurut Undang-undang No 11 Tahun 2009, tentang Kesejahteraan Masyarakat, kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dansosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
(60)
mengembangkan diri, sehingga dapatmelaksanakan fungsi sosialnya.Dari Undang–Undang di atas dapat kita cermati bahwa ukuran tingkat kesejahteraan dapat dinilai dari kemampuan seorang individu atau kelompok dalam usaha nya memenuhi kebutuhan material dan spiritual nya. Kebutuhan material dapat kita hubungkan dengan pendapatan yang nanti akan mewujudkan kebutuhan akan pangan, sandang, papan dan kesehatan. Kemudian kebutuhan spiritual kita hubungkan dengan pendidikan, kemudian keamanan dan ketentaraman hidup.
Menurut Daniel (2002), hal yang paling penting dari kesejahteraaan adalah pendapatan, sebab beberapa aspek dari kesejahteraan rumah tangga tergantung pada tingkat pendapatan. Pemenuhan kebutuhan dibatasi oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang berpendapatan rendah. Semakin tinggi pendapatan rumah tangga maka persentase pendapatan untuk pangan akan semakin berkurang. Dengan kata lain, apabila terjadi peningkatan tersebut tidak merubah pola konsumsi maka rumah tangga tersebut sejahtera. Sebaliknya, apabila peningkatan pendapatan rumah tangga dapat merubah pola konsumsi maka rumah tangga tersebut tidak sejahtera.
2.3 Fungsi Produksi Cobb Douglas
Menurut Boediono (2004) setiap proses produksi mempunyai landasanteknis yang dalam landasan teori tersebut disebut fungsi produksi. Fungsi produksiadalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkatoutput dari tingkat penggunaan input-input.Setiap produsen dalam teori
(61)
dianggap mempunyai suatu fungsi produksi untuk perusahaan. Secara matematik bentuk dari fungsi produksi adalah sebagai berikut :
� = � (X1, X2, X3,X4, … , X�) dimana :
Q : tingkat produksi (output)
X1, X2, X3, X4… , X� : berbagai input yang digunakan.
Salah satu bentuk model nonlinier adalah fungsi produksi Cobb Douglas. Fungsi produksi Cobb Douglas yaitu suatu fungsi yang melibatkan dua atau lebih variabel, yaitu variabel yang satu disebut variabel terikat (variabel yang dijelaskan, yaitu Y), dan variabel yang lain disebut variabel bebas (variabel yang menjelaskan, yaitu X). Fungsi Cobb Douglas diperkenalkan oleh Cobb C. W dan Douglas P.H. Pada tahun 1928 melalui artikel yang berjudul A theory of Production di majalahIlmiah American Economic Review 18 (Suplement) halaman 139 sampel 165 (Soekartawi, 2002). Secara sederhana formulasi fungsi produksi Cobb Douglas adalah sebagai berikut:
Q = f(Kα
Lβ
) (2.27)
Keterangan :
Q : Output
� : Tenaga kerja (labour)
� : Modal (capital)
α (alpha) dan β (beta) : Parameter-parameter positif lainnya yang ditentukan oleh data
(62)
Ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi dalam menggunakan fungsi Produksi Cobb Douglas, yaitu :
1. Tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol atau suatu bilangan yang besarnya tidak diketahui (infinite);
2. Tidak ada perbedaan teknologi pada pengamatan; 3. Tiap-tiap variabel X adalah persaingan sempurna;
4. Perbedaan lokasi (pada fungsi produksi) adalah sudah tercakup pada faktor kesalahan (Soekartawi, 2002).
2.3.1 Elastisitas Produksi
Elastisitas produksi adalah konsep untuk mengukur tingkat perubahan darioutput akibat dari penggunaan input. Salah satu asumsi dasar dalam teori ekonomi produksi adalah setiap produsen berusaha memaksimumkan keuntungan. Analisiselastisitas ini sangat penting untuk menjelaskan input mana yang lebih elastic dibandingkan dengan input lainnya. Disamping itu juga dapat diketahui intensitas faktor produksinya, apakah bersifat padat tenaga kerja ataukah padat modal. Apabila nilai elastisitas modal lebih besar daripada nilai elastisitas tenaga kerja, maka proses produksi lebih bersifat padat modal, dan begitu juga sebaliknya.
2.3.2. Return to Scale
Return to Scale perlu diketahui untuk mengetahui apakah kegiatan dari suatuusaha yang akan diteliti mengikuti kaidah increasing, constant, atau decreasingreturn to scale. Konsep Return to Scale yang dikemukakan Shephred
(63)
(1970) di dalamSoekartawi (2002) menerangkan bahwa produksi optimal dapat dicapai apabila ada pengorganisasian penggunaan input sebaik mungkin. Menurut Soekartawi (1990) ada 3 alternatif dari kondisi Return to Scale, yaitu :
1. decreasing return to scale, bila �1 + �2 < 1
Dalam keadaan demikian dapat diartikan bahwa proporsi penambahan factor produksi melebihi proporsi penambahan produksi. Misalnya, bila penggunaan faktor produksi ditambah 25%, maka produksi akan ditambah sebesar 15%.
2. constant return to scale, bila �1 + �2 = 1
Dalam keadaan ini, penambahan faktor produksi akan proporsional dengan penambahan produksi yang diperoleh. Misalnya, bila faktor produksi ditambah 25%, maka produksi akan bertambah 25% juga.
3. increasing return to scale, bila �1 + �2 > 1
Ini artinya bahwa proporsi penambahan faktor produksi akan menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya lebih besar. Misalnya, bila faktor produksi ditambah 10%, maka produksinya akan bertambah sebesar 20%.
2.3.3 Estimasi Fungsi Produksi Cobb Douglas
Untuk mengestimasi fungsi produksi Cobb Douglas ada beberapa metode. Salah satu diantaranya adalah dengan cara melinierkan fungsi produksi CobbDouglas dengan transformasi logaritma seperti yang dilakukan oleh Human (2010). Untuk memudahkan pendugaan terhadap persamaan (2.27), maka
(64)
persamaan (2.27) diubah menjadi bentuk linier berganda dengan cara melogaritmakan persamaan tersebut. Logaritma dari persamaan (2.27) adalah :
ln� = ln � + � ln �1 +� ln �2 + � ln �3 + d ln �4
�∗ = �∗ + ��1*+��2*+ ��3*+ ��4* (2.28) dimana :
�∗ = ln �
�∗ = ln X
�∗= ln A
Dengan melakukan regresi pada persamaan (2.28), maka secara mudah akan diperoleh nilai konstanta A dan elastisitas input produksinya.
Metode yang kedua adalah dengan menggunakan bantuan suatu algoritma untuk mendekati fungsi produksi Cobb Douglas melalui fungsi linier.. Konsep yang mendasari teknik ini adalah uraian deret Taylor yang digunakan untuk menyatakan persamaannonlinier dalam bentuk hampiran linier. Metode inilah yang dibahas dalam skripsi ini.
2.4 Faktor-Faktor Produksi
Dalam usaha pertanian, produksi diperoleh melalui suatu proses yang cukup panjang dan penuh resiko. Panjangnya waktu yang dibutuhkan tidak sama tergantung pada jenis komoditas yang diusahakan. Tidak hanya waktu, kecukupan faktor produksi pun ikut sebagai penentu pencapaian produksi. Faktor produksi terdiri dari empat komponen yaitu tanah, tenaga kerja, modal dan teknologi.
(65)
2.4.1 Tanah / Luas Lahan
Tanah merupakan faktor produksi terpenting dalam pertanian karena tanah merupakan tempat dimana usaha tani dapat dilakukan dan tempat hasil produksi dikeluarkan karena tanah tempat tumbuh tanaman. Tanah memiliki sifat tidak sama dengan faktor produksi lain yaitu luas relatif tetap dan permintaan akan lahan semakin meningkat sehingga sifatnya langka (Mubyarto, 2002:89). Menurut Hernanto (1991) dalam (Djamali Abdoel:2000), bahwa terdapat empat golonganpetani berdasarkan luas lahan yang diusahakan yaitu :
1. Golongan petani sangat luas (lebih dari 25 rante) 2. Golongan petani luas (19 – 25 rante)
3. Golongan petani sedang (10 - 18 rante)
4. Golongan petani sempit (kurang dari 10 rante)
Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh komoditas pertanian. Secara umum dikatakan, semakin luas lahan (yang digarap/ditanami), semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut. Ukuran lahan pertanian dapat dinyatakan dengan rante. Di pedesaan, petani masih menggunakan ukuran tradisional, misalnya patok dan jengkal (Rahim 2007: 36).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa luas lahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah luas tanah sawah yang ditanami padi pada satu kali musim panen dengan satuan rante.
(66)
2.4.2 Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting dalam usaha tani. Penggunaan tenaga kerja akan intensif apabila tenaga kerja dapat memberikan manfaat yang optimal dalam proses produksi. Jasa tenaga kerja yang dipakai dibayar dengan upah. Dalam usahatani sebagian tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri, yang terdiri dari ayah sebagai kepala keluarga, istri, dan anak-anak petani. Anak-anak yang sudah berumur 12 tahun misalnya sudah dapat dijadikan tenaga kerja yang produktif bagi usahatani. Mereka dapat membantu mengatur pengairan, mengangkut bibit atau pupuk ke sawah atau membantu penggarapan sawah. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak pernah dinilai dalam uang. Memang usahatani dapat sekali-sekali membayar tenaga kerja tambahan misalnya dalam tahapan penggarapan tanah baik dalam bentuk tenaga langsung. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga sendiri umumnya tidak terlalu diperhitungkan dan sulit diukur dalam penggunaannya atau bisa disebut juga tenaga yang tidak pernah dinilai dengan uang.
Dalam usahatani kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan meliputi hampir seluruh proses produksi berlangsung, kegiatan ini meliputi beberapa jenis tahapan pekerjaan, antara lain yaitu :
a. Persiapan tanaman,
b. Pengadaan sarana produksi pertanian (bibit, pupuk, obat hama/penyakit yang digunakan sebelum tanam),
(67)
d. Pemeliharaan yang terdiri dari penyiangan, pemupukan, pengobatan, pengaturan air dan pemeliharaan bangunan air,
e. Panen dan pengangkutan hasil, f. Penjualan. (Hernanto, 2003:71-72).
Ukuran tenaga kerja dapat dinyatakan dalam hari orang kerja (HOK) atau hari kerja orang (HKO). Menurut Soekartawi (2002 : 26), dalam analisis ketenagakerjaan diperlukan standarisasi satuan tenaga kerja yang biasanya disebut hari kerja setara pria (HKSP).
Tenaga kerja yang diambil dalam penelitian ini adalah jumlah tenaga kerja yang dipakai untuk proses produksi dan curahan kerja (alokasi waktu yang dipergunakan oleh tenaga kerja tersebut) dihitung per Hari Orang Kerja (HOK) petani.
2.4.3 Modal Kerja
Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor-faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru yaitu dalam hal ini hasil pertanian. Modal petani yang diluar tanah adalah ternak, cangkul, alat-alat pertanian, pupuk, bibit, pestisida, hasil panen yang belum dijual tanaman yang masih ada di sawah. Dalam pengertian yang demikian tanah bisa dimasukkan dalam modal (Mubyarto, 2002:106).
Dengan modal dan peralatan maka penggunaan tanah dan tenaga kerja juga dapat dihemat. Oleh karena itu, modal dapat dibagi menjadi dua, yaitu landsaving capital dan labour saving capital (Suratiyah, 2006:33).
(68)
Modal dikatakan land saving capital jika dengan modal tersebut dapat menghemat penggunaan lahan, tetapi produksi dapat dilipatgandakan tanpa harus memperluas areal. Contohnya pemakaian pupuk, bibit unggul, pestisida, dan intensifikasi. Modal dikatakan labour saving capital jika dengan modal tersebut dapat menghemat penggunaan tenaga kerja. Contohnya pemakaian traktor untuk membajak, mesin penggiling padi (Rice Milling Unit/RMU) untuk memproses padi menjadi beras.
2.4.3.1 Bibit atau Benih
Menurut Suparyono (2003:20) bibit yang bermutu adalah bibit yang telah dinyatakan sebagai bibit yang berkualitas tinggi dengan jenis tanaman unggul. Bibit yang berkualitas tinggi memiliki daya tumbuh lebih dari 90% dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Memiliki viabilitas atau dapat mempertahankan kelangsungan pertumbuhannya menjadi tanaman yang baik atau sering disebut sebagai bibit unggul.
2. Memiliki kemurnian, artinya terbebas dari kotoran bibit jenis lain, bebasdari hama dan penyakit.
Adapun sifat-sifat yang dimiliki bibit unggul pada umumnya adalah: 1. Daya hasil tinggi
2. Tahan terhadap gangguan serangga dan penyakit 3. Tahan roboh atau tumbang
4. Umur yang pendek
(69)
Bibit atau benih merupakan salah satu faktor produksi yang habis dalam satu kali pakai proses produksi. Oleh karena itu petani harus berhati-hati dalam setiap memilih benih sehingga diperoleh benih yang baik dan bermutu yang dapat menunjang produksi baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
2.4.3.2 Pupuk
Pupuk adalah zat atau bahan makanan yang diberikan kepada tanaman dengan maksud agar zat tersebut dapat diserap oleh tanaman. Pupuk merupakan zat yang berisi satu atau lebih nutrisi yang digunakan untuk mengembalikan unsur-unsur yang habis terhisap tanaman dari tanah. Dalam pemberian pupuk harus dengan dosis yang tepat serta waktu yang tepat pula agar keseimbangan zat mineral dapat dipertahankan sehingga dapat meningkatkan hasil produksi pertanian.
2.4.3.3 Pestisida
Pestisida adalah substansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan berbagai hama. Dalam pemakaian pestisida harus memperhatikan dosis maupun ukurannya. Pestisida pada hakikatnya merupakan racun apabila pemakaiannya terlalu banyak akan bersifat merugikan. Petani di Indonesia menggunakan pestisida untuk membantu program intensifikasi dalam rangka mengatasi masalah hama dan penyakit menyerang tanaman pertanian. Pestisida dapat secara cepat menurunkan populasi hama yang menyerang tanaman sehingga penurunan hasil pertanian dapat dikurangi (Suparyono, 2003:25).
Berdasarkan uraian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa dalam penelitian ini modal yang dimaksud adalah besaran nominal (uang) yang dipakai
(70)
untuk proses produksi yaitu mencakup biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku,biaya tenaga kerja yang meliputi proses mulai dari pengolahan tanah, penyebaran benih, penanaman, pemupukan, pemeliharaan atau penyemprotan dan pemanenan.Sedangkan untuk biaya bahan baku adalah pembelian bibit, pupuk dan pestisida/obat hama.
2.4.4 Teknologi
Kemajuan dan pembangunan dalam bidang apa pun tidak dapat dilepaskan dari kemajuan teknologi. Revolusi pertanian didorong oleh penemuan mesin-mesin dan cara-cara baru dalam bidang pertanian.Demikian pula “Revolusi Hijau” mulai tahun 1969/1970 disebabkan oleh penemuan teknologi baru dalam bibit padi dan gandum yang lebih unggul dibanding bibit-bibit yang dikenal sebelumnya.
Teknologi baru yang diterapkan dalam bidang pertanian selalu dimaksudkan untuk menaikkan produktivitas apakah ia produktivitas tanah, modal atau tenaga kerja. Dengan penggunaan teknologi yang lebih maju dari sebelumnya maka usahatani yang dilakukan dapat lebih efektif dan efisien, sehingga dapat memperoleh keuntungan maksimal dengan produktivitas yang tinggi.
Dalam menganalisa peranan teknologi baru dalam pembangunan pertanian kadang-kadang digunakan dua istilah lain yang sebenarnya berbeda namun dapat dianggap sama dan sering dipertukarkan karena keduanya menunjukkan pada soal yang sama yaitu perubahan teknik (technical change) dan inovasi (innovation). Istilah perubahan teknik jelas menunjukkan unsur perubahan suatu cara baik
(1)
Hardiansyah SE, Muhammad Fachmi Aulia SE, Muhammad Teguh Pranada, Pebriani Barus SE, Puspa Indah Sari SE, Devi Nasriani Pasaribu SE, Friska Herlina Barus. Tim Futsal saya, Muhammad Ridwan, Muhammad Haekal, Pandy Syahputra, Muhammad Anugerah Ritonga. Terima kasih atas dukungan dan doa yang telah diberikan sehingga skripsi ini selesai.
11. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhirnya saya berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya, khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara. Semoga Allah SWT. senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah bersedia membantu penyelesaian skripsi ini.
Medan,
Reza Ar Ridho 120501160
(2)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.3 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Usahatani Padi ... 8
2.2 Definisi Kesejahteraan ... 8
2.3 Fungsi Produksi Cobb Douglas ... 9
2.3.1 Elastisitas Produksi ... 11
2.3.2 Return To Scale ... 11
2.3.3 Estimasi Fungsi Produksi Cobb Douglas ... 12
2.4 Faktor-Faktor Produksi ... 13
2.4.1 Tanah/Luas Lahan ... 14
2.4.2 Tenaga Kerja ... 15
2.4.3 Modal Kerja ... 16
2.4.3.1 Bibit atau Benih ... 17
2.4.3.2 Pupuk ... 18
2.4.3.3 Pestisida ... 18
2.4.4 Teknologi ... 19
2.5 Penelitian Terdahulu ... 20
2.6 Kerangka Konseptual ... 24
2.7 Hipotesis ... 24
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 26
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 26
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 27
3.3.1 Populasi ... 27
3.3.2 Sampel ... 27
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 28
3.5 Definisi Operasional ... 29
(3)
3.7 Test Of Goodness Of Fit (Uji Kesesuaian) ... 31
3.7.1 Koefisien Determinasi (R-square) ... 31
3.7.2 Uji t-statistik (Uji Secara Parsial) ... 32
3.7.3 Uji f-statistik (Uji Secara Serentak) ... 33
3.8 Pengujian Asumsi Klasik ... 34
3.8.1 Uji Multikolineritas ... 34
3.8.2 Uji Heteroskedastisitas ... 34
3.8.3 Uji Autokorelasi ... 35
3.8.4 Uji Normalitas ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 36
4.1.1 Letak dan Geografis Kecamatan Dolok Masihul ... 36
4.1.2 Luas Penggunaan Tanah ... 38
4.1.3 Profil Petani Padi ... 39
4.1.3.1 Profil Petani Padi Menurut Umur ... 39
4.1.3.2 Profil Petani Padi Menurut Tingkat Pendidikan ... 40
4.1.3.3 Profil Petani Padi Menurut Luas Lahan ... 40
4.1.3.4 Profil Petani Padi Menurut Tenaga Kerja ... 42
4.1.3.5 Profil Petani Padi Menurut Modal Kerja ... 43
4.1.3.6 Profil Petani Padi Menurut Teknologi ... 44
4.1.3.7 Profil Petani Padi Menurut Produksi Usahatani ... 45
4.1.3.8 Profil Petani Padi Menurut Tingkat Konsumsi ... 46
4.1.3.9 Profil Petani Padi Menurut Tingkat Kesejahteraan... 47
4.2 Pembahasan ... 48
4.2.1 Analisis Regresi Linier Berganda ... 48
4.2.2 Pengujian Hipotesis ... 50
4.2.2.1 Pengujian Parsial (Uji t) ... 50
4.2.2.2 Pengujian Secara Bersama (uji F) ... 52
4.2.2.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 53
4.2.3 Uji Asumsi Klasik ... 53
4.2.3.1 Uji Multikolinieritas ... 53
4.2.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... 55
4.2.3.3 Uji Autokorelasi ... 56
4.2.3.4 Uji Normalitas ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 59
5.2 Saran ... 61
(4)
DAFTAR TABEL
2.1 Penelitian Terdahulu ... 22
4.1 Luas Wilayah di Kecamatan Dolok Masihul ... 37
4.2 Responden Menurut Umur ... 39
4.3 Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 40
4.4 Luas Lahan Ynag digarap Petani ... 41
4.5 Tenaga Kerja Yang digunakan Petani ... 42
4.6 Modal Yang Digunakan Petani ... 43
4.7 Teknologi Yang digunakan petani Padi ... 44
4.8 Produksi Usahatani Padi ... 45
4.9 Tingkat Konsumsi Petani Padi ... 46
4.10 Tingkat Kesejahteraan Petani Padi... 47
4.11 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 49
4.12 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji Parsial (Uji t) ... 51
4.13 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji Bersama-sama (Uji F) ... 52
4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 53
4.15 Hasil Uji Multikolinieritas ... 54
4.16 Hasil Uji Autokorelasi... 56
4.17 Kriteria Uji Autokorelasi... 57
No. Tabel
(5)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 24
4.1 Luas Lahan Yang digarap Petani ... 41
4.2 Tenaga Kerja yang digunakan Petani... 42
4.3 Modal yang digunakan Petani ... 43
4.4 Teknologi yang digunakan Petani ... 45
4.5 Hasil Produksi Usahatani padi ... 46
4.6 Tingkat Konsumsi Usahatani padi ... 47
4.7 Tingkat Kesejahteraan Usahatani Padi ... 48
4.8 Scatter Plot Pada Uji Heteoskdastisitas ... 55
(6)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Kuisioner Penelitian ... 64
2 Input Data Hasil dari Responden ... 67
3 Dokumentasi Penelitian ... 69