Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

(1)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Kuisioner Penelitian

Analisis Kebutuhan Modal Usaha Tani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang

Bedagai

No. Responden :...

Saya Mohon kesediaan Bapak/Ibu, Saudara/Saudari untuk mengisi daftar kuisioner yang diberikan. Informasi yang Anda berikan merupakan bantuan yang sangat berarti dalam menyelesaikan penelitian ini. Atas bantuan dan partisipasinya saya ucapkan terimakasih.

Kepada Yth Bapak/Ibu

I. IDENTITAS RESPONDEN

Isilah data pribadi Bapak/Ibu/Saudara/Saudari dibawah ini:

1. Nama : ... 2. Jenis Kelamin : (1) laki-laki; (2) perempuan

3. Umur : ... Tahun 4. Agama : ... 5. Jumlah Anggota Keluarga : ... Orang 6. Pendidikan Terakhir : ... 7. Lama Menjadi Petani : ...Tahun 8. Pendapatan per Panen : Rp. ...


(2)

II. Tingakat Konsumsi

No. Indikator Jumlah Pengeluaran /bulan atau /hari

1. Kebutuhan Makan Rp. ………..

2. Pendidikan sekolah anak (uang sekolah, uang saku, transportasi)

Rp. ………..

3. Kebutuhan listrik, handphone Rp. ………..

4. Kesehatan (BPJS) Rp. ………..

5. Kebutuhan lainnya Rp. ………..

DAFTAR PERTANYAAN A. Luas Lahan (Variabel X1)

1. Berapakah luas lahan pertanian padi Bapak/Ibu/Saudara yang sedang digarap pada masa panen kali ini? ... 2. Bagaimana status kepemilikan lahan yang Bapak/Ibu/Saudara

gunakan? (Milik Sendiri/Sewa/Bagi Hasil)

3. Berapa kali Bapak/Ibu/Saudara panen dalam 1 tahun? ...

B. Tenaga Kerja (Variabel X2)

Indikator 1 (Jumlah Tenaga Kerja yang digunakan dan alokasi waktu yang digunakan)

No Tahap

Jumlah tenaga kerja yang digunakan 4. Pengolahan tanah pada satu

kali masa panen

... Org 5. Pembenihan pada satu kali

masa panen

... Org 6. Penanaman pada satu kali

masa panen

... Org 7. Pemupukan pada satu kali

masa panen

... Org 8. Penyemprotan pestisida pada

satu kali panen

... Org 9. Pemanenan pada satu kali

masa panen


(3)

C. Modal Kerja (Variabel X3)

Indikator 1 (Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan)

No

Tahap

Jumlah tenaga kerja yang digunakan

Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan per orang Biaya tenaga kerja total yang dikeluarkan 10. Pengolahan tanah pada satu

kali masa panen

...Orang Rp.../Orang Rp ... 11. Pembenihan pada satu kali

masa panen

...Orang Rp.../Orang Rp ... 12. Penanaman pada satu kali masa

panen

...Orang Rp.../Orang Rp ... 13. Pemupukan pada satu kali

masa panen

...Orang Rp.../Orang Rp ... 14. Penyemprotan pestisida pada

satu kali panen

...Orang Rp.../Orang Rp ... ... 15. Pemanenan pada satu kali

masa panen

...Orang Rp.../Orang Rp

Indikator 2 (Biaya produksi yang dikeluarkan)

No Tahap

Jumlah bibit/pupuk/ pestisida yang digunakan Biaya pembelian bibit/pupuk/pestisida yang dikeluarkan per

Kg

Biaya total yang dikeluarkan

16. Pembelian bibit pada satu kali masa panen

... Kg Rp. .../Kg Rp. ... 17. Pembelian pupuk pada satu

kali masa panen

... Kg Rp. .../Kg Rp. ... 18. Pembelian pestisida pada satu

kali masa panen

... Kg Rp. .../Kg Rp. ...

D. Teknologi (Variabel X4)

19.Alat-alat apa saja yang Bapak/ibu/Saudara gunakan dalam tahap Tahap

Teknologi yang digunakan Traktor Bajak yang ditarik kerbau/sapi Cangkul Pengolahan Tanah


(4)

E. Produksi Usahatani Padi

20.Berapa hasil pertanian Bapak/Ibu/Saudara pada satu kali musim panen?

Terima kasih kepada Bapak/Ibu/Saudara yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner sesuai dengan Bapak/Ibu/Saudara sehingga dapat

memudahkan penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

2. Input data hasil dari responden variabel luas lahan, tenaga kerja, modal kerja, teknologi, kesejahteraan petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai.

No . Luas Lahan (Rante) Tenaga Kerja (Org) Modal Kerja (Juta) dalam ratusan ribu rupiah Teknologi (Tradisional/mo dern) Kesejahteraan Petani/Hasil Produksi-Konsumsi (Juta) dalam ratusan ribu rupiah

1. 15 7 220000 0 1875000-1170000=705000

2. 10 6 150000 0 1250000-990000=260000

3. 8 6 130000 0 1000000-780000=220000

4. 25 11 450000 1 3125000-2200000=925000

5. 10 4 165000 0 1300000-888000=412000

6. 10 5 170000 0 1325000-936000=362000

7. 7 3 120000 0 956000-810000=146000

8. 8 4 135000 0 975000-792000=183000

9. 15 7 230000 0 2025000-1122000=903000

10. 8 4 170000 0 9900000-744000=246000

11. 25 14 480000 1 3500000-2472000=1028000

12. 14 7 180000 0 1875000-1158000=717000

13. 8 4 150000 0 1065000-820000=245000

14. 10 4 155000 0 1310000-1050000=260000

15. 8 5 160000 0 1050000-744000=306000

16. 10 4 165000 0 1336000-1122000=214000

17. 8 6 160000 0 1080000-852000=228000

18. 7 3 120000 0 960000-768000=192000

19. 10 6 180000 0 1350000-1092000=258000

20. 7 3 130000 0 945000-732000=213000

21. 7 4 155000 0 982500-744000=238500

22. 7 4 135000 0 980000-786000=194000

23. 75 25 1500000 1 10125000-2580000=7545000

24. 10 5 180000 0 1370000-1104000=266000

25. 7 4 175000 0 1000000-750000=250000

26. 10 4 145000 0 1325000-1080000=245000

27. 10 6 190000 0 1350000-1050000=300000

Indikator Jumlah Produksi


(5)

28. 7 3 120000 0 950000-672000=278000

29. 10 7 230000 0 1400000-1054800=345200

30. 7 4 110000 0 945000-726000=219000

31. 10 3 155000 0 1350000-1104000=246000

32. 10 5 185000 0 1375000-1038000=337000

33. 10 4 160000 0 1370000-1110000=260000

34. 7 4 135000 0 945000-750000=195000

35. 25 12 450000 1 3375000-1320000=2055000

36. 25 11 420000 1 3375000-1860000=1515000

37. 7 4 160000 0 980000-750000=230000

38. 7 3 120000 0 960000-720000=240000

39. 10 6 250000 1 1400000-1074000=326000

40. 25 11 400000 1 3250000-2100000=3040000

41. 15 7 280000 1 2100000-1470000=630000

42. 7 5 180000 0 1080000-840000=240000

43. 12 7 260000 1 1620000-1140000=480000

44. 10 7 250000 1 1470000-1122000=348000

45. 12 7 270000 1 1620000-1170000=450000

46. 7 4 155000 0 1010000-840000=170000

47. 16 8 290000 1 2130000-1500000=630000

48. 16 8 310000 1 2240000-1470000=770000

49. 25 14 485000 1 3500000-2280000=1220000

50. 25 12 470000 1 3500000-2340000=1160000

51. 19 9 330000 1 2500000-1680000=820000

52. 17 7 300000 1 2295000-1500000=795000

53. 37 15 620000 1 5180000-2160000=3020000

54. 10 6 250000 1 1400000-1104000=296000

55. 9 6 230000 0 1170000-780000=390000

56. 10 6 230000 0 1400000-1050000=350000

57. 28 14 550000 1 3920000-2280000=1640000

58. 10 6 240000 0 1400000-1080000=320000

59. 20 9 300000 1 2600000-1740000=860000

60. 27 10 540000 1 3780000-2100000=1680000

61. 25 9 430000 1 3375000-2280000=1095000

62. 12 7 280000 1 2080000-1620000=460000

63. 9 6 230000 0 1170000-852000=318000

64. 12 7 270000 1 1620000-1110000=510000

65. 10 5 190000 0 1390000-1116000=274000

66. 7 3 135000 0 990000-780000=210000

67. 10 4 180000 0 1385000-1110000=275000

68. 7 3 115000 0 960000-810000=150000

69. 8 6 220000 1 1080000-822000=258000

70. 25 12 460000 1 3575000-2340000=1235000

71. 25 10 430000 1 3375000-2190000=1185000

72. 10 3 200000 0 1400000-1152000=248000


(6)

74. 10 4 185000 0 1370000-1080000=290000

75. 7 3 140000 0 980000-750000=230000

76. 12 7 260000 1 1560000-1170000=390000


(7)

(8)

4. Hasil Regresi Linier Berganda

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Kesejahteraan Petani Padi 670588.16 987890.250 76

Luas Lahan 13.87 9.990 76

Tenaga Kerja 6.72 3.776 76

Modal Kerja 262368.42 190058.717 76

Teknologi .39 .492 76

Correlations

Kesejahteraan Petani Padi

Luas Lahan Tenaga Kerja

Pearson Correlation

Kesejahteraan Petani Padi 1.000 .948 .859

Luas Lahan .948 1.000 .944

Tenaga Kerja .859 .944 1.000

Modal Kerja .939 .981 .941

Teknologi .479 .614 .713

Sig. (1-tailed)

Kesejahteraan Petani Padi . .000 .000

Luas Lahan .000 . .000

Tenaga Kerja .000 .000 .

Modal Kerja .000 .000 .000


(9)

N

Kesejahteraan Petani Padi 76 76 76

Luas Lahan 76 76 76

Tenaga Kerja 76 76 76

Modal Kerja 76 76 76

Teknologi 76 76 76

Correlations

Modal Kerja Teknologi

Pearson Correlation

Kesejahteraan Petani Padi .939 .479

Luas Lahan .981 .614

Tenaga Kerja .941 .713

Modal Kerja 1.000 .629

Teknologi .629 1.000

Sig. (1-tailed)

Kesejahteraan Petani Padi .000 .000

Luas Lahan .000 .000

Tenaga Kerja .000 .000

Modal Kerja . .000

Teknologi .000 .

N

Kesejahteraan Petani Padi 76 76

Luas Lahan 76 76

Tenaga Kerja 76 76

Modal Kerja 76 76


(10)

Variables Entered/Removeda Model Variables

Entered

Variables Removed

Method

1

Teknologi, Luas Lahan, Tenaga Kerja, Modal

Kerjab

. Enter

a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi b. All requested variables entered.

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change

F Change df1

1 .962a .925 .921 277815.831 .925 219.335 4

Model Summaryb

Model Change Statistics Durbin-Watson

df2 Sig. F Change


(11)

a. Predictors: (Constant), Teknologi, Luas Lahan, Tenaga Kerja, Modal Kerja b. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression

6771463983666

7.766 4

1692865995916

6.941 219.335 .000 b

Residual 5479896162674

.315 71

77181636094.0 04

Total 7319453599934 2.080

75

a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi

b. Predictors: (Constant), Teknologi, Luas Lahan, Tenaga Kerja, Modal Kerja

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -539687.475 77373.837 -6.975 .000

Luas Lahan 81887.046 17630.933 .828 4.645 .000

Tenaga Kerja -59004.071 30339.941 -.226 -1.945 .056


(12)

Teknologi -273170.369 96187.087 -.136 -2.840 .006

Coefficientsa

Model 95.0% Confidence Interval for B Correlations Collinearity Statistics

Lower Bound Upper Bound Zero-order Partial Part Tolerance

1

(Constant) -693966.524 -385408.426

Luas Lahan 46731.964 117042.128 .948 .483 .151 .033

Tenaga Kerja -119500.195 1492.053 .859 -.225 -.063 .078

Modal Kerja .431 3.984 .939 .282 .080 .036

Teknologi -464961.973 -81378.764 .479 -.319 -.092 .459

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

VIF

1

(Constant)

Luas Lahan 30.147

Tenaga Kerja 12.752

Modal Kerja 27.871

Teknologi 2.177


(13)

Coefficient Correlationsa

Model Teknologi Luas Lahan Tenaga Kerja Modal Kerja

1

Correlations

Teknologi 1.000 .194 -.489 -.062

Luas Lahan .194 1.000 -.364 -.822

Tenaga Kerja -.489 -.364 1.000 -.180

Modal Kerja -.062 -.822 -.180 1.000

Covariances

Teknologi 9251955709.07

3 328234944.196

-1426727321.44 2

-5320.257

Luas Lahan 328234944.196 310849804.766 -194560574.187 -12921.169

Tenaga Kerja

-1426727321.44 2

-194560574.187 920512018.323 -4855.758

Modal Kerja -5320.257 -12921.169 -4855.758 .794

a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions

(Constant) Luas Lahan Tenaga Kerja


(14)

2 .375 3.429 .18 .00 .00

3 .197 4.726 .33 .01 .00

4 .014 17.460 .47 .04 .96

5 .006 26.287 .01 .95 .03

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Variance Proportions

Modal Kerja Teknologi

1

1 .00 .01

2 .00 .44

3 .01 .33

4 .13 .19

5 .86 .03

a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi

Casewise Diagnosticsa Case Number Std. Residual Kesejahteraan

Petani Padi

Predicted Value Residual

1 -.202 705000 761246.81 -56246.811

2 .013 260000 256288.40 3711.605

3 .618 220000 48363.66 171636.342

4 -2.353 925000 1578663.04 -653663.035


(15)

6 .009 362000 359443.11 2556.889

7 .088 146000 121413.50 24586.497

8 .020 183000 177409.46 5590.538

9 .431 903000 783322.13 119677.866

10 .116 246000 213729.57 32270.432

11 -1.583 1028000 1467876.79 -439876.789

12 .453 717000 591058.48 125941.525

13 .124 245000 210522.45 34477.554

14 -.451 260000 385334.20 -125334.199

15 .477 306000 173593.70 132406.303

16 -.696 214000 407409.52 -193409.521

17 .408 228000 114589.63 113410.374

18 .254 192000 121413.50 70586.497

19 -.232 258000 322514.36 -64514.363

20 .250 213000 143488.83 69511.174

21 .356 238500 139673.06 98826.939

22 .354 194000 95522.42 98477.584

23 1.368 7545000 7164867.20 380132.799

24 -.416 266000 381518.43 -115518.434

25 .238 250000 183823.71 66176.294

26 -.426 245000 363258.88 -118258.876

27 -.161 300000 344589.69 -44589.685

28 .564 278000 121413.50 156586.497


(16)

30 .643 219000 40334.11 178665.890

31 -.714 246000 444338.27 -198338.270

Casewise Diagnosticsa Case Number Std. Residual Kesejahteraan

Petani Padi

Predicted Value Residual

32 -.200 337000 392556.10 -55556.095

33 -.491 260000 396371.86 -136371.860

34 .358 195000 95522.42 99477.584

35 1.927 2055000 1519658.96 535341.036

36 .009 1515000 1512437.07 2562.932

37 .285 230000 150710.72 79289.278

38 .427 240000 121413.50 118586.497

39 .440 326000 203871.25 122128.748

40 5.657 3040000 1468286.42 1571713.577

41 .034 630000 620528.38 9471.622

42 .375 240000 135857.30 104142.704

43 .537 480000 330716.59 149283.405

44 .731 348000 144867.18 203132.820

45 .350 450000 352791.92 97208.083

46 .109 170000 139673.06 30326.939

47 -.128 630000 665486.68 -35486.675

48 .217 770000 709637.32 60362.680

49 -.932 1220000 1478914.45 -258914.451


(17)

51 -.286 820000 899501.51 -79501.509

52 -.120 795000 828453.11 -33453.115

53 1.150 3020000 2700571.78 319428.215

54 .332 296000 203871.25 92128.748

55 .140 390000 351003.93 38996.071

56 -.298 350000 432890.98 -82890.975

57 -.821 1640000 1868065.18 -228065.185

58 -.486 320000 454966.30 -134966.298

59 -.346 860000 956106.11 -96106.110

60 -1.152 1680000 2000119.10 -320119.101

61 -2.007 1095000 1652520.53 -557520.533

62 .306 460000 374867.24 85132.760

Casewise Diagnosticsa Case Number Std. Residual Kesejahteraan

Petani Padi

Predicted Value Residual

63 -.119 318000 351003.93 -33003.929

64 .566 510000 352791.92 157208.083

65 -.466 274000 403593.76 -129593.756

66 .200 210000 154526.49 55473.513

67 -.596 275000 440522.51 -165522.505

68 .143 150000 110375.84 39624.158

69 1.023 258000 -26128.81 284128.808

70 -1.104 1235000 1541734.29 -306734.287


(18)

72 -1.064 248000 543677.22 -295677.221

73 -1.105 1220000 1526880.86 -306880.861

74 -.582 290000 451560.17 -161560.166

75 .232 230000 165564.15 64435.852

76 .213 390000 330716.59 59283.405

a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value -26128.81 7164867.00 670588.16 950190.436 76

Std. Predicted Value -.733 6.835 .000 1.000 76

Standard Error of Predicted

Value 41333.297 254745.000 65985.990 27078.334 76

Adjusted Predicted Value -58220.71 5157096.00 644293.25 782601.968 76 Residual -653663.063 1571713.625 .000 270305.905 76

Std. Residual -2.353 5.657 .000 .973 76

Stud. Residual -2.404 5.938 .027 1.077 76

Deleted Residual -682381.188 2387904.000 26294.909 399659.755 76

Stud. Deleted Residual -2.491 8.310 .060 1.284 76

Mahal. Distance .673 62.074 3.947 7.080 76

Cook's Distance .000 12.424 .181 1.425 76


(19)

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Adiwilaga, Anwas,2006.Ilmu Usahatani, Penerbit Alumni, Bandung.

Badan Pusat Statistik, 2015.Dolok Masihul Dalam Angka, Serdang Bedagai. Boediono. 2004. Ekonomi Mikro, BPFE-UGM, Yogyakarta..

Daniel, M.S Moehar, 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian, Bumi Aksara, Jakarta. Djamali, Abdul. 2000. Manajemen Usaha Tani, Dep. Pendidikan Nasional

Politeknik Negeri Jember Jurusan Manajemen Agribisnis.

Fadholi, Hermanto. 2008. Bahan Bacaan Pengantar Ekonomi Pertanian, Pendidikan Guru Kejuruan Pertanian Fakultas Politeknik Pertanian Bogor, Bogor. Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Universitas Diponegoro, Semarang.

Gilarso, T. 2002.Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Mikro, Kanisius, Yogyakarta. Hernanto, Fadholi. 2003. Ilmu Usaha Tani, PT. Penebar Swadaya, Jakarta.

Kasryno, Faisal. 2006.Prospek Pengembangan Ekonomi Pedesaan Indonesia, Yayaysan Obor Indonesia, Jakarta.

Mubyarto. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3S, Jakarta.

Putra, Setiawan Adi, dkk, 2010. Menemukan Masalah-masalah Petani untuk Mencarikan Solusinya Sebagai Upaya Penolong Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Mereka, Hal 1.

Rahim, Abdul dan Diah Retno Dwi Hastuti, 2007.Ekonomika Pertanian (Pengantar, teori dan kasus), Penebar Swadaya, Jakarta.

Soekartawi.2002. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Pembahasan Analisis Faktor Produksi Cobb Douglas, Rajawali Pres, Jakarta.

Soepono, Bambang. 1997.Statistik Terapan dalam Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kualitatif, Raja Grafindo Persada. Media Group, Jakarta.

Tjiptoherijanto, Prijono, 2008. Sumber Daya Manusia dalam Pembangunan Nasional, Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta.


(21)

WIB)


(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu cara yang dilakukan dalam hal pengumpulan data, informasi empiris dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk memecahkahkan masalah dan menguji hipotesis penelitian.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian “Analisis Kebutuhan Modal Usaha Petani Bagi Meningkatkan Kesejahteran Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai” ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif.Deskriptif, yaitu menjelaskan hubungan antar variabel dengan menganalisis data numerik (angka) menggunakan metode statistik melalui pengujian hipotesis.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai. Lama penelitian ini dilakukan selama 2 bulan. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara observasi di lokasi penelitian dan mengadakan wawancara langsung dengan responden. Wawancara ini berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disusun sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada, data sekunder dalam penelitian ini berfungsi sebagai data pendukung.


(23)

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah semua petani padi sawah yang ada di Kecamatan Dolok Masihul. Dari data terakhir menunjukkan bahwa jumlah petani padi sawah di Kecamatan Dolok Masihul sejumlah 302 petani (Sumber: BPS Kecamatan Dolok Masihul Dalam Angka 2015)

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi yang dapat mewakili populasi tersebut. Dalam menentukan sampel, penulis menggunakan metode pengambilan sampel dengan rumus slovin.

Dalam penarikan sample maka jumlahnya harus representatif untuk nantinya hasil bisa digeneralisasi. Untuk memenuhi persyaratan tersebut diambil sampel dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu:

=

1+

��

2 Keterangan :

n = Besar sampel

N = Jumlah keluarga petani di Kec. Dolok Masihul

e = persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir (tolerance degree of error sampling) yaitu 10%


(24)

Dengan menggunakan rumus Slovin, maka : � = �

1 +��2

�= 302

1 + 302(0,1)2

�= 302

1 + 302 (0,01)

� = 75,12 ����� ���� 76 �����

Dari perhitungan tersebut didapat 75,12 orang. Dengan demikian sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 76 responden.

Penentuaan jumlah sampel penelitian menggunakan teknik pengambilan sampel dengan teknik sample random sampling, yaitu suatu tipe sampling probabilitas. Teknik ini banyak dianjurkan penggunaannya dalam proses penelitian. Pada teknik acak ini, secara teoritis semua anggota dalam populasi mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini merupakan teknik yang paling objektif, dibandingkan dengan teknik-teknik sampling yang lain.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian selalu ada kegiatan untuk melakukan pengumpulan data. Metode pengumpulan data primer dalam penelitian ini menurut Sugiyono (2011:165) yaitu:

1. Observasi (Pengamatan)

Dalam metode ini, penelti mengamati, mencatat apa yang terjadi dan melakukan aktivitas dokumentasi dengan cara memanfaatkan dokumen (bahan


(25)

dan foto-foto penting), seperti gambaran kehidupan, lingkungan, kondisi perumahan, sarana dan prasarana. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian ini berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam.Metode ini banyak digunakan untuk mengamati pola kehidupan dan perilaku masyarakat petani secara langsung.

2. Kuisioner

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2011:162)..

3.5. Definisi Operasional

1. Kesejahteraan (Y) suatu kondisi dimana terpenuhinya kebutuhan jasmani dan rohani dari rumah tangga dapat terpenuhi. Untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani yaitukonsumsi petani (Rupiah)

2. Tanah/Luas Lahan (X1) adalah luas tanah petani padi yang digunakan untuk menanam padi (Rante)

3. Tenaga kerja (X2) adalah penggunaan jumlah tenaga kerja keluarga dan non keluarga petani yang digunakan dalam satu kali masa tanam/panen (Orang)

4. Modal Kerja (X3) besaran nominal berupa uang yang dipergunakan untuk pembiayaan tenaga kerja, biaya teknologi, dan biaya pembelian bahan produksi dalam satu kali musim panen (Rupiah)


(26)

5. Teknologi (X4) suatu alat yang digunakan petani dalam proses persiapan lahan sebelum tahap penanaman, baik dengan menggunakan teknologi modern atau teknologi tradisional (di hitung dengan dummy)

Dalam hal ini teknologi merupakan variabel yang sifatnya kualitatif maka perlu diubah menjadi kuantifikasi agar dapat digunakan dalam persamaan regresi. Dalam penelitian ini teknologi dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Teknologi Modern

Jika petani tersebut menggunakan traktor atau hand tracktor dalam proses persiapan lahannya, maka dikatakan bahwa petani tersebut menggunakan teknologi modern dan dinyatakan dengan angka 1.

2. Teknologi Tradisional

Jika petani tersebut tidak menggunakan tracktor maupun hand tracktor melainkan menggunakan bajak yang ditarik sapi atau kerbau dalam proses persiapan lahannya, maka dikatakan bahwa industri tersebut menggunakan teknologi tradisional dan dinyatakan dengan angka 0.

3.6 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis yang digunakan adalah model kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square/OLS). Model analisis yang dilakukan dengan menggunakan uji statistik regresi linier berganda yaitu antara kesejahteraan dengan tanah/luas lahan, tenaga kerja, modal kerja, dan teknologi.


(27)

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Y =

α

+

β

1

x

1

+

β

2

x

2

+

β

3

x

3

+

β

4

x

4

+

e

Keterangan :

α = Konstanta

β1, β2, β3,β4 = Koefisien regresi X1, X2, X3, X4 X1 = Tanah/Luas lahan (Rante/Ha) X2 = Tenaga Kerja (Orang)

X3 = Modal Kerja (Rupiah) X4 = Teknologi (Unit)

Y = Kesejahteraan Petani (Rupiah)

e = Error

Hipotesis dalam penelitian ini di uji secara simultan dan pasrsial menggunakan aplikasipengolahan data statistical package for social science (SPSS).

3.7 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian)

3.7.1 Koefisien Determinasi (R-square)

Koefisien determinasi dilakukan untuk menilai seberapa besar variabel-variabel independen secara bersama mampu memberi penjelasan mengenai variabel dependen.

Besarnya koefisien determinasi adalah antara 0 hingga 1< (0<R²<1), dimana nilai koefisien mendekati 1, maka model tersebut dikatakan baik karena semakin dekat hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependennya.


(28)

3.7.2 Uji t-statistik (Uji secara parsial)

Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing independen variabel signifikan atau tidak terhadap dependen variabel.Dengan menganggap independen variabel lainnya konstan. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut:

a. H0 : b1 = b, masing-masing variabel bebas tidak mempengaruhi variabel tidak bebasnya.

b. Ha : b1 ≠ b, masing-masing variabel bebas mempengaruhi variabel tidak bebasnya.

Dimana b1 adalah koefisien variabel independen ke-i nilai adalah parameter hipotesis, biasanya b dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh X1 terhadap Y. Bilai nilai t-hitung > t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang di uji berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen.

Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus:

Nilai t

hitung

=

�� − � ���

Dimana:

bi = koefisien variabel independen ke-i b = nilai hipotesis nol


(29)

3.7.3 Uji F-statistik (Uji secara serentak)

Uji F ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh independen variabel secara bersama-sama terhadap dependen variabel. Untuk pengujian ini digunakan hipotesis sebagai berikut:

a. H0 : b1= b2= b3 = b4... = 0 (tidak ada pengaruh) b. H0 : b1≠ b2≠ b3≠b4... = 0 (ada pengaruh)

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel.Jika Fhitung> Ftabel maka H0 ditolak, yang berarti variabel independen bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.

Nilai Fhitung dapat diperoleh dengan rumus;

Fh =

��/ �

��−��/ (�−�−�) Dimana:

R2 = koefisien determinasi k = jumlah variabel dependen n = jumlah sampel

Dengan kriteria pengujian pada tingkat kepercayaan 95% sebagai berikut:

a. H0 diterima jika Fhitung< Fα b. H0 ditolak jika Fhitung> Fα


(30)

3.8 Pengujian Asumsi Klasik 3.8.1 Uji Multikolineritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent) (Ghozali 2001: 57).

Untuk menguji hipotesis ini digunakan perhitungan dengan program komputansi SPSS for Windows release 22.0.

3.8.2 Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang laintetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali 2001: 69).

Kebanyakan data cross section mengandung situasi Heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, besar). Sedangkan dasar dari pengambilan keputusan dengan melihat grafik scatterplot pada tabel SPSS dengan program komputasi SPSS for Windows release 22,0.dengan dasar analisis:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.


(31)

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali 2001:69).

3.8.3 Uji Autokorelasi

Pada uji ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengukurannya dengan melihat dari Durbin Watson Test (DW), dimana jika nilai DW terletak antara -2 dan 2 berarti terdapat autokorelasi

3.8.4 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali 2001: 74).

Cara untuk mengetahui normalitas adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal dan plotting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

Untuk menguji hipotesis ini digunakan perhitungan dengan program komputansi SPSS for Windows release 22.0.


(32)

BAB 1V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Letak dan Geografis Kecamatan Dolok Masihul

Kecamatan Dolok Masihul adalah salah satu dari 17 Kecamatan yang berada di Kabupaten Serdang Bedagai dengan batas-batas sebagai berikut:

Batas-Batas:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sei Rampah

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sipispis

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tebing Tinggi

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Serbajadi dan Kecamatan Bintang Bayu

Kecamatan Dolok Masihul terletak pada posisi 3o13’ LU – 3o33’ LU dan 99o01’ BT – 99o11’ BT dengan ketinggian diatas permukaan Laut sekitar + 60 - 90 dpl. Sedangkan Jarak Kecamatan Dolok Masihul ke Kantor Bupati Serdang Bedagai di Sei Rampah adalah sekitar + 22 Km. Dapat dilalui dengan Kenderaan Roda 4 Wilayah Dolok Masihul sebagian besar terletak di dataran rendah dan sebagian kecil terletak di dataran tinggi yaitu sekitar + 200 M di atas permukaan Laut.

Ibu Kota Kecamatan Dolok Masihul adalah di Kelurahan Pekan Dolok Masihul. Luas Wilayah Kecamatan Dolok Masihul : ± 237.42 KM2. Berikut disajikan tabel mengenai luas wilayah yang dimiliki oleh masing masing Desa yang terdapat di Kecamatan Dolok Masihul.


(33)

Tabel 4.1 Luas Wilayah di Kecamatan Dolok Masihul Tahun 2015 per Desa

No. Desa Luas Desa (KM2)

% Terhadap Luas Kecamatan

1. Pertambatan 66.33 25.4

2. Bah Kerapuh 7.32 3.08

3. Dolok Sagala 9.95 4.19

4. Bukit Cermin Hilir 5.12 2.16

5. Tanjung Maria 16.50 6.95

6. Ujung Silau 7.53 3.17

7. Kerapuh 6.38 2.69

8. Sarang Torop 5.79 2.44

9. Sarang Ginting 6.20 2.61

10. Dolok Manampang 14.68 6.18

11. Pekan Dolok Masihul 3.84 1.62

12. Aras Panjang 2.55 1.07

13. Martebing 10.94 4.61

14. Bantan 10.40 4.38

15. Batu 12 4.35 1.83

16. Silau Merawan 2.80 1.18

17. Batu 13 3.81 1.60

18. Pekan Kemis 1.51 0.64

19. Pardomuan 1.68 0.71

20. Dame 2.52 1.06

21. Tegal Sari 2.54 1.07

22. Havea 7.03 2.96

23. Baja Ronggi 7.9 3.30

24. Durian Puloan 6.40 2.69

25. Kota Tengah 6.00 2.53

26. Blok Sepuluh 11.98 5.05

27. Huta Nauli 6.20 2.61

28. Malasori 5.23 2.20

Jumlah 237.42 100.00

Sumber : Kecamatan Dolok Masihul Dalam Angka,2015

Kecamatan Dolok Masihul terdiri dari 27 (dua puluh tujuh ) Desa dan 1 (satu) Kelurahan dengan Jumlah Penduduk Kecamatan Dolok Masihul seluruhnya


(34)

49.134 Jiwa dengan rincian Penduduk Laki-Laki 24.271 Jiwa dan Penduduk Perempuan 24.863 Jiwa. Pertumbuhan Penduduk tahun 2015.

Dari jumlah Desa di Kecamatan Dolok Masihul tersebut ada beberapa tipe Desa terdiri dari :

1. Desa Persawahan = 6 Desa

2. Desa Perladangan /Perkebunan Rakyat = 14 Desa 3. Desa Perkebunan BUMN = 3 Desa

4. Desa Perkebunan Swasta Asing = 3 Desa 5. Desa Perkebunan Swasta = 1 Desa

4.1.2 Luas Penggunaan Tanah

Kecamatan Dolok Masihul merupakan salah satu daerah pertanian di Kabupaten Serdang Bedagai, hal tersebut ditunjukkan dengan masih luasnya lahan pertanian.

Sebagian besar Wilayah Kecamatan Dolok Masihul adalah Lahan Pertanian dan Perkebunan. Luas baku sawahnya adalah 2.565 Ha. Realisasi tanaman padi Tahun 2010 adalah 2.420, Tahun 2011 ada 2.370 dan Tahun 2012 2.360 Ha. Penggunaan luas baku tanah berdasarkan Jenis Irigasi ½ Tehnis 910 Ha, Irigasi Sederhana 627 Ha, Irigasi Desa Non PU 1.028 Ha.


(35)

4.1.3 Profil Petani Padi

4.1.3.1 Profil Petani Padi Menurut Umur

Profil mengenai petani padi di Kecamatan Dolok Masihul menurut umur didapat dari lembar identitas responden pada kuesioner yang diberikan kepada petani padi. Berikut disajikan profil petani padi di Kecamatan Dolok Masihul menurut umur secara lebih rinci:

Tabel 4.2 Responden Menurut Umur Pada Usahatani padi Di Kecamatan Dolok Masihul

No. Rentang Umur (Tahun) Jumlah %

1. 2. 3. 4.

25 – 35 36 – 45 46 – 55 56 – 65

19 28 17 12

25 37 23 15

Jumlah 76 100

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa petani padi yang paling banyak di Kecamatan Dolok Masihul adalah petani padi yang berumur antara 36-45 tahun sebanyak 28 orang (37%) dan petani padi yang berumur antara 25-35 tahun sebanyak 19 orang (25%). Sedangkan petani padi yang jumlahnya sedikit di Kecamatan Dolok Masihul adalah petani padi yang berumur antara 46-55 tahun sebanyak 17 orang (23%) dan petani padi yang berumur antara 56-65 tahun sebanyak 12 orang (15%).


(36)

4.1.3.2 Profil Petani Padi Menurut Tingkat Pendidikan

Profil mengenai petani padi di Kecamatan Dolok Masihul menurut tingkat pendidikan didapat dari lembar identitas responden pada kuesioner yang diberikan kepada petani padi. Berikut disajikan profil petani padi di Kecamatan Dolok Masihul menurut tingkat pendidikan secara lebih rinci:

Tabel 4.3 Responden Menurut Tingkat Pendidikan Pada Usahatani padi di Kecamatan Dolok Masihul

No. Tingkat Pendidikan Jumlah %

1. 2. 3. 4.

SMA SMP SD Tidak Sekolah

18 32 15 11

27 48 23 2

Jumlah 76 100

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa petani padi yang paling banyak di Kecamatan Dolok Masihul adalah petani padi yang menempuh pendidikan terakhir di tingkat SMP sebanyak 32 orang (48%) dan petani padi yang menempuh pendidikan terakhir di tingkat SMA sebanyak 18 orang (27%). Sedangkan petani padi yang jumlahnya sedikit di Kecamatan Dolok Masihul adalah petani padi yang menempuh pendidikan terakhir di tingkat SD sebanyak 15 orang (23%) dan petani padi yang sama sekali tidak menempuh pendidikan sebanyak 11 orang (2%).

4.1.3.3 Profil Petani Menurut Luas Lahan

Secara rata-rata luas lahan yang digunakan untuk menanam padi di Kecamatan Dolok Masihul adalah seluas 0.4 Ha dan luas yang paling sempit


(37)

hanya 0.28 Ha dan yang paling luas mencapai 3 Ha. Berikut disajikan gambaran tentang luas lahan petani di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai terangkum pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Luas Lahan yang Digarap Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul

No

Kecamatan Dolok Masihul

Bagian

Luas Lahan (Rante)

Jumlah Orang % 7-10 11-18 19-25 > 25

1. 2. 3. 4. Utara Barat Timur Selatan 14 16 9 12 3 - 5 1 2 2 3 5 - 1 2 1 19 19 19 19 25 25 25 25

Jumlah 51 9 12 4 76 100

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, sebagian besar petani padi di Kecamatan Dolok Masihul mempunyai luas lahan yang paling banyak yaitu 7-10 rante dengan frekuensi yaitu sebanyak 51 orang atau 67%. Sedangkan jumlah petani padi yang paling sedikit adalah petani yang memiliki luas lahan tanaman padi seluas > 25 Ha yaitu sebanyak 4 orang atau 5%. Untuk lebih jelasnya, dari tabel 4.4 diatas maka dibuat grafik sebagai berikut:

Gambar 4.1 Luas Lahan yang Digarap Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul

Sumber: Data diolah

14 16 9 12 3 0 5 1

2 2 3

5

0 1 2 1

0 5 10 15 20

Utara Barat Timur Selatan

Luas Lahan 7-10 Rante Luas Lahan 11-18 Rante


(38)

4.1.3.4 Profil Petani Menurut Tenaga Kerja

Tenaga kerja dalam penelitian ini terdiri dua indikator yaitu jumlah tenaga kerja. Gambaran tentang tenaga kerja yang digunakan petani di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai terangkum pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Tenaga kerja yang Digunakan Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul

No.

Kecamatan Dolok Masihul

Bagian

Tenaga Kerja (jumlah tenaga kerja)

Jumlah

(Orang) % 3-6 7-9 10-13 > 13

1. 2. 3. 4. Utara Barat Timur Selatan 14 15 6 10 3 1 8 5 1 2 2 4 1 1 3 - 19 19 19 19 25 25 25 25

Jumlah 45 17 9 5 76 100

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, terdapat 45 petani padi yang menggunakan tenaga kerja antara 3-6 orang dengan persentase 59%. Sedangkan petani padi yang menggunakan tenaga kerja terbanyak yaitu > 13 orang hanya terdapat 5 orang petani dengan persentase 7%. Untuk lebih jelasnya, dari tabel 4.5 diatas maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:

Gambar 4.2 Tenaga Kerja yang Digunakan Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul 14 15 6 10 3 1 8 5

1 1 2 1 2 3 4 0

0 10 20

Utara Barat Timur Selatan


(39)

4.1.3.5 Profil Petani Menurut Modal Kerja

Modal Kerja dalam penelitian ini terdiri dua indikator yaitu biaya untuk bahan baku dan biaya untuk tenaga kerja. Gambaran tentang modal petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai terangkum pada tabel berikut :

Tabel 4.6 Modal yang Digunakan Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul

No.

Kecamatan Dolok Masihul

Bagian

Modal Kerja Dalam Ribuan Rupiah

Jumlah (Orang) % 1.000 -

1.900

2.000 - 2.900

3.000 -

3.900 > 4.000 1. 2. 3. 4. Utara Barat Timur Selatan 15 15 2 6 2 1 9 7 - - 3 1 2 3 5 5 19 19 19 19 25 25 25 25

Jumlah 38 19 4 15 76 100

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, terdapat 38 petani padi yang menggunakan modal antara Rp. 1.000.000 – 1.900.000 dengan persentase 50%. Sedangkan modal yang paling banyak digunakan berkisar > Rp. 4.000.000 dengan persentase 20% atau 15 orang. Untuk lebih jelasnya, dari tabel 4.6 diatas maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:

Gambar 4.3 Modal yang Digunakan Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul

15 15 2 6 2 1 9 7 0 0 3 1 2 3 5 5 0 5 10 15 20

Utara Barat Timur Selatan


(40)

4.1.3.6 Profil Petani Menurut Teknologi

Teknologi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara yang digunakan dalam tahap persiapan lahan sebelum tanam. Teknologi pada usahatani padi di Kecamatan Dolok Masihul berguna mendukung proses persiapan lahan sebelum tahap penanaman, baik dengan menggunakan teknologi modern atau teknologi tradisional. Jika petani tersebut menggunakan traktor atau hand tracktor dalam proses persiapan lahannya, maka dikatakan bahwa petani tersebut menggunakan teknologi modern. Namun jika petani tersebut tidak menggunakan traktor maupun hand tracktor melainkan menggunakan bajak yang ditarik sapi atau kerbau ataupun cangkul dalam proses persiapan lahannya, maka dikatakan bahwa industri tersebut menggunakan teknologi tradisional. Gambaran tentang teknologi yang digunakan petani di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai terangkum pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Teknologi yang Digunakan Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul

No. Kecamatan Dolok Masihul Bagian

Teknologi yang

digunakan Jumlah

(Orang) %

Tradisional Modern 1. 2. 3. 4. Utara Barat Timur Selatan 17 16 4 9 2 3 15 10 19 19 19 19 25 25 25 25

Jumlah 46 30 76 100

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, teknologi yang banyak digunakan oleh petani padi di Kecamatan Dolok Masihul adalah teknologi tradisional sebanyak 46 orang dengan persentase 61% sedangkan teknologi modern hanya digunakan oleh


(41)

30 orang petani dengan persentase 39%. Untuk lebih jelasnya, dari tabel 4.7 diatas maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:

Gambar 4.4 Teknologi yang digunakan Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul

Sumber: Data diolah

4.1.3.7 Profil Petani Menurut Produksi Usahatani Padi

Berdasarkan data hasil penelitian, rata-rata produksi usahatani padi setelah dinominalkan dari ton menjadi rupiah di Kecamatan Dolok Masihul adalah Rp 11.200.000. Secara lebih rinci hasil produksi tanaman padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai pada musim panen tahun 2016 terangkum pada tabel berikut:

Tabel 4.8 Produksi Usahatani Padi di Kecamatan Dolok Masihul

No.

Kecamatan Dolok Masihul

Bagian

Hasil Produksi Dalam Ribuan Rupiah Jumla h (Orang ) % 9.000 – 11.900 12.000 – 14.900 15.000 –

17.900 > 18.000 1 2 3 4 Utara Barat Timur Selatan 8 9 3 5 6 7 4 5 - - 2 2 5 3 10 7 19 19 19 19 25 25 25 25

Jumlah 25 22 4 25 76 100

Sumber: Data diolah

17 16 4 9 2 3 15 10 0 5 10 15 20

Utara Barat Timur Selatan


(42)

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, terdapat 25 petani padi yang mendapatkan hasil produksi antara Rp. 9.000.000 - 11.900.000 dengan persentase 33%. Sedangkan hasil produksi yang paling banyak didapat berkisar > Rp. 18.000.000 dengan persentase 33% atau sebanyak 25 orang. Untuk lebih jelasnya, dari tabel 4.8 diatas maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:

Gambar 4.5 Hasil Produksi Usahatani Padi di Kecamatan Dolok Masihul

Sumber: Data diolah

4.1.3.8 Profil Petani Menurut Tingkat Konsumsi

Tingkat konsumsi dalam penelitian ini terdiri beberapa indikator yaitu, biaya kebutuhan makan, listrik, pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan lainnya. Gambaran tentang tingkat konsumsi yang digunakan petani di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai terangkum pada tabel berikut:

Tabel 4.9 Tingkat konsumsi yang digunakan Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul No. Kecamatan Dolok Masihul Bagian

Tingkat Konsumsi Dalam Ribuan Rupiah

per 6 Bulan Jumlah

(Orang) % 6.500 –

9.400

9.500 – 12.400

12.500 –

15.400 > 15.500 1 2 3 4 Utara Barat Timur Selatan 10 9 2 5 7 7 7 7 - 1 3 - 2 2 7 7 19 19 19 19 25 25 25 25

Jumlah 26 28 4 18 76 100

8 9

3 5

6 7

4 5

0 0 2 2

5 3 10 7 0 5 10 15

Utara Barat Timur Selatan


(43)

Berdasarkan tabel 4.9 di atas, terdapat 26 petani padi yang tingkat konsumsinya antara Rp. 6.500.000 - 9.400.000 dengan persentase 34%. Sedangkan tingkat konsumsi yang paling banyak didapat berkisar > Rp. 15.000.000 dengan persentase 24% atau sebanyak 18 orang. Untuk lebih jelasnya, dari tabel 4.9 diatas maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:

Gambar 4.6 Tingkat Konsumsi Usahatani Padi di Kecamatan Dolok Masihul

Sumber : Data diolah

4.1.3.9 Profil Petani Menurut Tingkat Kesejahteraan

Tingkat kesejahterran dalam penelitian ini selisih antara hasil produksi-tingkat konsumsi. Gambaran tentang produksi-tingkat kesejahteraan yang diperoleh petani di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai terangkum pada tabel berikut:

Tabel 4.10 Tingkat kesejahteraan yang diperoleh Petani Padi di Kecamatan Dolok Masihul No. Kecamatan Dolok Masihul Bagian

Tingkat Kesejahteraan Dalam Ribuan

Rupiah Jumlah

(Orang) % 1.400 –

3.400

3.500 – 5.500

5.600 –

7.600 > 7.600 1 2 3 4 Utara Barat Timur Selatan 12 16 5 10 2 - 4 3 2 - 2 - 3 3 8 6 19 19 19 19 25 25 25 25

Jumlah 43 9 4 20 76 100

10 9

2 5

7 7 7 7

0 2 1 2 3 7 0 7

0 20

Utara Barat Timur Selatan

6.500.000 - 9.400.000 (Rp.) 9.500.000 - 12.400.000 (Rp)


(44)

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, terdapat 43 petani padi yang tingkat kesejahteraannya < Rp. 1.000.000 – 3.400.000 dengan persentase 57%. Sedangkan tingkat kesejahteraan yang paling tinggi didapat > Rp. 7.600.000 dengan persentase 26% atau sebanyak 20 orang. Untuk lebih jelasnya, dari tabel 4.10 diatas maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:

Gambar 4.7 Tingkat Kesejahteraan Usahatani Padi di Kecamatan Dolok Masihul

Sumber : Data diolah

4.2 Pembahasan

4.2.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), modal kerja (X3) dan teknologi (X4) terhadap produksi usahatani padi di Kecamatan Batang (Y). Dalam penelitian ini anlisis regresi linear berganda menggunakan program SPSS for windows release 22, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

12

16

5

10

2 2 3 0 0 3 4 2 3 0

8 6

0 10 20

Utara Barat Timur Selatan

1.400.000 - 3.400.000 (Rp.) 3.500.000 - 5.500.000 (Rp)


(45)

Tabel 4.11 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficients

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -539687.475 77373.837 -6.975 .000

Luas Lahan 81887.046 17630.933 .828 4.645 .000

Tenaga Kerja -59004.071 30339.941 -.226 -1.945 .056

Modal Kerja 2.208 .891 .425 2.477 .016

Teknologi -273170.369 96187.087 -.136 -2.840 .006

a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani

Berdasarkan perhitungan analisis regresi berganda diperoleh sebagai berikut Y = -539687.475 + 81887.046 X1 - 59004.071 X2 + 2.208 X3 - 273170.369 X4 Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut:

1) Konstanta = -539687.475

Jika nilai intersep sebesar -539687.475 mengandung arti jika Luas lahan, tenaga kerja, modal kerja dan teknologi keempat-empatnya 0 (nol), maka nilai rata-rata kesejahteraan petani padi di Kecamatan Dolok Masihul (yang mencerminkan pengaruh semua variable yang diabaikan) ditaksir menurun sebesar 539687.475 satuan (rupiah).


(46)

2) Koefisien X1 (Luas Lahan) = 81887.046

Jika luas lahan mengalami peningkatan sebesar satu satuan (hektar), sementara modal dan tenaga kerja dianggap tetap maka rata-rata kesejahteraan usahatani padi di Kecamatan Dolok Masihul meningkat sebesar 81887.046 satuan (rupiah).

3) Koefisien X2 (Tenaga Kerja) = - 59004.071

Jika tenaga kerja mengalami peningkatan sebesar satu satuan (orang), sementara luas lahan dan modal dianggap tetap maka rata-rata kesejahteraan petani padi di Kecamatan Dolok Masihul menurun sebesar 59004.071 satuan (rupiah).

4) Koefisien X3 (Modal Kerja) = 2.208

Jika modal mengalami peningkatan sebesar satu satuan (rupiah), sementara luas lahan dan tenaga kerja dianggap tetap maka rata-rata kesejahteraan petani padi di Kecamatan Dolok Masihul meningkat sebesar 2.208 satuan (rupiah).

5) Koefisien X4 (Teknologi) = - 273170.369

Jika variabel luas lahan, modal dan tenaga kerja tidak mengalami peningkatan, maka kesejahteraan petani padi mengalami penurunan sekitar 273170.369 rupiah untuk petani yang menggunakan teknologi modern dari petani yang menggunakan teknologi tradisional.

4.2.2 Pengujian Hipotesis

4.2.2.1 Pengujian Parsial (uji t)

Uji parsial ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini uji parsial digunakan untuk mengetahui seberapa jauh luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), Modal kerja (X3) dan teknologi (X4) berpengaruh secara parsial


(47)

terhadap kesejahteraan petani padi (Y). Adapun hasil hipotesis secara parsial dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.12 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji Parsial (Uji t)

Coefficients

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -539687.475 77373.837 -6.975 .000

Luas Lahan 81887.046 17630.933 .828 4.645 .000

Tenaga Kerja -59004.071 30339.941 -.226 -1.945 .056

Modal Kerja 2.208 .891 .425 2.477 .016

Teknologi -273170.369 96187.087 -.136 -2.840 .006

a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 22.0 dapat diketahui bahwa hasil uji t untuk variabel luas lahan (X1) diperoleh hasil thitung sebesar 4.645 dengan probabilitas sebesar 0,000. Nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 dengan demikian ada pengaruh yang positif dan signifikan antara luas lahan (X1) dengan kesejahteraan petani padi (Y) di Kecamatan Dolok Masihul. Hasil uji t untuk variabel tenaga kerja (X2) diperoleh hasil thitung sebesar -1.945 dengan probabilitas sebesar 0,056. Nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 dengan demikian ada pengaruh yang negatif dan tidak signifikan antara tenaga kerja (X2) dengan kesejahteraan petani padi (Y) di Kecamatan Dolok Masihul. Hasil uji t untuk variabel modal kerja (X3) diperoleh hasil thitung sebesar 2,477 dengan probabilitas sebesar 0,016. Nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 dengan demikian ada pengaruh yang positif dan signifikan antara modal kerja (X3) dengan


(48)

kesejahteraan petani padi (Y) di Kecamatan Dolok Masihul. Hasil uji t untuk variabel teknologi (X4) diperoleh hasil thitung sebesar -2.840 dengan probabilitas sebesar 0,006. Nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 dengan demikian teknologi mempunyai pengaruh yang negatif namun signifikan dengan kesejahteraan petani padi (Y) di Kecamatan Dolok Masihul.

4.2.2.2 Pengujian Secara Bersama (uji F)

Uji hipotesis secara bersama-sama (Uji F) antara variabel bebas dalam hal ini antara luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), modal kerja (X3), Teknologi (X4) dan kesejahteraan petani padi (Y). Hasil analisis secara bersama-sama berdasarkan hasil analisis dengan bantuan program SPSS for windows release 22 diperoleh hasil berikut ini:

Tabel 4.13 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji Bersama-Sama (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 67714639836667

.766 4

1692865995916

6.941 219.335 .000 b

Residual 5479896162674.

315 71

77181636094.0 04 Total 73194535999342

.080 75

a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi

b. Predictors: (Constant), Teknologi, Luas Lahan, Tenaga Kerja, Modal Kerja

Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 22.0 for Windows dapat diketahui bahwa Fhitung 219.335 dengan nilai probabilitas 0,000, karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka nilai Fhitung yang diperoleh tersebut signifikan. Jadi dapat dikatakan bahwa ada pengaruh positif dan


(49)

signifikan antara luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), modal kerja (X3) dan Teknologi (X4) secara bersama-sama terhadap kesejahteraan petani padi (Y).

4.2.2.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji R2 digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini besarnya pengaruh luas lahan, tenaga keja, modal kerja dan teknologi terhadap kesejahteraan petani padi di Kecamatan Dolok Masihul diketahui dari harga koefisien determinasi simultan (R2) sebagai berikut:

Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .962a .925 .921 277815.831

a. Predictors: (Constant), Teknologi, Luas Lahan, Tenaga Kerja, Modal Kerjaa b. Dependent Variable: Kesejahteraan Petanib

Berdasarkan tabel di atas diperoleh R2 sebesar 0.925, berarti data tersebut menunjukkan bahwa pengaruh luas lahan, tenaga kerja, modal kerja dan teknologi terhadap kesejahteraan petani padi di Kecamatan Dolok Masihul sebesar 92.5%. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 7.5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.


(50)

4.2.3 Uji Asumsi Klasik

4.2.3.1 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan linier yang pasti diantara beberapa atau semua variabel independen yang menjelaskan model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mengetahui ada tidaknya multikoliniearitas dapat pula dilihat pada nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor), yaitu : Jika nilai tolerance >0,10 dan VIF <10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut. Jika nilai tolerance <0,10 dan VIF >10, maka dapat diartikan bahwa terjadi gangguan multikolinearitas pada penelitian tersebut.

Adapun hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 4.15 sebagai berikut :

Tabel 4.15 Tabel Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Tolerance VIF

X1 0,033 30,147

X2 0,078 12,752

X3 0,036 27,871

X4 0,459 2,177

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat diketahui model regresi bebas multikolinieritas karena nilai tolerance < 0,10, nilai tolerance variabel luas lahan sebesar 0,033, nilai tolerance variabel tenaga kerja sebesar 0,078, variabel modal


(51)

kerja sebesar 0,036 dan nilai tolerance variabel teknologi > 0,10 sebesar 0,286. VIF variabel independen > 10, yaitu variabel luas lahan sebesar 30,147, variabel tenaga kerja sebesar 12,752, variabel modal kerja sebesar 27,871, dan VIF < 10 variabel teknologi sebesar 2,177, sehingga dalam penelitian ini disimpulkan terjadi multikolinieritas dalam regresinya dan hanya teknologi tidak terjadi multikolinieritas.

4.2.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varians dan kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua variabel bebas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola scatterplot model tersebut. Apabila dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik meyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol, titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja, penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, dan penyebaran titik-titik data tidak terpola.

Berdasarkan hasil analisis dengan program komputasi SPSS for Windows release 22 diperoleh scatterplot yang tidak membentuk pola tertentu, maka model regresi tidak memiliki gejala heterokedastisitas. Berikut disajikan gambar scatterplot tersebut:


(52)

Gambar 4.8 Scatter plot pada Uji Heteroskedastisitas

Dari Gambar 4.8 ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas.

4.2.3.3 Uji Autokorelasi

Berdasarkan hasil analisis dengan program komputasi SPSS for Windows release 22 diperoleh tabel uji autokorelasi seperti berikut :


(53)

Tabel 4.16 Tabel Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Squar

e

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics Durbin-Watson R Square

Change

F Change

df1 df2 Sig. F Change

1 .962a .925 .921 277815.831 .925 219.335 4 71 .000 1.751 a. Predictors: (Constant), Teknologi, Luas Lahan, Tenaga Kerja, Modal Kerja

b. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani Padi

Dari tabel hasil uji autokorelasi di atas diperoleh angka uji Durbin Watson sebesar 1,751. angka ini berada diantara 1,66 hingga 2,26 yang berarti tidak ada autokorelasi dari model tersebut. Sehingga layak digunakan dalam penelitian. Kriteria uji autokorelasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.17 Tabel Kriteria Uji Autokorelasi Nilai statistic Durbin Watson Hasil keputusan

0 < d < dt atau DW < 1,631 Terjadi autokorelasi negatif

dt < d < 4 - dt atau 1,631 < DW < 1,733 Daerah ragu-ragu, tidak ada keputusan dt < d < 4 – du atau 1,733 < DW < 2,267 Tidak ada autokorelasi

4 - du < d < 4 - dt atau 2,267 < DW < 2,387

Daerah ragu-ragu, tidak ada kesimpulan

4 – du < d < 4 atau 2,387 < DW Ada autokorelasi positif Keterangan :

dl (batas bawah) = 1,631 dl (batas atas) = 1,16


(54)

4.2.3.4 Uji Normalitas

Uji normalitas residual bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi residual normal atau mendekati normal. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut

Gambar 4.9 Sebaran Plot pada Uji Normalitas Data

Berdasarkan gambar 4.10 menunjukkan bahwa penyebaran plot berada di sekitar dan sepanjang garis 45o. Dengan demikian menunjukkan bahwa data-data pada variabel penelitian berdistribusi normal.


(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian yang dilakukan pada petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut :

a. Profil usahatani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

1. Luas lahan rata-rata yang dimiliki oleh petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah 10 Rante. Dimana sebagian besar petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah petani padi yang memiliki luas lahan antara 7-10 Rante sebanyak 51 orang (67%).

2. Tenaga kerja rata-rata yang digunakan dalam usahatani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah sebanyak 6 orang. Dimana sebagian besar petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah petani padi yang menggunakan tenaga kerja yang berkisar antara 3-6 orang sebanyak 45 orang (59%).

3. Modal rata-rata yang digunakan oleh petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah sebesar Rp 1.500.000 per satu kali musim tanam. Dimana sebagian besar petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah petani


(56)

padi yang menggunakan modal yang berkisar antara Rp 1.000.000-1.900.000 sebanyak 38 orang (50%).

4. Dari 76 sampel petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai yang diambil, sebanyak 30 petani padi (30%) menggunakan teknologi modern dalam tahap persiapan lahan. Sedangkan teknologi yang paling banyak digunakan dalam usahatani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah teknologi tradisional dengan persentase sebanyak 46% atau sebanyak 46 petani padi.

5. Rata-rata produksi usahatani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah sebanyak 1,9 ton atau jika dinominalkan adalah sebesar Rp 9.500.800. Dimana sebagian besar petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah petani padi yang mendapatkan hasil produksi yang berkisar antara Rp 9.000.000-11.900.000 sebanyak 25 orang (33%).

6. Rata-rata tingkat kesejahteraan petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah sebesar Rp. 2.400.000. Dimana sebagian besar petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai adalah petani padi yang mendapatkan kesejahteraan yang berkisar antara Rp 1.400.000-3.400.000 sebanyak 43 orang (57%).


(57)

b. Luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), modal kerja (X3), dan teknologi (X4) secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kesejahteraan petani padi (Y). Besarnya pengaruh keempat variabel tersebut ditunjukkan dengan R2 (R square) = 0,925. Hal ini berarti bahwa pengaruh variabel luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), modal kerja (X3) dan teknologi (X4) secara bersama-sama terhadap kesejahteraan petani padi (Y) adalah sebesar 92,5%. Sedangkan sisanya sebesar 7,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.

c. Secara parsial, hanya variabel Luas lahan (X1), dan modal kerja (X3), yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai. Dimana secara parsial variable pengaruh yang paling dominan mempengaruhi produksi usahatani padi adalah variabel luas lahan sebesar 4,645 dan diikuti dengan variabel modal kerja sebesar 2,477. Sedangkan teknologi (X4) berpengaruh negatif namun signifikan terhadap kesejahteraan petani padi dan tenaga kerja (X3) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kesejahteraan petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai.


(58)

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian pada usahatani padi di Kecamatan Dolok Masihul, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :

a. Hendaknya petani perlu meningkatkan pengetahuannya tentang pertanian dengan mengikuti pelatihan-pelatihan pertanian agar dapat meningkatkan produktivitasnya.

b. Perlu adanya upaya pemerintah daerah untuk lebih menigkatkan fungsi lembaga penyuluhan dari dinas dan instansi terkait agar usaha para petani lebih berkembang dan merata.


(59)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Usahatani Padi

Menurut Soekartawi (2002:1), ilmu usahatani biasa diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif apabila petani dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki dengan sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran.

Usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, teknologi, pupuk, benih, dan pestisida) dengan efektif, efisien dan continue untuk menghasilkan produksi yang tinggi sehingga pendapatan usahataninya meningkat (Rahim dan Hastuti, 2007:158). Ditinjau dari segi pembangunan hal terpenting mengenai usahatani adalah dalam usahatani hendaknya senantiasa berubah, baik dalam ukuran maupun dalam susunannya, untuk memanfaatkan periode usahatani yang senantiasa berkembang secara lebih efisien.

2.2 Definisi Kesejahteraan

Menurut Undang-undang No 11 Tahun 2009, tentang Kesejahteraan Masyarakat, kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dansosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu


(60)

mengembangkan diri, sehingga dapatmelaksanakan fungsi sosialnya.Dari Undang–Undang di atas dapat kita cermati bahwa ukuran tingkat kesejahteraan dapat dinilai dari kemampuan seorang individu atau kelompok dalam usaha nya memenuhi kebutuhan material dan spiritual nya. Kebutuhan material dapat kita hubungkan dengan pendapatan yang nanti akan mewujudkan kebutuhan akan pangan, sandang, papan dan kesehatan. Kemudian kebutuhan spiritual kita hubungkan dengan pendidikan, kemudian keamanan dan ketentaraman hidup.

Menurut Daniel (2002), hal yang paling penting dari kesejahteraaan adalah pendapatan, sebab beberapa aspek dari kesejahteraan rumah tangga tergantung pada tingkat pendapatan. Pemenuhan kebutuhan dibatasi oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang berpendapatan rendah. Semakin tinggi pendapatan rumah tangga maka persentase pendapatan untuk pangan akan semakin berkurang. Dengan kata lain, apabila terjadi peningkatan tersebut tidak merubah pola konsumsi maka rumah tangga tersebut sejahtera. Sebaliknya, apabila peningkatan pendapatan rumah tangga dapat merubah pola konsumsi maka rumah tangga tersebut tidak sejahtera.

2.3 Fungsi Produksi Cobb Douglas

Menurut Boediono (2004) setiap proses produksi mempunyai landasanteknis yang dalam landasan teori tersebut disebut fungsi produksi. Fungsi produksiadalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkatoutput dari tingkat penggunaan input-input.Setiap produsen dalam teori


(61)

dianggap mempunyai suatu fungsi produksi untuk perusahaan. Secara matematik bentuk dari fungsi produksi adalah sebagai berikut :

= (X1, X2, X3,X4, … , X) dimana :

Q : tingkat produksi (output)

X1, X2, X3, X4… , X� : berbagai input yang digunakan.

Salah satu bentuk model nonlinier adalah fungsi produksi Cobb Douglas. Fungsi produksi Cobb Douglas yaitu suatu fungsi yang melibatkan dua atau lebih variabel, yaitu variabel yang satu disebut variabel terikat (variabel yang dijelaskan, yaitu Y), dan variabel yang lain disebut variabel bebas (variabel yang menjelaskan, yaitu X). Fungsi Cobb Douglas diperkenalkan oleh Cobb C. W dan Douglas P.H. Pada tahun 1928 melalui artikel yang berjudul A theory of Production di majalahIlmiah American Economic Review 18 (Suplement) halaman 139 sampel 165 (Soekartawi, 2002). Secara sederhana formulasi fungsi produksi Cobb Douglas adalah sebagai berikut:

Q = f(Kα

Lβ

) (2.27)

Keterangan :

Q : Output

: Tenaga kerja (labour)

: Modal (capital)

α (alpha) dan β (beta) : Parameter-parameter positif lainnya yang ditentukan oleh data


(62)

Ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi dalam menggunakan fungsi Produksi Cobb Douglas, yaitu :

1. Tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol atau suatu bilangan yang besarnya tidak diketahui (infinite);

2. Tidak ada perbedaan teknologi pada pengamatan; 3. Tiap-tiap variabel X adalah persaingan sempurna;

4. Perbedaan lokasi (pada fungsi produksi) adalah sudah tercakup pada faktor kesalahan (Soekartawi, 2002).

2.3.1 Elastisitas Produksi

Elastisitas produksi adalah konsep untuk mengukur tingkat perubahan darioutput akibat dari penggunaan input. Salah satu asumsi dasar dalam teori ekonomi produksi adalah setiap produsen berusaha memaksimumkan keuntungan. Analisiselastisitas ini sangat penting untuk menjelaskan input mana yang lebih elastic dibandingkan dengan input lainnya. Disamping itu juga dapat diketahui intensitas faktor produksinya, apakah bersifat padat tenaga kerja ataukah padat modal. Apabila nilai elastisitas modal lebih besar daripada nilai elastisitas tenaga kerja, maka proses produksi lebih bersifat padat modal, dan begitu juga sebaliknya.

2.3.2. Return to Scale

Return to Scale perlu diketahui untuk mengetahui apakah kegiatan dari suatuusaha yang akan diteliti mengikuti kaidah increasing, constant, atau decreasingreturn to scale. Konsep Return to Scale yang dikemukakan Shephred


(63)

(1970) di dalamSoekartawi (2002) menerangkan bahwa produksi optimal dapat dicapai apabila ada pengorganisasian penggunaan input sebaik mungkin. Menurut Soekartawi (1990) ada 3 alternatif dari kondisi Return to Scale, yaitu :

1. decreasing return to scale, bila �1 + �2 < 1

Dalam keadaan demikian dapat diartikan bahwa proporsi penambahan factor produksi melebihi proporsi penambahan produksi. Misalnya, bila penggunaan faktor produksi ditambah 25%, maka produksi akan ditambah sebesar 15%.

2. constant return to scale, bila �1 + �2 = 1

Dalam keadaan ini, penambahan faktor produksi akan proporsional dengan penambahan produksi yang diperoleh. Misalnya, bila faktor produksi ditambah 25%, maka produksi akan bertambah 25% juga.

3. increasing return to scale, bila �1 + �2 > 1

Ini artinya bahwa proporsi penambahan faktor produksi akan menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya lebih besar. Misalnya, bila faktor produksi ditambah 10%, maka produksinya akan bertambah sebesar 20%.

2.3.3 Estimasi Fungsi Produksi Cobb Douglas

Untuk mengestimasi fungsi produksi Cobb Douglas ada beberapa metode. Salah satu diantaranya adalah dengan cara melinierkan fungsi produksi CobbDouglas dengan transformasi logaritma seperti yang dilakukan oleh Human (2010). Untuk memudahkan pendugaan terhadap persamaan (2.27), maka


(64)

persamaan (2.27) diubah menjadi bentuk linier berganda dengan cara melogaritmakan persamaan tersebut. Logaritma dari persamaan (2.27) adalah :

ln = ln + ln 1 + ln 2 + ln 3 + d ln 4

�∗ = �∗ + ��1*+��2*+ ��3*+ ��4* (2.28) dimana :

�∗ = ln

�∗ = ln X

�∗= ln A

Dengan melakukan regresi pada persamaan (2.28), maka secara mudah akan diperoleh nilai konstanta A dan elastisitas input produksinya.

Metode yang kedua adalah dengan menggunakan bantuan suatu algoritma untuk mendekati fungsi produksi Cobb Douglas melalui fungsi linier.. Konsep yang mendasari teknik ini adalah uraian deret Taylor yang digunakan untuk menyatakan persamaannonlinier dalam bentuk hampiran linier. Metode inilah yang dibahas dalam skripsi ini.

2.4 Faktor-Faktor Produksi

Dalam usaha pertanian, produksi diperoleh melalui suatu proses yang cukup panjang dan penuh resiko. Panjangnya waktu yang dibutuhkan tidak sama tergantung pada jenis komoditas yang diusahakan. Tidak hanya waktu, kecukupan faktor produksi pun ikut sebagai penentu pencapaian produksi. Faktor produksi terdiri dari empat komponen yaitu tanah, tenaga kerja, modal dan teknologi.


(65)

2.4.1 Tanah / Luas Lahan

Tanah merupakan faktor produksi terpenting dalam pertanian karena tanah merupakan tempat dimana usaha tani dapat dilakukan dan tempat hasil produksi dikeluarkan karena tanah tempat tumbuh tanaman. Tanah memiliki sifat tidak sama dengan faktor produksi lain yaitu luas relatif tetap dan permintaan akan lahan semakin meningkat sehingga sifatnya langka (Mubyarto, 2002:89). Menurut Hernanto (1991) dalam (Djamali Abdoel:2000), bahwa terdapat empat golonganpetani berdasarkan luas lahan yang diusahakan yaitu :

1. Golongan petani sangat luas (lebih dari 25 rante) 2. Golongan petani luas (19 – 25 rante)

3. Golongan petani sedang (10 - 18 rante)

4. Golongan petani sempit (kurang dari 10 rante)

Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh komoditas pertanian. Secara umum dikatakan, semakin luas lahan (yang digarap/ditanami), semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut. Ukuran lahan pertanian dapat dinyatakan dengan rante. Di pedesaan, petani masih menggunakan ukuran tradisional, misalnya patok dan jengkal (Rahim 2007: 36).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa luas lahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah luas tanah sawah yang ditanami padi pada satu kali musim panen dengan satuan rante.


(66)

2.4.2 Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting dalam usaha tani. Penggunaan tenaga kerja akan intensif apabila tenaga kerja dapat memberikan manfaat yang optimal dalam proses produksi. Jasa tenaga kerja yang dipakai dibayar dengan upah. Dalam usahatani sebagian tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri, yang terdiri dari ayah sebagai kepala keluarga, istri, dan anak-anak petani. Anak-anak yang sudah berumur 12 tahun misalnya sudah dapat dijadikan tenaga kerja yang produktif bagi usahatani. Mereka dapat membantu mengatur pengairan, mengangkut bibit atau pupuk ke sawah atau membantu penggarapan sawah. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak pernah dinilai dalam uang. Memang usahatani dapat sekali-sekali membayar tenaga kerja tambahan misalnya dalam tahapan penggarapan tanah baik dalam bentuk tenaga langsung. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga sendiri umumnya tidak terlalu diperhitungkan dan sulit diukur dalam penggunaannya atau bisa disebut juga tenaga yang tidak pernah dinilai dengan uang.

Dalam usahatani kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan meliputi hampir seluruh proses produksi berlangsung, kegiatan ini meliputi beberapa jenis tahapan pekerjaan, antara lain yaitu :

a. Persiapan tanaman,

b. Pengadaan sarana produksi pertanian (bibit, pupuk, obat hama/penyakit yang digunakan sebelum tanam),


(67)

d. Pemeliharaan yang terdiri dari penyiangan, pemupukan, pengobatan, pengaturan air dan pemeliharaan bangunan air,

e. Panen dan pengangkutan hasil, f. Penjualan. (Hernanto, 2003:71-72).

Ukuran tenaga kerja dapat dinyatakan dalam hari orang kerja (HOK) atau hari kerja orang (HKO). Menurut Soekartawi (2002 : 26), dalam analisis ketenagakerjaan diperlukan standarisasi satuan tenaga kerja yang biasanya disebut hari kerja setara pria (HKSP).

Tenaga kerja yang diambil dalam penelitian ini adalah jumlah tenaga kerja yang dipakai untuk proses produksi dan curahan kerja (alokasi waktu yang dipergunakan oleh tenaga kerja tersebut) dihitung per Hari Orang Kerja (HOK) petani.

2.4.3 Modal Kerja

Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor-faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru yaitu dalam hal ini hasil pertanian. Modal petani yang diluar tanah adalah ternak, cangkul, alat-alat pertanian, pupuk, bibit, pestisida, hasil panen yang belum dijual tanaman yang masih ada di sawah. Dalam pengertian yang demikian tanah bisa dimasukkan dalam modal (Mubyarto, 2002:106).

Dengan modal dan peralatan maka penggunaan tanah dan tenaga kerja juga dapat dihemat. Oleh karena itu, modal dapat dibagi menjadi dua, yaitu landsaving capital dan labour saving capital (Suratiyah, 2006:33).


(68)

Modal dikatakan land saving capital jika dengan modal tersebut dapat menghemat penggunaan lahan, tetapi produksi dapat dilipatgandakan tanpa harus memperluas areal. Contohnya pemakaian pupuk, bibit unggul, pestisida, dan intensifikasi. Modal dikatakan labour saving capital jika dengan modal tersebut dapat menghemat penggunaan tenaga kerja. Contohnya pemakaian traktor untuk membajak, mesin penggiling padi (Rice Milling Unit/RMU) untuk memproses padi menjadi beras.

2.4.3.1 Bibit atau Benih

Menurut Suparyono (2003:20) bibit yang bermutu adalah bibit yang telah dinyatakan sebagai bibit yang berkualitas tinggi dengan jenis tanaman unggul. Bibit yang berkualitas tinggi memiliki daya tumbuh lebih dari 90% dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1. Memiliki viabilitas atau dapat mempertahankan kelangsungan pertumbuhannya menjadi tanaman yang baik atau sering disebut sebagai bibit unggul.

2. Memiliki kemurnian, artinya terbebas dari kotoran bibit jenis lain, bebasdari hama dan penyakit.

Adapun sifat-sifat yang dimiliki bibit unggul pada umumnya adalah: 1. Daya hasil tinggi

2. Tahan terhadap gangguan serangga dan penyakit 3. Tahan roboh atau tumbang

4. Umur yang pendek


(69)

Bibit atau benih merupakan salah satu faktor produksi yang habis dalam satu kali pakai proses produksi. Oleh karena itu petani harus berhati-hati dalam setiap memilih benih sehingga diperoleh benih yang baik dan bermutu yang dapat menunjang produksi baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

2.4.3.2 Pupuk

Pupuk adalah zat atau bahan makanan yang diberikan kepada tanaman dengan maksud agar zat tersebut dapat diserap oleh tanaman. Pupuk merupakan zat yang berisi satu atau lebih nutrisi yang digunakan untuk mengembalikan unsur-unsur yang habis terhisap tanaman dari tanah. Dalam pemberian pupuk harus dengan dosis yang tepat serta waktu yang tepat pula agar keseimbangan zat mineral dapat dipertahankan sehingga dapat meningkatkan hasil produksi pertanian.

2.4.3.3 Pestisida

Pestisida adalah substansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan berbagai hama. Dalam pemakaian pestisida harus memperhatikan dosis maupun ukurannya. Pestisida pada hakikatnya merupakan racun apabila pemakaiannya terlalu banyak akan bersifat merugikan. Petani di Indonesia menggunakan pestisida untuk membantu program intensifikasi dalam rangka mengatasi masalah hama dan penyakit menyerang tanaman pertanian. Pestisida dapat secara cepat menurunkan populasi hama yang menyerang tanaman sehingga penurunan hasil pertanian dapat dikurangi (Suparyono, 2003:25).

Berdasarkan uraian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa dalam penelitian ini modal yang dimaksud adalah besaran nominal (uang) yang dipakai


(70)

untuk proses produksi yaitu mencakup biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku,biaya tenaga kerja yang meliputi proses mulai dari pengolahan tanah, penyebaran benih, penanaman, pemupukan, pemeliharaan atau penyemprotan dan pemanenan.Sedangkan untuk biaya bahan baku adalah pembelian bibit, pupuk dan pestisida/obat hama.

2.4.4 Teknologi

Kemajuan dan pembangunan dalam bidang apa pun tidak dapat dilepaskan dari kemajuan teknologi. Revolusi pertanian didorong oleh penemuan mesin-mesin dan cara-cara baru dalam bidang pertanian.Demikian pula “Revolusi Hijau” mulai tahun 1969/1970 disebabkan oleh penemuan teknologi baru dalam bibit padi dan gandum yang lebih unggul dibanding bibit-bibit yang dikenal sebelumnya.

Teknologi baru yang diterapkan dalam bidang pertanian selalu dimaksudkan untuk menaikkan produktivitas apakah ia produktivitas tanah, modal atau tenaga kerja. Dengan penggunaan teknologi yang lebih maju dari sebelumnya maka usahatani yang dilakukan dapat lebih efektif dan efisien, sehingga dapat memperoleh keuntungan maksimal dengan produktivitas yang tinggi.

Dalam menganalisa peranan teknologi baru dalam pembangunan pertanian kadang-kadang digunakan dua istilah lain yang sebenarnya berbeda namun dapat dianggap sama dan sering dipertukarkan karena keduanya menunjukkan pada soal yang sama yaitu perubahan teknik (technical change) dan inovasi (innovation). Istilah perubahan teknik jelas menunjukkan unsur perubahan suatu cara baik


(1)

Hardiansyah SE, Muhammad Fachmi Aulia SE, Muhammad Teguh Pranada, Pebriani Barus SE, Puspa Indah Sari SE, Devi Nasriani Pasaribu SE, Friska Herlina Barus. Tim Futsal saya, Muhammad Ridwan, Muhammad Haekal, Pandy Syahputra, Muhammad Anugerah Ritonga. Terima kasih atas dukungan dan doa yang telah diberikan sehingga skripsi ini selesai.

11. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya saya berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya, khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara. Semoga Allah SWT. senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah bersedia membantu penyelesaian skripsi ini.

Medan,

Reza Ar Ridho 120501160


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.3 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Usahatani Padi ... 8

2.2 Definisi Kesejahteraan ... 8

2.3 Fungsi Produksi Cobb Douglas ... 9

2.3.1 Elastisitas Produksi ... 11

2.3.2 Return To Scale ... 11

2.3.3 Estimasi Fungsi Produksi Cobb Douglas ... 12

2.4 Faktor-Faktor Produksi ... 13

2.4.1 Tanah/Luas Lahan ... 14

2.4.2 Tenaga Kerja ... 15

2.4.3 Modal Kerja ... 16

2.4.3.1 Bibit atau Benih ... 17

2.4.3.2 Pupuk ... 18

2.4.3.3 Pestisida ... 18

2.4.4 Teknologi ... 19

2.5 Penelitian Terdahulu ... 20

2.6 Kerangka Konseptual ... 24

2.7 Hipotesis ... 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 26

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

3.3.1 Populasi ... 27

3.3.2 Sampel ... 27

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 28

3.5 Definisi Operasional ... 29


(3)

3.7 Test Of Goodness Of Fit (Uji Kesesuaian) ... 31

3.7.1 Koefisien Determinasi (R-square) ... 31

3.7.2 Uji t-statistik (Uji Secara Parsial) ... 32

3.7.3 Uji f-statistik (Uji Secara Serentak) ... 33

3.8 Pengujian Asumsi Klasik ... 34

3.8.1 Uji Multikolineritas ... 34

3.8.2 Uji Heteroskedastisitas ... 34

3.8.3 Uji Autokorelasi ... 35

3.8.4 Uji Normalitas ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 36

4.1.1 Letak dan Geografis Kecamatan Dolok Masihul ... 36

4.1.2 Luas Penggunaan Tanah ... 38

4.1.3 Profil Petani Padi ... 39

4.1.3.1 Profil Petani Padi Menurut Umur ... 39

4.1.3.2 Profil Petani Padi Menurut Tingkat Pendidikan ... 40

4.1.3.3 Profil Petani Padi Menurut Luas Lahan ... 40

4.1.3.4 Profil Petani Padi Menurut Tenaga Kerja ... 42

4.1.3.5 Profil Petani Padi Menurut Modal Kerja ... 43

4.1.3.6 Profil Petani Padi Menurut Teknologi ... 44

4.1.3.7 Profil Petani Padi Menurut Produksi Usahatani ... 45

4.1.3.8 Profil Petani Padi Menurut Tingkat Konsumsi ... 46

4.1.3.9 Profil Petani Padi Menurut Tingkat Kesejahteraan... 47

4.2 Pembahasan ... 48

4.2.1 Analisis Regresi Linier Berganda ... 48

4.2.2 Pengujian Hipotesis ... 50

4.2.2.1 Pengujian Parsial (Uji t) ... 50

4.2.2.2 Pengujian Secara Bersama (uji F) ... 52

4.2.2.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 53

4.2.3 Uji Asumsi Klasik ... 53

4.2.3.1 Uji Multikolinieritas ... 53

4.2.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... 55

4.2.3.3 Uji Autokorelasi ... 56

4.2.3.4 Uji Normalitas ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 59

5.2 Saran ... 61


(4)

DAFTAR TABEL

2.1 Penelitian Terdahulu ... 22

4.1 Luas Wilayah di Kecamatan Dolok Masihul ... 37

4.2 Responden Menurut Umur ... 39

4.3 Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 40

4.4 Luas Lahan Ynag digarap Petani ... 41

4.5 Tenaga Kerja Yang digunakan Petani ... 42

4.6 Modal Yang Digunakan Petani ... 43

4.7 Teknologi Yang digunakan petani Padi ... 44

4.8 Produksi Usahatani Padi ... 45

4.9 Tingkat Konsumsi Petani Padi ... 46

4.10 Tingkat Kesejahteraan Petani Padi... 47

4.11 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 49

4.12 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji Parsial (Uji t) ... 51

4.13 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji Bersama-sama (Uji F) ... 52

4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 53

4.15 Hasil Uji Multikolinieritas ... 54

4.16 Hasil Uji Autokorelasi... 56

4.17 Kriteria Uji Autokorelasi... 57

No. Tabel


(5)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 24

4.1 Luas Lahan Yang digarap Petani ... 41

4.2 Tenaga Kerja yang digunakan Petani... 42

4.3 Modal yang digunakan Petani ... 43

4.4 Teknologi yang digunakan Petani ... 45

4.5 Hasil Produksi Usahatani padi ... 46

4.6 Tingkat Konsumsi Usahatani padi ... 47

4.7 Tingkat Kesejahteraan Usahatani Padi ... 48

4.8 Scatter Plot Pada Uji Heteoskdastisitas ... 55


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuisioner Penelitian ... 64

2 Input Data Hasil dari Responden ... 67

3 Dokumentasi Penelitian ... 69


Dokumen yang terkait

Analisis Kebutuhan Modal Usaha Tani bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun

6 76 64

Analisis Kelayakan Usahatani dan Pengolahan Ubi (Kasus : Kecamatan Dolok Masihul dan Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai)

11 135 140

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Antara Petani Pengguna Pompa Air Dan Petani Pengguna Irigasi Pada Lahan Irigas) Di Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus: Desa Sidoarjo II Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

2 36 140

Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 11

Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 2

Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

0 1 7

Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

0 2 18

Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 2

Analisis Kebutuhan Modal Usahatani Bagi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 19

ANALISIS KEBUTUHAN MODAL USAHA TANI BAGI PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI SAWAH DI KECAMATAN PANEI KABUPATEN SIMALUNGUN

0 0 10