baik jika laba perusahaan didistribusikan kepada pemegang saham. Keputusan manajemen tersebut dapat menguntungkan perusahaan karena pemegang saham
akan merasa diuntungkan dan akan tetap menanamkan dana investasinya pada perusahaan. Rasio pembayaran dividen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Dividend Payout Ratio DPR.
2.5.4. Berbagai Macam Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaan menurut Riyanto 2012: 269 bermacam-macam, antara lain sebagai berikut:
1. Kebijakan dividen stabil Jumlah dividen per lembar yang dibayarkan relatif tetap selama jangka waktu
tertentu meskipun pendapatan per lembar saham berfluktuasi. Dividen stabil akan dipertahankan selama beberapa tahun, dan apabila pendapatan
perusahaan meningkat relatif permanen, maka besarnya dividen akan dinaikkan.
2. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen plus jumlah ekstra tertentu
Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham tiap tahun, dan dalam keadaan keuangan yang lebih baik perusahaan akan
membayarkan dividen ekstra di atas jumlah minimal tersebut, tetapi apabila keadaan keuangan memburuk maka hanya dividen minimal yang akan
dibayarkan perusahaan.
3. Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini menetapkan dividen payout ratio
yang konstan misal 50 yang berarti bahwa jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahun akan berfluktuasi sesuai dengan
perkembangan keuntungan yang diperoleh setiap tahunnya. 4. Kebijakan dividen yang fleksibel
Kebijakan dividen yang fleksibel berarti besarnya dividen setiap tahun disesuaikan dengan posisi finansial dan kebijakan finansial dari perusahaan
yang bersangkutan.
2.5.5. Teori Kebijakan Dividen
Ada beberapa teori dari preferensi investor tentang pembayaran dividen antara lain sebagai berikut:
2.5.5.1.Teori Ketidakrelevanan Dividen Dividend Irrelevance Theory
Teori ini dikemukakan oleh Miller dan Modigliani MM. Mereka berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk
menghasilkan laba dan risiko bisnisnya. Dengan kata lain, MM berpendapat bahwa nilai perusahaan tergantung pada laba yang diproduksi, bukan pada
bagaimana laba akan dibagi menjadi dividen dan laba yang ditahan, sehingga kebijakan dividen sebuah perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap nilai dan
biaya modalnya. Brigham dan Houston, 2006:70
2.5.5.2.Teori Burung di Tangan Bird in the Hand Theory
Brigham dan Houston 2006:71, teori ini dikemukakan oleh Gordon dan Lintner yang berpendapat bahwa tingkat pengembalian atas ekuitas akan turun
seiring dengan peningkatan pembayaran dividen karena para investor kurang yakin terhadap penerimaan keuntungan modal yang seharusnya berasal dari saldo
laba ditahan dibandingkan dengan penerimaan dividen. Gordon dan Lintner berpendapat bahwa investor lebih menyukai pendapatan dari dividen daripada
pendapatan dari keuntungan modal capital gain. Sjahrial, 2007 :313
2.5.5.3.Teori Preferensi Pajak
Menurut Brigham dan Houston 2006: 71, investor lebih menyukai pembagian dividen yang rendah daripada tinggi, karena adanya pajak yang dikenakan pada
dividen. Investor menganggap bahwa pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikan harga saham, dan keuntungan modal capital gain yang
pajaknya rendah akan menggantikan dividen yang pajaknya lebih tinggi.
2.5.5.4.Teori “Clientele Effect”
Kelompok Clientele pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham
yang membutuhkan penghasilan saat ini akan lebih menyukai pembayaran dividen yang tinggi, sedangkan kelompok pemegang saham yang tidak terlalu
membutuhkan penghasilan saat ini akan lebih senang apabila perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan. Sjahrial, 2007 :314
2.5.6. Prosedur Pembayaran Dividen