Pada tingkatan SMA pelajaran sejarah bertujuan untuk mendorong siswa berfikir kritis analisis dalam memanfaatkan pengetahuan tentang masa
lampau untuk memahami kehidupan masa kini dan masa yang akan datang, memahami bahwa sejarah merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, dan
mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan untuk memahami proses perubahan keberlanjutan masyarakat. Kejenuhan yang terjadi pada
siswa dalam pelajaran sejarah dapat diatasi dengan memperbanyak sumber belajar, baik dari buku maupun dari lingkungan. Siswa harus diberi banyak
pengalaman terutama untuk membuktikan bahwa yang dibaca dalam buku adalah benar, yaitu melalui observasi di situs maupun museum. Melalui
pemanfaatan sumber-sumber alternatif inilah kemudian akan dibangun siswa yang bukan hanya maupun mengerti lewat buku akan tetapi juga
mengembangkan siswa yang memiliki ide-ide dari hasil observasi di situs- situs sejarah maupun museum.
C. Kerangka Berpikir
Museum Trinil merupakan situs peninggalan sejarah yang memiliki koleksi tentang kehidupan pada masa prasejarah. Museum Trinil terletak di
kabupaten Ngawi Jawa Timur dan berada di hilir sungai Bengawan Solo. Koleksi-koleksi yang ada di Museum Trinil selain untuk budaya dapat di
manfaatkan juga untuk sumber pembelajaran sejarah untuk siswa SMA sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan dari sumber yang ada.
Berdasaran data observasi awal di Museum Trinil ada beberapa sekolah yang berkunjung dan memanfaatkan museum sebagai sumber pembelajaran
pada mata pelajaran sejarah. Diantaranya adalah SMA Negeri 3 Madiun, SMA Negeri 5 Madiun. Ada nilai-nilai kebudayaan dan pembelajaran yang
dapat di tanamkan pada siswa agar siswa memahami sejarah sesuai bukti yang ada dilihat dari koleksi-koleksi yang ada di museum. Dengan kerjasama
antara pemandu museum dan guru mata pelajaran dapat membantu siswa untuk mempermudah pemahaman pada siswa
Berikut ini kerangka berfikir penelitian ini :
\
1.1 Gambar Skema Kerangka Berpikir.
Guru mata pelajaran sejarah
Museum Trinil Peserta didik
Sumber dan Media
pembelajaran Pemahaman tentang
pemanfaatan Museum Trinil
Hasil belajar siswa tentang pemahaman
pada materi prasejarah
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan penelitian
Dalam penelitian pemanfaatan Museum Trinil sebagai sumber belajar sejarah bagi siswa SMA di Kabupaten Madiun Provinsi Jawa Timur ini
penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena peneliti ingin melihat pemanfaatan Museum
Trinil sebagai sumber belajar mengajar bagi siswa SMA di Kabupaten Madiun Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 20142015. Moleong
mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah Moleong,2010:6.
Menurut definisi Denzin dan Lincoln dalam moleongmenyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar
alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilalukan dengan jalan melibatkan beberapa metode yang ada. Metode penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
sebagai lawannya adalah eksperimen dimana peneliti sebagai instrumen kunci Sugiyono, 2010:15.