3. Subjek ujicoba tes yang dikembangkan adalah siswa kelas VIII semester
genap SMP Negeri 13 Semarang Tahun Ajaran 20102011.
1.4 Tujuan
Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1.
Mengembangkan tes diagnosis kognitif dengan 2-tier multiple choice format. 2.
Mengetahui karakteristik butir tes diagnostik yang dikembangkan. 3.
Mengetahui hasil implementasi soal tes diagnostik dalam menentukan miskonsepsi dan salah aplikasi konsep.
1.5 Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan di atas, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Dihasilkan tes diagnostik dengan menerapkan 2-tier multiple choice format
pada materi gelombang dan optik. 2.
Membantu guru dalam penyusunan tes diagnostik untuk mengetahui kesulitan belajar siswa.
3. Untuk menambah keragaman tes yang telah ada.
1.6 Penegasan Istilah
Ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan agar tidak terjadi salah penafsiran. Adapun istilah-istilah tersebut antara lain:
1.6.1 Pengembangan
Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
tersebut Sugiyono, 2008: 297. Dalam penelitian ini, produk yang akan dihasilkan adalah tes diagnostik dengan menerapkan 2-tier multiple choice format.
1.6.2 Tes Diagnostik
Tes diagnostik adalah tes untuk mengetahui kelemahan khusus yang dimiliki oleh peserta didik yang tidak berhasil, juga untuk mengetahui kelemahan
dan kekuatan peserta didik itu dalam suatu mata pelajaran Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 1456. Azwar 2009: 11 juga menjelaskan tes diagnostik adalah
tes yang digunakan untuk mendiagnosis kesukaran-kesukaran dalam belajar, mendeteksi kelemahan-kelemahan siswa yang dapat diperbaiki segera.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa agar dapat
diatasi sesuai kesulitannya.
1.6.3 Komponen Kognitif Problem Solving
Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan empat komponen kognitif problem solving yang akan dikembangkan dengan tes diagnostik. Komponen-
komponen tersebut diadaptasi dari komponen yang dikembangkan Kirsch dan Mosenthal 1993 dalam Neill 2000: 6 yang terdiri atas identifikasi, interpretasi,
komputasi, dan formulasi. Komponen identifikasi adalah komponen yang digunakan untuk mengetahui variabel apa saja yang terdapat pada soal yang akan
dikerjakan. Komponen interpretasi adalah komponen yang digunakan untuk menafsir peristiwa yang digambarkan soal dan apa yang ditanyakan soal.
Komponen komputasi adalah komponen yang digunakan untuk menemukan pemecahan masalah dari data input dengan menggunakan suatu algoritma.
Komponen formulasi adalah komponen yang merumuskan suatu masalah ke dalam bentuk algoritma atau persamaan.
1.6.4 Gelombang dan Optik