e. sarana visual khusus buku teks yang ditampilkan dapat menunjang
pemahaman isi buku teks; Pemanfaatan buku teks harus dilaksanakan secara konsisten sehingga
diperoleh hasil belajar yang memuaskan. Dengan pemanfaatan buku teks yang demikian maka akan didapatkan manfaat yang maksimal dari pemanfaatan
buku teks.
C. Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VII SMP
1. Pengertian PKn
Pendidikan kewarganegaraan dikenal mulai tahun 1957 dengan nama Kewarganegaraan. Kemudian pada tahun 1959 diintrodusir menjadi pelajaran
Civics dengan Civics Manusia Indonesia Baru. Pada tahun 1962 istilah tersebut kembali berubah menjadi Kewargaan Negara dan pada 1968 menjadi
Pendidikan Kewargaan Negara. Istilah-istilah tersebut terus mengalami perubahan. Tahun 1975 berganti dengan Pendidikan Moral pancasila PMP,
Tahun 1994 dengan Pendidikan Pancasila dan KewarganegaraanPPKn, tahun 1999 dengan pencabutan materi Pedoman Pengamalan dan Penghayatan
Pancasila P-4, dan sekarang berubah menjadi Pendidikan Kewarganegaraan PKnFathurrohman.staff.uny.ac.idsitesdefaultfilespendidikan,S.Pd.,M.Pd
SEJARAHPERKEMBANGANPKn.pdf, Fathurrohman, diunduh pada 18 Februari 2013.
Widodo 2010:
117 memberikan
pengertian Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial budaya, bahasa, usia
dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Laros Tuhuteru dalam tulisannya pada Prosiding Seminar Nasional dan Kongres PKn se Indonesia tahun 2010 menyatakan bahwa Pendidikan
kewarganegaraan PKn merupakan salah satu bidang kajian yang mengemban misi nasional bangsa untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui
koridor “Value-based education” konfigurasi atau kerangka sistemik Pkn
dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut : Pertama ; Pkn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas, partisipatif, dan bertanggungjawab. Kedua ; PKn
secara teoritik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi –
dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang bersifat konfluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi ide, nilai, konsep, dan
moral Pancasila. Ketiga ; PKn secara pragmatig dirancang sebagai subjek pembelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai content
embedding value dan pengalaman belajar learning experiences dalam bentuk berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide, nilai, konsep, dan moral Pancasila, kewarganegaraan yang
demokratis, dan bela negara. Pebriyeni 2010: 149 memberikan pengertian bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan adalah pendidikan demokratis yang pelaksanaannya dilakukan oleh lembaga pendidikan formal. Hakekat dari Pendidikan
kewarganegaraan pada pendidikan formal ini yaitu berupaya secara sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menumbuhkan
jatidiri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan
negara. Lampiran Permendiknas No. 22 tahun 2006 sacara normatif
menyebutkan bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang
memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Dengan demikian dapat dikatakan PKn mengemban misi yang besar
untuk mencerdaskan masyarakat sebagaimana diamanatkan UUD 1945. Cerdas
yang dimaksud bukan hanya mampu menguasia materi secara teoretis civic knowledge, namun juga mampu mengambil tindakan tepat Civic skill dalam
bernagai peristiwa sosial dan mampu bertanggungjawab dalam berbagai tindakan civic responsibility.
2. Visi, Misi, dan Tujuan PKn