b. Klasifikasi kualitas
Kualitas oli mesin diklasifikasikan sesuai dengan standar API Amesican Petroleum Institute dan di test dengan cara API. Klasifikasi API
biasanya tercantum pada masing-masing kemasan oli mesin untuk menambahkan tingkatan SAE sehingga pemilihan akan lebih mudah bila
dilihat dari perbandingan kondisi pengoperasian kendaraan. Simbol terakhir SL mulai diperkenalkan 1 Juli 2001. Walau begitu,
simbol makin baru tetap bisa dipakai untuk katagori sebelumnya. Seperti API SJ baik untuk SH, SG, SF dan seterusnya. Sebaliknya jika mesin
kendaraan menuntut SJ maka tidak bisa menggunakan tipe SH karena mesin tidak akan mendapatkan proteksi maksimal sebab oli SH didesain untuk
mesin yang lebih lama. Ada dua tipe API, S Service atau bisa juga S diartikan Spark-Plug
Ignition pakai busi untuk mobil MPV atau pikap bermesin bensin. C Commercial diaplikasikan pada truk Heavy Duty dan mesin diesel.
Contohnya kategori C adalah CF, CF-2, CG-4. Bila menggunakan mesin diesel pastikan memakai kategori yang tepat
karena oli mesin diesel berbeda dengan oli mesin bensin karena karakter diesel yang banyak menghasilkan kontaminasi jelaga sisa pembakaran lebih
tinggi. Oli jenis ini memerlukan tambahan aditif dispersant dan detergent untuk menjaga oli tetap bersih. Sebagai tambahan, bila oli yang digunakan
sudah tipe sintetik maka tidak perlu lagi diberikan bahan aditif lain karena justru akan mengurangi kinerja mesin bahkan merusaknya.
2.2 Skema Rangkaian Alat
Gambar 2.3 Skema rangkaian keseluruhan alat Dari gambar 2.3, rangkaian alat ini dapat dibagi menjadi beberapa
rangkaian. Diantaranya adalah regulator tegangan, rangkaian motor DC dan rotary encoder, sensor arus, rangkaian LCD, dan rangkaian mikrokontroler.
2.3 Regulator Tegangan
Rangkaian catu daya memberikan supply tegangan pada alat pengendali. Ada dua macam catu daya, yaitu catu daya tegangan tetap dan catu daya variable.
Catu daya tegangan tetap adalah catu daya yang tegangan keluarannya tetap dan tidak bisa diatur. Catu daya variable merupakan catu daya yang tegangan
keluarannya dapat diubahdiatur. Catu daya yang baik selalu dilengkapi dengan regulator tegangan. Tujuan
pemasangan regulator tegangan pada catu daya adalah untuk menstabilkan
tegangan keluaran apabila terjadi perubahan tegangan masukan pada catu daya. Salah satu tipe regulator tegangan tetap adalah LM 7805. Regulator tegangan tipe
LM 7805 adalah salah satu regulator tegangan tetap dengan tiga terminal, yaitu terminal V
in
, GND dan V
out
. Tegangan keluaran dari regulator LM 7805 memungkinkan regulator untuk dipakai dalam sistem logika. Tegangan keluaran
dari IC ini adalah sebesar 5 Volt dengan arus maksimal sebesar 1 A.
Gambar 2.4 . Bentuk fisik IC 7805 Sumber: http:www.engineersgarage.com
Gambar 2.5 menunjukkan contoh penggunaan dan perancangan rangkaian menggunakan IC LM7805.
Gambar 2.5. Rangkaian regulator tegangan dengan IC 7805
2.4 Motor DC