2.4 Karbon
Karbon adalah unsur kimia yang memiliki nomor atom 6 C6 Badan
Standardisasi Nasional ICS, 2011
.
Tumbuhan akan mengurangi karbon dioksida di atmosfer CO
2
diserap melalui proses fotosintesis dan tumbuhan akan menyimpannya dalam jaringan tumbuhan. Sampai waktunya karbon tersebut
tersikluskan kembali ke atmosfer, karbon tersebut akan menempati salah satu dari sejumlah kantong karbon. Semua komponen penyusun vegetasi baik pohon,
semak, liana dan epifit merupakan bagian dari biomassa atas permukaan. Di bawah permukaan tanah, akar tumbuhan juga merupakan penyimpan karbon
selain tanah itu sendiri. Pada tanah gambut, jumlah simpanan karbon mungkin lebih besar dibandingkan dengan simpanan karbon yang ada di atas permukaan.
Karbon juga masih tersimpan pada bahan organik mati dan produk-produk berbasis biomassa seperti produk kayu baik ketika masih dipergunakan maupun
sudah berada di tempat penimbunan.
2.5 Penyimpanan Karbon
Carbon sequestration adalah penangkapan dan penyimpanan CO
2
dari atmosfir dan mendepositkannya ke reservoir dan disimpan dalam jangka waktu yang lama.
Penyimpanan karbon juga merupakan salah satu cara memitigasi pemanasan global dan perubahan iklim, cara ini juga telah diusulkan sebagai cara untuk
memperlambat akumulasi gas rumah kaca di atmosfer dan lautan yang dilepaskan akibat pembakaran bahan bakar fosil. Karbon dioksida secara alami ditangkap
dari atmosfer melalui proses biologi, kimia dan fisika dan beberapa menggunakan proses sintetik.
Tumbuhan menyerap CO
2
dari atmosfer secara bebas dan mengubahnya menjadi oksigen O
2
dan karbohidrat C
6
H
12
O
6
, oksigen akan dilepaskan ke atmosfer yang kemudian akan digunakan mahluk hidup untuk proses respirasi bernafas
sedangkan karbohidrat akan disimpan dan digunakan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang menjadi organ tanaman berupa daun, batang, ranting, bunga dan
buah. Dengan demikian mengukur jumlah karbon yang disimpan dalam tubuh tanaman hidup biomassa pada suatu lahan dapat menggambarkan banyaknya
CO
2
di atmosfer yang diserap 2 oleh tanaman. Sedangkan pengukuran C yang masih tersimpan dalam bagian tumbuhan yang telah mati nekromasa secara
tidak langsung menggambarkan CO
2
yang tidak dilepaskan ke udara lewat pembakaran Hairiah, dkk., 2011.
Karbon sebagai penyusun bahan organik peredarannya selama pelapukan jaringan
tanaman sangat penting. Sebagian besar energi yang diperlukan oleh flora dan fauna tanah berasal dari oksidasi karbon. Akibat dari hal itu maka CO
2
terus menerus dibentuk. Berbagai perubahan menyerupai reaksi karbon tersebut di
dalam dan di luar tanah disebut peredaran karbon Soepandi, 1983 dalam Zulkarnain, 2012. Karbon masuk ke dalam tanah melalui fotosintesis, dengan
mengubah CO
2
atmosfer menjadi senyawa organik yang akhirnya masuk kedalam tanah sebagai serasah tanaman, akar dan eksudat akar Young, 1977
dalam Zulkarnain, 2012. Menurut Bohn, dkk. 1979 dalam Zulkarnain, 2012. Kandungan karbon organik
tanah merupakan hasil bersih dari nilai masukan karbon dari fotosintesis dan
karbon yang hilang. Kandungan bahan organik pada tanah aerob berkisar antara 0,5 atau kurang untuk tanah berpasir sampai 5 untuk permukaan mineral
horizon pada tanah alami pada daerah beriklim sedang. Jumlah bahan organik menurun tajam dengan semakin dalamnya permukaan tanah. Pengolahan tanah
biasanya menyebabkan kehilangan 13 sampai ½ bahan organik. Kandungan bahan organik pada tanah secara umum meningkat dengan semakin meningkatnya
curah hujan dan dengan semakin menurunnya suhu. Suhu dingin meningkatkan kandungan karbon organik tanah dengan mengurangi nilai kehilangan karbon di
dalam tanah. Penggunaan tanaman penutup tanah seperti rerumputan, semak dan terutama
pohon-pohonan dapat meningkatkan periode pertumbuhan aktif dan menghasilkan proporsi yang lebih besar karbon dalam tanah. Jumlah C organik dalam tanah
dipengaruhi oleh jenis tanaman yang ada pada lahan tersebut. Pertanian dengan tanaman tahunan merupakan cara yang efektif untuk menjaga kandungan karbon
tanah. Tingkat akumulasi karbon akan menurun berdasarkan waktu, sebagian penyerapan karbon terjadi melalui akar dan serasah tanaman Zulkarnain, 2012.
Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor yang
berperan dalam menentukan keberhasilan suatu budidaya pertanian. Hal ini dikarenakan bahan organik dapat meningkatkan kesuburan kimia, fisika maupun
biologi tanah. Penetapan kandungan bahan organik tanah dilakukan berdasarkan jumlah C organik Marpaung, 2009. Bahan organik sangat menentukan interaksi
antara komponen biotik dan abiotik dalam ekosistem tanah. Kandungan bahan organik sangat erat kaitannya dengan KTK Kapasitas Tukar Kation dan dapat