III. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di LLT Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian
dilakukan pada bulan April 2015 sampai November 2015.
3.2 Bahan dan Alat
Alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu Peta LLT, GPS Global Positioning System, Christenmeter alat untuk mengukur ketinggian pohon,
kompas, kamera, meteran, tali, patok kayu, parang, kantong plastik, alat tulis, borang data tanaman, timbangan, oven dan alat-alat laboratorium untuk analisis
tanah dan tanaman, sedangkan bahan yang digunakan adalah sampel tanaman kayu, sampel tanaman bawah, K
2
Cr
2
O
7
, H
2
SO
4
pekat, akuades, H
3
PO
4
, NaF 4, indikator difenilamin, dan ammonium ferosulfat.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini terdiri dari 5 perlakuan satuan lahan LLT dengan 4 ulangan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok RAK. Homogenitas ragam diuji dengan uji
Bartlet, adiktivitas data diuji dengan uji Tukey. Jika asumsi terpenuhi data
dianalisis dengan sidik ragam, perbedaan nilai tengah perlakuan diuji denga uji Beda Nyata Terkecil BNT pada taraf 5.
3.4 Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Pengamatan Peta dan penentuan titik pengamatan
Pengamatan peta berdasarkan perlakuan satuan lahan di LLT yang terdiri dari 5 lima satuan lahan yaitu satuan lahan 1 tergolong datar 0 – 3 ; satuan lahan 2,
landai 3 – 8 ; satuan lahan 3, bergelombang 8–15 ; satuan lahan 4, berbukit 15 – 30 ; dan satuan lahan 5, agak curam 30- 45 dengan masing-masing
kelas di tentukan 4 titik ulangan dengan luasan pengamatan 5 m x 5 m.
3.4.2 Pendataan Vegetasi
Pendataan vegetasi merupakan kegiatan pengelompokan jenis sekaligus pendataan nama jenis tanaman kayu yang hidup pada tiap kelas kemiringan
lereng. Pendataan vegetasi dilakukan untuk memudahkan dalam pengelompokan tanaman tanaman berkayu dan tanaman bawahrumput sehingga memudahkan
dalam pelaksanaan penelitian. Tanaman yang ada di LLT akan digolongkan menjadi 2, yaitu tanaman berkayu dan tanaman bawah. Tanaman berkayu adalah
tanaman yang memiliki kambium dan memiliki diameter batang 5 cm, sedangkan tanaman bawah adalah tanaman rumput ataupun tanaman legum
penutup tanah dan juga semak yang tumbuh pada setiap satuan lahan di LLT Fakultas Pertanian Unila.
3.4.3 Pengukuran Biomassa Tanaman Berkayu
Kandungan karbon pada tanaman berkayu dapat diukur menggunakan persamaan Allometrik yang didasarkan pada pengukuran diameter batang pohon atau
Diameter at Breast Height DBH setinggi 1,3 meter dari atas permukaan tanah. Sebelum pengukuran dimulai nama lokal dan nama ilmiah dari pohon yang akan
diukur harus dicatat di dalam kertas pendataan baru kemudian diameter batang pohon diukur menggunakan meteran posisi meteran harus sejajar untuk semua
arah sehingga data yang diperoleh akurat. Untuk mempermudah dalam penentuan titik DBH dapat menggunakan tongkat
kayu sepanjang 1.3 m yang diletakkan tegak lurus dari permukaan tanah di dekat pohon yang akan diukur. Setelah
mendapatkan titik DBH lingkar batang tersebut diukur dan dicatat didalam borang data,. Dan kemudian dilakukan pengukuran tinggi total tanaman menggunakan
Christenmeter sebagai data pendukung total karbon bagi tanaman tidak bercabang.
3.4.4 Pengukuran Biomassa Tanaman Bawah
Metode pengukuran karbon pada tanaman bawah berbeda dengan metode dalam pengukuran karbon tanaman berkayu, pengukuran dilakukan menggunakan
persamaan berat kering tanaman. Pengambilan sampel tanaman diawali dengan penentuan titik plot pengamatan dengan ukuran 1 x 1 m, kemudian tanaman
dipangkas dan ditimbang berat basahnya menggunakan timbangan, selanjutnya tanaman akan di keringkan menggunakan oven dengan suhu 80
o
C selama 24 jam atau hingga berat tanaman konstan. Setelah kering tanaman ditimbang kembali
untuk mengetahui kadar air tanaman dan juga berat kering tanaman lalu sampel