Teori Strukturalisme Struktur Dramatik Teks Ketoprak dalam Lakon Sri Huning Mustika Tuban

2.2 Teori Strukturalisme

Suatu konsep dasar yang menandai teori strukturalisme adalah anggapan bahwa dalam diri karya sastra sendiri merupakan suatu struktur yang otonom yang dapat dipahami sebagai suatu kestauan yang bulat dengan unsur-unsur pembangun yang saling berjalinan Pradopo, dkk. Dalam Jabrohim ed. 2001:55. Untuk memahami makna sebuah karya sastra, karya sastra garus dikaji berdasar strukturnya sendiri, lepas dari latar belakang sejarah, lepas dari diri dan niat penulis, dan lepas pula dari efeknya para pembaca Beardsley via Teeuw, dalam Jabrohim ed. 2001:55. Strukturalisme adalah cara berpikir tentang dunia yang dikaitkan dengan persepsi dan deskripsi struktural Hawkes, dalam Jabrohim ed. 2001:56. Pada hakikatnya dunia ini tersusun dari hubungan antar benda-benda yang saling berhubungan itu sendiri. Dalam kesatuan hubungan itu, setiap unsur tidak memiliki makna sendiri-sendiri, kecuali hubungannya dengan unsur-unsur lain sesuai dengan posisinya di dalam keseluruhan struktur, jadi struktur merupakan sebuah sistem yang terdiri atas sebuah anasir. Strukturalisme, dalam studi sastra selalu menolak campur tangan pihak luar. Hal ini berarti memahami karya sastra yang berarti memahami unsur-unsur yang membangun struktur. Analisis struktural berusaha membongkar dan memaparkan dengan cermat keterikatan semua anasir karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna yang menyeluruh. Untuk memahami karya sastra secara optimal, pemahaman terhadap struktur adalah suatu tahap yang harus dilakukan. Pemahaman tentang unsur pembangun keutuhan karya sastra. Sebuah karya sastra fiksi atau puisi, menurut kaum strukturalisme adalah sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif oleh unsur pembangun-nya Nurgiyantoro 2002:26. Di satu pihak, struktur karya sastra dapat diartikan sebagai susunan, penegasan, dan gambaran semua bahan dan sebagian yang menjadi komponen yang secara bersama membentuk kebulatan yang indah. Di pihak lain, struktur karya sastra juga menyaran pada pengertian hubungan antar unsur yang bersifat timbal balik, saling menentukan, saling mempengaruhi, yang secara bersama membentuk satu kesatuan yang utuh. Secara jelasnya, analisis struktur dalam karya sastra adalah sebagai berikut; karya sastra adalah sebuah struktur yang unsur-unsurnya tidak mempunyai makna dengan sendirinya, maknanya ditentukan saling berhubungan dengan unsur-unsur lainnya dan keseluruhan dari totalitasnya. Fokus teori struktural adalah pada unsur- unsur intrinsik suatu karya sastra, dan tidak membutuhkan hal lain kecuali karya sastra itu sendiri. Hal ini sama dengan pengungkapan Teeuw 1984:61 bahwa makna unsur karya sastra itu hanya dapat dipahami dan bernilai sepenuhnya atas dasar pemahaman tempat dan fungsi unsur itu sendiri dalam karya sastra. Analisis karya sastra itu seperti tersebut di atas bahwa struktur tidak dihindari, bahkan sebagai langkah-langkah sebab dianalisis demikian itu baru memungkinkan tercapainya pemahaman yang optimal. Dalam penelitian ini digunakan metode struktural dengan pendekatan objektif. Artinya pengkajian yang memberi perhatian penuh pada karya sastra sebagai struktur yang otonom dengan koherensi intrinsik. Teori-teori tentang struktur di atas digunakan sebagai dasar untuk menganalisis cerita ketoprak Sri Huning Mustika Tuban, meliputi struktur dramatik cerita tesebut. Unsur utama pembangun karya sastra adalah adanya sarana cerita, sarana cerita terdiri atas alur, tokoh, dan latar setting dari sarana cerita tersebut akan mengungkapkan tema dan amanat dari sebuah cerita.

2.3 Struktur Lakon