Resolusi kedua terjadi saat pelaksanaan pernikahan antara Raden Wiratmoyo dengan Dewi Kumala Retno. Banyak tamu undangan dan sanak keluarga yang datang
untuk menyaksikan kebahagiaan pengantin berdua. Dewi Sri Huning pun menari di depan para tamu, tetapi belum sampai selesai Dewi Sri Huning jatuh pingsan.
4.2.1.6 Keputusan
Pada tahap ini, konflik telah diakhiri dan memperoleh penyelesaian. Tahap keputusan dalam lakon ini terjadi saat pernikahan Raden Wiratmoyo dan Dewi
Kumala Retno berlangsung, Adipati Hendro Katong menyerang Tuban. Dewi Sri Huning yang baru sadar dari pingsan langsung minta ijin kepada Adipati Buntar lawe
untuk ikut berperang sebagai Senopati perang. Dewi Sri Huning berhadapan langsung dengan Adipati Hendro Katong. Dia terluka parah terkena pusaka dari Hendro
Katong. Bersamaan dengan itu, Sri Huning sudah sadar dari pingsan dan meminta ijin
untuk ikut maju perang menjadi Senopati ABL
: “Wiratmoyo, apa kowe ora isin adhimu Sri Huning jejere wong wadon, amarga ngrumangsani dadi
prajurit, dheweke wani maju perang mbelani marang negarane.”
ABL : “Wiratmoyo, apa kamu tidak malu dengan adikmu Sri
Huning? Dia wanita tetapi karena dia menyadari kalau dia prajurit, dia berani maju ke medan perang membela
negaranya.”
Raden Wiratmoyo : “Rama lan sedaya kemawon, kula badhe majeng
perang nanging mboten mbelani sinten kemawon, nanging kula badhe mbelani utawi njagi katentreman
Bojonegoro lan Tuban. Kula ugi mbelani diajeng Sri Huning.”
Raden Wiratmoyo : “Rama, saya akan maju ke medan perang, tidak untuk
membela siapa-siapa atau menjaga ketentraman Bojonegoro ataupun Tuban. Saya hanya membela
diajeng Sri Huning.”
Lalu Raden Wiratmoyo datang membantu Dewi Sri Huning. Dia menusuk Adipati Hendro Katong, tetapi sebelum Adipati Hendro Katong mati, dia berhasil
menusukkan pusakanya ke perut Raden Wiratmoyo. Raden Wiratmoyo pun terluka parah. Dia tergopoh-gopoh menghampiri Dewi Sri Huning yang sudah tergolek
lemah akibat luka yang sangat parah. Akhirnya mereka berdua gugur dalam perang melawan Adipati Hendro Katong. Untuk mengenang jasanya membela Tuban, Dewi
Sri Huning diberi julukan ”Sri Huning Mustika Tuban”.
4.2.2 Tokoh dan Penokohan karakterisasi atau perwatakan 4.2.2.1 Tokoh