Tujuan dan manfaat Praktik Kerja Lapangan URAIAN

B. Tujuan dan manfaat Praktik Kerja Lapangan

Mandiri

1. Tujuan PKLM

Adapun tujuan dari PKLM ini adalah sebagai berikut : 1.1 untuk mengetahui Prosedur Pendataan Pajak Restoran di Kantor Dinas pendapatan Daerah kota Binjai. 1.2 untuk mengetahui kendala dalam Prosedur Pendataan pajak restoran. 1.3 Untuk mengetahui langkah apa saja yang dilakukan oleh Kantor Dinas Pendapatan Daerah kota binjai dalam pelaksanaan pendataan Pajak Restoran.

2. Manfaat PKLM Bagi Penulis

a. Penulis dapat memperoleh pengalaman belajar pada suatu instansi pemerintah dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai. b. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah dipelajari di perkuliahan. c. Mempelajari keahlian dan perilaku yang meningkatkan komunikasi dan pendekatan. d. Mempelajari bentuk kerja sama tim yang baik. Bagi Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai a. Membina hubungan kerja sama tim yang baik antara Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dengan Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai. b. Meningkatkan hubungan kerja sama lembaga pendidikan dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia SDM. c. Memberikan dan menambah pemunculan ide-ide baru. Bagi PRODIP III Administrasi Perpajakan USU a. Meningkatkan hubungan kerja sama yang baik antara Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi perpajakan dengan Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai. b. Meningkatkan hubungan kerja sama lembaga pendidikan dalam peningkatan Sumber Daya Manusia SDM. c. Memberikan dan menambah pemunculan ide-ide baru.

C. URAIAN

TEORITIS  Definisi Pajak Sebelum kita membahas mengenai gambaran pajak restoran, maka kita harus terlebih dahulu mengetahui tentang definisi pajak. Menurut Prof.Dr.P.J.A.Adriani Zain,2004:10 Pajak ialah iuran masyarakat kepada Negarayang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum undang-undang dengan tidak mendapat jasa timbal kontraprestasi,yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakkan untuk membayar pengeluaran umum. Selanjutnya Dr.Soeparman soemahamidjaja waluyo,2013:3 pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma- norma hukum,guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. Selain itu, Prof.Dr.Rochmat Soemito,S.H.Suandy,2008:10 menyatakan bahwa pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal kontraprestasi,yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Dari defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya.setiap undang-undang harus selalu dapat dipaksakan berlakunya.siapa yang diwajibkan undang-undang untuk mematuhi,namun tidak dilaksanakan ada sanksi atau hukuman.ada pendapat yang menyatakan bahwa pajak yang tidak berdasarkan undang-undang sama hal nya dengan perampokan.karena undang-undang dibuat atas persetujuan Dewan Perwakilan RakyatDPR. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah. Dengan kata lain tidak ada balas jasa langsung kepada pembayar pajak karena kalau ada balas jasapembayaran langsung namanya bukan pajak tapi pembelian ataupun retribusi.

a. Fungsi Pajak

dalam kedudukannya,pajak mempunyai fungsi antara lain: a Fungsi Budgetersumber keuangannegrapenerimaan Yaitu pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. b Fungsi Regulerpengatur Yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi,serta mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan.

b. Jenis-jenis pajak

Pajak yang dipungut pemerintah dari rakyat memiliki jenis-jenis yang pembagiannya dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain: a Menurut golongan Pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu : 1. pajak langsung,adalah pajak yang harus dipikul atau di tanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada rang lain atau pihak lain.contoh: pajak penghasilan. 2. Pajak tidak langsung, adalah pajak yang dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Contoh: pajak pertambahan nilai. b Menurut Sifat Pajak menurut sifat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. Pajak subjektif,adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya yang selanjutnya dicari syarat objektifnya. Dalam arti memperhatikan keadaan dari wajib pajak .contoh: pajak penghasilan 2. Pajak objektif,adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada objeknya,tanpa memperhatikan keadaan dari wajib pajak.contoh: pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah. c Menurut pemungut dan pengelolaannya 1. Pajak pusat, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara pada umumnya. Contoh: PPh,PPN,PPnBM,Bea Materai. 2. Pajak Daerah, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tanggadaerah. Contoh: pajak restoran,pajak reklame,pajak hiburan,pajak hotel dan sebagainya Darwin:2010. Dalam UU No. 28 Tahun 2009, Pemerintahan Daerah adalah penyelenggara urusan pemerintah oleh Pemerintahan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuab Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pajak daerah adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada pemerintah daerah yang pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Pendapatan.  Definisi Pajak Restoran Pajak Restoran menurut UU No.28 Tahun 2009 pasal 37 ayat1 adalah pajak yang dikenakan atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Pelayanan pajak restoran meliputi pelayanan penjualan makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh pembeli,baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun ditempat lain. Pajak Restoran adalah pajak atas pajak atas pelayanan restoran. Restoran adalah tempat menyantap makanan dan minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran. Objek Pajak Restoran menurut UU No.28 Tahun 2009 pasal 37 ayat 1 adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran.yang termasuk dalam objek pajak restoran adalah rumah makan,café,bar dan sejenisnya. Subjek Pajak Restoran menurut UU No.28 Tahun 2009 pasal 38 ayat 1 adalah orang pribadi atau badan yang membeli makanan atau minuman dari restoran. Wajib Pajak Restoran menurut UU No.28 Tahun 2009 pasal 38 ayat 2 adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan restoran. Dasar Pengenaan Pajak Restoran menurut UU No.28 Tahun 2009 pasal 39 adalah jumlah pembayaran yang diterima atau yang seharusnya diterima restoran. Tarif Pajak Restoran menurut UU No.28 Tahun 2009 pasal 40 ayat 1 ditetapkan paling tinggi sebesar 10 sepuluh persen.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri