Asam asetat adalah asam lemah. Tetapan ionisasi untuk reaksi ionisasi asam asetat adalah:
[ ][
] [
] Dalam hal ini konsentrasi H
2
O dianggap konstan. Dalam larutan, ion NH
4 +
dianggap hanya berasal dari garam, sedangkan konsentrasi NH
3
dianggap tepat, karena pengaruh ion NH
4 +
dari NH
4
Cl menyebabkan kesetimbangan bergeser ke pihak NH
3
. Sehingga persamaan dapat dituliskan:
[ ]
[ ] [ ]
Sehingga,
pOH = - log OH
-
pH = 14
– pOH dengan Kb = tetapan ionisasi basa lemah
Haris Watoni, 2014
2.5 Kapasitas Larutan Penyangga
Kapasitas penyangga mengacu pada jumlah asam atau basa yang dapat ditambahkan ke dalam larutan penahan sebelum terjadi perubahan pH yang
besar. Pada umumnya, kapasitas maksimum untuk menahan perubahan pH terjadi jika konsentrasi-konsentrasi asam basa lemah dan basa asam
konjugasinya dijaga tetap tinggi atau kurang lebih sama satu sama lain. Larutan penyangga mempunyai kapasitas maksimum pada pH = pKa pOH = pKb. Hal
ini berarti larutan penyangga efektif pada daerah pKa – log
[ ] [ ]
[ ] [ ]
untuk larutan penyangga asam, sedangkan untuk larutan penyangga basa efektif pada daerah pKb
– log
[ ] [ ]
pOH pKb + log
[ ] [ ]
. Bilamana perbandingan konsentrasi asambasa konjugasi terhadap elektrolit lemahnya lebih kecil dari 0,10 atau lebih besar dari 10, larutan penahan
akan kehilangan keefektifannya. Hal ini karena log 0,10 = -1 dan log 10 = +1, maka selang penahan efektif adalah kira-kira satu unit pH di atas atau di bawah
nilai pK. Untuk larutan penahan asam asetat-natrium asetat, selang efektif adalah di antara pH 3,76 sampai 5,76, sedangkan untuk ammonia-ammonia klorida,
sekitar pH 8,24 sampai 10,24 Petrucci, 1987.
2.6 Fungsi Larutan Penyangga
Adanya larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi
tersebut, terdapat fungsi penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan tubuh. Cairan tubuh ini bisa dalam cairan intrasel
maupun cairan ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam cairan intraselnya seperti H
2
PO
4 -
dan HPO
4 2-
yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang
hampir konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata. Pada
obat tetes mata mempunyai pH yang sama dengan cairan tubuh kita, agar tidak menimbulkan efek samping.
2.7 Kerangka Berpikir