Terminologi Kemiskinan dalam Perspektif Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010

50 dibentuk untuk melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, yaitu meliputi: a perencanaan; b keuangan; c kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan; d penelitian dan pengembangan; dan e fungsi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Badan Daerah Provinsi menurut Pasal 219 ayat 2 Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 diklasifikasikan atas: 1 badan tipe A yang dibentuk untuk mewadahi pelaksanaan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan dengan beban kerja yang besar; 2 badan tipe B yang dibentuk untuk mewadahi pelaksanaan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan dengan beban kerja yang sedang; 3 badan tipe C yang dibentuk untuk mewadahi pelaksanaan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan dengan beban kerja yang kecil. Badan dipimpin oleh seorang kepala badan yang mempunyai tugas membantu kepala daerah dalam melaksanakan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. Kepala badan melalui sekretaris Daerah dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala daerah.

2.2.5 Penanggulangan Kemiskinan dalam Perspektif Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010

2.2.5.1 Terminologi Kemiskinan dalam Perspektif Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010

Secara umum kemiskinan merupakan kondisi dimana seseorang atau suatu keluarga berada dalam keadaan kekurangan dan atau 51 ketidaklayakan hidup menurut standar-standar tertentu, ketidak atau kekurangmampuan fisik manusia, ketiadaan atau kekurangan akses dalam memperoleh pelayanan dalam berbagai bidang pokok kehidupan, serta sulit atau kurang memperoleh akses dalam proses-proses pengambilan kebijakan. Badan Pusat Statistik dalam SPKD Provinsi Jawa Tengah 2013 telah menentukan 14 kriteria atau indikator yang digunakan untuk mengukur kemiskinan di Indonesia, yaitu: 1 Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang; 2 Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah bambukayu murahan; 3 Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bamburumbia kayu berkualitas rendahtembok tanpa plester; 4 Tidak memiliki fasilitas buang air besarbersama-sama dengan rumah tangga lain; 5 Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik; 6 Sumber air minum berasal dari sumur mata air tidak terlindungi sungai air hujan; 7 Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar arangminyak tanah; 8 Hanya mengkonsumsi daging susu ayam satu kali dalam seminggu; 9 Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun; 10 Hanya sanggup makan satu dua kali dalam sehari; 11 Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas poliklinik; 12 Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 0,5 ha, buruh tani, nelayan, buruh perkebunan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp. 600.000,- enam ratus ribu rupiah per bulan; 13 Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolahtidak tamat SD hanya SD; 14 Tidak memiliki tabungan barang yang mudah di jual dengan nilai Rp. 500.000,- lima ratus ribu rupiah, seperti sepeda motor kredit non kredit, emas, ternak, kapal motor atau barang modal lainnya. 52 Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 menjelaskan bahwa, “kemiskinan merupakan permasalahan bangsa yang mendesak dan memerlukan langkah-langkah penanganan dan pendekatan yang sistematik, terpadu dan menyeluruh, dalam rangka mengurangi beban dan memenuhi hak-hak dasar warga negara secara layak melalui pembangunan inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan untuk mewujudkan kehidupan yang bermartabat .” Sementara itu, yang dimaksud penanggulangan kemiskinan adalah “kebijakan dan program pemerintah dan pemerintah daerah yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan bersinergi dengan dunia usaha dan masyarakat untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dalam rangka meningkatkan derajat kesejahteraan rakyat ”. Upaya percepatan penanggulangan kemiskinan dilakukan secara terpadu lintas pelaku dalam rangka perancangan dan keterpaduan program, monitoring dan evaluasi, serta efektifitas anggaran, serta penguatan kelembagaan baik di tingkat nasional maupun daerah.

2.2.5.2 Arah Kebijakan Program dan Strategi Percepatan Penanggulangan