Review Metode Bayes Empirical Bayes pada Model SAE

26 pembobotan k i yang kecil, berbeda dengan metode jackknife biasa dimana pembobotnya merupakan konstanta k i = 1 untuk semua area. Kedua metode tersebut, jackknife terboboti maupun jackknife biasa memiliki sifat approximately unbiased untuk m yang besar Chen dan Lahiri, 2005. Berbagai pengembangan model taraf area, T i i i i y x e      , telah banyak dibahas dalam berbagai literatur meliputi model dengan correlated sampling errors i e , spatially correlated model errors i  , dan time series serta cross-sectional models Rao, 2003. Beberapa penelitian yang membahas pengembagan model spasial dalam SAE seperti Petrucci, Pratesi dan Salvati 2005 serta Petrucci dan Salvati 2006. Rao 2003 menyajikan berbagai perkembangan model pendugaan area kecil dengan memanfaatkan data-data dari survei yang dilakukan secara berulang data deret waktu, walaupun kajian ini masih terbatas pada penggunaan model AR atau random walk. Namun demikian model yang banyak digunakan untuk SAE dengan data deret waktu adalah model yang dikembangkan oleh Rao dan Yu 1994.

2.4. Konsep dan Sifat Statistik Penduga Bayes

Pada sub-bab berikut disajikan ulasan tentang inferensi pada model pendugaan area kecil dengan metode Bayes.

2.4.1. Review Metode Bayes

Perhatikan fungsi kepekatan peluang fkp atau fungsi massa peluang fmp peubah acak Y dengan syarat  diketahui, Y ~ f Y y| . Jika  adalah parameter yang diasumsikan sebagai peubah acak tidak diobservasi unobservational random variable dengan prior fkpfmp , maka fungsi fkpfmp bersama dari Y dan  adalah fy, = f Y y|  . Untuk kasus Y dan  kontinu, fkp marginal bagi Y adalah fy =   fy,  d, dan fkp posterior bagi  dengan syarat Y = y adalah 27 |y = fy θ fy, . Misalkan dy adalah suatu fungsi keputusan yaitu suatu fungsi yang memetakan semua kemungkinan keputusan berdasarkan contoh acak. L  , d adalah fungsi kerugian lost function yang berupa bilangan nyata sedemikian sehingga L  , d  0 d dan L , d = 0 hanya untuk d dimana ˆ = . Fungsi resiko risk function adalah nilai tengah dari kemungkinan kerugian, R  , d = E Y [L  , d] dan Resiko Bayes didefinisikan R  = E  [R  , d]. Penduga Bayes diperoleh dengan meminimumkan resiko Bayes, R , sehingga : R  = E  [R  , d] =  R , d  d =  L , d fy|  dy d =  L , d fy ,  dy d =  L , d |y fy dy d =  fy [ L , d |y d] dy . Untuk meminimumkan fungsi di atas sebenarnya cukup dengan meminimumkan fungsi  L , d |y d. Jika kita ambil L  , d =  - d 2 adalah galat kuadrat, maka  L , d |y d =   - d 2 |y d =   2 |y d - 2d   |y d + d 2  |y d =   2 |y d - 2d   |y d + d 2 1  d δ δ   2 |y d - 2d   |y d + d 2 1 = 0  2d – 2   |y d = 0  d =   |y d  d = E |y adalah penduga bayes bagi . Dengan demikian jika kita menggunakan fungsi kerugian kuadratik L  , d =  - d 2 28 dimana d adalah fungsi keputusan, maka penduga bagi  adalah B ˆ = E|y =    |y d, 2.6 sedangkan ragam dari B ˆ , Var B ˆ , adalah Var|y.

2.4.2. Empirical Bayes pada Model SAE

Perhatikan i θˆ BP = i θˆ y i | , 2  juga adalah penduga Bayes bagi  i berdasarkan model Bayes berikut: i y i |  i ~ N  i , 2 i  ii  i ~ N   2 , T i x   adalah sebaran prior bagi  i untuk i = 1, 2, ..., m. Penjabaran model Bayes di atas adalah: fy i |  i =     2 2 1 i 2 2 1 exp - 2 i i i y     dan  i | , 2  =     2 2 1 i 2 2 1 exp - 2 T i x      , sehingga fy, |, 2  =         2 2 m 2 2 1 1 i i 2 2 2 2 i 1 1 1 exp - exp - 2 2 i T i i i y x                    untuk y = y 1 , y 2 , ..., y m T ,  =  1 ,  2 , …,  m T . Kita perhatikan dua bentuk fungsi eksponensial tanpa faktor -12 dari fy, |, 2  ,     2 2 i i 2 2 1 1 T i i i y x         =       2 2 2 2 i i i 2 2 1 1 2 - 2 T T i i i i i i y y x x             = 2 i i 2 2 2 2 1 1 - 2 T i i i i i y x                        29 = i 2 2 2 2 2 2 2 i 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 - x 1 1 1 1 1 1 T T T i i i i i i i i i i i i i i y x y x y x                                                                                      = 2 2 2 i 2 2 2 2 1 1 - 1 1 T i i i i i i y x                                              dengan i  adalah suatu konstanta yang bebas dari  i . Dengan demikian aproksimasi sebaran posterior bagi  i jika y i ,  dan 2  masing-masing diketahui adalah  i |y i , , 2  ~ N 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 , T i i i i i y x                                    ~ N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 , T i i i i i i i i y x                                        ~ N 2 2 2 2 2 2 2 2 , T i i i i i i y x                                 ~ N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 , T i i i i i i i y x                                    ~ N     2 2 2 2 1 , T i i i i i i y x                         dengan  i = 2  2  + 2 i  . Jadi dapat diperlihatkan bahwa B i θˆ = E  i |y i , , 2  =   1 T i i i i y x      ; dengan  i = 2  2  + 2 i  . Berdasarkan uraian di atas, dapat diperlihatkan bahwa penduga B i θˆ dan BP i θˆ adalah identik untuk kasus normal. Namun kelebihan metode 30 Bayes dapat diterapkan secara lebih umum untuk berbagai sebaran gabungan dari y i dan  i . Lebih lanjut, jika 2  dan  terlebih dulu diduga dari data, penduga Bayes kemudian dikenal sebagai penduga empirical Bayes, EB i θˆ . Menurut Rao 1999, pendekatan empirical Bayes tidak berbeda dengan pendekatan frequentis karena hanya digunakan untuk menghubungkan model percontohan yang kemudian divalidasi oleh data pengamatan. Pada pendekatan ini tidak ada sebaran prior untuk parameter model seperti pada pendekatan hierarki Bayes. Perhatikan MSE i θˆ EB yang diperoleh dari ragam sebaran posterior untuk kasus normal, yaitu  i |y i , , 2  ~ N 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 , T i i i i i y x                                    , sehingga MSE i θˆ EB = Var  i |y i , , A = 2 2 2 2 i i      = g 1i 2  . Penduga MSE i θˆ EB ini jelas bersifat underestimate karena pengaruh pendugaan 2  dan . Jika 2  adalah suatu bilangan tidak negatif yang diketahui dan  E adalah suatu fungsi indikator yaitu bernilai 1 jika kejadian E terjadi dan bernilai 0 untuk kondisi lainnya, maka metode momen terboboti menurut Chen 2001 untuk menduga 2  adalah 2 ˆ  = 2   2   0 + 2   2  dengan : 2  =  - c  = m – p -1 m 2 i OLS i=1 ˆ y - x T i   c = m – p -1 2 1 m i i i w    OLS ˆ = X‟X -1 X T Y w i = 1 - h ii 31 h ij = x i T X T X -1 x j , untuk i, j = 1, 2, ..., m. Adapun β biasanya disubstitusi oleh penduganya yang diperoleh berdasarkan metode kuadrat terkecil terboboti  ˆ =  ˆ 2 ˆ  = X T V ˆ -1 X -1 X T V ˆ -1 Y dengan V ˆ = Diag 2 ˆ  + 2 1  , 2 ˆ  + 2 2  , ..., 2 ˆ  + 2 m  . Chen 2001 serta Chen dan Lahiri 2005 mengusulkan suatu metode yang diberi nama weighted jackknife yang merupakan pengembangan dari teknik jackknife Wan 1999 untuk menduga MSE dari i θˆ y i | 2 ˆ  , yaitu MSE[ i θˆ y i | 2 ˆ  ] WJ = h 1i WJ + h 2i WJ dengan h 1i WJ = H 1i 2 ˆ  -   m 2 2 1i 1i 1 ˆ ˆ H -H u u u w      h 2i WJ =       2 2 2 1 ˆ ˆ ˆ ˆ | | m u i i u i i u w y y         , dan 2 ˆ u   = 2   2 u    0 + 2 u    2 u   0 2 u   = u   - c u   = m – p – 1 -1 2 i OLS,-u i u ˆ y - x T i    OLS,-u ˆ  = X T u X u -1 X T u Y u i θˆ y i | 2 u   = OLS,-u ˆ x T i  + 1 – i,-u B ˆ i OLS,-u ˆ y - x T i  u - ˆ  = u - ˆ  2 ˆ u   = X T u V ˆ -1 u X u -1 X T u V ˆ -1 u Y u i,-u B ˆ = 2 i  2 ˆ u   + 2 i  Dalam persamaan di atas X u diperoleh dari matriks data X dengan menghapus baris ke-u u = 1, 2, ..., m, begitu pula dengan Y u . V ˆ u diperoleh dengan menghapus baris ke-u dan kolom ke-u dari V ˆ dan substitusikan 2 ˆ u   terhadap 2 ˆ  untuk u = 1, 2, ..., m. 32

2.4.3. Bayes Berhierarkhi pada Model SAE