52
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Sekolah
Madrasah Aliyah Negeri Ngawi, berdiri pada tahun 1967 namun masih berstatus PGAN 4 Tahun yang berlokasi di Jl. A. Yani no. 99 Beran Ngawi.
Pendirian PGAN 4 Tahun diprakarsai oleh Dewan Penyantun yaitu : a. Muchyar
b. H. Thoyib c. H. Aminan
d. H. Syaringat Dan yang menjabat sebagai Kepala Madrasah saat itu Ibu Sri Syarifah
Tahun 1972, berubah status menjadi PGAN 6 Tahun dengan Kepala Ma- drasah Bapak Drs. H. Suhardi. Tahun 1980 berubah status menjadi MAN Ngawi I
dan pada akhir tahun 1980 MAN Ngawi I direlokasi ke Ponorogo yang diikuti oleh Kepala Madrasah dan seluruh staf pengajar.
Pada tahun 1983, MAN Ngawi berubah menjadi MAN Filial Tempursari di Ngawi sampai tahun 1993 dengan Kepala Madrasah Bapak Drs. AS. Duryat
dan Wakil Kepala Bapak. Fadelan sjamsiadi, BA yang sekaligus sebagai pelaksana Fillial di Ngawi.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 244 tahun 1993 tertanggal 25 Oktober 1993, Madrasah Aliyah Negeri Tempursari
Filial Ngawi dinaikan statusnya menjadi Madrasah Aliyah Negeri Ngawi. Kepala Madrasah yang menjabat di Madrasah Aliyah Negeri Ngawi dari
awal berdirinya adalah sebagai berikut : 1. Drs. Fadelan Sjamsiadi
1993 – 1998 2. Drs. M. Sjuhud, M.Pd.
1988 – 2003 3. Drs. Ibnu Mundir
2004 - 2007 44. Drs. H. Yasin, M. Ag
2007 - sekarang Perkembangan Madrasah Aliyah Negeri Ngawi dinilai pesat karena hingga saat
ini jumlah siswa mencapai 767 siswa yang terbagi dalam 18 rombongan
4.1.2 Kondisi Geografis
Madrasah Aliyah Negeri Ngawi merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berada di wilayah perkotaan dan posisinya cukup strategis karena dapat
dijangkau melalui jalur kendaraan umum. Lokasi MAN Ngawi yang tidak jauh dari terminal dan jalan raya ini menyebabkan para siswanya berasal dari berbagai
daerah di wilayah Kabupaten Ngawi. Keberadaan MAN Ngawi di Jl. Jekitut 688A secara geografis terletak di
dua kecamatan. Hal ini berkaitan dengan lokasinya yang memanjang, sehingga bagian utara berada di wilayah kecamatan Ngawi, sedangkan bagian selatan sudah
termasuk wilayah Kecamatan Geneng. Secara jelas letak MAN Ngawi ini ber- batasan dengan:
a. Sebelah utara Jalan Jekitut b. Sebelah barat perkampungan penduduk
c. Sebelah selatan jalur Ring Road d. Sebelah timur perkampungan dan sawah
Meskipun madrasah ini sepintas berada di tengah perkampungan, namun usaha untuk mencapai kemajuan tidak banyak menghadapi kendala. Terutama
upaya untuk menarik animo masyarakat agar mempercayakan pendidikan anaknya di lembaga ini. Hal ini terbukti bahwa secara kuantitas jumlah siswa MAN Ngawi
setiap tahun menunjukkan peningkatan. Lokasi MAN Ngawi di wilayah perkotaan di satu sisi mendapat serbuan
siswa yang ingin melanjutkan studi dari Madrasah Tsanawiyah maupun SMP. Namun di sisi lain ada tantangan yang harus mendapatkan perhatian secara serius,
yaitu keberadaan madrasah ini di antara dua sekolah favorit yang sudah sangat dikenal masyarakat, yaitu SMA 1 Ngawi dan SMA 2. Bahkan SMK Negeri atau
swasta yang selama ini menjadi tujuan studi masyarakat letaknya seolah mengelilingi MAN Ngawi. Kondisi semacam ini mengisyaratakan bahwa letak
yang strategis harus diiringi dengan upaya maksimal untuk meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga MAN Ngawi senantiasa mendapatkan tempat di hati
masyarakat bukan karena posisinya di perkotaan tetapi karena pendidikannya yang berkualitas.
4.1.3 Kondisi Guru dan Karyawan