ada problem autokorelasi. Adapun uji yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya penyimpangan asumsi klasik ini adalah uji Durbin-Watson D-W stat
dengan ketentuan sebagai berikut : d. Jika nilai D-W dibawah 0 sampai 1,5 berarti ada autokorelasi positif
e. Jika nilai D-W diantara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada autokorelasi f. Jika nilai D-W diatas 2,5 sampai 4 berarti ada autokorelasi negative.
Tabel 4.5 Uji Autokorelasi
Model Summary
b
.843
a
.711 .700
4.44351 1.646
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
Predictors: Constant, ROA, CAR, DPK, LnNPL a.
Dependent Variable: KREDIT b.
Sumber : Hasil Penelitian, 2013 Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui bahwa nilai Durbin Watson adalah
sebesar 1,646. Oleh karena nilai D-W dibawah diantara 1,51,6462,5 maka tidak ada autokorelasi pada model regresi yang digunakan dalam penelitian ini.
4.4. Analisis Regresi Berganda
Pembuatan persamaan regresi berganda dapat dilakukan dengan menginterprestasikan angka-angka yang ada di dalam unstandarlized coefficient
beta pada Tabel 4.6 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
B Std. Error
1 Constant
.788 2.452
.322 .748
DPK .884
.060 .830
14.803 .000
CAR .150
.081 .104
1.858 .066
LnNPL -.275
.478 -.033
-.575 .567
ROA -.014
.346 -.002
-.040 .968
a Dependent Variable: KREDIT
Sumber : Hasil Penelitian, 2013 Data Diolah
Dari Tabel 4.6 pada kolom unstandarlized coefficient beta dapat disusun persamaan regresi berganda sebagai berikut :
Y = 0,788 + 0,884X
1
+ 0,150X
2
- 0,275X
3
- 0,014X
4
+ e Dari persamaan regresi di atas maka dapat diinterprestasikan beberapa hal, yaitu:
1. Nilai konstanta persamaan di atas adalah sebesar 0,788 yang menunjukkan bahwa apabila semua variabel independen yaitu DPK, CAR, NPL, ROA
dianggap konstan atau nol, maka nilai dari penyaluran kredit adalah sebesar 0,788.
2. Variabel dana pihak ketiga DPK berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit dengan nilai koefisien sebesar 0,884. Artinya jika DPK naik sebesar 1
maka penyaluran kredit akan mengalami kenaikan sebesar 0,884 atau 88,4 dengan asumsi nilai variabel lain dianggap kontan.
3. Variabel capital adequacy ratio CAR berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit dengan nilai koefisien sebesar 0,150. Artinya jika CAR naik sebesar 1
maka penyaluran kredit akan mengalami kenaikan sebesar 0,150 atau 15,0 dengan asumsi nilai variabel lain dianggap kontan.
Universitas Sumatera Utara
4. Variabel non performing loan LnNPL berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit dengan nilai koefisien sebesar 0,275. Artinya jika DPK naik
sebesar 1 maka penyaluran kredit akan mengalami kenaikan sebesar 0,275 atau 27,5 dengan asumsi nilai variabel lain dianggap kontan.
5. Variabel Ratio On Assets ROA berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit dengan nilai koefisien sebesar 0,014. Artinya jika DPK naik sebesar 1
maka penyaluran kredit akan mengalami kenaikan sebesar 0,014 atau 1,4 dengan asumsi nilai variabel lain dianggap kontan.
4.5 Regresi Variabel Dummy