Return On Assets ROA

4. Menurunkan tingkat kesehatan bank berdasarkan perhitungan kesehatan bank dengan analisis CAMELS. Adapun kriteria penetapan peringkat komposit NPL yang telah di tetapkan Bank Indonesia sebagai berikut : Tabel 2.2 Kriteria Penetapan Peringkat Komposit Non Performing Loan NPL Komponen PERINGKAT 1 2 3 4 5 Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Tidak baik NPL NPL 2 2NPL5 5 ≤NPL8 8NPL12 NPL6 Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No.623DPNP tanggal 31 Maret 2004

2.6 Return On Assets ROA

Return On Assets ROA merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah laba sebelum pajak dibandingkan dengan rata-rata total aset bank yang dimiliki SEBI 1324DPNP:2011. Semakin besar ROA maka semakin besar tingkat keuntungan yang dicapai bank dan semakin baik posisi dana tersebut dari segi penggunaan aset. Dapat dipahami secara konsep bahwa dana dari pihak ketiga dihimpun kemudian disalurkan oleh bank kepada masyarakat dalam bentuk aktiva produktif berupa kredit. Kredit merupakn sumber pendapatan dan keuntungan bank yang terbesar. Dana yang tertanam dalam mbentuk kredit yang diberikan merupakan bagian yang terbesar dari aktiva operasional. Kredit inilah yang dimaksutkan dengan total aset yang digunakan untuk menghitung ROA sebuah bank. Oleh sebab itu, setiap perubahan yang terjadi pada jumlah dana pihak ketiga serta Universitas Sumatera Utara jumlah kredit yang disalurkan akan berdampak pula pada perubahan besar kecilnya persentase ROA suatu bank. Dendawijaya 2009 mengemukakan ROA bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan aset untuk memperoleh laba dan mengukur hasil total untuk seluruh kreditor dan pemegang saham selaku penyedia sumber dana. Dengan kata lain, Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian laba bersih terhadap penggunaan keseluruhan jumlah aset serta dinyatakan dalam bentuk persen . Menurut ketentuan Bank Indonesia ROA dikatakan sehat apabila rasio ROA diantara 1,22 sampai dengan 1,5. ROA dapat dirumuskan sebagai berikut: Semakin tinggi persentase rasio ini semakin baik penggunaan aset secara efisien untuk memperoleh keuntungan bersih dalam kegiatan operasional perusahaan. Hal ini selanjutnya meningkatkan daya tarik perusahaan yang menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat perolehan pengembalian atas investasi aset akan semakin besar. Menurut Dendawijaya 2009 untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dengan ROA, dapat dilakukan dengan membandingkan rasio ROA tersebut dengan tingkat pengembalian rata-rata pada industri yang sama. Jika perolehan persentase ROA perusahaan lebih tinggi dibanding rasio rata-rata maka perusahaan dianggap baik karena menandakan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari aset yang diinvestasikan. Sebaliknya, semakin rendah persentase rasio Universitas Sumatera Utara ini dari rasio rata-rata maka daya tarik investor semakin menurun karena membuat tingkat perolehan pengembalian atas investasi aset akan semakin kecil.

2.7 Penelitian Terdahulu