Teknik Keabsahan Data

E. Teknik Keabsahan Data

Data yang diperoleh dikatakan absah apabila alat pengumpul data benar–benar valid dan dapat diandalkan dalam mengungkap data penelitian. Instrumen yang sudah diuji coba ditentukan kualitasnya dari segi validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan realibilitas soal.

1. Validitas Butir Soal

a. Uji Validitas Butir Soal Esay UntukHasil Belajar danKeterampilan Berpikir Kritis

Untuk validasi soal essay hasil belajar dan keterampilan Berpikir kritis peneliti menggunakan rumus korelasi product momen ( Surapranata, 2009 : 58).

r xy = (3.1)

Keterangan: r xy = Koefesien korelasi antara variabel X dan variabel Y

X = Skor item

= Skor total

= Jumlah siswa Harga validitas butir soal yang digunakan sebagai instrumen penelitian adalah butir-butir soal yang mempunyai harga validitas minimum 0,30 karena dipandang sebagai soal yang baik. Untuk = Jumlah siswa Harga validitas butir soal yang digunakan sebagai instrumen penelitian adalah butir-butir soal yang mempunyai harga validitas minimum 0,30 karena dipandang sebagai soal yang baik. Untuk

Hasil analisis validitas butir soal dari 20 soal yang digunakan sebagai soal uji coba tes hasil belajar (THB) kognitif, didapatkan 10 soal dalam kategori valid, dan 10 soal dalam kategori tidak valid. Sedangkan hasil analisis validitas dari 12 soal yang digunakan sebagai soal uji coba keterampilan Berpikir Kritis (KBK), didapatkan 8 soal dalam kategori valid, 4 soal dalam kategori tidak valid.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen adalah mengukur sejauh mana tes dapat dipercaya untuk menghasilkan suatu skor yang ajeg atau konsisten untuk mengetahui tingkat reliabilitas pada tes yang berbentuk uraian digunakan rumus Alpha (Arikunto,2009:109)

2  (3.2)  n − 1  

Keterangan: r 11 = reliabilitas tes n = jumlah soal

= jumlah varians skor tiap-tiap item

2 t = varian total

Dalam perhitungannya peneliti menggunakan program microsoft excell. Adapun Interpretasi koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6 Skor Reliabilitas

Sangat Tinggi/Sangat Baik

Tinggi/Baik

Sangat Rendah Sumber : Sugiyono (2009 : 231)

Untuk mengetahui signifikansi koefisien reliabilitas pada taraf signifikansi 5% dan r tabel = 0,297 yaitu jika r 11 >r tabel maka data tersebut reliabel dan sebaliknya. Berdasarkan hasil analisis butir soal yang dilakukan, diperoleh tingkat reabilitas instrumen THB kognitif penelitian sebesar 0,76 kategori tinggi, sehingga dapat dikatakan soal-soal THB kognitif memiliki reliabilitas tinggi. Sedangkan hasil analisis butir soal yang dilakukan, diperoleh tingkat reabilitas instrumen Keterampilan Berpikir Kritis (KBK) penelitian sebesar 0,76 kategori tinggi, sehingga dapat dikatakan soal-soal Keterampilan Berpikir Kritis (KBK) memiliki reliabilitas tinggi

3. Taraf Kesukaran (difficulty index)

Bermutu atau tidaknya butir-butir item tes hasil belajar pertama- tama dapat diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesukaran yang dimiliki

item tersebut

(Sudijono,2005:370).Taraf kesukaran adalah “pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang (proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik(Arifin ,2008:266). Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah”. Item yang baik adalah item yang memiliki tingkat kesukaran yang sedang, artinya tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah.

Tingkat kesukaran butir soal kemampuan berpikir kritis siswa dalam penelitian ini selain dihitung dengan menggunakan Microsoft Excel, juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus:(Surapranata

P = (3.3) N . S maks

Keterangan : P = Indeks Kesukaran ∑ x = Jumlah siswa yang menjawab soal itu dengan benar N = Jumlah siswa peserta tes Skor maks.= Skor maksimum dari butir soal yang diolah

Cara menafsirkan (interpretasi) terhadap angka indeks kesukaran item, Thorndike dan Hagen seperti dikutip Sudijono memberikan batasan angka indeks kesukaran item seperti pada tabel 3.7.

Tabel 3.7 Tabel Kategori Tingkat Kesukaran

Besarnya P

Interpretasi

Kurang dari 0,30

Terlalu sukar

Sedang/cukup

Lebih dari 0,70

Terlalu mudah

Sumber : Gito Supriyadi (2011 : 152) Hasil analisis tingkat kesukaran soal dari 20 soal yang digunakan sebagai soal uji coba tes hasil belajar (THB) kognitif, didapatkan11 soal dalam kategori Sukar, 8 soal dalam kategori sedang, dan 1 soal dalam kategori mudah. Sedangkan hasil analisis tingkat kesukaran dari 12 soal yang digunakan sebagai soal uji coba keterampilan Berpikir Kritis (KBK), didapatkan 10 soal dalam kategori sukar, dan 2 soal dalam kategori sedang.

4. Daya Pembeda

Daya beda butir soal merupakan ukuran sejauh mana butir soal mampu membedakan antara kelompok yang pandai dengan kelompok yang kurang pandai (Arikunto,2010:231). Daya pembeda dihitung dengan membagi siswa menjadi dua kelas, yaitu : kelas atas yang merupakan siswa yang tergolong pandai dan kelas bawah yang tergolong rendah. Pembagiannya 27% untuk kelas atas dan 27% kelas bawah (Surapranata,2006:40) perhitungan daya pembeda menggunakan rumus:

DP = (3.4)

Keterangan :

DP = Daya pembeda ∑B A = Jumlah skor kelompok atas tiap butir soal ∑B B = Jumlah skor kelompok bawah tiap butir soal

J A = Jumlah skor ideal salah satu kelompok Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasikan dengan

klasifikasi seperti pada tabel 3.7.

Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda Daya Pembeda

Interpretasi

0,00 < DP ≤ 0,20

Kurang baik

Baik sekali

(Surapranata,2006:47) Dengan pertimbangan :

Tabel 3.9 Pertimbangan Koefisien Daya Pembeda

Daya Pembeda

(Surapranata,2006:47) Hasil analisis daya beda soal dari 20 soal yang digunakan sebagai

soal uji coba tes hasil belajar (THB) kognitif, didapatkan 12 soal dalam kategori jelek, 3 soal dalam kategori cukup dan 4 soal dalam kategori baik. Sedangkan hasil analisis daya beda dari 12 soal yang digunakan sebagai soal uji coba keterampilan Berpikir Kritis (KBK), didapatkan 8 soal dalam kategori jelek, dan 4 soal dalam kategori baik.