Fisiologi Menstruasi Hubungan Status Gizi dengan Gangguan Menstruasi pada Remaja Putri di Akademi Kebidananan Cipto Medan Tahun 2015

estrogen oleh korpus luteum dan endometrium menebal. Fase premenstrual yaitu korpus luteum menurun, kadar progesterone dan estrogen menurun, arteri pada endometruim berkontriksi dan dinding uterus menjadi menyusut dan mati karena iskemia. Menstruasi pada awalnya terjadi secara tidak teratur sampai mencapai umur 18 tahun. Titik kritis ukuran antropometri pencetus menstruasi dini menarche berat badan 40 kg dan tinggi badan 148 cm. terdapat hubungan antara massa lemak tubuh dengan kejadian usia menstruasi dini, begitu pulak dengan hubungan antara BMI dengan usia menstrusai Waryana, 2010.

H. Fisiologi Menstruasi

Pusat pengendalian hormon dari sistem reproduksi adalah hypotalamus. Hypotalamus mempunyai hormon hormon gonadotropin, hormon releasing, hormon GNRH yang mensekresi dua hormon yaitu follicle stimulating hormon releasing hormon FSH-RH dan luteinizing hormon releasing hormon LH-RH. Kedua hormon tersebut merangsang hipofisis interior untuk mensekresi follicle stimulating hormon dan luteinizing hormon yang menyebabkan terjadinya produksi estrogen dan progesteron yang selanjutnya akan memberikan umpan balik yang mengandung kadar hormon gonadotropin kepada hipotalamus. Satu siklus menstruasi adalah siklus ovarium, siklus endometrium dan siklus sekresi. Jarak siklus berjarak antara 15-45 hari dan rata rata 28 hari. Lamanya menstruasi sekitar 2-8 hari dan rata rata 4- 6 hari. Darah menstruasi tidak dapat membeku dengan jumlah sekitar 60-80 ml setiap siklus menstruasi Waryana, 2010.

I. Faktor-Foktor Yang Mempengruhi Menstruasi

1. Faktor Hormonal Hormon-hormon yang mempengaruhi terjadinya haid pada seseorang wanita yaitu follicle stimulating hormone FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis, estrogen yang dihasilkan oleh ovarium, luteinizing hormone LH yang dihasilkan oleh hipofisis, serta progesteron yang dihasilkan ovarium Kusmiran, 2011. 2. Faktor Enzim Enzim hidrolitik yang terdapat dalam endometrium merusak sel yang berperan dalam sintesis protein, yang mengganggu metabolisme sehingga mengakibatkan regresi endometrium pada perdarahan Kusmiran, 2011 . 3. Faktor Vaskuler Saat fase poliferasi, terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena, dan hubungan di antara keduanya. Dengan regresi endometrium, timbul statis dalam vena-vena serta saluran-saluran yang menghubungkan dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan hematoma, baik dari arteri maupun vena Kusmiran, 2011. 4. Faktor Prostaglandin Endometrium mengandung prostaglandin E2 dan F2. Dengan adanya desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan kontraksi miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada haid Kusmiran, 2011. 5. Faktor Status Gizi Terhadap Reproduksi Gizi dan makanan tidak saja diperlukan dalam pertumbuhan, perkembangan fisik, mental dan kesehatan tetapi diperlukan juga untuk fertilitas atau kesuburan seseorang untuk mendapatkan keturunan. Keadaan gizi atau status gizi merupakan gambaran apa yang dikonsumsi dalam jangka waktu cukup lama. Keadaan gizi dapat berupa gizi lebih. Kelebihan gizi pada wanita dapat mengakibatkan gangguan haid haid tidak teratur, perdarahan yang tidak teratur. 6. Faktor Stress Bahwa dalam sistem reproduksi wanita selain dibutuhkan nutrisi yang baik juga faktor psikologi mempengaruhi. Jika seorang wanita mengalami gangguan psikologi, meskipun nutrisinya bagus maka sistem reproduksinya bisa terganggu.

J. Hormon Yang Berperan Dalam Siklus Menstruasi