Membaca Esai tentang Kebudayaan

C. Membaca Esai tentang Kebudayaan

Setelah mengikuti pembelajaran ini, kalian diharapkan dapat:

1. menemukan pokok pikiran teks esai,

2. merangkum isi esai,

3. menanggapi isi esai berdasarkan kreativitas. Pernahkan kalian membaca teks esai? Tahukah kalian tentang

pengertian esai? Sebelum membaca contoh esai alangkah baiknya kita tahu pengertian esai terlebih dahulu. Esai merupakan karangan yang mengupas masalah sosial, budaya, dan sastra. Permasalahan tersebut biasanya menarik, penting dan membutuhkan tanggapan berbagai pihak untuk mencari solusi yang tepat.

Bagaimana menemukan pokok pikiran dalam teks esai ? Mudah, pokok pikiran teks esai dapat ditemukan dalam kalimat utama tiap paragraf teks tersebut. Kalian tentu sudah dapat mengidentifikasi letak kalimat utama, bukan? Kalian harus lebih jeli!

Sosial Budaya Masyarakat Indonesia

Bacalah teks esai di bawah ini dengan saksama!

Heart Line

Sejak sakit, selama perawatan sampai meninggal dan pemakamannya serta berbagai masalah sesudahnya, Pak Harto selalu menjadi kepala berita, head line. Semua media, termasuk televisi, melakukan hal yang sama, termasuk dalam siaran tiba-tiba, jeda berita, breaking news. Mantan Presiden Republik Indonesia adalah nama besar dalam perjalanan sejarah dan nama besar merupakan unsur untuk menjadi berita besar. Tak mengeherankan jika masyarakat lebih tahu naik turun tekanan darah atau jumlah HB dalam darah Pak Harto dibandingkan harga kedelai yang tidak naik turun.

Peran wartawan politik besar dan desk atau departemn politik memang disiapkan memberikan kepala berita. Mereka ini juga dikenal sebagai “wartawan istana” karena mangkalnya di istana Negara, dengan fasilitas yang lebih. Hal ini saya sampaikan kepada teman-teman wartawan budaya memang disiapkan untuk menuliskan kepala berita, tetapi juga berbeda dengan wartawan ekonomi yang relatif lebih basah atau wartawan departemen, yaitu wartawan yang diberi tugas di suatu departemen atau institusi Negara, yang disediakan ruangan dan atau bahkan bahan-bahan pers release , siaran pers, menteri yang bisa langsung dimuat atau diucapkan dengan mengubah kata”dan lain-lain” manjadi”dan lain sebagainya”.

Wartawan budaya tak mempunyai tempat mangkal yang tetap atau lengkap. Ia mendatangi sumber berita, kadang tidak dalam rangka memenuhi undangan. Cakupan wilayah luas dan tersebar. Dari pentas panggung, ruang seminar, berbagai pameran sampai dengan acara televisi, film, dan peragaan busana. Mereka ini tak bisa mengandalkan”God given the news” Tuhan yang memberi berita seperti, pesawat terbang jatuh, gunung meletus dan karenanya mencari dan menciptakan sumber berita sendiri. Mengangkat keberadaan sebuah grup kesenian daerah misalnya, dengan primadona dan primadon sebutan untuk yang lelaki yang mengisi kehidupannya menjadi penarik becak atau kehidupan guru honorer di daerah yang tak jauh dari Jakarta, yang hanya menerima

Bahasa Indonesia XI Program Bahasa

Rp100.000,00 sebulan dan tertunda-tunda pembayarannya. Atau kehidupan mereka yang terpaksa makan nasi aking, nasi kering, nasi yang tanak dari sisa nasi yang dikeringkan dengan anaknya yang masih balita dan masih bisa bersyukur.

Saya menyebutkan wartawan budaya sebagai pewarta hati, heart line untuk membedakan posisinya dengan pembuat head line. Mereka ini mewartawakan suasana, memberitakan hal yang bukan hanya berdasarkan aktualitas masalah. Kerenanya berita tak menjadi basi, selama materinya mengenai kemanusiaan dan kehidupan manusia.

Karena posisinya ini, wartawan budaya sebenarnya berada dalam arus yang sama dengan dinamika kebudayaan itu sendiri. Ia menjadi bagian dari proses kreatif itu sendiri. Dan hanya dengan demikian ia mempunyai legitimasi penilaian atau opini dalam tulisannya, selain menyajikan data dan fakta. Ia sadar apakah menuliskan Dhani ketika menciptakan lagu atau menyanyi atau ketika Dhani bertengkar dengan istri atau saat mengomeli ayahnya yang poligami.

Kedekatan dengan sumber berita sekaligus memberikan jarak untuk tetap kritis, juga ketika berada dalam suasana industrialisasi sekarang ini. Atau justru dalam suasana semacam itu. Karena tulisannya akan memberi warna, memberi inspirasi, memecahkan persoalan, dan dalam bahasa tinggi, memberi makna akan peristiwa yang diportasekan.

Posisinya yang unik ini, untunglah, disadari oleh para pengelola media. Sekadar gambaran di pertengahan tahun 1970-an, ketika media cetak masih sangat terbatas dan juga dibatasi, termasuk iklan hampir semua harian menyediakan halaman budaya, secara tetap seminggu sekali, bersama dengan halaman untuk anak-anak.

Kini suasana sudah berubah. Halaman untuk media cetak berlimpah. Dari edisi pagi atau sore, tanpa mengenal hari libur atau juga televisi yang bersiaran 24 sehari. Tapi pendekatan budaya, penyajian hati berita, masih diperlukan di samping kepala berita. Karena kita memang tidak hidup dengan kepala saja, melainkan juga dengan hati.

Sumber: Seputar Indonesia, 17 Februari 2008

Sosial Budaya Masyarakat Indonesia

L atihan 3.5

1. Bacalah sekali lagi teks esai “ Heart Line”!lalu temukan pokok pikiran tiap paragraf teks tersebut: Contoh: Pokok pikiran paragraf pertama adalah berita Pak Harto menjadi kepala berita di semua media.

2. Berdasarkan pokok pikiran tiap paragraf yang telah kalian temukan, tentukan pokok pikiran teks secara umum!

3. Buatlah rangkuman dengan kalimat efektif teks esai tersebut !

4. Berilah tanggapan isi esai tersebut sesuai kreativitasmu menggunakan bahasamu sendiri! Tanggapan bisa berupa saran, kritik, sanggahan, penolakan, maupun pendapat!

5. Suntinglah penggunaan bahasa dalam teks esai tersebut! Gunakan pedoman kaidah bahasa yang baik dan benar! Diskusikan dengan kelompokmu!

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Pengaruh mutu mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa bidang ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang

15 165 84

Analisis keterampilan proses sains siswa kelas XI pada pembelajaran titrasi asam basa menggunakan metode problem solving

21 184 159

Upaya guru PAI dalam mengembangkan kreativitas siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam Kelas VIII SMP Nusantara Plus Ciputat

48 349 84