Analisis Data
4.2.1. Analisis Data
a. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Sebelum menganalisis dan menginterpretasi data penelitian terlebih dahulu harus dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas digunakan untuk membuktikan apakah data items tersebut dapat mengukur variabel, sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk menguji apakah tiap items memberi pengukuran secara konsisten. Uji validitas dan reliabilitas disini menggunakan metode alpha cronbach perhitungannya dengan bantuan komputer program SPSS.
Rekapitulasi hasil analisis item–total statistics untuk indikator–indikator dari variabel pelatihan yang terdiri atas materi pelatihan (X1), pelatih (X2), metode pelatihan (X3), dan variabel produktivitas kerja karyawan (Y) dikemukakan pada tabel berikut:
Tabel 4.10. Uji Validity dan Uji Reliability Untuk Tiap Variabel Penelitian
Items Total Pearson
Alpha
Reliability (Variabel)
Validity
Correlation Cronbach
Reliable Y1.3
Sumber: Data SPSS (bulan Agustus 2007, pada lampiran 12 s/d 15)
1) Uji Validitas
Validitas berarti sejauh mana suatu alat ukur sesuai dan tepat mengukur konsep yang ingin diukur oleh peneliti. Pengukuran pada penelitian ini
menggunakan pearson product moment correlation dengan tingkat signifikasi ( α) sebesar 5 %. Nilai validitas masing-masing pertanyaan dalam setiap variabel bebas diperoleh dengan mengkorelasikan skor masing-masing pertanyaan dengan skor total untuk masing-masing variabel. Nilai validitas atau correlation (r) untuk masing-masing pertanyaan pada variabel bebas. Semua variabel dinyatakan valid, diketahui dari semua nilai probabilitas atau significant (2 tailed) < 0,01 yang lebih kecil dari level of significant 0,05 dan dapat dikatakan variabel bebas pada angket karena digunakan untuk mengukur materi pelatihan (X1), pelatih (X2), metode pelatihan (X3), dan variabel produktivitas kerja karyawan (Y).
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ukuran yang digunakan untuk menguji konsisten dan stabilitas. Konsistensi menjelaskan seberapa baik item mengukur suatu konsep sebagai satu kesatuan. Reliabilitas dalam penelitian ini diukur mengunakan tehnik alpha cronbach’s, yang dilakukan dengan mengkorelasikan masing- masing skor pertanyaan dalam setiap variabel. Koefisien alpha mengukur interkorelasi masing-masing pertanyaan dalam mengukur sebuah konsep. Koefisien alpha kurang dari 0,6 mengidentifikasikan reliabilitas yang buruk, angka sekitar 0,7 menyatakan reliabilitas dapat diterima dan angka di atas 0,8 adalah menyatakan reliabilitas yang baik. Sehingga semakin baik mendekati angka 1 adalah reliabilitas semakin baik (Sekaran, 2003). Nilai alpha pada Tabel 4.10. menunjukkan semua variabel mempunyai koefisien alpha berkisar diantara 0,8, sehingga semua variabel dalam penelitian ini adalah reliable.
Kuisioner pada penelitian ini dinyatakan reliable setelah salah satu pertanyaan, yaitu penilaian atribut produk responden digunakan untuk mengukur variabel pelatihan yakni materi pelatihan (X1), pelatih (X2), metode pelatihan (X3), dan variabel produktivitas kerja karyawan (Y).
b. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda ini meliputi variabel pelatihan yang terdiri atas materi pelatihan (X1), pelatih (X2), metode pelatihan (X3), dan variabel produktivitas kerja karyawan (Y). Berikut ini akan disajikan hasil regresi linier berganda seperti yang tertera pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11. Rekapitulasi Hasil Pengujian
X1 0,369 3,667 0,001 Signifikan X2 0,459 4,437 0,000 Signifikan X3 0,216 2,019 0,049 Signifikan
T tabel
R square
Adjusted R square
F hitung
F tabel
Sumber: Data SPSS (bulan Agustus 2007, pada lampiran 16)
Keterangan :
1) X1, X2 dan X3 adalah variabel bebas yang diteliti.
2) Angka-angka dalam baris b adalah koefisien regresi masing-masing variabel bebas.
3) Angka-angka dalam baris β adalah koefisien beta yang sudah dibakukan, sehingga dapat dibandingkan, karena sifat-sifat uniknya.
4) Angka-angka dalam baris r adalah koefisien parsial masing-masing variabel bebas.
5) Angka-angka dalam baris t hitung nantinya akan dibandingkan dengan t tabel untuk mengetahui signifikan tidaknya variabel bebas terhadap variabel terikat dibandingkan dengan ∝ yang digunakan.
6) Konstanta (bo) adalah tetap, maksudnya bahwa perubahan-perubahan yang terjadi pada variabel terikat Y sangat dipengaruhi atau tergantung pada perubahan-perubahan yang terjadi pada variabel bebas X.
7) Multiple R adalah koefisien korelasi, yaitu untuk mengukur kebermaknaan variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan.
8) R Square adalah koefisien determinasi, berfungsi menunjukkan besarnya kemampuan suatu model dalam menjelaskan keragaman variabel terikat.
9) Adjusted R Square adalah koefisien determinasi yang disesuaikan yang gunanya untuk mengkoreksi R Square agar lebih mendekati ketepatan antara model, populasi dan sampel bila ada pengaruh.
F hitung dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh simultan antara variabel bebas terhadap variabel terikat dengan membandingkan F hitung dengan F tabel.
Dengan memperhatikan angka-angka dari Tabel 4.11. akhirnya dapat disusun persamaan regresi linier berganda pada penelitian sebagai berikut: Y = b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Y = 0,258X1 + 0,321X2 + 0,136X3
Tampak pada persamaan tersebut menunjukkan angka yang signifikan pada variabel Materi pelatihan (X1), Pelatih (X2), dan Metode Pelatihan (X3). Adapun interpretasi dari persamaan tersebut adalah :
1. b1 = 0,369 Nilai parameter atau koefisien regresi b1 ini menunjukkan bahwa setiap
variabel materi pelatihan meningkat 1 kali, maka produktivitas kerja akan meningkat sebesar 0,369 kali atau dengan kata lain setiap peningkatan produktivitas kerja dibutuhkan variabel materi pelatihan sebesar 0,369, dengan asumsi variabel bebas yang lain tetap (X2 dan X3= 0) atau Cateris Paribus.
2. b2 = 0,459 Nilai parameter atau koefisien regresi b2 ini menunjukkan bahwa setiap
variabel pelatihan meningkat 1 kali, maka produktivitas kerja akan meningkat sebesar 0,459 kali atau dengan kata lain setiap peningkatan produktivitasi kerja dibutuhkan variabel pelatih sebesar 0,459, dengan asumsi variabel bebas yang lain tetap (X1 dan X3= 0) atau Cateris Paribus.
3. b3 = 0,216 Nilai parameter atau koefisien regresi b3 ini menunjukkan bahwa setiap
variabel metode pelatihan meningkat 1 kali, maka produktivitas kerja akan meningkat sebesar 0,216 kali atau dengan kata lain setiap peningkatan produktivitas kerja dibutuhkan variabel metode pelatihan sebesar 0,216, dengan asumsi variabel bebas yang lain tetap (X1 dan X2 = 0) atau Cateris Paribus .
4. e = Kesalahan (error) Kesalahan ini dapat menjai gangguan dalam analisis regresi. Misalnya disebabkan faktor lain diluar ketiga variabel tersebut
c. Pengujian Hipotesis
1) Uji Hipotesis I (Analisis Simultan) Analisis secara simultan digunakan untuk mengetahui pengaruh secara
bersama-sama antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan diketahuinya koefisien korelasi (R), berarti dapat mengetahui variabel bebas (X) mempunyai keeratan pengaruh terhadap variabel terikat (Y).
Untuk menguji hipotesis secara simultan, alat uji yang dipergunakan
adalah koefisien korelasi (R) dan koefisien determinasi (R2). Koefisien korelasi dan koefisien determinasi merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui keeratan pengaruh antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Untuk keperluan pengujian ini dengan melihat apakah nilai-nilai koefisien yang diperoleh bernilai nyata atau tidak antara Fhitung pada tingkat keyakinan 5% atau ( =0,05). Hipotesis statistiknya adalah: Ho: R(Y,Xi…j) = 0 (menunjukkan secara simultan tidak adanya pengaruh
yang signifikan antara variabel X i…j dengan variabel
Y).
Ha: R(Y,Xi…j) ≠ 0 (menunjukkan secara simultan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel X i…j dengan variabel Y). Berdasarkan perhitungan pada Tabel 4.11. dapat disimpulkan bahwa
Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini dapat dijelaskan melalui besarnya F- hitung 21,382 > F-tabel 2,84 pada taraf nyata α = 0,05 dengan df (3;46) dan diperoleh tingkat signifikansi 0,000 yang < 0,05. Hal ini sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, yaitu jika F-hitung > F-tabel atau signifikansinya < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sebaliknya, jika F-hitung < F-tabel Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini dapat dijelaskan melalui besarnya F- hitung 21,382 > F-tabel 2,84 pada taraf nyata α = 0,05 dengan df (3;46) dan diperoleh tingkat signifikansi 0,000 yang < 0,05. Hal ini sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, yaitu jika F-hitung > F-tabel atau signifikansinya < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sebaliknya, jika F-hitung < F-tabel
Jika dilihat dari koefisien korelasi (R) sebesar 0,763, berarti materi pelatihan (X1), pelatih (X2) dan metode pelatihan (X3) mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel variabel produktivitas kerja karyawan (Y).
Untuk nilai koefisien determinasi (R 2 ) menunjukkan sebesar 0,582, sedangkan koefisien determinasi (R2) yang telah terkoreksi dari faktor
kesalahan atau bias dengan tujuan agar lebih mendekati ketepatan dalam populasi digunakan nilai Adjusted R Square, yaitu sebesar 0,555, artinya sebesar 55,5% variabel produktivitas kerja karyawan (Y) ditentukan oleh adanya variabel pelatihan yang terdiri atas materi pelatihan (X1), pelatih (X2) dan metode pelatihan (X3), sedangkan sisanya sebesar 44,5% dipengaruhi oleh variabel bebas lain yang tidak diteliti atau di luar model.
Berdasarkan penjelasan mengenai pengaruh secara simultan antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), dimana dari nilai F-hitung >
F-tabel pada taraf nyata α = 0,05 dengan df (3;46), maka dapat dikatakan hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini dapat diterima.
Jadi dari hasil analisis secara simultan, dapat dikatakan bahwa hasil penelitian sekarang berbanding lurus dengan semua tinjauan empiris. Hasilnya adalah antara variabel bebas memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap variabel terikat.
2) Uji Hipotesis II (Analisis Parsial) Analisis secara parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh secara individu (masing-masing satu per satu) antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan diketahuinya koefisien parsial (r), berarti dapat mengetahui variabel bebas (X) mempunyai keeratan pengaruh terhadap variabel terikat (Y).
Untuk menguji hipotesis secara parsial, alat uji yang dipergunakan adalah koefisien parsial (r). Untuk keperluan pengujian ini dengan melihat apakah nilai-nilai koefisien yang diperoleh bernilai nyata atau tidak antara thitung pada tingkat keyakinan 5% atau ( α=0,05). Hipotesis statistiknya adalah: Ho: r(Y,Xi…j) = 0 (menunjukkan secara parsial tidak adanya pengaruh
yang signifikan antara variabel X i…j dengan variabel
Y).
Ha: r(Y,Xi…j) ≠ 0 (menunjukkan secara parsial adanya pengaruh yang signifikan antara variabel X i…j dengan variabel Y). Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat secara parsial terhadap variabel terikat (Y), maka dapat di lihat pada nilai koefisien parsial (r) pada Tabel 4.11. Selanjutnya dari Tabel 4.11. dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Hasil analisis parsial, materi pelatihan (X1) terhadap variabel produktivitas kerja karyawan (Y) diperoleh nilai t-hitung 3,667 > t- tabel 1,6787 dengan p (sig) = 0,001 < 0,05, maka Ha diterima, berarti ada pengaruh signifikan antara variabel materi pelatihan (X1) terhadap a) Hasil analisis parsial, materi pelatihan (X1) terhadap variabel produktivitas kerja karyawan (Y) diperoleh nilai t-hitung 3,667 > t- tabel 1,6787 dengan p (sig) = 0,001 < 0,05, maka Ha diterima, berarti ada pengaruh signifikan antara variabel materi pelatihan (X1) terhadap
pula variabel produktivitas kerja karyawan (Y).
b) Hasil analisis parsial, pelatih (X2) terhadap variabel produktivitas kerja karyawan (Y) diperoleh nilai t-hitung 4,437 > t- tabel 1,6787 dengan p (sig) = 0,000 < 0,05, maka Ha diterima, berarti ada pengaruh signifikan antara variabel pelatih (X2) terhadap variabel produktivitas kerja karyawan (Y). Variasi perubahan nilai variabel terikat (Y) yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas (X2) sebesar 54,7%. Sedangkan
berdasarkan nilai koefisien beta ( β), diperoleh nilai koefisien beta (β) positif, yaitu 0,459, artinya bahwa semakin meningkat variabel pelatih (X2), maka akan semakin meningkat pula variabel produktivitas kerja karyawan (Y).
c) Hasil analisis parsial, variabel metode pelatihan (X3) terhadap variabel
produktivitas kerja karyawan (Y) diperoleh nilai t-hitung 2,019 > t- tabel 1,6787 dengan p (sig) = 0,049 < 0,05, maka Ha diterima, berarti ada pengaruh signifikan antara variabel metode pelatihan (X3) terhadap variabel produktivitas kerja karyawan (Y). Variasi perubahan nilai variabel terikat (Y) yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas (X3) sebesar 28,5%. Sedangkan berdasarkan nilai koefisien beta ( β), diperoleh nilai koefisien beta ( β) positif, yaitu 0,216, artinya bahwa semakin produktivitas kerja karyawan (Y) diperoleh nilai t-hitung 2,019 > t- tabel 1,6787 dengan p (sig) = 0,049 < 0,05, maka Ha diterima, berarti ada pengaruh signifikan antara variabel metode pelatihan (X3) terhadap variabel produktivitas kerja karyawan (Y). Variasi perubahan nilai variabel terikat (Y) yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas (X3) sebesar 28,5%. Sedangkan berdasarkan nilai koefisien beta ( β), diperoleh nilai koefisien beta ( β) positif, yaitu 0,216, artinya bahwa semakin
Berdasarkan penjelasan mengenai pengaruh secara individu dari
masing-masing nilai variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), dimana masing-masing nilai (sig. t) dari variabel bebas (X) menunjukkan angka < 0,05, maka dapat dikatakan hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini dapat diterima.
3) Uji Hipotesis III (Analisis Dominan) Mengacu pada hasil analisis regresi dan parsial antara variabel bebas (X), dalam penelitian ini diperoleh bahwa variabel pelatih (X2) mempunyai pengaruh paling signifikan atau dominan terhadap variabel produktivitas kerja karyawan (Y) dengan nilai t-hitung tertinggi sebesar 4,437, nilai β sebesar 0,459 dan nilai r sebesar 0,547.