Proses Pulping Dengan Asam Asesat

4.2 Proses Pulping Dengan Asam Asesat

Proses pulping Acetosolv dibagi menjadi 5 tahapan yaitu :

a. Impragnasi.

b. Pemanasan

c. Pemasakan

d. Pencucian denganAsam asesat.

e. Pengerjaan lanjutan pulp

a. Impragnasi

Chip kayu Spuce (seberat 50 atau 200 gram berat kering tanur) dimasukkan ke dalam gelas bulat dengan volume 500 ml – 2000 ml dan ditambah dengan pelarut pada rasio tertentu. Rasio antara chip kayu dengan larutan berkisar antara 1 : 4 – 1 : 8. Impragnasi ini dapat dilakukan dengan bahan kimia asam asetat, butilasetat, etilasetat dan air. Imprognasi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain yaitu perendaman, pemanasan atau ekstraksi. Sebagai contoh, perendaman dilakukan pada temperatur 20°C, atau pemanasan hanya Chip kayu Spuce (seberat 50 atau 200 gram berat kering tanur) dimasukkan ke dalam gelas bulat dengan volume 500 ml – 2000 ml dan ditambah dengan pelarut pada rasio tertentu. Rasio antara chip kayu dengan larutan berkisar antara 1 : 4 – 1 : 8. Impragnasi ini dapat dilakukan dengan bahan kimia asam asetat, butilasetat, etilasetat dan air. Imprognasi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain yaitu perendaman, pemanasan atau ekstraksi. Sebagai contoh, perendaman dilakukan pada temperatur 20°C, atau pemanasan hanya

Salah satu metode yang dipergunakan adalah pengaruh kadar air. Untuk perlakuan ini, pertama-tama chip kayu direndam di dalam air, sehingga diperoleh kadar air sesuai dengan keadaan yang diinginkan. Untuk menghilangkan air dari dalam kayu dilakukan ekstraksi dengan larutan butilasetat atau etilasetat.

Pada perlakuan pendahuluan chip, kayu dimasak dengan etilasetat tanpa katalisator pada waktu tertentu. Untuk menghilangkan larutan sisa etilasetat, dilakukan pencucian dengan asam asetat.

b. Pemanasan

Dalam proses pemasakan, sebanyak 50 atau 200 gram chip kayu dimasak di dalam botol bulat volume 500 atau 2000 ml, sedangkan untuk pulping sistem sirkulasi diambil sebanyak 1500 gram chip yang dimasukkan ke dalam alat pulping sirkulasi, dengan rasio antara kayu dengan larutan 1 : 4 sampai 1 : 8. Setelah chip dipanaskan hingga mencapai titik didih, selanjutnya ditambahkan katalisator dengan konsentrasi yang telah ditentukan.

Konsentrasi asam asetat diperhitungkan berdasarkan berat air di dalam kayu dengan cara konversi kadar air kayu. Pada proses pemanasan tersebut dilengkapi dengan alat kondesor yang berfungsi sebagai pendingin, kemudian dipanaskan dengan alat heating mentle. Proses pemanasan sistem sirkulasi juga dilengkapi dengan kondesor dan sistem pemanasannya di dalam Oilbad, yaitu dengan mengalirkan minyak panas melalui pipa kapiler. Untuk mendeteksi panas, maka sistem tersebut dilengkapi dengan thermometer sehingga temperatur stabil.

c. Pemasakan/ Pulping

Setelah temperatur pemasakan mencapai titik didih, maka proses pulping dihitung waktunya. Waktu pemasakan bervariasi antara 1 – 9 jam. Setelah selesai proses pulping atau pemasakan, maka pulp dipisahkan dari filtratnya.

Proses pulping yang lain adalah sistem tekanan dengan glass Autoklap dan degester putar. Prinsipnya adalah sama, hanya proses pulping ini tanpa memakai katalisator. Temperatur pemasakan bervariasi antara 160 – 200°C dan waktu pemasakan bervariasi asam asetat antara 75 – 93%.

Proses Pulping dengan Twinsselmann

Alat Twisselmann mirip dengan soxlet, tetapi pada alat twinsselmann tidak terdapat pipa kapiler, dan bahan kimia disemprotkan langsung dari bawah. Pada twinsselmann ini dimasukkan chip kayu dan bagian bawah diberi wallglass sebagai penyekat agar chip/pulp tidak turun ke bawah. Pada tabung bulat diberi batu pendidih, asam asetat dan katalisator pada volume dan konsentrasi tertentu. Di atas alat twnsselmann dipasang pendingin/kondesor.

Ketentuan proses pulping adalah sebagai berikut :

Chip kayu = 60 gram (kering tanur) Asam asetet

HC1 = 0,1 – 0,17 % (dihitung berdasarkan volume

Waktu Pemasakan = 5 –8 Rasio (kayu:laruan) = 1 : 6

d. Pencucian Pulp

d.1. Pencucian Dengan Asam asetat

Setelah selesai proses pulping, selanjutnya pulp dimasukkan ke dalam corong porselin dan ditekan agar filtratnya keluar. Kemudian dibilas dengan asam asetat panas dan disedot agar filtratnya keluar. Pulp tersebut diambilnya dan kemudian dimasukkan ke dalam ember dan dicampur dengan asam asetat panas 93% dengan konsistensi ± 4%. Pulp tersebut disaring hingga sampai warna filtratnya menjadi bening atau tidak ada lagi lignin yang terlarut. Setelah itu, pulp dicuci dengan air hingga bebas asam asetat dan pulp tersebut diuji untuk penelitian, baik rendemen, sisa kayu, bilangan kappa dan sifat kekuatan kertasnya. Asam asetat yang digunakan untuk mencuci pulp ± 100 gram sebanyak 7 – 10 liter asam asetat.

d.2. Pencucian Pulp Dengan pelarut lainnya.

Pencucian pulp dapat dilakukan dengan larutan yang lain seperti campuran antara asam asetat, Butilasetat Etilasetat dan Air. Tahap pekerjaan lainnya adalah hampir sama dengan sistem pencucian dengan asam asetat.

e. Pengerjaan Pulp Lanjutan

Setelah pulp selesai dicuci dengan air dan telah bebas asam asetat, selanjutnya pulp diaduk dengan kecepatan 1500 Rpm selama 2 menit ke kiri dan 2 menit ke kanan. Selanjutnya, pulp disortir dengan alat sortir 0,15 mm. Dengan cara ini, akan diperoleh pulp dan sisa kayu yang tidak termasak, sehingga persentase rendemen dan sisa kayu yang tidak termasak dapat di hitung. Untuk mendapatkan keseragaman kadar air pulp, maka pulp tersebut dimasukkan ke

dalam alat sentrifugel selama ± 10 menit dan akan didapat moisture faktor ± 0,29 – 0,32. Sedangkan sisa kayu yang tidak termasak dikeringkan guna mendapatkan berat kering tanur dan bisa diperhitungkan secara persentase. Pulp tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam plastik tertutup dan dimasukkan ke dalam kulkas agar tidak terjadi perubahan kadar air dan digunakan pengujian pulp maupun pemutihan pulp.