Tinjauan Pustaka

b. Periodesasi Latihan

Tuntutan latihan adalah mencapai prestasi semaksimal mungkin. Itulah sebabnya dibutuhkan penyusunan program latihan. Program latihan disusun secara teliti dan dilaksanakan secara teratur sesuai dengan prinsip-prinsip latihan. Program akan memerlukan waktu yang cukup panjang, sehingga jadwal latihan perlu dibagi-bagi menjadi beberapa tahapan atau musim latihan. Pembagian tahapan dalam program latihan biasa disebut periodesasi.

Hadisasmita dan Syarifuddin (1996 : 128 ) menyatakan bahwa periodesasi latihan adalah suatu proses pembagian latihan dari rencana tahunan kedalam tahapan yang lebih kecil. Adapun kegunaan periodesasi latihan adalah sebagai berikut:

1) Pelatih akan dapat mengatur setiap komponen-komponen latihan dari

rencana tahunan.

2) Membantu pelatih dalam menentukan puncak latihan yang tepat, pada pertandingan-pertandingan sasaran ( diantara pertandingan utama selama kalender tahunan ).

Sudjarwo ( 1993 : 82 ) membagi program latihan dalam satu tahun menjadi tiga periode atau lima musim latihan, sebagai berikut :

1) Periode Latihan

a) Periode Persiapan ( Preparation Period)

b) Periode Pertandingan ( Comperatioan Period )

c) Periode Peralihan ( Transation Period )

2) Musim Latihan

a) Preliminary Season

commit to user

c) Mid Season

d) Late Season

e) Post Season

Sama halnya dengan Sudjarwo, Bompa ( 1990 : 174 ) menyusun program latihan tahunan sebagai berikut :

1) Masa Persiapan ( Preparation Period )

a) Persiapan Umum ( General Preparation )

Pada masa ini penekanan latihan ditujukan pada masa pembentukan atau pembinaan. Bobot latihan akan berkisar 80 –

70 % fisik dan 30 – 35 % teknik serta 5% mental. Periode ini berlangsung selama 2 – 3 bulan.

b) Persiapan Khusus ( Specific Preparation )

Pada masa persiapan khusus ini lebih menekankan pada penguasaan teknik dasar yang kemudian ditingkatkan menjadi satu kesatuan gerak yang sempurna. Periode latihan dapat berlangsung selama 2-3 bulan dengan bobot latihan 50% untuk latihan teknik, 20% untuk latihan fisik dan 10% untuk latihan test.

2) Masa Pertandingan ( Competition Period )

a) Masa Prakompetisi ( Pre Competition )

Pada periode ini penekanan lebih diutamakan pada masalah taktik. Perkembangan mental emosional atlet perlu mendapat perhatian khusus. Periode ini berlangsung sekitar 2-3 bulan.

b) Masa Pertandingan ( Competition period )

Pada tahap ini harus diciptakan suatu kondisi yang baik sehingga atlet percaya diri dan mempunyai motivasi yang tinggi untuk memenangkan pertandingan.

commit to user

Pada masa transisi atlet akan melakukan istirahat aktif dengan melakukan kegiatan fisik yang ringan seperti joging, senam atau melakukan aktivitas fisik yang lain. Pada masa inilah dilakukan evaluasi dari hasil prestasi serta program dan proses latihan selama persiapan yang lalu.

Prestasi maksimal seorang atlit hanya mungkin dapat dicapai melalui suatu program latihan jangka panjang , karena perubahan- perubahan dalam organisasi tubuh tidak mungkin terjadi dalam waktu yang singkat, butuh waktu dan proses yang lama untuk mencapainya.

c. Pengertian Program Latihan

Program latihan merupakan bahan atau kegiatan yang harus dilaksanakan dalam latihan. Dalam menentukan program latihan harus menyatu pada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan latihan. Penerapan program latihan yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan atletnya akan meningkatkan kualitas atlet secara maksimal. Suatu hal yang harus dipertahankan dalam menyusun program latihan, adalah menentukan terlebih dahulu tujuan latihan atau target yang hendak dicapai. Hal itu penting agar atlet dapat berlatih dengan motivasi untuk mencapai sasaran.

Mempersiapkan seorang atlet untuk menghadapi pertandingan hingga mencapai tingkat prestasi tinggi atau maksimal, diperlukan waktu yang cukup lama serta peyusunan program latihan yang seksama. Teratur, sistematis, bertahapkan serta terus-menerus sepanjang tahun tanpa selingan berhenti sedikitpun. Latihan yang dilakukan hanya isidentil, atau hanya selama enam bulan saja, bahkan kurang setiap tahunnya, tidak akan ada artinya sama sekali. Bahkan mungkin dapat merusak perkembangan atlet dikemudian harinya.

commit to user

1996 : 14 ), untuk menyusun program latihan yang teratur perlu diperhatikan unsur-unsur sebagai berikut :

1) Kemampuan atlet, baik fisik maupun mental

2) Waktu pelaksanaan program latihan untuk mengembangkan tenaga atau kekuatan, daya tahan, kecepatan, fleksibilitas dan lain-lain untuk dikembangkan dengan sebaik-baiknya.

3) Cabang olahraga yang akan disiapkan.

4) Standar tingkat nasional atau internasional.

5) Keadaan setempat : tradisi, iklim, dan lain-lain.

6) Faktor latihan : Prestasi, volume, intensitas.

7) Jadwal perlombaan dan uji coba.

8) Periodesasi latihan.

Untuk membina atlet agar dapat meningkatkan prestasi setinggi- tingginya, diperlukan jangka waktu yang lama, maka latihan-latihan tersebut dilaksanakan secara bertahap yang terdiri dari program jangka panjang dan program tahunan (Hadisasmita dan Syarifuddin, 1996:141 ).

Menurut Sudjarwo (1993 : 81 ) penyusunan program latihan dapat dibagi menjadi :

1) Program Jangka Panjang

Program jangka panjang berhubungan dengan program latihan untuk sasaran dua tahun ke atas, misalnya untuk PON atau Olympiade.

2) Program Jangka Menengah

Program jangka menengah adalah program latihan yang disusun untuk jangka waktu satu tahun.

3) Program Jangka Pendek

Program jangka pendek merupakan penyusunan program latihan kurang dari satu tahun.

commit to user

Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara berulang- ulang dengan meningkatkan pemberian beban latihan Itulah sebabnya pemberian beban latihan harus memenuhi prinsip-prinsip yang sesuai dengan tujuan latihan. Prinsip-prinsip latihan tersebut merupakan prinsip- prinsip beban latihan secara umum. Dengan mengetahui prinsip-prinsip latihan diharapkan prestasi seorang atlet dapat cepat meningkat. Tanpa mengetahui hal ini seorang atlet atau pelatih tidak mungkin dapat berhasil dalam latihannya

Sudjarwo ( 1993 : 21-23 ) menyarankan agar seluruh program latihan sebaiknya menerapkan prinsip-prinsip latihan sebagai berikut :

1) Prinsip Individu

Pemberian latihan harus selalu mengingat kemampuan dan kondisi individu masing-masing atlet. Faktor-faktor individu yang harus mendapat perhatian misalnya, tingkat ketangkasan atlet, umur atau lamanya berlatih harus dibedakan, kesehatan dan kesegaran jasmaninya, psychologis atau mentalnya.

2) Prinsip Penambahan Beban ( Overload Principle )

Penambahan beban latihan harus dilakukan tahap demi tahap secara teratur dan ajeg. Beban latihan berat yang diberikan secara terus menerus justru akan menghentikan kenaikan prestasi. Sebaiknya setelah dua atau tiga kali latihan beban latihan ditingkatkan itupun tergantung dari atletnya.

3) Prinsip Interval

Latihan interval merupakan serentetan latihan yang diselingi dengan istirahat tertentu. Prinsip latihan interval ini dapat digunakan untuk suatu rencana latihan harian, mingguan, bulanan dan tahunan.

4) Prinsip Penekanan Beban ( Stress )

Pemberian beban latihan pada suatu saat harus dilaksanakan dengan tekanan yang berat. Penekanan beban latihan tersebut harus sampai menimbulkan kelelahan secara sunguh-sunguh. Beban berat

commit to user

mental yang sangat diperlukan untuk menghadapi pertandingan.

5) Prinsip Makanan Baik ( Nutrition )

Kalori yang masuk harus sesuai denagn kalori yang dikeluarkan untuk latihan. Untuk seorang atlet diperlukan 25-35 % lemak, 15 % putih telur, 50-60 hidrat arang dan vitamin serta mineral lainnya.

6) Prinsip Latihan Sepanjang Tahun

Suatu latihan harus dilakukan secara sistematis yang dilaksanakn sepanjang tahun tanpa berseling.

Sedangkan menurut Bompa (dalam Hadisasmita dan Syarifuddin, 1996 : 130-140 ) menyarankan agar dalam latihan sebaiknya menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1) Prinsip Beban – Lebih ( Overload )

Prinsip beban lebih adalah prinsip latihan yang menekankan pada pembebanan latihan yang lebih berat dari pada yang mampu dilakukan dilakukan oleh atlet. Seorang atlet harus berlatih dengan beban yang lebih berat atau berlatih dengan beban di atas ambang rangsang. Namun beban tersebut harus sesuai dengan kemampuan atlet.

2) Prinsip Perkembangan Multilateral

Prinsip ini sebaiknya diterapkan pada atlet-atlet muda. Pada permulaam belajar mereka harus dilibatkan dalam beragam kegiatan agar dengan demikian mereka memiliki dasar-dasar yang lebih kokoh untuk menunjang keterampilan psesialisasinya kelak.

3) Prinsip intensitas Latihan

Perubahan fisiologis dan spikologis yang positif hanyalah mungkin apabila atlet dilatih atau berlatih suatu program latihan yang intensif, dimana pelatih secara progresif menambahkan beban kerja, jumlah pengulangan gerakan ( repetition ) serta kadar intensitas dari repetisi tersebut.

commit to user

untuk menentukan kadar intensitas latihannya. Salah satunya teori Katch dan Mc Ardle ( 1993) sebagai berikut:

a) Menghitung Denyut Nadi Maksimal ( DNM ) dengan rumus

DNM = 220 – Umur.

b) Menentukan takaran intensits latihannya, yaitu 80 % - 90 % dari

DNM

c) Lamanya berlatih dalam ambang rangsang atau training zone,

untuk atlet sebaiknya 45-120 menit

4) Prinsip Kualitas Latihan

Latihan dikatakan berkualitas apabila latihan dan dril-dril yang diberikan memang benar-benar bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan atlet, koreksi-koreksi yang tepat dan kontruksif harus sesering mungkin diberikan, pengawasan dapat dilakukan oleh seorang pelatih sampai ke detail gerakan dan setiap kesalahan gerak segera diberikan, Prinsip-prinsip melebihi beban atau overload harus selalu diterapkan dalam setiap latihan, baik dalam aspek kondisi fisik maupun pembentukan mental.

5) Prinsip Berfikir Positif

Jika ingin berprestasi, atlet harus berani sakit dalam latihan. Pelatih harus tahu bagaimana hati atlet, apa yang mereka katakana kepada dirinya sendiri. Dan pelatih harus mempengaruhi kata hatinya, melatih atlet untuk selalu berfikir positif dan optimis, mengubah sikap bawah sadar yang negatif menjadi positif.

6) Variasi Dalam Latihan

Latihan yang dilakukan biasanya banyak menuntut waktu, pikiran, tenaga. Karena itu bukan mustahil jika latihan yang intensif dan terus-menerus kadang-kadang menimbulkan rasa bosan pda atlet. Jika sudah bosan, maka gairah pada atlet dan motivasinya untuk berlatih biasanya menurun atau bahkan hilang sama sekali. Karena itu perlu dilakukan usaha-usaha untuk mencegah timbulnya

commit to user

menyelenggakan variasi-variasi dalam latihan.

7) Prinsip Individualisasi

Setiap individu berbeda dari segi fisik maupun mental, maka setiap individu akan memberikan reaksi yang berbeda-beda terhadap suatu beban latihan yang diberikan pelatih. Latihan merupakan suatu beban latihan yang diberikan pelatih. Latihan merupakan suatu persoalan pribadi bagi setiap atlet dan tidak bisa disama ratakan bagi semua atlet. Latihan harus direncanakan dan disesuaikan bagi setiap individu atlet agar dapat menghasilkan prestasi yang baik.

8) Penetapan Sasaran ( Goal Setting )

Seringkali suatu tim atau atlet tidak berlatih dengan sungguh- sungguh, atau kurangnya motivasi untuk berlatih karena tidak ada tujuan atau sasaran yang jelas untuk apa atlet berlatih. Karena itu menetapkan sasaran latihan untuk atlet sangat penting.

9) Prinsip Perbaikan Kesalahan

Kalau atlet sering melakukan kesalahan gerak, maka pada waktu memperbaiki kesalahan tersebut, pelatih harus menekankan pada penyebab terjadinya kesalahan.

e. Metode Latihan

Di dalam olahraga ditemukan berbagai ragam definisi tentang mengajar atau melatih. Menurut Hadisasmita dan Syarifuddin (1996 : 142), yang diartikan dengan metode mengajar atau melatih adalah suatu cara tertentu, sistem bekerja seorang pelatih atau olahragawan, sehubungan dengan pengetahuan dan kemampuannya yang cukup.

Pemilihan suatu metode, terutama tergantung pada :

1) Tujuan umum melatih

2) Tugas-tugas tertentu

3) Kekhususan suatu cabang olahraga

4) Kedewasaan fisik dan mental atlit dan tingkat kemampuannya.

commit to user

prinsip metode latihan. Seorang pelatih yang baik, tidak boleh membatasi diri pada satu metode saja, tetapi harus menggunakan bermacam-macam matode yang dicocokkan dengan berbagai unsur.

Menurut Hadisasmita dan Syarifuddin (1996 :142), macam-macam metode latihan adalah sebagai berikut :

1) Metode yang terus menerus (Continual Methode)

Sifat-sifat metode ini adalah : a)

Latihan dengan intensitas sedang dan konstan

b)

Latihan yang relatif lama

2) Metode Ulangan ( Repetitive Methode) Metode initerdiri dari mengulangi latihan-latihan tertentu yang dilakukan dengan atau tanpa istirahat. Sifat-sifatnya adalah sebagai berikut :

a) Latihan dengan intensitas yang konstan

b) Waktu istirahat yang optimal

c) Bentuk ulangan yang bermacam-macam

3) Metode Tidak Tetap ( Variable Methode) Sifat-sifat metode ini yang terutama adalah :

a) Intensitas latihan yang bermacam-macam

b) Waktu melakukan latihan yang berbeda-beda

c) Intensitas latihan yang diturunkan, menghasilkan kondisi-kondisi untuk pemulihan kembali sebagian (partial recovery).

4) Metode Interval ( Interval Methode) Sifat-sifatnya adalah :

a) Penetapan yang jelas tentang beban latihan.

b) Waktu istirahat yang bermacam-macam, tetapi ditetapkan secara

tepat.

c) Penentuan yang jelas tentabg intensitas latihan.

d) Jumlah ulangan ditetapkan dengan tepat.

commit to user

Latihan melalui kompetisi-kompetisi merupakan salah satu kegiatan yang lebih efektif, dan para atlit senang melakukannya. Dalam melaksanakan metode kompetisi, perlu diperhatikan beberapa syarat yang sama dengan metode-metode lainnya. Pemilihan lawan menjadi dasar kegiatan, makin kuat lawan makin tinggi beban dan intensitas latihannya.

f. Program Latihan Futsal

Didalam penyusunan program latihan futsal harus ada aspek – aspek yang menyangkut teknik dasar futsal.

1) Teknik Teknik merupakan syarat pokok bagi pemain futsal,engan pengusaan teknik yang benar maka pemain akan leluasa memainkan olahraga permainan ini,beberapa macam teknik nermain futsal diantaranya:

a) Passing Passing adalah cara mengumpan bola kepada lawan, ada dua macam passing yaitu passing atas dan passing bawah namun didalam permainan futsal menggunakan passing bawah akan lebih efektif untuk menunjang permainan yang baik.

b) Stopping/ Control.

Stooping merupakan cara menerima bola hasil dari umpan kawan,stopping menggunakan telapak kaki atau sol sepatu sangat dianjurkan dalam permainan futsal, supaya bola bisa lebih cepat dikuasai atau dikendalikan oleh seorang pemain, hal ini dikarenakan lapangan futsal menggunakan lapangan yang datar

c) Dribbling.

Teknik dasar dribbling adalah cara menggiring bola atau membawa bola berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain.lebih efisien apabila menggunakan sol sepatu

commit to user

Shooting merupakan teknik dasar yang tidak dapat ditinggalkan.karena shooting adalah cara yang digunakan untuk mencetak gol. Sementara permainan futsal itu sendiri tim dikatakan sebagai pemenang apabila mencetak gol lebih banyak dari lawan.

2) Skill dan Motorik. Skill individu menjadi senjata utama dalam teknik dasar futsal dan harus dimiliki seorang pemain futsal. Di dalam olahraga futsal seorang pemain dituntut melakukan banyak passing dan dribel. Gerak motorik pemain pun harus lentur untuk mempermudah dirinya saat melakukan penguasaan bola atau memenangi perebutan bola. Dengan gerak motorik yang lentur seorang pemain bisa dengan mudah memanfaatkan sebuah peluang emas dari sudut yang sempit sekalipun.

3) Taktik Teknik dasar futsal lainnya adalah pengetahuan teknik, pengetahuan ini akan sangat membantu seorang pemain futsal untuk berkembang. Di dalam futsal, seorang pelatih dapat mengganti pemain kapanpun yang dia mau, bahkan keseluruhan pemain pun dapat digantinya. Disini pemain dituntut cepat beradaptasi dengan taktik yang dipakai seorang pelatih. Biasanya pergantian seorang pemain di futsal diikuti juga dengan pergantian pola permainan. Selain taktik, penguasaan formasi bermain akan sangat meningkatkan kemampuan. Dari formasi ini nantinya dapat dikembangkan ke berbagai bentuk formasi kebutuhan tim.

4) Fisik Teknik dasar futsal yang tak kalah pentingnya adalah kebugaran fisik yang tetap terjaga. Karena futsal adalah olahraga yang menuntut banyak gerak, dibutuhkan fisik yang bugar. Tanpa fisik yang baik sangat sulit seorang pemain menjalani pertandingan yang berlangsung dalam tempo tinggi.

commit to user

Kecepatan adalah ciri permainan futsal. Seorang pemain futsal harus dituntut cepat mengalirkan bola ataupun bergerak mencari ruang untuk menerima umpan. Dengan pergerakan yang cepat, seorang pemain futsal akan dapat mengecoh lawan dalam melakukan penjagaan serta juga dapat dengan cepat menyusun formasi baik itu ketika melakukan penyerangan ataupun ketika bertahan. Oleh karena itu kecepatan mutlak dikuasai sebagai salah satu teknik dasar futsal.

5. Sarana Dan Prasarana

a. Pengertian Sarana Dan Prasarana

Salah satu syarat dapat dilaksanakannya kegiatan pembinaan prestasi olahraga yaitu tersedianya prasarana dan sarana yang cukup lengkap. Prasarana dan sarana yang lengkap merupakan salah satu faktor penunjang kelancaran suatu kegiatan serta mencapai prestasi yang maksimal. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia ( 1990 : 157 ) definisi prasarana dan sarana adalah sebagai berikut :

merupakan penunjang

terselenggarannya suatu proses atau usaha.

2) Sarana adalah merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai

alat untuk mencapai tujuan.

Pengertian prasarana dalam bahasa Inggris dengan istilah facility, sedangkan sarana dengan istilah equipment. Dari pengertian tersebut Soepartono (2000 : 6) mendefinisikan batasan kata fasilitas, perlengkapan dan alat sebagai berikut:

1) Fasilitas adalah suatu bentuk yang permanen baik untuk ruangan di dalam maupun diluar ruangan, misalnya Gymnasium, kolam renang, lapangan-lapangan permainan dan sebagainya.

2) Perlengkapan adalah perkakas yang permanen yang dibandingkan dengan fasilitas, misalnya : peti lompat, kuda-kuda pelana, palang tunggal, palang sejajar dan ring.

commit to user

pendek. Misalnya : bola, raket jarring bola basket, jarring tennis, pemukul bola dan lain-lain.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas atau prasarana merupakan bentuk permanen yang berupa bangunan atau tempat, baik yang berada di luar maupun di dalam yang digunakan untuk aktivitas olahraga. Sarana adalah suatu benda yang digunakan dalam latihan atau bertanding dimana dalam latihan atau bertanding benda atau alat tersebut tidak dapat dipindah-pindahkan. Sedangkan alat olahraga adalah suatu benda yang digunakan dalam berolahraga, mudah untuk dipindah- pidahkan dan digunakan dalam waktu relatif singkat.

b. Sarana Dan Prasarana Futsal

Prasarana dan Sarana yang diperlukan dalam olahraga Futsal dan sangat menunjang bagi mencapaian prestasi maksimal adalah:

1) Lapangan Futsal Ukuran lapangan permainan Futsal adalah: - Panjang maksimal 42 m dan minimal 25 m. - Lebar maksimal 25 m dan minimal 15 m. Lapangan yang digunakan harus persegi panjang dan yang digunakan untuk ukuran lapangan pertandingan internasional adalah : - Panjang 38 - 42 m. - Lebar 18 - 25 m. Dalam lapangan Futsal sendiri ada batas-batas garis samping, garis gawang, garis tengah dan garis sudut dengan jari-jari kira-kira 25 cm, dan di tengah lapangan Futsal terdapat garis lingkaran dengan jari-jari

3 meter dan di lapangan Futsal ada daerah gawang. Daerah gawang artinya daerah yang dibatasi oleh garis yang ditarik tegak lurus pada garis gawang yang jaraknya dari tiang gawang 6 meter, daerah hukuman 6 meter dari masing-masing tiang gawang, titik pinalti 6 meter dan 10 meter untuk titik pinalti kedua dari garis gawang.

commit to user

Gambar 1. Lapangan Futsal ( Ken Jones, 1988 : 57 )

2) Gawang Ukuran gawang dari tanah samping sisi bawah palang gawang

2 meter. Lebar gawang diukur dari sisi dalam kedua tiang gawang 3 meter. Tiang dan palang gawang dibuat dari kayu atau logam yang tebalnya maksimal 8 cm. Tiang gawang dan palangnya dapat berbentuk bulat, setengah bulat atau empat persegi.

3) Bola Bola dalam olahraga sepakbola berbentuk bulat, bagian luar terbuat dari kulit atau bahan-bahan lain yang diperkenankan, tidak boleh dipakai bahan-bahan yang dapat membahayakan pemain. Adapun ukuran lingkaran bola ialah 62 -64 cm, dan beratnya 440-460 gr. Dengan tekanan atmosfer 0,4 – 0,6 atm

4) Kelengkapan Pemain Kelengkapan pemain sepakbola terdiri dari sepatu, shirt (kaos bernomor), celana pendek dan kaos kaki panjang, para pemain-pemain yang mempunyai cedera untuk menghindaru berturan dianjurkan memakai pelindung lutut, pelindung tulang kering. Penjaga gawang

commit to user

kapten masing-masing tim memakai tanda khusus yang biasanya dilingkarkan dilengan.

5) Kesekretariatan Kesekretariatan merupakan tempat yang sangat penting bagi organisasi karena tempat itu yang digunakan untuk melakukan rapat- rapat, menyimpan dokumen-dokumen atau membahas rencana kegiatan, latihan dan sebagainya.

6. Prestasi

Banyak tujuan yang terkandung dalam cabang olahraga setiap orang melakukan kegiatan olahraga dan tujuannya sendiri-sendiri salah satunya adalah olahraga yang berorientasi pada keberhasilan atau dengan kata lain sebuah prestasi yang setinggi-setingginya karena hal itu merupakan idaman setiap pemain dan klub olahraga. Kenyataannya dengan prestasi klub atau pemain yang bermain di dalamnya serta pelatih yang menanganinya akan menjadi harum namanya dalam di masyarakat. Faktor-faktor yang lain mempengaruhi pencapaian prestasi maksimal dalam olahraga antara lain faktor pemain, pelatih, dan masih banyak yang lain.

Sedangkan prestasi yang pernah diraih klub-klub futsal di kota Surakarta. Selama mengikuti kompetisi mengalami pasang surut. Sebagai contoh pada saat pergelaran porprov tahun 2009 di Surakarta. Tim futsal solo berhasil meraih medali emas ini tak lepas dari prestasi klub-klub di Surakarta.