memperhatikan kehidupan masyarakat, kebutuhan, dan apa yang diinginkan masyarakat desa tersebut, makasuatu kebijakan itu harus benar-benar public good,
yang artinya suatu kebijakan tersebut benar-benar dapat membangun, mendorong, dan meningkatkan kehidupan masyarakat, baik secara politik, ekonomi, dan
sosial. Dari setiap kebijakan harus ada komunikasi terhadap warga masyarakat
sebelum kebijakan itu dijalankan, untuk melihat apakah suatu kebijakan itu dapat di jalankan dan mempunyai kepentingan terhadap tujuan bersama, dengan
mellihat juga sumber daya manusianya itu, apa dapat menjalankan suatu kebijakan tersebut, dengan melakukan pendekatan yang mendalam terlebih dahulu
sebelum melakukan suatu kebijakan tersebut, seperti pendekatan yang dalam teori implementasi kebijakan publik. Kebijakan mengandung suatu unsur tindakan
untuk mencapai tujuan danumumnya tujuan tersebut ingin dicapai oleh seseorang, kelompok ataupunpemerintah.Kebijakan tentu mempunyai hambatan-hambatan
tetapi harus mencaripeluang-peluang untuk mewujudkan tujuan dan sasaran yang diinginkan. Hal tersebut berarti kebijakan tidak boleh bertentangan dengan nilai-
nilai dan praktik-praktik sosial yang ada dalam masyarakat. Apabila kebijakan berisi nilai-nilaiyang bertentangan dengan nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat, makakebijakan tersebut akan mendapat kendala ketika di implementasikan. Sebaliknya,suatu kebijakan harus mampu mengakomodasikan
nilai-nilai dan praktik-praktikyang hidup dan berkembang dalam masyarakat.
1.6.3.1. Implementasi Kebijakan
Implementasi berasal dari bahasa inggris yaitu to implement yang berarti mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk
melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu.Sesuatu tersebut dilakukan untuk menimbulkan dampak atau akibat itu
dapatberupa undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan dan kebijakanyang dibuat oleh lembaga-lembaga pemerintah dalam kehidupan
kenegaraan. Implementasi kebijakan pada prinsipnya merupakan cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya.
Universitas Sumatera Utara
“Lester dan Stewart yang dikutip olehWinarno, menjelaskan bahwa implementasi kebijakan adalah,Implementasi kebijakan dipandang dalam
pengertian luas merupakan alatadministrasi hukum dimana berbagai aktor, organisasi, prosedur dan teknik yang bekerja bersama-sama untuk menjalankan
kebijakan guna meraih dampak atau tujuan yang diinginkan”.
33
Jadi implementasi itu merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu keputusan
kebijakan. Akan tetapi pemerintah dalam membuat kebijakan juga harus mengkaji terlebih dahulu apakah kebijakan tersebut dapat memberikan dampak yang buruk
atau tidak bagi masyarakat. Hal tersebut bertujuan agar suatu kebijakan tidak bertentangan dengan masyarakat apalagi sampai merugikan masyarakat.
Sedangkan Implementasi kebijakan “menurut Nugroho terdapat dua pilihan untuk mengimplementasikannya, yaitu langsung mengimplementasikannya dalam
bentuk program-program dan melalui formulasi kebijakan derivat atau turunan dari kebijakan tersebut”.
34
Oleh karena itu, implementasi kebijakan yang telah dijelaskan oleh Nugroho merupakan dua pilihan, dimana yang pertama langsung
mengimplementasi dalam bentuk program dan pilihan kedua melalui formulasi kebijakan.Dalam pandangan George C Edward 111 1980 dalam buku Subarsono
menyebutkan bahwa,“Implementasi kebijakan dapat dipengaruhi oleh empat variabel yaitu, komunikasi, suberdaya, disposisi, dan struktur birokrasi, dan
keempat pendekatan tersebut saling mempengaruhi”.
35
Berikut ini adalah penjelasan dari faktor-faktor dari implementasi kebijakan yaitu.
1. Komunikasi.
Ada tiga hal penting yang dibahas dalam proses komunikasi kebijakan, yakni transmisi, konsistensi, dan kejelasan clarity.Faktor pertama yang
33
Budi Winarno. 2007. Kebijakan Publik Teori dan Proses. Yogyakarta: Media Pressindo. Hal.101-102
34
Riant Nugroho. 2003. Public Policy. Jakarta: Elex Media Komputindo. Hal. 158
35
Ag.Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 90
Universitas Sumatera Utara
mendukung implementasi kebijakan adalah transmisi. Seorang pejabat yang mengimlementasikan keputusan harusmenyadari bahwa suatu
keputusan telah dibuat dan suatu perintah untukpelaksanaanya telah dikeluarkan. Faktor kedua yang mendukung implementasi kebijakan
adalah kejelasan, yaitu bahwa petunjuk-petunjuk pelaksanaan kebijakan tidakhanya harus diterima oleh para pelaksana kebijakan, tetapi
komunikasitersebut harus jelas.Faktor ketiga yang mendukung implementasi kebijakan adalahkonsistensi, yaitu jika implementasi
kebijakan ingin berlangsungefektif, maka perintah-perintah pelaksanaan harus konsisten dan jelas.
2. Sumber-sumber.
Sumber-sumber penting yang mendukung implementasi kebijakan meliputi: staf yang memadai serta keahlian-keahlian yang baik untuk
melaksanakan tugas-tugas mereka, wewenang dan fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang pelaksanaan pelayanan publik.
3. Kecenderungan-kecenderungan atau tingkah laku.
Kecenderungan dari para pelaksana mempunyai konsekuensi-konsekuensi penting bagi implementasi kebijakan yang efektif. Jika para pelaksana
bersikap baik terhadap suatu kebijakan tertentu yangdalam hal ini berarti adanya dukungan, kemungkinan besar mereka melaksanakan kebijakan
sebagaimana yang diinginkan oleh parapembuat keputusan awal. 4.
Struktur birokrasi. Birokrasi merupakan salah satu badan yang paling sering bahkansecara
keseluruhan menjadi pelaksana kebijakan, baik itu struktur pemerintah dan juga organisasi-organisasi swasta.
Dalam penjeleasan yang di atas adalah faktor-faktor penting dalam menjalankan suatu kebijakan supaya dapat menginplementasikannya dengan baik
agar mengetahui sisi negatif dan positipnya dalam menerapkannya di dalam pemerintahan.
Universitas Sumatera Utara
1.6.3.2. Tahap-Tahap Implementasi Kebijakan