Rancangan Penelitian dan Analisis Data

D. Rancangan Penelitian dan Analisis Data

Penelitian ini terdiri dari 2 tahap. Tahap pertama berupa penentuan proporsi pelarut pada ekstraksi temu mangga menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1 faktor yaitu variasi proporsi pelarut. Tahap kedua berupa penentuan kualitas minuman fungsional temu mangga yang terdiri dari kapasitas antioksidan dan kualitas sensoris menggunakan Rancangan Acak Faktorial (RAF) 2 faktor yaitu jenis gula dan jenis flavoring agent jeruk. Jenis gula yang digunakan diantaranya gula aren, gula kelapa, gula kristal putih. Sedangkan jenis flavoring agent yang digunakan berupa jeruk yaitu jeruk nipis, jeruk lemon, dan jeruk nipis + jeruk lemon. Data yg diperoleh dianalisis menggunakan software SPSS 16 for windows dengan analisis varian (ANOVA)

perlakuan pada sampel. Kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test perbedaan antar perlakuan.

commit to user

Tabel 3.3 Metode Analisis Minuman Fungsional Temu Mangga

No. Jenis Uji

Aktivitas Antioksidan

Kadar Total Fenol

Kadar Total Flavonoid

Uji Sensoris

Spektrofotometri dengan DPPH (Xu dan Chang, 2007 dalam Pujimulyani dkk., 2012) Spektrofotometri dengan Folin-Ciocalteu (Roy et al., 2009 dalam Pujimulyani dkk., 2012) Alumunium

Chloride Colorimetric (Woisky dan Salatino, 1998 dalam Chang et al., 2002 ) Uji Kesukaan (Skoring) dan Uji Pembedaan (Multiple Comparison Test) (Setyaningsih dkk., 2010)

1. Aktivitas Antioksidan Metode Spektrofotometri dengan DPPH (Xu dan Chang, 2007 dalam Pujimulyani dkk., 2012) Sampel dilarutkan dalam metanol pro analisis. Campuran disentrifugasi dengan kecepatan 300 rpm selama 15 menit. Supernatan yang dihasilkan kemudian ditentukan aktivitas antioksidannya menggunakan metode DPPH dengan prosedur: 0,2 ml sampel ditambah dengan 3,8 ml DPPH 0,05 mM. Absorbansi dibaca pada panjang gelombang 517 nm. Kuersetin dalam larutan metanol digunakan sebagai standar positif, sedangkan sebagai kontrol digunakan metanol tanpa ekstrak.

Untuk masing-masing sampel, dilakukan 3 kali ulangan sampel duplo. Aktivitas antioksidan diukur menggunakan standar kuersetin dan dihitung dalam satuan mg eq kuersetin/100 ml sampel. Untuk masing- masing sampel, dilakukan 3 kali ulangan sampel duplo.

2. Kadar Total Fenol Metode Spektrofotometri dengan Folin-Ciocalteu (Roy et al., 2009 dalam Pujimulyani dkk., 2012) Sampel disentrifugasi dengan kecepatan 300 rpm selama 15 menit. Supernatan yang dihasilkan kemudian ditentukan kadar total fenolnya dengan prosedur: sampel sebanyak 200 µ l dicampur dengan 1 ml reagen

commit to user commit to user

5 menit pada suhu ruang. Absorbansi diukur pada panjang gelombang yang telah ditentukan sebelumnya yaitu 748 nm. Kadar total fenol diukur menggunakan standar fenol murni dan dihitung dalam satuan mg/ml sampel. Untuk masing-masing sampel, dilakukan 3 kali ulangan sampel duplo.

3. Kadar Total Flavonoid Metode Alumunium Chloride Colorimetric (Woisky dan Salatino, 1998 dalam Chang et al., 2002 ) Kuersetin digunakan untuk membuat kurva standar. 10 mg kuersetin dilarutkan dalam 10 ml metanol pro analisis. Dari larutan tersebut, diambil

1 ml lalu diencerkan dengan metanol pro analisis hingga volumenya 10 ml. Larutan yang terakhir disebut sebagai larutan stok yang kemudian dibuat 6 seri pengenceran yang berbeda 20, 40, 60, 80, dan 100 ppm. Larutan standar (0,5 ml) ditambah 1,5 ml aquades, 100 µl alumunium chloride 10%, 100 µ l potasium asetat 1 M, dan 2,8 ml aquades. Untuk sampel, sebanyak 3 ml sampel disentrifugasi dengan kecepatan 300 rpm selama 10 menit. Setelah itu, 2 ml sampel ditambah 100 µl alumunium chloride 10%, 100 µl potasium asetat 1 M, dan 2,8 ml aquades lalu didiamkan selama 30 menit pada suhu ruang. Absorbansi dibaca pada panjang gelombang 415 nm. Sebagai blanko, alumunium chloride diganti dengan sejumlah aquades dengan volume yang sama. Campuran sampel disentrifugasi dengan kecepatan 300 rpm selama 10 menit. Supernatan yang dihasilkan kemudian ditentukan kadar total flavonoidnya.

4. Uji Sensoris

a. Uji Kesukaan dengan Metode Skoring

Uji kesukaan dengan metode skoring digunakan untuk mengetahui kesukaan panelis terhadap proporsi pelarut pada ekstraksi minuman temu mangga. Terdapat 5 sampel minuman temu mangga dengan berbagai proporsi pelarut air. Masing-masing sampel diberi kode angka yang berbeda. Dalam uji kesukaan ini, perlu ditekankan

commit to user commit to user

b. Uji Kualitas Sensoris Menggunakan Uji Pembedaan dengan Metode Multiple Comparison Test Multiple Comparison Test dalam penelitian ini digunakan untuk mengevaluasi kualitas sensoris dari formula minuman fungsional temu mangga. Panelis disuruh membandingkan kualitas sensoris tiap sampel berkode angka dengan sampel standar berkode huruf R. Sampel standar yang digunakan adalah minuman “Temu Mangga Instan” yang diproduksi oleh Progress Jogja. Terdapat 10 sampel berkode angka dengan 9 diantaranya merupakan sampel formula minuman fungsional temu mangga, sedangkan 1 sampel lain merupakan sampel minuman standar. Jadi, sampel minuman standar disajikan kepada panelis dengan menggunakan 2 kode, yaitu kode R dan xxx.

Uji sensoris formula minuman fungsional temu mangga yang meliputi warna, aroma, kekentalan, rasa, dan aftertaste melibatkan 20 panelis semi terlatih. Dalam hal ini, yang dimaksud panelis semi terlatih adalah mahasiswa Ilmu & Teknologi Pangan UNS yang telah mempelajari mata kuliah uji inderawi. Skala yang digunakan dari 1 untuk sampel yang sangat lebih baik sampai 5 untuk sampel yang sangat lebih buruk.

commit to user