Tahap Perundingan

1. Tahap Perundingan

Entente mengundang Turki untuk memulai perundingan-perundingan segera setelah meredanya permusuhan. Pihak Turki menginginkan agar negosiasi- negosiasi itu diadakan di Izmir. Namun, Entente menolak untuk berunding di tanah Turki. Kota Lausanne di Swis akhirnya dipilih sebagai tempat perundingan. Perancis, Italia, dan Yunani adalah tuan rumah sedangkan Turki, baik pemerintah di Ankara maupun di Istambul, diminta untuk mengirimkan delegasi-delegasinya. Mustafa Kemal mengangkat Ismet Pasha sebagai pemimpin delegasi Turki di Lausanne. Mustafa Kemal memilihnya karena Ismet adalah pendukungnya yang paling loyal dan bisa diandalkan, tidak seperti Perdana Menteri Husein Rauf yang pro-Inggris maupun komisaris urusan luar negeri, Yusuf Kemal yang pro-Soviet. Keberangkatan Ismet ke Lausanne dibekali instruksi-instruksi tegas untuk tidak menyimpang dari Pakta Nasional.

Konferensi dibuka pada tanggal 20 Nopember 1922. Negara-negara yang mengirimkan utusan adalah Inggris Raya, Perancis, Italia, Yunani, dan Turki, sedangkan Uni Soviet, Ukraina, Georgia, Rumania, serta Bulgaria diundang untuk menghadiri pertemuan di mana mereka mempunyai kepentingan langsung. Perundingan-perundingan diperkirakan akan menemui banyak kesulitan sebab sejak awal terdapat berbagai perspektif yang berlainan di kedua belah pihak. Entente menganggap diri mereka sebagai pemenang Perang Besar. Dalam pandangan Entente, konferensi ini dimaksudkan untuk menyesuaikan syarat- syarat Perjanjian Sevres dengan situasi baru. Sedangkan dalam pandangan pihak Turki, merekalah yang merupakan pemenang dalam perang kemerdekaan nasional mereka dan bagi mereka. Pihak Turki juga beranggapan bahwa Perjanjian Sevres hanyalah sejarah masa lalu. Pada awalnya, delegasi Turki mengalami kesulitan dalam perundingan di Lausanne tersebut. Mereka tidak dianggap sebagai partner Konferensi dibuka pada tanggal 20 Nopember 1922. Negara-negara yang mengirimkan utusan adalah Inggris Raya, Perancis, Italia, Yunani, dan Turki, sedangkan Uni Soviet, Ukraina, Georgia, Rumania, serta Bulgaria diundang untuk menghadiri pertemuan di mana mereka mempunyai kepentingan langsung. Perundingan-perundingan diperkirakan akan menemui banyak kesulitan sebab sejak awal terdapat berbagai perspektif yang berlainan di kedua belah pihak. Entente menganggap diri mereka sebagai pemenang Perang Besar. Dalam pandangan Entente, konferensi ini dimaksudkan untuk menyesuaikan syarat- syarat Perjanjian Sevres dengan situasi baru. Sedangkan dalam pandangan pihak Turki, merekalah yang merupakan pemenang dalam perang kemerdekaan nasional mereka dan bagi mereka. Pihak Turki juga beranggapan bahwa Perjanjian Sevres hanyalah sejarah masa lalu. Pada awalnya, delegasi Turki mengalami kesulitan dalam perundingan di Lausanne tersebut. Mereka tidak dianggap sebagai partner

Masalah-masalah yang dirundingkan dibagi ke dalam tiga pokok bahasan: masalah teritorial dan militer; perekonomian dan keuangan; dan posisi orang-orang asing serta kaum minoritas. Pada dua bulan pertama, hanya sedikit kesepakatan yang dicapai mengenai semua pokok masalah ini. Pada awal Februari, semua masalah teritorial yang penting seperti Thrace, penguasa- penguasa selat di masa depan, telah diselesaikan. Namun, kedua belah pihak sepakat untuk menunda perundingan mengenai masalah Mosul. Ismet tetap mempertahankan agar Mosul tetap masuk Turki dan menghapus kapitulasi, tetapi Curzon tidak menyetujui kedua masalah itu. Sedangkan masalah-masalah dalam bidang lainnya terbukti tidak dapat diatasi. Konferensi berhenti untuk sementara. Para delegasi pulang ke negeri mereka masing-masing (George Lenczowski, 1993: 73).

Semangat nasionalis yang amat kuat kini menguasai Ankara. Pada awal Maret 1923, baik Ismet maupun pemerintah mendapat serangan sengit melalui konsesi yang telah mereka buat. Mustafa Kemal berintervensi secara pribadi agar majelis mau mendesak pemerintah untuk melanjutkan perundingan-perundingan. Pihak Turki menyerahkan 100 halaman amandemen sebagai draft perjanjian di bulan Februari. Setelah amandemen-amandemen dipelajari oleh oleh para ahlinya, pada akhir Maret Entente mengundang pihak Turki untuk membuka kembali perundingan-perundingan. Kedua pihak berunding kembali pada tanggal 23 April. Delegasi Yunani dan Turki segera menyelesaikan masalah-masalah bilateral mereka. Turki menerima koreksi mengenai tapal batas di Thrace sebagai imbalan penangguhan klaimnya atas ganti rugi perang. Namun, masalah utama adalah penegasan negara-negara Entente mengenai konsesi-konsesi ekonomi dan yudisial sebagai imbalan atas pengakuan penghapusan perjanjian-perjanjian sebelumnya. Pihak Turki menolak segala sesuatu yang melanggar kedaulatan negara Turki baru. Posisi Entente memang lemah sebab di negara-negara mereka tidak ada Semangat nasionalis yang amat kuat kini menguasai Ankara. Pada awal Maret 1923, baik Ismet maupun pemerintah mendapat serangan sengit melalui konsesi yang telah mereka buat. Mustafa Kemal berintervensi secara pribadi agar majelis mau mendesak pemerintah untuk melanjutkan perundingan-perundingan. Pihak Turki menyerahkan 100 halaman amandemen sebagai draft perjanjian di bulan Februari. Setelah amandemen-amandemen dipelajari oleh oleh para ahlinya, pada akhir Maret Entente mengundang pihak Turki untuk membuka kembali perundingan-perundingan. Kedua pihak berunding kembali pada tanggal 23 April. Delegasi Yunani dan Turki segera menyelesaikan masalah-masalah bilateral mereka. Turki menerima koreksi mengenai tapal batas di Thrace sebagai imbalan penangguhan klaimnya atas ganti rugi perang. Namun, masalah utama adalah penegasan negara-negara Entente mengenai konsesi-konsesi ekonomi dan yudisial sebagai imbalan atas pengakuan penghapusan perjanjian-perjanjian sebelumnya. Pihak Turki menolak segala sesuatu yang melanggar kedaulatan negara Turki baru. Posisi Entente memang lemah sebab di negara-negara mereka tidak ada