TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN JUAL BELI BENDA TERDAFTAR MELALUI INTERNET (E-COMMERCE)

TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN JUAL BELI BENDA TERDAFTAR MELALUI INTERNET (E-COMMERCE)

Penulisan Hukum ( Skripsi )

Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh Arif Purwito Effendi NIM. E1107122 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

commit to user

ii

commit to user iii

commit to user iv

Nama : ARIF PURWITO EFFENDI NIM : E1107122

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul:

TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN JUAL BELI BENDA TERDAFTAR

MELALUI INTERNET (E-COMMERCE) adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, Juli 2011 Yang membuat pernyataan

ARIF PURWITO EFFENDI NIM. E1107122

commit to user

Arif Purwito Effendi. E1107122, 2011. TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN JUAL BELI BENDA TERDAFTAR MELALUI INTERNET (E-

COMMERCE). Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan jual beli benda terdaftar melalui internet. Serta penyelesaian dan upaya hukumnya jika terjadi sengketa antara para pihak.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris yang bersifat deskriptif. Data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Sedangkan sumber data yang digunakan oleh penulis dalam mengadakan penelitian ini ada dua yaitu sumber data primer yaitu data hasil penelitian atau riset dengan cara melakukan wawancara penjual dan pembeli serta sumber data sekunder. Adapun sumber data sekunder terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah studi lapangan dan studi kepustakaan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dihasilkan simpulan, yaitu proses perjanjian jual beli benda terdaftar melalui internet hampir sama dengan perjanjian jual beli melalui internet pada umumnya, yang membedakan adalah dalam proses pengiriman sampai dengan proses peralihan hak milik. Proses perjanjian jual beli benda terdaftar yang tidak bergerak hanya sampai dengan proses penawaran, penerimaan sampai kesepakatan harga, karena benda terdaftar yang tidak bergerak dalam pemindahan haknya harus dilakukan dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) yang membuat aktanya dan didaftarkan di Badan Pertanahan Nasional (BPN), jadi tidak bisa dilakukan melalui internet (penjual dan pembeli harus hadir), sedangkan perjanjian jual beli benda terdaftar yang bergerak bisa dilakukan sampai proses pengiriman, karena merupakan benda bergerak yang bisa dipindahkan. Mengenai peralihan hak milik pada benda terdaftar yang bergerak bisa dilakukan tanpa bertemunya pembeli maupun penjual karena kepengurusan balik nama bisa di urus oleh penjual atau pembeli sendiri. Proses balik nama ini dilakukan terlebih dahulu dengan mutasi kendaraan bermotor, jika pembeli tidak mau datang ketempat penjual maka penjual lah yang harus mengurus, tentunya pembeli harus mengirimkan Kartu Tanda Penduduk sebagai identitas mutasi ini ditujukan. Setelah proses mutasi selanjutnya dilakukan pencabutan berkas yang kemudian dikirim ke tempat pembeli untuk didaftarkan di kantor SAMSAT lokasi pembeli (dalam hal pengiriman bisa dilakukan bersamaan pengiriman kendaraan dan surat-suratnya). Penyelesaian sengketa yang terjadi antara para pihak baik penjual maupun pembeli bisa diselesaikan secara litigasi maupun secara non litigasi, penyelesaian sengketa lebih cenderung dilakukan secara non litigasi antara lain melalui cara negosiasi, mediasi, konsiliasi, penilaian ahli, arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa, karena penyelesaian ini lebih efisien, cepat, dan murah.

Kata Kunci : perjanjian jual beli, benda terdaftar, e-commerce

commit to user

vi

Arif Purwito Effendi, E1107122. 2011. A JURIDICAL REVIEW ON SELL- BUY AGREEMENT OF ENLISTED OBJECT THROUGH INTERNET (E-

COMMERCE). Faculty of Law of Sebelas Maret University. This research aims to find out the process of implementing sell-buy of enlisted object through the internet. It also aims to find out the settlement and legal attempt when there a dispute among the parties.

This study belongs to an empirical law research that is descriptive in nature. The data the writer employed in this research included primary and secondary data. Meanwhile, the data sources used by the writer were primary namely the data of research result by interviewing the seller and buyer, and secondary data sources. The secondary data source consists of primary, secondary and tertiary law materials. Techniques of collecting data used were field study and library study. Technique of analyzing data used in this research was a qualitative analysis technique.

Considering the result of research and discussion, it can be concluded that the sell-buy agreement process of enlisted object through internet is similar to the general sell-buy agreement, the difference is the delivery process to property transition process. The sell-buy agreement process for immobile object is only until the bargaining and receiving process and price agreement, because the delivery of immobile enlisted object cannot be transferred really as well as the property right transferring process should be done before the PPAT official, which makes his deed and registered at the National Land Agency ( BPN), so that it cannot be done through the internet (the seller and buyer should present physically while the sell-buy agreement for enlisted mobile object can be done up to delivery process, because it is a mobile transferable object. Regarding the transfer of the property of mobile enlisted object can be done without seller-buyer meeting because the name changing administration can be done by the seller only or buyer only. This name change process is done by motor vehicle mutation first, if the seller does not want to come to the seller’s place, the seller should administer it, the buyer should, of course, sends the identity card as the identity to which this mutation is addressed. After the mutation process completed, the file deprivation is done that is then sent to the buyer to be registered in the SAMSAT official of seller location (in delivery process, it can be done along with the delivery of vehicle and its documents). The resolution of dispute, occurring between the seller and buyer can be done in both litigation and non litigation manners, but it tends to

be done in non-litigation manner through negotiation, mediation, conciliation, expert assessment, arbitrage, and alternative dispute resolution among others, because these resolutions are more efficient, quicker and cheaper.

Keywords: sell-buy agreement, enlisted object, e-commerce

commit to user

vii

MOTTO

Selama nafas berhembus tidak pernah ada kata gagal. Cepat atau lambat pasti akan berhasil (penulis)

Waktu terkadang terlalu lambat bagi mereka yang menunggu, terlalu cepat bagi yang takut, terlalu panjang bagi yang gundah, dan terlalu pendek bagi yang bahagia. Tapi bagi yang selalu mengasihi, waktu adalah keabadian. (Henry Van Dyke)

Buah paling manis dari berani bermimpi adalah kejadian-kejadian menakjubkan dalam perjalanan menggapainya (Andrea Hirata)

Ujian karakter yang sejati bukanlah berupa banyak yang kita ketahui dalam melakukan berbagai hal, tapi bagaimana kita bersikap ketika tidak tahu harus melakukan apa (JOHN HOLD)

“ Hakim adalah mahasiswa hukum, yang memberi nilai pada kertas ujiannya sendiri”

(H. L. Nencken)

commit to user viii

PERSEMBAHAN

Kepada :

Yang Maha Esa Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya.

Junjungan Besar Nabi Muhammad SAW Pembawa Risallah Allah SWT yang selalu menjadi panutan bagi seluruh umatnya.

Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan seluruh cinta dan kasihnya kepada ananda. Kakakku dan adikku yang telah memberikan semangat dalam hidupku, dan terutama atas semua dukungannya.

Teman-teman seperjuangan dan almamater 2007, terima kasih atas persahabatan dan persaudaraannya.

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang melimpahkan segala rahmad dan hidayah-Nya. Yang selalu memberikan jalan dan kemudahan kepada

penulis sehingga Penulisan Hukum (Skripsi) yang berjudul, “TINJAUAN

YURIDIS PERJANJIAN JUAL BELI BENDA TERDAFTAR MELALUI

INTERNET (E-COMMERCE)” dapat terselesaikan tepat waktu. Banyak hambatan dan permasalahan yang dihadapi penulis dalam menyelesaikan Penulisan Hukum ini. Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam menyelesaikan Penulisan Hukum ini tidak bisa terlepas dari bantuan semua pihak yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung, secara materiil maupun non materiil. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya, terutama kepada :

Penulisan hukum ini disusun untuk memenuhi dan melengkapi syarat- syarat untuk memperoleh derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. Banyak hambatan dan permasalahan yang dihadapi penulis dalam menyelesaikan Penulisan Hukum ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam menyelesaikan Penulisan Hukum ini tidak bisa terlepas dari bantuan semua pihak yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung, secara materiil maupun non materiil. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof.Dr.Hartiwiningsih, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret, yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk dapat melaksanakan Penulisan Hukum ini;

2. Ibu Anjar Sri Ciptorukmi N, S.H.,M.Hum, selaku pembimbing skripsi dalam penulisan hukum ini yang dengan kesabaran dan kebesaran hati telah membimbing, mengarahkan, serta membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan hukum ini;

3. Ibu Djuwityastuti, S.H.,M.H, selaku Ketua Bagian Hukum Perdata yang telah

memberikan masukannya pada saat penulis mengajukan judul skripsi

commit to user x

judul penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan penulisan hukum (skripsi) ini.

5. Ibu Sunny Ummul Firdaus S.H, M.H selaku pembimbing akademik penulis yang membantu penulis dengan memberikan nasehat-nasehat dan selalu memberikan arahan dalam kegiatan kuliah.

6. Bapak Dr.M. Hudi Asrori S, S.H.,M.Hum selaku Ketua penguji skripsi yang memberikan arahan dan masukan untuk lebih menyempurnakan penulisan hukum skripsi ini.

7. Ibu Diana Tantri Cahyaningsih, S.H.,M.Hum selaku sekretaris penguji yang memberikan arahan dan masukan untuk lebih menyempurnakan penulisan hukum skripsi ini.

8. Bapak/ Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan selama masa kuliah.

9. Seluruh Pimpinan dan Staf Administrasi Fakultas Hukun Universitas Sebelas Maret, atas semua kemudahan, fasilitas serta kesempatan-kesempatan yang telah diberikan;

10. Keluargaku tercinta, Papaku Purwiyadi, Mamaku Endang Rudi Astuti, mbak Ari Purwandari dan Adiku Arif Bowo Febrian Toro, terima kasih untuk setiap doa, pengorbanan, dan kasih sayang yang selalu diberikan.

11. Kekasih hatiku yang selalu ada memberikan semangat, nasehat serta dukunganya dan kasih sayang yang selalu ada untukku walau terbentang jarak.

12. Sahabat dan teman-temanku yang setia mendengar keluh kesah penulis, memberi bantuan, mendukung, menasehati, menyemangati bahkan terkadang memarahi saat penulis malas mengerjakan skripsi, akhirnya satu episode dalam hidupku terlewati dan aku senang kalian menjadi bagian dari episode ini. Semoga dalam episode-episode lain dihidupku, kalian tetap setia menemani.

commit to user xi

Surakarta yang tidak bisa disebutkan satu per satu, you’re my inspiration, tanpa kalian kuliahku selama di Fakultas Hukum UNS tidak akan berwarna.

14. Seluruh civitas akademika Fakultas Hukum UNS, mari wujudkan profesional dan bermoral. Penulis menyadari bahwa Penulisan Hukum ini sangat jauh dari sempurna, Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dalam penulisan hukum ini dan kedepannya sangat diperlukan dari para pembaca akan penulis terima dengan senang hati. Akhir kata, semoga penulisan hukum ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juli 2011

Arif Purwito Effendi

commit to user xiv

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Tabel 1. Kriteria Pembeda Benda Bergerak dan Tidak Bergerak ................................... 22 Tabel 2. Pembedaan Benda Bergerak dan Tidak Bergerak ............................................. 28 Tabel 3. Pembedaan Benda Terdaftar dan Tidak Terdaftar ............................................. 31 Gambar 1. Kerangka Pemikiran ........................................................................................ 38

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada saat ini penerapan teknologi informasi di sektor ekonomi yang paling menonjol adalah electronic commerce sebagai sarana pendukung utama sistem perekonomian dan perdagangan. Akibatnya, orang-orang mulai melakukan revolusi besar-besaran di sektor ini. Bentuk elektronic commerce (e-commerce) sebagai suatu sistem perdagangan memberikan kemudahan di antara sistem perdagangan yang ada.

Sistem perdagangan dengan memanfaatkan sarana internet, yang selanjutnya disebut e-commerce telah mengubah wajah dunia bisnis di Indonesia dari pola perdagangan tradisional ke bentuk yang lebih modern. Selain disebabkan oleh adanya perkembangan teknologi informasi, e-commerce lahir atas tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang serba cepat, mudah dan praktis. Melalui internet, masyarakat memiliki ruang gerak yang lebih luas dalam produk (barang dan jasa) yang akan dipergunakan tentunya dengan berbagai kualitas sesuai dengan yang diinginkan (Dikdik M dan Elisatris Gultom,2005:144).

Kehadiran internet, walaupun masih merupakan industri baru dan masih dalam fase pertumbuhan, telah memperkokoh keyakinan tentang pentingnya peranan teknologi dalam pencapaian tujuan finansial. Sebagai salah satu sarana guna melakukan transaksi perdagangan (penjualan, pembelian, promosi, dan lain- lain), internet dirasakan manfaatnya pada saat sejumlah situs-situs yang menyajikan berbagai fasilitas menarik untuk pemasang iklan.

Dalam bidang hukum perdata-bisnis, kegiatan di alam maya ini terjadi dalam bentuk kontrak dagang electronic (e-commerce). Kenyataannya perkembangan dunia bisnis dewasa ini sering kali tidak lagi membutuhkan suatu pertemuan antar pelaku bisnis. Kemajuan teknologi telah memungkinkan untuk dilakukannya hubungan-hubungan bisnis melalui perangkat teknologi yang disebut dengan internet. Pelaku usaha ini tidak lagi secara face to face dalam

commit to user

ataupun penawaran melalui perangkat lunak yang ada untuk melakukan kegiatan usaha di cyberworld.

Hampir semua barang dapat menjadi objek perdagangan melalui internet, hal itu karena internet merupakan media yang paling efektif saat ini. Di dalam dunia internet saat ini, mulai tumbuh komunitas–komunitas yang mengkhususkan diri dalam memperdagangkan barang – barang tertentu. Mereka tergabung dalam situs–situs yang mewadahi komunitas mereka. Ada situs–situs yang mewajibkan penggunanya untuk menjadi anggotanya terlebih dahulu, namun ada juga yang tidak. Sebagaimana sebuah toko online yang menawarkan memasang iklan barangnya melalui internet.

Transaksi Jual Beli melalui internet memberikan kemudahan bagi pembeli dan penjual. Bagi pembeli, e-commerce telah mengubah cara pembeli dalam memperoleh barang yang diinginkan, sedangkan bagi penjual, e-commerce memudahkan dalam pemasaran barang yang mereka miliki. Sekalipun penggunaan internet dalam transaksi jual beli menjanjikan berbagai kemudahan tidak berarti e-commerce sebagai suatu sistem perdagangan bebas dari permasalahan, karena bagaimanapun majunya suatu teknologi tetap akan menyisakan berbagai permasalahan, khususnya bagi negara yang belum mampu sepenuhnya menguasai teknologi tersebut, seperti Indonesia (Dikdik M dan Elisatris Gultom,2005:167).

Satu dari setiap sepuluh kasus pengiriman barang dapat dipastikan terlambat atau tidak sampai kepada konsumen, contohnya: dua orang pembeli (buyers) dari Hongkong dan Inggris menunggu sampai lima bulan untuk mendapatkan refund (pembayaran kembali) dari barang yang dibeli, ada juga yang memesan barang tidak sesuai pemesanan bahkan barangnya tidak dikirim. Selain itu banyak juga penjual (suppliers atau seller) yang tidak mampu memberikan kuitansi atau bukti transaksi dan sebagainya (M. Asyad Sanusi,Transaksi Bisnis dalam E-Commerce; Studi Tentang Permasalahan Hukum dan Solusinya, jurnal hukum Ius Quia lustum No.16 Vol. 8 2001).

commit to user

dalam perjanjian jual beli melalui internet. Pelaksanaan perjanjian jual beli benda bergerak yang bukan benda terdaftar serta benda tidak terdaftar sudah lazim di

laksanakan melalui internet, karena benda-benda tersebut tidak memerlukan pendaftaran benda serta pengurusan balik nama kepemilikan benda. Hal ini yang membuat proses pelaksanaan jual beli maupun perjanjiannya mudah dilaksanakan karena pembeli hanya mentransfer sejumlah uang terhadap barang yang dibelinya kemudian penjual mengirimkan barang kepada pembeli setelah menerima transfer sejumlah uang dari pembeli. Namun pelaksanaan perjanjian jual beli benda terdaftar apa bisa semudah itu dilaksanakan melalui internet seperti halnya perjanjian jual beli benda tidak terdaftar. Inilah yang memberikan tanda tanya dalam proses pelaksanaan jual beli benda terdaftar melalui internet.

Di dalam jual beli benda terdaftar kepemilikan dapat dilacak dengan mudah sedangkan pada benda tidak terdaftar lebih sulit untuk pembuktian kepemilikan. Hal ini dikarenakan benda terdaftar memerlukan pengurusan pendaftaran hak atas benda serta balik nama sertifikat jika ingin peralihan kepemilikan terhadap benda tersebut. Dalam prakteknya perjanjian jual beli benda terdaftar menimbulkan beberapa permasalahan dalam pengurusan peralihan hak milik, misalnya pengurusan masalah pendaftaran hak- hak, pemberian surat-surat bukti, yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat, belum lagi pembeli yang seharusnya bertanggung jawab untuk membayar sejumlah harga dari produk atau jasa yang dibelinya, tapi tidak melakukan pembayaran atau barang yang dijanjikan tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. Contoh benda terdaftar : rumah, mobil, kapal, motor, dll. Benda-benda tersebut ada surat kepemilikannya. Sedangkan contoh benda tidak terdaftar : telepon, kursi, dll.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul :

“TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN JUAL BELI BENDA TERDAFTAR MELALUI INTERNET (E-COMMERCE)”

commit to user

B. Perumusan Masalah

Sebagai usaha dalam melakukan suatu penelitian yang lebih baik, terstruktur, terarah, serta agar lebih mudah memperoleh jawaban atas

permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis membatasi pembahasan masalah ini dalam dua kerangka pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pelaksanaan perjanjian jual beli benda terdaftar melalui internet?

2. Bagaimana penyelesaian atau upaya hukumnya jika terjadi sengketa antara para pihak ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan penulis untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang menjadi pokok permasalahan yang diangkat. Penulis mempunyai dua tujuan yaitu :

1. Tujuan Obyektif

a. Mengetahui proses pelaksanaan dalam jual beli benda terdaftar melalui internet.

b. Mengetahui penyelesaian dan upaya hukumnya jika terjadi sengketa antara para pihak.

2. Tujuan Subyektif

a. Menambah dan memperluas pengetahuan Penulis mengenai perjanjian jual beli benda terdaftar melalui internet, baik proses pelaksanaannya, hambatan-hambatannya, serta cara mengatasi hambatan - hambatan tersebut.

b. Menambah pengetahuan penulis mengenai pemahaman hukum perdata dalam teori dan praktek di lapangan.

c. Memenuhi persayaratan akademis guna memperoleh gelar sarjana (S1) bidang hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

commit to user

D. Manfaat Penelitian

Salah satu faktor di dalam setiap penelitian diharapkan adanya suatu manfaat dan kegunaan yang dapat diambil dari penelitian, karena nilai dari sebuah

penelitian ditentukan oleh besarnya manfaat yang dapat diambil dari nilai – nilai penelitian tersebut. Manfaat dari penelitian ini dibedakan antara manfaat teoritis dan manfaat praktis, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu Hukum Perdata, terutama mengenai aspek hukum kontrak dalam pelaksanaan jual beli benda terdaftar melalui internet (e-commerce).

b. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi mahasiswa, dosen, atau pembaca yang tertarik dalam Hukum Perdata, khususnya Hukum Kontrak.

c. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi sebagai bahan acuan bagi penelitian di masa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan jawaban atas pertanyaan penulis dan mungkin pula masyarakat luas mengenai persoalan yang penulis angkat pada penelitian ini.

b. Sebagai bahan masukan dan sebagai referensi bagi pihak terkait.

E. Metode Penelitian

Sebelum menguraikan tentang metode penelitian, maka terlebih dahulu akan dikemukakan pengertian tentang metode itu sendiri. Kata “metode” berasal dari bahasa Yunani methodos, yang berarti cara kerja, upaya, atau jalan suatu kegiatan pada dasarnya adalah salah satu upaya, dan upaya tersebut bersifat ilmiah dalam mencari kebenaran yang dilakukan dengan mengumpulkan data sebagai dasar penentuan kebenaran yang di maksud (Koentjoroningrat, 1993:22).

Sedangkan penelitian menurut Sutrisno Hadi adalah suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, gejala

commit to user

(Sutrisno Hadi,1994:89). Adapun metode yang digunakan dalam penulisan hukum dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Jenis penelitian Penelitian yang penulis gunakan dalam penulisan hukum ini adalah penelitian dengan jenis empiris. Penelitian hukum empiris yaitu suatu penelitian yang berusaha mengidentifikasi hukum yang terdapat dalam masyarakat dengan maksud mengetahui gejala lainnya (Soerjono Soekanto, 2007:10). Dalam penelitian hukum ini Penulis akan menjelaskan secara objektif mengenai perjanjian jual beli benda terdaftar melalui internet

2. Sifat penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu suatu penelitian yang memberikan data seteliti mungkin tentang manusia, keadaan, atau gejala lainnya. Metode penelitian deskriptif dipergunakan untuk mempertegas hipotesa-hipotesa agar dapat membantu memperkuat teori atau dalam kerangka menyusun teori baru (Soerjono Soekanto, 2007:10)

3. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Menurut Soerjono Soekanto (2007:10), penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan melakukan pengumpulan data berupa kata-kata, gambar-gambar, serta informasi verbal maupun normatif dan bukan dalam bentuk angka-angka. Pendekatan kualitatif ini mendasarkan pada info dan data yang dinyatakan oleh narasumber baik secara lisan maupun tertulis, serta dengan mengamati perilaku yang nyata untuk kemudian dipelajari dan ditelaah.

4. Jenis Data Dalam suatu penelitian, data yang digunakan dibedakan menjadi 2, yaitu data yang diperoleh dari narasumber (data primer) dan data yang diperoleh dari bahan pustaka (data sekunder) (Soerjono Soekanto, 2007:12). Jenis data yang

commit to user

sekunder.

a. Data Primer Data primer adalah keterangan, info, fakta yang diperoleh dari

narasumber melalui wawancara maupun dari fakta yang diamati secara langsung di lapangan. Dalam penelitian ini data primernya adalah hasil wawancara baik secara langsung, online, maupun via telepon.

b. Data Sekunder Data sekunder adalah keterangan, info, dan fakta yang diperoleh bukan secara langsung dari narasumber yang ada di lapangan melainkan dari studi kepustakaan yaitu dari tulisan ilmiah, sumber tertulis, buku, arsip, majalah, literatur, peraturan perundang-undangan dan sebagainya, yang tentunya mempunyai relevansi dengan topik yang akan penulis bahas pada penelitian hukum ini, untuk kemudian akan penulis telaah dan kaji lebih lanjut.

5. Sumber Data Sumber data adalah tempat ditemukannya data yang akan digunakan dalam suatu penelitian hukum. Sedangkan penulis dalam penelitian ini akan menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder.

a. Sumber Data Primer Sumber data primer yang sangat menunjang dalam penulisan hukum ini adalah sumber data primer yaitu tempat diperolehnya data secara langsung dari lapangan, yang terdiri dari keterangan maupun informasi dari Bapak Nugroho Santoso yang bertempat di jalan Mliwis Selatan No 1 Kerten Laweyan sebagai penjual dan Bapak Koko yang bertempat di Godang-Manahan Surakarta sebagai penjual serta Bapak Bambang Hermanto yang bertempat di jalan Sembodro No 2 Ponorogo sebagai pembeli yang pernah melakukan jual beli benda terdaftar di internet dan para pihak-pihak lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

b. Sumber Data Sekunder

commit to user

mendukung data primer yang terdiri dari :

1) Bahan Hukum Primer adalah bahan-bahan hukum yang mengikat. Dalam hal ini penulis menggunakan bahan hukum primer, yaitu :

a) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)

b) Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar

Pokok-pokok Agraria

c) Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa

d) Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik

2) Bahan Hukum Sekunder, yaitu semua bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, meliputi arsip, perjanjian jual beli, dokumen, dan hasil penelitian lainnya yang berwujud laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

3) Bahan Hukum Tersier, adalah bahan yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Ini biasanya diperoleh dari media internet, kamus ensiklopedi, dan lain sebagainya, yaitu artikel-artikel yang berhubungan dengan masalah yang diteliti (Soerjono Soekanto, 2007:13).Dalam hal ini penulis menggunakan bahan dari media internet, buku, dan artikel.

6. Populasi dan Teknik Sampling

a. Populasi Penelitian ini dilaksanakan melalui website/situs jual beli benda terdaftar di internet, sehingga populasinya adalah pihak penjual dan pembeli di internet. Menurut Soerjono Soekanto, populasi yaitu sejumlah manusia atau unit yang mempunyai ciri-ciri atau karakteristik yang sama (Soerjono Soekanto, 2007 : 172).

b. Teknik Sampling

commit to user

dalam pelaksanaan penelitian, apalagi dengan waktu dan biaya yang minim kecuali untuk melakukan “case study”, maka bisa dimungkinkan

keseluruhan populasi diteliti. Untuk itu, agar memudahkan perolehan data, perlulah ditentukan terdahulu cara memperoleh data. Data diperoleh dengan cara penunjukkan secara acak (random sampling) dari jumlah populasi yang ada (Soerjono Soekanto, 2007 : 173). Metode pengambilan data seperti ini dilakukan oleh karena pihak penjual dan pembeli yang tersebar di internet yang luas, yang apabila hendak dijangkau secara keseluruhan akan menyulitkan peneliti dalam hal pengumpulan atau perolehan data.

7. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengolahan data adalah bagaimana caranya mengolah data yang berhasil dikumpulkan untuk memungkinkan peneliti yang bersangkutan melakukan analisa yang sebaik-baiknya (Soejono dan Abdurrahman. 2003:46). Dalam penulisan hukum ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan studi lapangan dan studi kepustakaan.

c. Studi Lapangan Studi lapangan adalah pengumpulan data dengan cara penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan. Peneliti menggunakan teknik wawancara. Wawancara dipandang sebagai teknik pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan. Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang tidak dapat diperoleh lewat pengamatan (Burhan Asofa, 2004:59).

d. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan beberapa buku-buku, literatur, perundang-undangan, dokumen-dokumen serta sumber tertulis lainnya guna memperoleh bahan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

commit to user

8. Teknik Analis Data Analisis data merupakan faktor yang penting dalam suatu

penelitian karena akan menjawab semua persoalan yang timbul dari pokok permasalahan yang ada. Analisis data hanya dapat dilakukan setelah semua data terkumpul. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif yaitu suatu penelitian yang dihasilkan data deskriptif analisa yang dinyatakan responden secara lisan dan juga perilaku yang yang nyata, yang diteliti dan dipelajari secara utuh (Soerjono Soekanto, 2007 : 25).

Tujuan analisis didalam penelitian adalah menyempitkan dan membatasi data sehingga data yang teratur serta tersusun baik akan menjadi lebih berguna. Dalam penelitian ini teknis analis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif.

Menurut Sutopo (2002:91-95), analisis data kualitatif adalah upaya berlanjut, berulang dan terus menerus. Dalam metode analisa kualitatif ini, penulis menggunakan cara analisa data mode interaktif, yaitu model analisis dalam penelitian kualitatif yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Masalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul. Adapun model analisis data yang dipergunakan adalah model analisis data interaktif.

commit to user

Pengumpulan

Data

Penyajian Data

Reduksi

Data

Penarikan Kesimpulan

Gambar 1. Model Analisis Interaktif Untuk lebih jelas, masing-masing tahap dapat dijelaskan secara singkat

sebagai berikut :

a. Pengumpulan data Merupakan proses pencarian data dari berbagai sumber, yang mana data-data tersebut relevan dengan pokok-pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian, guna memperoleh hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan

b. Reduksi Data Yaitu sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data sudah dimulai sejak peneliti mengambil keputusan tentang kerangka kerja konseptual, tentang pemilihan kasus, pertanyaan yang diajukan dan tentang tata cara pengumpulan data yang dipakai.

c. Penyajian data

commit to user

adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

d. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Dari permulaan data, seorang penganalisis mulai mencari arti benda-

benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat dan proporsi. Makna-makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya yakni yang merupakan validitasnya. (H.B Sutopo, 2002 : 91-95).

F. Sistematika Penulisan Hukum

Sistematika penulisan dalam penelitian hukum ini terdiri dari empat (4) bab yaitu pendahuluan, tinjauan pustaka, pembahasan, dan penutup. Selain itu ditambah dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran. Adapun sistematika yang terperinci adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis mengemukakan mengenai latar belakang masalah penelitian dan penulisan tentang perjanjian jual beli benda terdaftar melalui internet, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan hukum.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan kerangka teori dan kerangka pemikiran yang menyajikan landasan teori tentang tinjauan secara umum khususnya tentang perjanjian jual beli benda terdaftar melalui internet.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini penulis menguraikan secara keseluruhan pembahasan yang berhubungan dengan permasalahan penelitian yang diangkat dan hasil perolehan dari penelitian yang dilakukan serta tentang materi

commit to user

melalui internet dan penyelesaian atau upaya hukumnya jika terjadi sengketa antara pihak.

BAB IV : PENUTUP

Bab ini merupakan bagian akhir dari hasil penelitian ini yang berisi tentang simpulan dari apa yang telah dibahas juga berisi saran-saran yang ditujukan pada pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

commit to user

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. KERANGKA TEORI

1. Tinjauan Umum tentang Perjanjian Jual Beli

a. Pengertian Perjanjian Jual Beli

Istilah perjanjian merupakan terjemahan dari kata overeenkomst (Belanda) yang diterjemahkan dengan persetujuan / perjanjian (Subekti dan Tjitrosudibio,2003:338). Pasal 1313 KUH Perdata berbunyi “Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu pihak atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”. Tidak jelasnya definisi dari Pasal 1313 KUH Perdata menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ini disebabkan di dalam rumusan tersebut hanya disebutkan perbuatan saja, sehingga yang bukan perbuatan hukum pun disebut dengan perjanjian, karena kelemahan tersebut maka para ahli hukum mengemukakan sendiri arti kata perjanjian. Perjanjian memiliki definisi yang berbeda-beda menurut pendapat ahli yang satu dengan yang lain.

Menurut Van Dunne dalam Salim HS., yang diartikan dengan perjanjian adalah suatu hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum. Teori tersebut tidak hanya melihat perjanjian semata - mata, tetapi juga harus dilihat perbuatan – perbuatan sebelumnya atau yang mendahuluinya (Salim HS, 2003:161).

Menurut Sudikno Mertokusumo, perjanjian adalah suatu hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum. Maksudnya, kedua pihak tersebut sepakat untuk menentukan peraturan atau kaidah atau hak dan kewajiban yang mengikat mereka untuk ditaati dan dilaksanakan. Kesepakatan tersebut adalah untuk menimbulkan akibat hukum, yaitu menimbulkan hak dan

commit to user

hukumnya atau sanksi bagi si pelanggar (Sudikno Mertokusumo,1986:97- 98). Berdasarkan pendapat–pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa perjanjian adalah perbuatan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan hak dan kewajiban.

Sedangkan Istilah perjanjian jual beli berasal dari terjemahan contract of sale . Perjanjian jual beli diatur dalam Pasal 1457 sampai dengan Pasal 1540 KUHPerdata. Menurut Pasal 1457 KUH Perdata, jual beli adalah suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan. Di sini dapat diambil unsur essensialia dari jual beli, yaitu penjual menyerahkan barang (obyek jual beli), dan pembeli membayar harga.

b. Asas Hukum Perjanjian Jual Beli

Menciptakan suatu tujuan perjanjian maka perlu diperhatikan beberapa asas-asas yang digunakan di dalam perjanjian, khususnya perjanjian jual beli. Beberapa asas yang digunakan dalam perjanjian jual beli yaitu (Subekti,1995:3-5) :

1) Asas Konsensualisme bahwa dengan adanya kata sepakat (consensus) maka mengikat para pihak.

2) Asas kebebasan Berkontrak adalah kebebasan seluas-luasnya yang oleh undang-undang diberikan kepada masyarakat untuk mengadakan perjanjian tentang apa saja, asalkan tidak bertentangan dengan perundang-undangan, kepatutan, dan ketertiban umum.

3) Asas Pacta Sunt Servada yang pada intinya perjanjian mengikat dan berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya juga bagi kepentingan orang lain.

4) Asas Itikad Baik, artinya kedua belah pihak harus berlaku terhadap yang lain berdasarkan kepatutan tidak hanya melihat kepentingan diri sendiri.

commit to user

pihak-pihak yang membuatnya, tidak membawa kerugian maupun manfaat karenanya bagi pihak ketiga.

c. Syarat Sahnya Perjanjian Jual Beli

Perjanjian yang lahir memiliki kekuatan hukum yang sah dan mengikat para pihak apabila telah memenuhi persyaratan yang telah diatur dalam Pasal 1320 KUH Perdata. Demikian halnya dengan syarat sahnya perjanjian jual beli juga memiliki kekuatan hukum yang sah dan mengikat para pihak (Pasal 1320 KUH Perdata), antara lain :

1) Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya Kesesuaian, kecocokan, pertemuan kehendak dari yang mengadakan perjanjian atau pernyataan kehendak yang disetujui antara pihak pihak. Unsur kesepakatan (Mariam Darus Badrulzaman, 1983:98):

a) Offerte (penawaran) adalah pernyataan pihak yang menawarkan.

b) Acceptasi (penerimaan) adalah pernyataan pihak yang menerima

penawaran.

2) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan Kecakapan bertindak adalah kemampuan untuk melakukan perbuatan hukum. Orang – orang yang akan mengadakan perjanjian haruslah orang yang cakap dan wenang untuk melakukan perbuatan hukum.

Dalam Pasal 1330 KUH Perdata menyebutkan orang-orang yang tidak cakap membuat suatu perjanjian, yaitu:

a) anak di bawah umur atau belum dewasa,

b) orang yang ditaruh di bawah pengampuan,

c) orang-orang perempuan dalam hal-hal yang ditetapkan oleh undang-undang dan pada umumnya semua orang kepada siapa undang-undang telah melarang membuat perjanjian perjanjian tertentu.

commit to user

dikategorikan sebagai subjek hukum yang tidak cakap melakukan perbuatan hukum. Orang yang berada dibawah pengampuan diwakili

oleh pengampunya (Curator) yaitu orang yang sakit ingatan, pemabuk, pemboros, sedangkan orang-orang perempuan dalam perkembangan saat ini sudah cakap hukum .

3) Suatu hal tertentu Suatu hal tertentu berkaitan dengan objek perjanjian (Pasal 1332 sampai dengan Pasal 1334 KUHPerdata). Objek perjanjian yang dapat dikategorikan dalam pasal tersebut (Mariam Darus Badrulzaman, 1983:104) :

a) Objek yang akan ada, asalkan dapat ditentukan jenis dan dapat

dihitung.

b) Objek yang dapat diperdagangkan (barang-barang yang dipergunakan untuk kepentingan umum tidak dapat menjadi objek perjanjian). Obyek dari jual beli adalah prestasi, yaitu debitur berkenaan atas

suatu prestasi dan kreditur berhak atas suatu prestasi (Purwahid Patrik,1994:3). Wujud dari prestasi adalah memberi sesuatu, berbuat sesuatu dan tidak berbuat sesuatu (Pasal 1234 KUH Perdata).

4) Suatu sebab yang halal Dalam Pasal 1320 KUH Perdata tidak dijelaskan pengertian oorzaak (causa yang halal), dan hanya disebutkan causa yang terlarang di dalam Pasal 1337 KUH Perdata. Suatu sebab adalah terlarang apabila bertentangan dengan undang – undang, kesusilaan, dan ketertiban umum. Hoge Raad sejak tahun 1927 mengartikan oorzaak sebagai suatu yang menjadi tujuan para pihak (Salim HS, 2003:166).

Dua syarat pertama disebut syarat subjektif karena mengenai para pihak dalam suatu perjanjian, bila syarat ini tidak dipenuhi maka perjanjian dapat dibatalkan (untuk membatalkan perjanjian itu harus ada inisiatif minimal dari salah satu pihak yang merasa dirugikan untuk

commit to user

objektif karena mengenai perjanjiannya sendiri atau objek dari perjanjian yang dilakukan, bila syarat tersebut tidak dipenuhi maka

perjanjian batal demi hukum (sejak semula dianggap tidak pernah ada perjanjian sehingga tidak perlu pembatalan) ( R.Subekti, 2002:20).

d. Proses Terjadinya Jual Beli

Proses terjadinya jual beli dalam Pasal 1458 KUH Perdata, antara lain :

1) Apabila kedua belah pihak telah sepakat mengenai harga dan barang, walaupun barang tersebut belum diserahkan dan harganyapun belum dibayar, perjanjian jual beli ini dianggap sudah jadi.

2) Jual beli yang memakai masa percobaan dianggap terjadi untuk sementara. Sejak disetujuinya perjanjian jual beli secara demikian, penjual terus terikat, sedang pembeli baru terikat kalau jangka waktu percobaan itu telah lewat dan telah dinyatakan setuju.

3) Sejak diterima uang muka dalam pembelian dengan pembayaran uang muka. Kedua belah pihak tak dapat membatalkan perjanjian jual beli itu, meskipun pembeli membiarkan uang muka tersebut pada penjual, atau penjual membayar kembali uang muka itu kepada pembeli. Pada transaksi jual beli secara elektronik, sama halnya dengan transaksi

jual beli biasa yang dilakukan di dunia nyata, dilakukan oleh para pihak yang terkait, walaupun dalam jual beli secara elektronik ini pihak-pihaknya tidak bertemu secara langsung satu sama lain, tetapi berhubungan melalui internet. Proses terjadinya jual beli dalam transaksi secara elektronik, yaitu :

a) Penjual atau merchant atau pengusaha yang menawarkan sebuah produk melalui internet sebagai pelaku usaha.

b) Pembeli atau konsumen melihat iklan sebuah produk maupun barang melalui internet, kemudian memberikan penerimaan produk tersebut ke penjual atau pelaku usaha dan berkeinginan untuk melakukan transaksi jual beli produk yang ditawarkan oleh penjual/pelaku usaha/merchant.

commit to user

bisa menentukan di terima atau tidaknya penawaran tersebut sampai kesepakatan terjadi antara kedua belah pihak.

d) Setelah kesepakatan untuk mengikatkan diri terjadi, perjanjian jual beli ini selanjutnya menimbulkan hak dan kewajiban di antara para pihak (penjual maupun pembeli), dalam perjanjian jual beli benda terdaftar barang yang sudah dipindahtangankan belum secara otomatis dapat mengalihkan kepemilikan atas barang, sebelum barang tersebut di balik nama/peralihan hak milik.

e. Akibat Hukum Perjanjian yang Sah

Suatu perjanjian dianggap sah apabila telah memenuhi syarat sahnya perjanjian yang diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Undang-undang menentukan bahwa perjanjian yang mempunyai akibat hukum yaitu :

1) Berkekuatan sebagai undang-undang. Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.

2) Persetujuan-- persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali, selain kesepakatan kedua belah pihak atau karena alasan-alasan yang oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu.

3) Persetujuan-persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad baik (sesuai dengan Pasal 1338 KUHPerdata) (Mariam Darus Badrulzaman,1994: 27). Penjelasan dari hal-hal di atas dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Berlaku sebagai undang-undang

Sesuai dengan Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata yaitu bahwa “semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-- undang bagi mereka yang membuatnya”. Artinya adalah bahwa para pihak harus menaati perjanjiannya itu sama dengan ia mentaati undang-undang. Hal ini mengakibatkan apabila terdapat salah satu pihak yang melanggar perjanjian yang telah mereka buat

commit to user

mempunyai akibat pihak yang melanggar tersebut dikenai suatu sanksi hukum yang telah ditetapkan dalam perjanjian yang

bersangkutan ataupun telah ditentukan dalam undang-undang. Menurut Undang-undang pihak yang melanggar perjanjian tersebut harus membayar ganti rugi (Pasal 1243 KUHPerdata), perjanjiannya dapat diputuskan (Pasal 1266 KUHPerdata), menanggung risiko (Pasal 1327 KUHPerdata), membayar biaya perkara jika perkara sampai di muka pengadilan (Pasal 181 ayat (1) HIR) (Abdulkadir Muhammad, 1992:97).

b) Tidak dapat ditarik kembali secara sepihak

Suatu perjanjian yang dibuat secara sah adalah mengikat para pihak yang membuat perjanjian itu untuk melaksanakan isi dari perjanjian tersebut, sehingga perjanjian itu tidak dapat ditarik kembali atau dibatalkan oleh salah satu pihak saja.

c) Perjanjian dilaksanakan dengan itikad baik

Dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata disebutkan bahwa: “Perjanjian-perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik”, yaitu harus mengindahkan norma-norma kepatutan dan kesusilaan.

f. Hak dan Kewajiban Dalam Jual Beli

Setiap perjanjian jual beli akan menimbulkan kewajiban – kewajiban dan hak – hak bagi kedua belah pihak atau pihak – pihak yang mengadakan perjanjian itu. Hak dan kewajiban ini adalah (C.S.T. Kansil,1991:238):

1) Hak yang diberikan kepada penjual untuk mendesak pembeli membayar harga, tetapi penjual juga berkewajiban menyerahkan barangnya kepada pembeli.

2) Hak yang diberikan kepada pembeli untuk mendesak kepada penjual menyerahkan barangnya yang telah dibeli, tetapi pembeli juga berkewajiban membayar harga pembelian tersebut.

commit to user

2. Tinjauan Umum tentang Benda Terdaftar

a. Pengertian Hukum Benda

Benda (vermogensrecht), sebagaimana hal ini diatur berdasar- kan Pasal 499 KUHPerdata, berbunyi “Menurut paham Undang-undang yang

dinamakan kebendaan ialah, tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milik”. Benda diartikan sebagai “zaak” adalah semua barang dan hak (Subekti & Tjitrosudibio, 2003:157).

Hak juga termasuk ke dalam “bagian dari harta kekayaan” (vermogens- bestanddeel ). Harta kekayaan meliputi barang, hak dan hubungan hukum mengenai barang dan hak. Barang adalah objek hak milik, hak juga dapat menjadi hak milik. Karena itu benda adalah hak milik. Menurut hukum benda itu adalah segala sesuatu yang menjadi objek hak milik, dalam arti hukum, semua benda dapat diperjual-belikan, dapat diwariskan serta dapat dialihkan kepemilikannya kepada pihak lain.

Sedangkan Pengertian Hukum Benda (Zakenrecht) adalah ke- seluruhan kaidah-kaidah yang mengatur hubungan hukum antara subjek hukum dengan benda dan hak-hak kebendaan. Ruang lingkup kajian hukum benda meliputi :

1) Mengatur hubungan hukum antara subjek hukum dengan benda;dan

2) Mengatur hubungan hukum antara subjek hukum dengan hak-hak

kebendaan (Zakelijk- recht) (Salim H.S,2003:89).

b. Macam-Macam Benda

KUH Perdata membeda-bedakan benda dalam berbagai macam. Pertama-tama kebendaan dibedakan atas benda tidak bergerak (onroerende zaken ) dan benda bergerak (roerende zaken) (Pasal 504 KUH Perdata). Kemudian Kedua, kebendaan dapat dibedakan pula atas benda berwujud (lichamelijke zaken) dan benda yang tidak berwujud (onlichamelijke zaken) (Pasal 503 KUH Perdata). Selanjutnya ketiga, kebendaan yang dapat dibedakan atas benda yang dapat dihabiskan (verbruikebare zaken) dan

commit to user

Perdata). Selain itu, baik di dalam Buku II dan Buku III KUH Perdata, kebendaan