Tanggung Jawab Negara Dalam Peningkatan Kesejahteraan Veteran Pejuang Kemerdekaaan Republik Indonesia Di Kota Surakarta

VETERAN PEJUANG KEMERDEKAAAN REPUBLIK INDONESIA DI KOTA SURAKARTA

Oleh :

SRI PURWANINGSIH

K6407048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURURAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

commit to user

ii

TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN PEJUANG KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA DI KOTA SURAKARTA

Oleh :

SRI PURWANINGSIH K6407048

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURURAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

commit to user

iii

commit to user

iv

commit to user

Sri Purwaningsih.

TANGGUNG

JAWAB

NEGARA DALAM PENINGKATAN

KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA DI SURAKARTA. Skripsi Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, September 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam mewujudkan tanggung jawab negara untuk mensejahterakan Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia di Kota Surakarta, (2) Tingkat efektivitas organisasi Legiun Veteran Republik Indonesia Kota Surakarta dalam mengupayakan kesejahteraan anggotanya.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dan strategi penelitiannya menggunakan strategi tunggal terpancang. Sumber data diperoleh dari informan, tempat dan peristiwa serta dokumen. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh dan menyusun data penelitian adalah dengan teknik wawancara, observasi serta analisis dokumen. Untuk memperoleh validitas data dalam penelitian ini digunakan trianggulasi data dan trianggulasi metode, serta ketekunan/keajegan pengamatan. Sedangkan teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif dengan tahap-tahap sebagai berikut : (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) sajian data dan (4) pengambilan kesimpulan. Adapun prosedur penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1) tahap pra penelitian, (2) tahap pekerjaan lapangan, (3) tahap analisis data, (4) tahap penyusunan laporan penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa (1) Peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam mewujudkan tanggung jawab negara untuk mensejahterakan Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia di Surakarta kurang maksimal. Hal tersebut dapat diketahui dari: Peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam mewujudkan kesejahteraan material Veteran Pejuang adalah hanya sampai untuk biaya operasional LVRI saja sedangkan kesejahteraan individu Veteran Pejuang belum dapat diwujudkan melalui bantuan tersebut, dalam mewujudkan kesejahteraan spiritual Veteran Pejuang Pemerintah Kota Surakarta belum pernah mengadakan kegiatan spiritual, kegiatan yang dilakukan hanya secara keseluruhan kepada Warga Kota Surakarta, sedangkan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial Veteran Pejuang Pemerintah Kota Surakarta masih bersifat pasif karena hanya menunggu bila diundang dalam kegiatan veteran. (2) Tingkat efektivitas Organisasi Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kota Surakarta dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya masih kurang, hal ini dapat dibuktikan dengan, Indikator input: masih kurangnya bantuan dari Pemerintah Kota Surakarta, fasilitas dan perlengkapan LVRI kurang memadai untuk kegiatan Veteran, Indikator proses: kurangnya sumber daya manusia yang produktif untuk membantu kemudahan veteran menyelesaikan administrasi serta dalam hal menyelenggarakan kegiatan, sedangkan Indikator

commit to user

vi

mampu atau masuk dalam kriteria keluarga sejahtera II sehingga tujuan LVRI untuk mensejahterakan anggotanya belum dapat terwujud.

commit to user

vii

Sri Purwaningsih. THE STATE RESPONSIBILITY IN IMPROVING THE VETERAN WARRIOR IN SURAKARTA. Thesis. Surakarta: Teacher Training

and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, September 2011.

The objectives of research are to find out: (1) the role of local goverment of Surakarta in realizing the state responsibility to prosper the Republic of

ion Organization in Surakarta in

This study employed a descriptive qualitative method. And the research strategy used was a single embedded strategy. The data source derived from informant, place and event, also document. The sampling technique used was purposive sampling. Techniques of collecting data used to obtain and to organize the research data were interview, observation, and document analysis. Techniques of validating data employed were data and method triangulations, and observation persistence. Meanwhile technique of analyzing data used was an interactive model of analysis encompassing the following stages: (1) data collecting, (2) data reduction, (3) data display, and (4) conclusion drawing. The procedures of research are as follows: (1) pre-research, (2) field work, (3) data analysis, (4) research report writing stages.

Considering the result of research, the following conclusions can be drawn. (1) The role of local goverment of Surakarta in realizing the state re Warrior is less maximal. It can be seen from: The role of local goverment of Surakarta in realizing the material welfare of Veteran Warrior only arrives at the LVRI operational cost while the welfare of individual Veteran Warriors has not been realized through such grant; in realizing the spiritual welfare of Veteran Warrior, local goverment of Surakarta had never conducted spiritual activity, the activities carried out was intended to all residents of Surakarta, while for realizing the social welfare of Veteran Warrior, local goverment of Surakarta is still passive because it only waits for the invitation in veteran activity. (2) The effectiveness

eteran Legion Organization (LVRI) in

input indicator: the less grant from the local goverment of Surakarta, inadequate

activity; process indicator: the

limited productive human resource to help the veteran completing the administration affairs as well as in holding activity; while output indicator: there are some veteran warrior still categorized into poor or II prosperous family criteria so that the objective of LVRI to make its members prosperous has not been achieved.

commit to user

viii

MOTTO

(Edi Suharto)

ita tidak bisa membahagiakan orang lain, setidaknya janganlah membuat

(Penulis)

commit to user

ix

Karya ini dipersembahkan kepada: Bapak dan ibu tercinta Keluarga tersayang Teman-teman angkatan 2007 Almamater

commit to user

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan dan kendala yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu segala bentuk bantuannya, disampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. H. Muhammad Furqon Hidayatullah, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini.

2. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui ijin atas permohonan penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Sri Haryati, M.Pd. Ketua Program Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan ijin dalam penyusunan skripsi ini.

4. Drs. Suyatno, M.Pd. Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini.

5. Rima Vien Permata H, SH, MH. Pembimbing II yang telah memberikan motivasi, bimbingan teknis dan saran dalam penyusunan

skripsi ini.

6. Letnan Satu (purn) Sjatam Hadibroto Ketua LVRI Kota Surakarta telah memberikan ijin, petunjuk, informasi dan kesempatan penulis

untuk mengadakan penelitian.

commit to user

xi

Surakarta yang telah memberikan ijin, petunjuk, informasi dan kesempatan penulis untuk mengadakan penelitian.

8. Drs. Wahyono, M.Pd Kepala Sub Bagian Agama, Pendidikan dan Kebudayaan Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat Sekretariat

Daerah Kota Surakarta yang telah memberikan informasi dan kesempatan penulis mengadakan penelitian.

9. Bapak Slamet Staf Seksi Sosial Dinas Sosial, Tanaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta yang telah memberikan informasi dan

kesempatan penulis mengadakan penelitian.

10. Teman-teman yang selalu memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, serta

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berusaha mencurahkan kemampuan seoptimal mungkin dengan harapan skripsi ini dapat memenuhi persyaratan sebagai suatu karya ilmiah yang bermanfaat. Namun mengingat keterbatasan pengetahuan, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih ada kekurangan dan jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Surakarta,

Agustus 2011

Penulis

commit to user

xiv

b. Keadaan Penduduk ............................................................... 48

2. Organisasi/Instansi yang berhubungan dengan Veteran Pejuang Republik Indonesia .................................................................... 50

a. Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) ........................ 50

b. Kantor Administrasi Veteran Cadangan IV/35 Surakarta .... 52

c. Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat Sekretariat daerah Kota Surakarta

53

d. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi ..................... 55

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian .................................................. 56

1. Peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam Mewujudkan Tanggung Jawab Negara untuk Mensejahterakan Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia di Kota Surakarta ............... 56

2. Tingkat Efektivitas Organisasi Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kota Surakarta dalam mengupayakan Kesejahteraan Anggotanya........................................................ 68

C. Temuan Studi ................................................................................... 81

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ..................................... 84

A. Kesimpulan ..................................................................................... 84

B. Implikasi ......................................................................................... 85

C. Saran ............................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 87 LAMPIRAN ....................................................................................................... 88

commit to user

xv

Halaman

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................... 35 Tabel 2. Luas Wilayah, jumlah Penduduk dan Tingkat Kepadatan Kota Surakarta

........................................................................................................ ... 48

Tabel 3. Banyaknya Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Surakarta

tahun 2010 ........................................................................................ 48

Tabel 4. Banyaknya Keluarga Sejahtera Menurut Tahapan di Kota Surakarta

tahun 2009 ......................................................................................... 49

Tabel 5. Jumlah Veteran Pejuang Republik Indonesia di Surakarta Menurut

Kecamatan Tahun 2011 .................................................................... 50 Tabel 6. Daftar Bantuan Dana Hibah Pemerintah Kota Surakarta Tahun 2011

........................................................................................................... 57

Tabel 7. Perbedaan Pengoperasian Dana Hibah Antara Veteran Pejuang dan Janda

Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................................................................................... 58

Tabel 8. Indikator tahapan Keluarga Sejahtera Menurut BKKBN..................... 74 Tabel 9. Besarnya Tunjangan Veteran Pejuang Republik Indonesia Berdasarkan

Golongan ........................................................................................... 76

commit to user

xvi

Halaman

Gambar 1. Kerangka Berfikir ......................................................................... 34 Gambar 2. Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif ................. 45

commit to user

xvii

Halaman

Bagan 1. Struktur Organisasi LVRI Surakarta ............................................... 51 Bagan 2. Struktur Organisasi Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Daerah Kota Surakarta ................................................. 54

commit to user

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Kesatuan Repulik Indonesia (NKRI) telah 66 tahun lepas dari belenggu penjajah, rakyat tidak lagi menderita karena kekejaman pemerintah kolonial. Tiap tanggal 17 Agustus Bangsa Indonesia peringati sebagai hari Kemerdekaan Indonesia. Keberhasilan itu tidak lepas dari kerja keras seluruh rakyat Indonesia, dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), Polisi Republik Indonesia (POLRI), hingga rakyat jelata bahu membahu mengusir penjajah dari bumi Indonesia. Rakyat yang ikut berperang memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia lebih dikenal dengan sebutan Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia.

Di Indonesia Veteran Pejuang Kemerdekaan memiliki wadah Organisasi yang bernama Legiun Veteran Republik Indonesia atau disingkat LVRI. LVRI diresmikan pada tanggal 1 Januari 1957 menurut KepPres RI No 153/ 1957. Dalam pembentukannya LVRI mempunyai tujuan yaitu untuk membina potensi nasional Veteran RI dalam melestarikan NKRI berdasar Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, mewujudkan kesejahteraan rakyat dibidang sosial ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan, termasuk kesejahteraan anggota LVRI, serta untuk ikut berkontribusi dalam penciptaan perdamaian dunia. Namun dalam kenyataannya tujuan didirikan LVRI dalam hal ini berkaitan dengan kesejahteraan anggotanya masih belum terwujud karena masih banyak anggota LVRI yang tergolong penduduk miskin. Veteran Pejuang Indonesia yang rata-rata umurnya 85 tahun keatas ini belum banyak mendapat perhatian dari pemerintah. Kesejahteraan para pejuang tanah air ini masih dikesampingkan, padahal karena jasa-jasa mereka kita dapat menikmati udara kemerdekaan. Dahulu mereka yang menumpahkan darah, meninggalkan rumah dan anak istri, demi bisa mengibarkan bendera merah putih ditanah ibu pertiwi ini namun sekarang kesejahteraan mereka kurang diperhatikan.

commit to user

Indonesia telah teramat terang benderang menyatakan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat mementingkan pembangunan kesejahteraan sosial. Bab

XIV UUD 1945 diberi judul Sistem Perekonomian dan Kesejahteraan Sosial. Ini menunjukkan bahwa sistem perekonomian Indonesia harus berorientasi dan berpihak rakyat banyak dan mengarah pada kesejahteraan sosial anak bangsanya.

Lebih tegas lagi, pasal 34 berisi pernyataan tentang keharusan negara menjamin dan melindungi fakir miskin sebagai bagian dari kelompok- kelompok yang kurang beruntung. Ayat dari pasal 34 itu kemudian secara jelas menyatakan tentang sitem jaminan sosial nasional yang harus dijalankan negara dalam melindungi dan memenuhi hak-hak dasarnya. Ini artinya Indonesia secara kontitusional menganut sistem welfare state atau negara kesejahtreraan, yakni sebuah model kebijakan sosial yang mengedepankan pentingnya peranan negara untuk secara aktif, sensitif dan responsif ambil bagian dalam pemenuhan pelayanan sosial dasar kepada warga negara, terutama mereka yang tergolong lemah dan rentang rentan dan memerlukan perlindungan khusus.

Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu peran pemerintah dalam membangun kesejahteraan rakyatnya yang paling banyak dibicarakan adalah wacana tentang negara kesejahteraan. Sistem welfare state atau negara kesejahteraan pertama kali digagas pada abad-18 oleh Jeremy Bentham, sebagai perkembangan dari teori utilitarianisme yang mengedepankan prinsip kebahagiaan. Dalam teori welfare state atau negara kesejahteraan menyatakan bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menjamin kebahagiaan terbesar (atau kesejahteraan) dari jumlah terbesar warga negara. Negara kesejahteraan muncul sebagai alternatif terhadap the poor law (UU anti- kemiskinan) yang kerap menimbulkan stigma bahwa negara hanya memberikan bantuan kepada orang-orang miskin. Sistem ini hanya membuat orang miskin memilih agar tetap miskin karena bila sudah tidak miskin tidak mendapat bantuan dari pemerintah. Jadi negara kesejahteraan muncul sebagai

commit to user

. konsep ini sering dipandang seakan- akan hanya negara yang mempunyai peran dalam pembangunan kesejahteraan sosial. Padahal negara yang menganut welfare state murni sekalipun, penyelenggaraan pelayanan sosial melibatkan pemerintah, swasta serta masyarakat. Namun meski demikian negara kesejahteraan menekankan bahwa keterlibatan negara sangat penting bahkan menjadi suatu keharusan dalam melindungi dan memberikan pelayanan dasar bagi warganya.

Sebenarnya dalam mengembangkan program kesejahteraan masyarakat pemerintah sudah menggalakkan sistem jaminan sosial (social security) yang pertama kali dirintis oleh Otto Von Bismarck pada tahun 1883. Terbukti dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Dalam UUD 1945 Pasal 23 ayat (2) juga menyebutkan bahwa negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Menurut Sulastomo

memberikan rasa aman sepanjang Namun dalam kenyataanya jumlah masyarakat miskin di Indonesia berdasar Berita Resmi Statistik pada bulan Maret 2010 berjumlah 31,02 juta atau 13,33%. Begitu juga dengan Veteran Pejuang kemerdekaan yang belum mendapat perhatian khususnya di Kota Surakarta. Berdasarkan data LVRI Surakarta sampai saat ini dari 300an Anggota Legiun Veteran Surakarta sekitar 40% merupakan masyarakat menengah dan miskin. Anggota LVRI hidup hanya mengandalkan bantuan pemerintah pusat mulai dari tunjangan sekitar Rp 900.000 dan dana kehormatan veteran Rp 250.000 tiap bulan. Jumlah bantuan dana maksimal yang diterima anggota Veteran per bulan adalah Rp 1.250.000. Namun banyak anggota LVRI yang memperoleh bantuan dengan nominal di bawah angka itu. Bahkan di Surakarta banyak veteran yang belum mendapat dana kehormatan, sehingga tiap bulannya hanya mendapatkan Rp.900.000. Sedang kegiatan yang diikuti Veteran Pejuang terbatas pada upacara bendera

commit to user

Perintis Kemerdekaan di Surakarta yang mendapat tunjangan lebih besar serta setiap tahunnya mendapat bantuan dari Pemerintah Kota sebesar Rp. 5.000.000- Rp. 7.000.000. Kegiatan yang diikuti Janda Perintis Kemerdekaan selain upacara bendera dan tabur bunga juga anjangsana dengan Pemerintah Kota Surakarta dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Untuk menyikapi hal tersebut maka diperlukan tanggung jawab negara terhadap Veteran Pejuang Kemerdekaan melalui Pemerintah Kota Surakarta dan Organisasi Legiun Veteran Republik Indonesia Kota Surakarta dalam usaha meningkatkan kesejahteraannya. Dengan adanya usaha tersebut diharapkan kesejahteraan Veteran Pejuang Kemerdekaan dapat terpenuhi. Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

DALAM PENINGKATAN

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dan untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian, maka dapat dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Negara yang dimaksud dalam hal ini adalah Pemerintah Kota Surakarta.

2. Selain Pemerintah Kota Surakarta, organisasi Legiun Veteran Republik Indonesia(LVRI) Kota Surakarta juga menjadi bahasan dalam penelitian ini, karena selain LVRI sebagai satu-satunya organisasi Veteran berdasarkan UU No. 7 Tahun 1967 Tentang Veteran Republik Indonesia, juga sebagai pengelola dana bantuan dari Pemerintah Kota Surakarta serta sebagai penghubung antara Pemerintah Kota Surakarta dan Veteran Pejuang Kemerdekaan.

commit to user

Berdasarkan Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam mewujudkan tanggung jawab negara untuk mensejahterakan Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia di Surakarta?

2. Bagaimana tingkat efektivitas organisasi Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kota Surakarta dalam mengupayakan kesejahteraan anggotanya?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam mewujudkan tanggung jawab negara untuk mensejahterakan Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia di Surakarta.

2. Untuk mengetahui tingkat efektivitas organisasi Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kota Surakarta dalam mengupayakan kesejahteraan anggotanya.

D. Manfaat Penelitian

Setelah peneliti mengadakan penelitian ini, maka diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teori maupun secara praktis.

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan ilmu yang ada kaitannya dengan masalah peningkatan kesejahteraan Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia. Serta dapat memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian tindak lanjut.

commit to user

a. Secara praktis penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi Pemerintah menjalankan perannya dalam pencapaian tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran alternatif pemecahan masalah yang dihadapi dalam mensejahterakan rakyat Indonesia terutama yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia.

commit to user

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Umum Tanggung Jawab Negara

a. Pengertian Tanggung Jawab

Menurut Burhanuddin Salam (1997:28) Responsibility = having the character of a yang berarti tanggung jawab yang bersifat agen moral yang bebas; mampu menentukan tindakan sendiri; mampu tergoyahkan oleh pertimbangan sanksi atau konsekuensi. Responsibility merupakan kewajiban seseorang untuk melakukan pekerjaan

Sedangkan Ali Imron (2009:34) menjelaskan kata tanggung jawab menurut bahasa berarti: menanggung segala sesuatu (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dan sebagainya). 2. Fungsi menerima

dari beberapa pengertian diatas, tanggung jawab merupakan kewajiban atau tugas yang dibebankan kepada seseorang atau suatu institusi yang mempunyai fungsi, kedudukan, jabatan atau posisi agar dapat melaksanakan tugas dan wewenangnya dengan baik.

Menurut Burhanuddin Salam (1997:28) definisi tanggung jawab memberikan pengertian yang menitikberatkan pada:

1) Harus ada kesanggupan untuk menetapkan sikap terhadap sesuatu perbuatan.

2) Harus ada kesanggupan untuk memikul risiko dari sesuatu perbuatan. Bila pengertian tersebut dianalisis lebih luas, akan kita dapati bahwa dalam

itu dituntut sebagai suatu keharusan, akan adanya suatu pertanggungan moral/ karakter.

Jadi pengertian tanggung jawab itu menuntut adanya:

commit to user

dimana diri dituntut didalamnya.

2) Keberanian sikap, bersedia menanggung/memikul risiko terhadap baik atau buruknya hasil perbuatan itu.

Unsur-unsur tanggung jawab dari segi filsafat sedikitnya didukung oleh 3 unsur yaitu: (Burhanuddin Salam, 1997:33) Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Kesadaran, meliputi: tahu, kenal, mengerti dapat memperhitungkan arti, guna sampai kepada soal akibat dari suatu perbuatan atau pekerjaan yang dihadapi

2) Kecintaan/ kesukaan, meliputi:cinta, suka, menimbulkan rasa kepatuhan, kerelaan dan kesediaan berkorban

3) Keberanian, meliputi: Berani berbuat, berani bertanggung jawab. Berani disini, didorong oleh rasa keiklasan, tidak bersikap ragu-ragu.

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Tanggung jawab operatif adalah kewajiban pegawai untuk menjalankan tugas pekerjaan yang telah diberikan kepadanya dengan sebaik-baiknya.

2) Tanggung jawab manajemen adalah kewajiban para pemimpin atau atasan untuk menjalankan tugas sebagai pemimpin dengan sebaik-baiknya.

b. Pengertian Negara

Menurut Geoge Jellinek dalam Deddy Ismatullah & Asep A. (2007:47) Negara merupakan organisasi tertinggi dari bangunan hukum satu

sebagai teori dua segi (zweiseiten theorie). Menurut Harold J. Laski dalam Sahid Gatara dan M. Dzulkiah (2007:66) mendefinisikan negara The state is society which is integrated by possessing a coercive authority legally supreme over any individual or group which is part of the society yang berarti negara

commit to user

yang bersifat memaksa dan secara sah lebih agung daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat itu.

Sedangkan Menurut TIM ICCE UIN (2008:91) pengertian negara dapat dapat dijelaskan kata asing: state (Inggris), staat (Belanda dan Jerman), atau etat (Perancis). Selanjutnya pengertian negara secara terminologi adalah organsasi tertinggi di antara satu kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup didalam daerah tertentu dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat .

Jadi negara adalah organisasi tertinggi dalam suatu kelompok masyarakat dalam suatu wilayah tertentu yang mempunyai cita-cita dan tujuan. Sebagai sebuah organisasi kekuasaan dari kumpulan orang-orang yang mendiaminya, negara harus mempunyai tujuan yang disepakati bersama.

dicapai setiap negara adalah bagaimana memberikan kesejahteraan dan Menurut Plato dalam TIM ICCE UIN (2008:91

untuk memajukan kesusilaan manusia, sebagai perseorangan(individu) dan sebagai makhluk sosial ICCE UIN( 2008:91) memaparkan bahwa negara memperluas kekuasaan, 2. menyelenggarakan ketertiban hukum, 3. mencapai kesejahteraan umum

Dalam konteks Negara Indonesia, tujuan negara tertuang dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

Sebagai organisasi kekuasaan, negara menyelenggarakan fungsi yang sangat mendasar dan dibutuhkan, fungsi tersebut antara lain:

1) Mempermaklumkan, menerapkan dan menjamin berlakunya norma- norma tentang sikap dan tindak bagi seluruh masyarakat.

2) Menyelenggarakan keamanan eksteren/mempertahankan terhadap berbagai ancaman dari luar wilayah negara.

3) Mewujudkan keadilan melalui lembaga-lembaga peradilan maupun kebebasan (demokrasi).

4) Mengupayakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

commit to user

Sedangkan Prof. Miriam Budiardjo dalam Deddy Ismatullah (2007:90), mengemukakan empat fungsi negara yakni:

1) Melaksanakan penertiban (law and order). Untuk mencapai tujuan negara bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, negara harus melaksanakan penertiban. Dapat dikatakan bahwa negara adalah berfungsi sebagai stabilitator.

2) Mengusahkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Dewasa ini fungsi ini dianggap sangat penting, terutama bagi negara-negara baru.

3) Pertahanaan. Hal ini dibutuhkan untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar. Untuk itu, negara dilengkapi dengan alat-alat pertahanan.

4) Menegakkan keadilan. Hal ini dilaksanakan melalui badan badan

peradilan. Dari beberapa pendapat para ahli diatas terdapat berbagai macam

tujuan dari suatu negara. Namun terdapat satu tujuan negara yang banyak mempunyai persamaan dari tiap pendapat para ahli yaitu mengenai kesejahteraan rakyat yang menjadi salah satu tujuan negara.

c. Pengertian Tanggung Jawab Negara

Berdasarkan pengertian tentang tanggung jawab dan negara diatas, Tanggung jawab negara berarti bahwa negara sebagai organisasi tertinggi mempunyai fungsi yang berkaitan dengan kewajiban dalam penyelenggaraan negara serta langkah-langkah yang harus diambil dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Fungsi-fungsi tersebut antara lain: menjamin tertib hukum dalam masyarakat, menjaga pertahanan dan keamanan negara dari serangan luar, menegakkan keadilan bagi masyarakat melalui lembaga negara serta mensejahterakan rakyat.

Berdasar landasan faktual dalam hal kesejahteraan rakyat menurut Adam, Hauff dan John dalam Edi Suharto (2005:155) dengan tegas the critical task of establishing and designing a system of social security is the responsibility of the state. This system has to protect the

yang berarti aktor utama yang harus menjalankan perlindungan sosial adalah

commit to user

asuransi sosial) dan kebijakan pasar kerja. Sedangkan landasan konstitusional dari tanggung jawab negara dalam hal membangun dan mengembangkan sistem perlindungan sosial dilandasi konstitusi baik dari nasional maupun internasional. Dalam Deklarasi Universal HAM Pasal 25 ayat 1 men

Konvernan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial Budaya Pasal 11 -negara penandatanganan Kovernan mengakui hak setiap orang atas dasar standar hidup yang layak untuk diri dan keluarganya, termasuk nstitusi Indonesia, hak atas standar hidup layak telah diakui sebagai Hak Asasi Manusia, dalam pasal 28H

batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup lebih baik dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Hak-hak sosial diatas merupakan kewajiban negara sebagaimana tertuang dalam UUD 1945 Pasal 28

pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, terutama

Tanggung jawab negara dalam hal kesejahteraan rakyat sesuai Undang-undang No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial Pasal 4

Selanjutnya dalam Pasal 5 ayat (2) menyebutkan bahwa penyelenggaraan kesejahteraan sosial diprioritaskan kepada mereka yang memiliki kehidupan yang tidak layak secara kemanusiaan dan memiliki kriteria masalah sosial: kemiskinan, ketelantaran, kecacatan, keterpencilan, ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku, korban bencana dan atau korban tindak kekerasan, ekploitasi dan diskriminasi.

Peningkatan kesejahteraan rakyat bukan semata-mata tanggung jawab negara saja, tetapi juga diperrlukan dukungan dari berbagai kelompok masyarakat, namun peran negara tetaplah sangat penting. Hal itu seperti yang

commit to user

kesejahteraan rakyat tidak semata-mata menjadi beban pemerintah, karena berbagai kelompok di masyarakat, seperti para usahawan melalui penunaian kewajiban sosialnya harus turut serta memikulnya. Tidak dapat disangkal bahwa jika kontribusi berbagai kelompok di masyarakat tidak memadai atau bahkan mungkin sangat kecil, pemerintahlah yang bertanggung jawab untuk melakukannya

Sedangkan tanggung jawab pemerintah dalam menyelenggarakan kesejahteraan sosial meliputi:

1) Merumuskan kebijakan dan program penyelenggaran kesejahteraan sosial;

2) Menyediakan akses penyelenggaraan kesejahteraan sosial;

3) Melaksanakan rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan;

4) Memberikan bantuan sosial sebagai stimulan kepada masyarakat yang menyelenggarakan kesejahteraan sosial;

5) Mendorong dan memfasilitasi masyarakat serta dunia usaha dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya;

6) Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia dibidang kesejahteraan sosial;

7) Menetapkan standar pelayanan, registrasi, akreditasi, dan sertifikasi pelayanan kesejahteraan sosial;

8) Melaksanakan analisis dan audit dampak sosial terhadap kebijakan dan aktivitas pembangunan;

9) Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian kesejahteraan sosial;

10) Melakukan pembinaan dan pengawasan serta pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan kesejahteraan sosial;

11) Mengembangkan jaringan kerja dan koordinasi lintas pelaku penyelenggaraan kesejahteraan sosial tingkat nasional dan internasional dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial;

12) Memelihara taman makam pahlawan dan makam pahlawan nasional;

13) Melestarikan nilai kepahlawanan, keperintisan, dan kesetiakawanan sosial; dan

14) Mengalokasikan anggaran untuk penyelenggaraan kesejahteraan sosial dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. (Undang-undang No. 11 Tahun 2009 Pasal 25)

Dari penjelasan diatas jelas bahwa suatu negara bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kesejahteraan rakyatnya yang disesuaikan dengan

commit to user

akan berusaha agar dapat mencapai tujuan tersebut tanpa merugikan rakyat.

2. Tinjauan Tentang Peningkatan Kesejahteraan

a. Pengertian Peningkatan

Peningkatan berasal dari kata dasar tingkat yang menurut Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1993:950-951) dalam Kamus Besar berlapis-lapis, sedangkan peningkatan itu sendiri diartikan sebagai suatu proses, cara,

dikatakan bahwa peningkatan adalah merupakan suatu proses perubahan kearah yang lebih baik atau berkembang.

b. Pengertian kesejahteraan

Kesejahteraan merupakan tujuan dan harapan bagi setiap manusia. Tingkat kesejahteraan setiap orang dapat berbeda-beda dalam arti keadaan seseorang belum tentu sama dengan orang lain. Kesejahteraan berbanding terbalik dengan kemiskinan, orang yang berada dibawah garis kemiskinan menjadi sangat jauh untuk mencapai kesejahteraan.

poverty, identifying those who most often had to forgo consumption of goods and services, did correlate strongly with other types of welfare problems. Hence, people living under poor conditions do suffer from welfare problems even though this section of the population is not always captured by income

Artinya, perampasan kemiskinan, mengidentifikasi mereka yang paling sering harus melupakan kemsumsi barang dan jasa, tidak berkorelasi kuat dengan jenis lain masalah kesejahteraan. Oleh karena itu, orang yang hidup dalam kondisi miskin menderita masalah kesejahteraan meskipun ini bagian dari populasi tidak selalu ditangkap oleh ukuran kemiskinan pendapatan.

commit to user

telah terpenuhi kebutuhan dasarnya. Kebutuhan dasar tersebut berupa kecukupan dan mutu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan dasar lainnya seperti lingkungan yang bersih, aman dan nyaman. Juga terpenuhinya hak asasi dan partisipasi serta terwujudnya masyarakat beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

www.menkokesra.go.id ).

Sedangkan pengertian kesejahteraaan sosial menurut Pre- Conference Working for the 15 th International Conference of Social Welfare dalam Miftachul Huda (2009:73) arrangements wich have as their direct and primary objective the well being of people in social context. It includes the broad range of polities and services wich are concerned with various aspects of people live thir income,

Artinya kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha sosial yang terorganisir dan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks sosialnya. Didalamnya tercakup pula unsur kebijakan dan pelayanan dalam arti luas yang terkait dengan berbagai kehidupan dalam masyarakat, seperti pendapatan, jaminan sosial, kesehatan, perumahan, pendidikan, rekreasi budaya, dan lain sebagainya

Dalam konteks Indonesia sendiri, kesejahteraan sosial dapat dimaknai terpenuhinya kebutuhan seseorang, kelompok, atau masyarakat dalam hal material, spiritual maupun sosial. Ini seperti tertuang dalam Undang-Undang tentang Kesejahteraan Sosial yang baru disahkan pada 18 Desember tahun 2008 yaitu Undang-undang No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial. Dalam Pasal 1 ayat (1) disebutkan bahwa

sial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya Selaras dengan Undang-undang tersebut maka menurut Ig.

menjadi tiga macam yaitu, kebutuhan yang bersifat jasmaniah, kebutuhan yang

Jadi kesejahteraan adalah kondisi dimana telah terpenuhinya kebutuhan dasar seseorang baik dalam kebutuhan material, spiritual maupun

commit to user

ketentraman lahir batin. Dengan demikian , kesejahteraan sosial identik dengan kebijakan yang diambil pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya.

c. Negara Kesejahteraan

Pada umumnya tujuan dari kesejahterakan rakyat adalah mewujudkan suatu negara yang sejahtera yang lazim disebut Negara kesejahteraan (welfare state). Menurut Miftac kebijakan pemerintah dalam pembangunan kesejahteraan rakyatnya paling banyak dibicarakan adalah negara kesejahteraan (welfare state). Oleh sebab itu membahas wacana negara kesejahteraan dalam lingkup kesejahteraan sosial

. Sistem welfare state atau negara kesejahteraan pertama kali digagas pada abad-18 oleh Jeremy Bentham, sebagai perkembangan dari teori utilitarianisme yang mengedepankan prinsip kebahagiaan. Dalam teori welfare state atau negara kesejahteraan menyatakan bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menjamin kebahagiaan terbesar (atau kesejahteraan) dari jumlah terbesar warga negara. Negara kesejahteraan muncul sebagai alternatif terhadap the poor law (UU anti-kemiskinan) yang kerap menimbulkan stigma bahwa negara hanya memberikan bantuan kepada orang-orang miskin.

Menurut Miftachul Huda (2009:110) Cikal bakal negara kesejahteraan telah ada sejak abad pertengahan dengan diterapkannya poor law di kerajaan Inggris. Meskipun sistem poor law banyak dikritik banyak pihak poor law tetap dikatakan sebagai fondasi penting bagi sistem negara kesejahteraan. Kritik poor law dipengaruhi oleh pandangan konservatif sehingga bentuk kebijakannya cenderung residual dan means-tested

Sifat residual tersebut ditunjukkan dengan tidak diperbolehkannya seorang warga untuk memperoleh pelayanan apabila dia pada dasarnya mampu untuk bekerja. Residual juga berarti kebijakan selektif, hanya untuk orang miskin saja. Ini sejalan dengan pendekatan means-tested menyeleksi warga yang memperoleh bantuan berdasarkan penghasilan. Misalnya bantuan

commit to user

perhari. Sehingga bila suatu hari orang tersebut memperoleh gaji diatas Rp. 25 ribu perhari, maka hak untuk memperoleh bantuan tersebut dicabut. Karena itu, kebijakan seperti ini dianggap menjebak orang miskin untuk tetap memperoleh penghasilan maksimal Rp. 25 ribu, agar tetap berhak memperoleh bantuan. Inilah seperti yang terjadi di Indonesia dalam kebijakan Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebagai kompensasi kenaikan harga BBM. Oleh sebab itu, negara kesejahteraan banyak dianggap sebagai perbaikan dari sistem poor law.

Sejalan dengan hal tersebut menurut Darmawan dan Sugeng (2006:9) menyebutkan bahwa Negara kesejahteraan pada dasarnya mengacu pada peran negara yang aktif dalam mengelola dan mengorganisasi perekonomian yang didalamnya mencakup tanggung jawab negara untuk menjamin ketersediaan pelayanan kesejahteraan dasar dalam tingkat tertentu bagi warganya Tujuan pokok negara kesejahteraan antara lain:

1) Mengontrol dan mendayagunakan sumber daya sosial ekonomi untuk kepentingan publik;

2) Menjamin distribusi kekayaan secara adil dan merata;

3) Mengurangi kemiskinan;

4) Menyediakan asuransi sosial(pendidikan dan kesehatan) bagi masyarakat miskin;

5) Menyediakan subsidi untuk layanan sosial dasar bagi disadvantage people;

6) Memberi proteksi sosial bagi tiap warga negara (W Riawan, 2008:6)

Lebih lanjut Miftachul Huda (2009:106-108) menjelaskan Negara kesejahteraan (welfare state) merupakan sistem pemerintahan dimana negara bertanggung jawab besar terhadap kesejahteraan warganya. Seperti tertuang dalam Barner& Noble, New American Encyclopedi: Welfare state dijalankan oleh pemerintahan demokratis yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi dari rakyatnya. Dalam encyclopedia of Aging definisi yang paling mendasar dari Welfare state menunjuk kepada tanggung jawab pemerintah untuk memelihara kesejahteraan rakyatnya. Yang dimaksud negara dalam pengertian ini adalah lembaga politik yang menjalankan pemerintahan atau dengan kata lain pemerintah itu sendiri. Dalam kontek Indonesia, misalnya pemerintah dari tingkat pusat, provinsi, hingga tingkat daerah

commit to user

dalam memelihara dan mengusahakan kesejahteraan rakyatnya. Dalam hal ini kesejahteraan diwujudkan melalui pemerintah sebagai suatu lembaga politik.

Namun demikian menurut Bessant, Watts, Dalton dan Smith dalam Edi Suharto (58- abad ke-18 ketika Jeremy Bentham (1748-1832) mempromosikan gagasan bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menjamin the greatest happines (atau welfare) of the greatest number of their citizens. Bentham

kebahagiaan atau kesejahteraan. Berdasarkan prinsip utilitarianisme yang dikembangkan, sesuatu yang dapat menimbulkan kebahagiaan ekstra adalah sesuatu yang baik. Sebaliknya, sesuatu yang menimbulkan sakit adalah buruk. Menurutnya, aksi-aksi pemerintah harus selalu diarahkan untuk

Oleh sebab itu gagasan Bentham mengenai reformasi hukum, peranan konstitusi dan penelitian sosial bagi pengembangan kebijakan sosial menyebabkan negara dituntut untuk senantiasa menjalankan program agar dapat meningkatkan kesenangan sebesar-besarnya dari warga negara. Ide

father of welfare state). Setelah gagasan Bentham tentang negara kesejahteraan ini, negara- negara industri pada abad XIX berada dibawah tekanan untuk menyediakan pelayanan sosial kepada warganya seperti penyediaan air bersih, pendidikan publik, pelayanan kesehatan dan sebagainya. Menurut Miftachul Huda

penerapan welfare state juga didukung oleh gerakan kelas pekerja dinegara-negara

tersebut dilakukan oleh gerakan sosialis radikal dan partai buruh yang kemudian mendesak untuk diterapkannya welfare state. Sehingga pada tahun 1870-1880 Otto von Bismarck mendesak parlemen Inggris untuk memenuhi tuntutan tersebut dengan menerapkan skema asuransi sosial. Kebijakan tersebut kemudian menjadi sejarah penting dalam perkembangan sistem negara kesejahteraan.

commit to user

kesejahteraan kemudian mengalami perkembangan yang modern. Di Inggris pada tahun 1940 Anglican Archishop William Temple menggunakan istilah welfare state untuk usaha suatu negara dalam menyejahterakan rakyatnya. Dari perkembangan negara kesejahteraan tersebut kemudian lahirlah beberapa tokoh yang kemudian dikenal dalam memperkenalkan ide tentang negara kesejahteraan. Tokoh tersebut yakni: Sir William Beveridge (1942) dan T.H. Marshall (1963) yang mampu mengusulkan tentang sistem asuransi yang komprehensif.

Dari pengertian negara kesejahteraan tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk mewujudkan negara kesejahteraan perlu adanya tanggung jawab negara terhadap warganya dalam hal ini adalah kesejahteraan rakyat, karena jelas disebutkan dalam Undang-undang No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial pada Pasal 24 yaitu penyelenggaraan kesejahteraan sosial menjadi tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah.

-construcing or reconstrucing institutions of governance capable of providing citizens with physical and economic security-is widely held to be one of the most pressing policy qiuestions facing the international community today.

Artinya membangun negara yaitu membangun atau merekonstruksi lembaga pemerintahan mampu memberikan warga dengan keamanan fisik dan ekonomi secara luas dianggap salah satu pertanyaan kebijakan yang paling mendesak yang dihadapi masyarakat internasional saat ini. Dari pernyataan diatas suatu negara perlu mengadakan perubahan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dari segi ekonomi dan keamanan.

Jadi arti peningkatan kesejahteraan adalah suatu proses perubahan taraf hidup baik dalam kebutuhan material, spiritual maupun sosial kearah yang lebih baik sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

Untuk meningkatkan kesejahteraan sosial ada beberapa metode yang digunakan. Ada tiga metode kebijakan sosial yang dikenal umum untuk meningkatkan kesejahteraan sosial.

commit to user

meningkatkan kesejahteraan sosial. Metode ini paling umum digunakan karena mempunyai formula yang jelas untuk mengatasi masalah sosial

2) Upaya untuk mensejahterakan warga negara dilakukan melalui produk perundang-undangan (statutory regulation)

3) Peningkatan kesejahteraan juga dapat dilakukan melalui sistem pajak. Penggunaan sistem pajak ini dikenal dengan istilah kesejahteraan fiscal

(Miftahul Huda, 2009:89) Selain tiga metode kebijakan sosial tersebut ada pula usaha lain yang

dapat dilakukan melalui strategi pemenuhan kebutuhan melalui sumber-sumber yang dapat dikelompokkan menjadi:

1) Uang atau barang, antara lain tunjangan-tunjangan, pembagian kembali hasil pendapatan dan bahan meterial lainnya untuk keperluan bantuan.

2) Jasa pelayanan berupa bimbingan dan penyuluhan.

3) Kesempatan-kesempatan, seperti pendidikan, latihan-latihan, pekerjaan dan semacamnya. (T. Sumarnonugroho, 1984:51)

Selama ini bentuk sistem jaminan sosial yang telah banyak dikenal, ada 3 jenis yaitu:

1) Welfare state, diartikan bahwa pelayanan yang berkaitan dengan kesejahteraan warga negara sepenuhnya disediakan oleh pemerintah, khususnya pendidikan, pelayanan kesehatan, jaminan hari tua dan kecelakaan kerja.

2) Welfare Pluralism, adalah konsep tentang sistem jaminan sosial yang diserahkan kepada pasar atau swasta maupun kelompok masyarakat yang memberikan jaminan kepada lingkungannya. Model ini banyak diadopsi oleh Amerika dengan sistem ekonomi liberal.

3) Welfare Society, yaitu sistem jaminan sosial yang muncul dari inisiatif masyarakat. Negara mempunyai peran yang kecil karena semua jaminan sosial menjadi tanggung jawab individu dan komunal. Konsep ini banyak diterapkan di negara dunia ketiga termasuk Indonesia. (Herawati dalam Eddy Kiswanto, 2005:95)

Jadi arti peningkatan kesejahteraan adalah suatu proses perubahan taraf hidup baik dalam kebutuhan material, spiritual maupun sosial kearah yang lebih baik sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

commit to user

Dalam mengukur kesejahteraan suatu keluarga perlu suatu indikator sebagai alat ukur, salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan rumah tangga adalah dengan melihat pendapatan dan pengeluaran selama sebulan. Namun selain itu terdapat suatu indikator dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam mengukur tingkat kesejahteraan suatu keluarga. Indikator tersebut akan menentukan suatu keluarga masuk dalam kriteria keluarga yang mana.

1) Indikator Keluarga Sejahtera BPS Dalam menentukan keluarga yang sejahtera, BPS menggunakan