berarti komoditas ekspor tidak hanya terfokus pada satu jenis komoditi saja tetapi dari berbagai jenis komoditi lainnya.
Agar kebijakan - kebijakan tersebut dapat lebih efektif dan efisien penerapannya, sekurang – kurangnya ada beberapa hal pokok yang perlu
diperhatikan Soediyono, 1996, antara lain: a
Daya saing sesama negara produsen yang pada dasaranya berkisar pada masalah kemampuan pemasaran, tingkat efisiensi dan
produktivitas produksi serta mutu dari komoditi. b
Tindak-tanduk dan taktik serta tehnik yang dijalankan oleh konsumen untuk memperoleh komoditi yang murah dan bermutu tinggi serta
penawaran supply yang berkesinambungan. c
Campur tangan pemerintah negara konsumen dan pemerintah negara produsen yang menjadi saingan yang bersifat proteksionistis.
d Kemajuan teknologi negara konsumen dalam menciptakan barang
pengganti barang substitusi atau perkembangan teknologi dalam teknik produksi dari negara produsen saingan yang akan
mempengaruhi biaya produksi dan mutu komoditi.
2.1.2.4. Manfaat dan Peranan Ekspor
Secara umum, ada beberapa manfaat atau peranan yang dapat diperoleh dari kebijakan ekspor antara lain:
Universitas Sumatera Utara
1. Keuntungan komparatif comparative advantage, didasarkan pada hukum
keuntungan komparatif, yaitu suatu negara akan mengekspor hasil produksi yang darinya terdapat keuntungan lebih besar dan mengimpor barang-barang yang
darinya terdapat keuntungan yang lebih kecil. 2.
Sektor ekspor menjadi penggerak dari kebijakan perekonomian leading sector.
3. Ekspor merupakan sumber devisa bagi negara bila ekspor naik akan
mengakibatkan penerimaan dalam negeri meningkat. 4.
Ekspor menciptakan permintaan efektif yang baru. Akibat permintaan barang-barang di pasar dalam negeri meningkat. Terjadinya persaingan
mendorong industri-industri dalam negeri mencari inovasi dan efesiensi yang menaikan produktivitas.
5. Perluasan kebijakan ekspor mempermudah pembangunan karena industri
tertentu tumbuh tanpa membutuhkan investasi dalam capital sosial sebanyak yang dibutuhkan seandainya barang-barang itu akan dijual di dalam negeri misalnya
karena sempitnya pasar dalam negeri akibat tingkat pendapatan riil yang rendah atau hubungan transportasi yang belum memadai.
Kegiatan ekspor terbagi atas 2, yaitu: 2.1.2.5. Ekspor Langsung
Ekspor langsung adalah cara menjual barang atau jasa melalui perantaraeksportir yang bertempat di Negara lain atau Negara tujuan ekspor.
Penjualan dilakukan melalui distributor dan perwakilan penjualan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Keuntungannya, produksi terpusat di Negara asal dan kontrol terhadap distribusi lebih baik. Kelemahannya, biaya trasnportasi lebih tinggi untuk produk dalam
skala besar dan adanya hambatan perdaganga secara proteksionisme.
2.1.2.6. Ekspor Tidak Langsung
Ekspor tidak langsung adalah teknik dimana barang dijual melalui perantaraeksportir Negara asal kemudian dijual oleh perantara tersebut. Melalui
perusahaan manajemen ekspor export management companies. Kelebihannya, sumber daya produksi terkonsentrasi dan tidak perlu menangani ekspor secara
langsung. Kelemahannya, kontrol terhadap distribusi kurang dan pengetahuan terhadap operasi di Negara lain kurang.
Tahap – tahap dalam perencanaan ekspor yaitu:
Identifikasi pasar yang potensial
Penyesuaian antara kebutuhan pasar dengan kemampuan analisis SWOT
Srength, Weakness, Oppurtunity, Threats
Melakukan pertemuan, dengan eksportir, agen, dll
Alokasi sumber daya Pemberitahuan Ekspor :
1.
Ekspor barang wajib PEB Pemberitahuan Ekspor Barang
Bahwa setiap barang ekspor menggunakan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang PEB yang dapat dibuat dengan mengisi formulir atau
dikirim melalui media elektronik. 2.
Tidak diperlukan PEB Dikecualikan dari Pembuatan PEB.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3. Daya Saing
Istilah daya saing competitiveness, meskipun setidaknya telah “diawali” oleh konsep keunggulan komparatif comparative advantage Ricardo sejak abad
18, kini mendapat perhatian yang semakin besar terutama tiga dekade belakangan ini. Daya saing, satu dari sekian andalan yang sangat populer, tetapi tetap tidak
sederhana untuk dipahami. Seperti diungkapkan oleh Garelli 2003, konsep yang multidimensi ini sangat memungkinkan beragam definisi dan pengukuran.
Tidaklah mengejutkan jika perkembangan pandangan dan diskusi tentang daya saing tidak luput dari kritik dan perdebatan yang juga terus berlangsung hingga
kini. Daya saing merupakan suatu konsep umum yang digunakan dalam
ekonomi, seperti daya saing perusahaan dalam persaingan pasar dan daya saing negara-negara dalam persaingan internasional. Konsep daya saing dapat ditinjau
pada tingkat perusahaan, tingkat industri dan tingkat negara atu daerah. Masing- masing tingkat memiliki hubungan erat seperti daya saing perusahaan yang
merupakan elemen pembentukan daya saing pada tingkat industri, negara atau daerah.
David Ricardo melalui tulisannya: “Principles of Political Economy and Taxation”, di tahun 1817 menggarisbawahi bagaimana semestinya negara harus
bersaing. Kementerian Perindustrian Kemenperin terus berupaya mendorong daya
saing industri di berbagai daerah serta memacu pelaksanaan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia MP3EI, khususnya
Universitas Sumatera Utara
yang berada di wilayah Sumatera Utara Sumut guna meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Demikian disampaikan Menteri Perindustrian Menperin Mohamad S. Hidayat dalam Forum Komunikasi Dengan Dunia Usaha dan Instansi Terkait
tentang ”Peningkatan Daya Saing Industri Nasional dan Program Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia MP3EI”.
Industri pengolahan Minyak Sawit Mentah CPO merupakan salah satu prioritas untuk mencapai nilai tambah yang lebih tinggi mengingat Indonesia
merupakan negara produsen CPO terbesar di dunia. Produksi CPO Indonesia tahun 2010 mencapai sekitar 22,5 juta ton dan pada tahun 2020 ditargetkan
mencapai 40 juta ton. Dari produksi 22,5 juta ton tahun 2010 itu, sebesar 13,2 juta ton diekspor,
sedangkan sisanya sebesar 9,1 juta ton dimanfaatkan industri dalam negeri, seperti industri oleofood, oleochemical, energi dan pharmaceutical. Industri turunan CPO
yang telah berkembang di Indonesia baru dapat menghasilkan 18 jenis produk, yaitu industri pangan antara lain minyak goreng, margarin, shortening, CBS,
Vegetable Ghee dan industri non pangan yaitu oleokimia antara lain fatty acids, fatty alcohol, dan glycerin serta biodiesel.
Sumatera Utara merupakan daerah yang sangat potensial untuk pengembangan industri hilir kelapa sawit, di mana jumlah produksi CPO pada
tahun 2009 telah mencapai 5,07 juta tontahun atau sebesar 28,04 persen dari produksi nasional.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4. Nilai Tukar 2.1.4.1. Definisi Nilai Tukar Foreign Exchange Rate
Ada beberapa definisi nilai tukar menurut beberapa ahli, yaitu: 1.
Cornelius Luca 1995 dalam bukunya yang berjudul “Trading In The Global Currency Markets”
memberikan definisi : “An exchange rate is the price of one currency in term of another” artinya
adalah “Nilai tukar valuta asing merupakan harga suatu mata uang terhadap mata uang negara lain”
2. J.Fabozzi dan Franco Modigliani 2009 dalam buku “capital markets”
memberikan definisi: “An exchange rate is defened as the amount of one currency that can be
exchanged per unit of another currency, or of the price of one currency in term of another currency”
“Nilai tukar adalah sejumlah uang dari suatu mata uang tertentu yang dapat dipertukarkan dengan satu unit mata uang negara lain”.
3. Menurut Salvatore, niali tukar atau exchange rate diartikan sebagai harga
mata uang luar negeri dalam satuan mata uang domestik.
Nilai tukar adalah perbandingan antara mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Dalam perdagangan global transaksi yang melibatkan nilai
tukar menjadi suatu keharusan karena setiap negara menggunakan mata uang yang berbeda. Niai tukar adalah harga yang harus dibayar oleh mata uang suatu negara
untuk memperoleh mata uang dari negara lain.
Universitas Sumatera Utara
Harga yang harus dibayar inilah yang disebut dengan kurs. Kurs adalah harga sebuah mata uang dari suatu negara yang diukur atau dinyatakan dalam
satuan mata uang lainnya. Kurs memainkan peranan yang amat penting dalam keputusan-keputusan pembelanjaan, karena kurs memungkinkan bagi kita untuk
menerjemahkan harga-harga dari berbagai negara ke dalam satu bahasa yang sama.
Penawaran dan permintaan terhadap valuta asing timbul karena adanya hubungan internasional dalam perdagangan barang, jasa maupun modal.
Penawaran valuta asing disebabkan adanya ekspor barang, jasa transfer, atau hibah dari luar negeri maupun kapital masuk. Sedangkan permintaan valuta asing
disebabkan adanya impor barang, jasa maupun kapital, sehingga untuk menyelesaikan transaksi perlu menukarkan suatu mata uang domestik dengan
valuta asing dan sebaliknya. Berdasarkan beberapa teori diatas, penulis memberi definisi bahwa nilai
tukar atau kurs valuta asing adalah menunjukan harga atau nilai mata uang suatu negara dinyatakan dalam niali mata uang negara lain. Nilai mata uang asing juga
dapat di definisikan sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan, misalnya U 1 sama dengan Rp 9400 berarti untuk memeproleh 1 dollar Amerika Serikat
dibutuhkan 9400 rupiah.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4.2. Cara Menetapkan Nilai Tukar Terdapat 2 cara untuk menetapkan nilai tukar, yaitu :
1. Model Eropa yang sering disebut dengan Indirect Quote.
Penetapan kursnya dilakukan berdasarkan pada beberapa unit mata uang asing yang dibutuhkan untuk membeli 1 unit mata uang dalam negeri.
2. Model Amerika yang sering disebut Direct Quote.
Model ini menjelaskan beberapa unit Rupiah yang di butuhkan untuk membeli 1 unit U Dollar. Kurs ini merupakan kurs yang biasa dipakai di
Indonesia.
Cara lainnya dalam menentukan nilai tukar adalah : 1.
Berdasarkan permintaan dan penawaran mata uang asing dalam pasar bebas.
2. Ditentukan oleh pemerintah. Berdasarkan cara ini, maka dapat
ditentukan sistem nilai tukar, atau sering disebut sebagai regim nilai tukar.
2.1.4.3. Sistem Nilai Tukar