Faktor Predisposisi Predisposing Factor

2.6 Beberapa Faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan

2.6.1 Faktor Predisposisi Predisposing Factor

Menurut Notoatmodjo 2010, faktor pemudah predisposing factor adalah faktor yang dapat mempermudah terjadinya perilaku atau tindakan pada diri seseorang atau masyarakat. Faktor ini memberikan efek kepada mereka sebelum perilaku terjadi, dengan meningkatkan atau menurunkan motivasi seseorang untuk menggunakan pelayanan kesehatan, faktor-faktor ini mencakup: 1. Pendidikan Menurut Widyastuti, dkk 2010 pendidikan merupakan proses pemberdayaan peserta didik sebagai subjek dan objek dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Pendidikan juga merupakan proses sadar dan sistematis di sekolah, keluarga dan masyarakat untuk menyampaikan suatu maksud dari suatu konsep yang sudah ditetapkan. Tujuan pendidikan diharapkan agar individu mempunyai kemampuan secara mandiri untuk meningkatkan taraf hidup lahir batin dan meningkatkan peranannya secara pribadi. 2. Pengetahuan Pengetahuan knowledge adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “What”. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan, penciuman, rasa, dan raba. Pengatahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang overt behavior. Universitas Sumatera Utara Menurut Notoatmodjo 2010 pengetahuan knowledge yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu: a. Tahu Know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengatahuan yang paling rendah. b. Memahami Comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah faham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. c. Aplikasi Aplication Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya. d. Analisis Analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Universitas Sumatera Utara e. Sintesis Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menyambungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. f. Evaluasi Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. 3. Sikap Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tindakan terbuka. Menurut Sarwono 1997 dalam Maulana 2009, menyatakan bahwa sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk merespons secara positif dan negatif baik manusia, situasi atau objek tertentu. Sikap mengandung suatu penilaian emosional atau afektif senang, benci dan sedih, kognitif pengetahuan tentang suatu objek, dan konatif kecenderungan bertindak. Menurut Azwar 1996 dalam Maulana 2009, sikap memiliki 3 komponen yaitu: a. Komponen kognitif cognitive, yang berisi kepercayaan yang berhubungan dengan persepsi individu terhadap objek sikap dengan apa yang dilihat dan diketahui, pandangan, keyakinan, pikiran dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara b. Komponen afekfif komponen emosional, komponen ini menunjukkan emosional subjektif individu terhadap objek sikap baik bersifat positif rasa senang maupun bersifat negative rasa tidak senang. c. Komponen konatif komponen perilaku, kecenderungan bertindak terhadap objek yang dihadapinya. 4. Persepsi Alex Sobur 2010, menyatakan bahwa persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu; sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Persepsi dalam pelayanan di rumah sakit ialah penglihatan pasien terhadap pelayanan yang diperoleh selama berada dirumah sakit. Ada dua bentuk persepsi yaitu yang bersifat positif dan negatif. 1 Persepsi Positif Persepsi positif yaitu persepsi atau pandangan terhadap suatu objek dan menuju pada suatu keadaan dimana subjek yang mempersepsikan cenderung menerima objek yang ditangkap karena sesuai dengan pribadinya. 2 Persepsi Negatif Persepsi negatif yaitu persepsi atau pandangan terhadap suatu objek dan menunjuk pada keadaan dimana subjek yang mempersepsi cenderung menolak objek yang ditangkap karena tidak sesuai dengan pribadinya. Universitas Sumatera Utara

2.6.2 Faktor Pemungkin Enabling Factor