Biografi Singkat Bapak Pauji Ginting
2.8 Biografi Singkat Bapak Pauji Ginting
Pada Sub Bab ini, penulis akan membahas tentang riwayat hidup bapak Pauji Ginting, terutama yang berkaitan dengan peranan beliau sebagai pemusik Pada Sub Bab ini, penulis akan membahas tentang riwayat hidup bapak Pauji Ginting, terutama yang berkaitan dengan peranan beliau sebagai pemusik
Pauji Ginting lahir di Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, pada tanggal, anak dari ayah bapak J. Ginting dan ibu S. br Karo. Pauji lahir dari keluarga pengerajin dan tukang bangunan rumah adat Karo,dimana ibu beliau adalah seorang pembuat alat-alat kerajinan karo seperti ukat, tagan beru-beru, abal-bal dll, sedangkan ayah beliau dahulunya adalah seorang tukang bangunan rumah adat Karo sehingga keterampilan-keterampilan tersebut kini diturunkan kepada beliau.
Bapak Pauji ginting mempunyai 5 saudara yang terdiri dari 4 pria dan 2 perempuan, dari semua saudara beliau hanya Bapak Pauji Ginting yang mempunyai keahlian dalam membuat kerajinan karo dan alat music tradisional Karo terlebih-lebih Kulcapi.
Sebelum membuat Kulcapi beberapa profesi sudah didalami beliau bahkan beberapa diantaranya tidaklah berhubungan dengan profesi yang dijalankan beliau sekarang ini, seperti tukang bangunan, Namun seiring dengan berjalannya waktu Bapak Pauji Ginting kemudian mulai mendalami cara Sebelum membuat Kulcapi beberapa profesi sudah didalami beliau bahkan beberapa diantaranya tidaklah berhubungan dengan profesi yang dijalankan beliau sekarang ini, seperti tukang bangunan, Namun seiring dengan berjalannya waktu Bapak Pauji Ginting kemudian mulai mendalami cara
Maka dari profesi diatas kemudian muncul benak beliau untuk membuat alat music tradisional karo yang awalnya dengan meliahat bentuk kulcapi buatan Bapak Njayam Sinulingga seorang pembuat kulcapi dari desa Lingga.
Awalnya Kulcapi buatan Bapak Pauji Ginting belumlah memnuhi standar kulcapi pada umumnya mulai dari bentuk hingga suara yang dihasilkan, namun berkat petunjuk dari seorang pemain Kulcapi senior yaitu Jasa tarigan, maka secara lambat laun Bapak Pauji Ginting mulai menyempurnakan Kulcapi buatannya baik dari segi bentuk maupun suara yang dihasilkan, bahkan salah satu Kulcapi yang dipakai Jasa Tarigan sekarang ini adalah Kulcapi buatan Bapak Pauji Ginting.
Kini Kulcapi buatan Bapak pauji Ginting sudah mulai merambat ke berbagai penjuru baik daerah maupun ke tingkat nasional seperti ke TMII (Taman Mini Indonesia Indah), Jakarta, Museum GBKP di Taman Jubelium Suka
Makmur, Deli Serdang, Gedung Kesenian Karo program Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo, bahkan sampai ke luar negeri yaitu negara Belanda, sedangkan untuk memasarkan hasil produksi barang-barang produksi dan alat music tradisional karo buatan Bapak Pauji Ginting, beliau dan beberapa teman-teman dekat beserta beberapa mahasiswa beliau mendirikan sebuah Galleri yang diberi nama “Galleri Mejuah-juah”. Hingga kini Galleri mejuah-juah sudah memasarkan produk- produk Kerajinan Karo dan alat music tradisional Karo ke berbagai daerah maupun kelompok-kelompok pecinta kerajinan kebudayaan Karo.
Sambil membuat Kulcapi dan alat music tradisional Karo lainnya, Bapak Pauji Ginting juga mempelajari cara memainkan Kulcapi hingga kini selain membuat Kulcapi beliau juga berprofesi sebagai pemain Kulcapi yang sudah Sambil membuat Kulcapi dan alat music tradisional Karo lainnya, Bapak Pauji Ginting juga mempelajari cara memainkan Kulcapi hingga kini selain membuat Kulcapi beliau juga berprofesi sebagai pemain Kulcapi yang sudah
BAB III. KAJIAN ORGANOLOGIS KULCAPI.
3.1 Klasifikasi Kulcapi
Dalam mengklasifikasikan instrumen sarunei, penulis mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Curt Sach dan Hornbostel (1961) yaitu: ”Sistem pengklasifikasian alat musik berdasarkan sumber penggetar utama bunyinya. Sistem klasifikasi ini terbagi menjadi empat bagian yaitu: Idiofon, (penggetar utama bunyinya adalah badan dari alat musik itu sendiri), Aerofon, (penggetar utama bunyinya adalah udara), Membranofon, (penggetar utama bunyinya adalah kulit atau membran), Kordofon, (penggetar utama bunyinya adalah senar atau dawai).
Mengacu pada teori tersebut, maka kulcapi diklasifikasikan sebagai alat music kordofon karena senar adalah sebagai sumber utama penggetar bunyinya berasal dari senar. Sesuai dengan bentuknya kulcapi merupakan alat music lutes yang memiliki leher ( neck) dan posisi dawainya sejajar dengan kotak resonatornya dengan bahasa lain yang lebih rinci kulcapi dikategorikan sebagai two-strenged fretted-necked lute
3.2 Konstruksi bagian-bagian kulcapi
Untuk membahas bagian konstruksi ini, penulis mengacu pada Kulcapi buatan bapak Pauji Ginting
Gambar 1 : konstruksi bagian-bagian kulcapi
Instrumen Kulcapi ini memiliki bagian-bagian , antara lain :
kepala (takal)
Gambar 2 : bagian kepala kulcapi
leher (kerahung)
Gambar 3 : bagian leher kulcapi
Tembuku
Gambar 4 : tembuku
Nggoh
Gambar 5 : nggoh
Takkur
Gambar 6 : Takkur
Tonggum (resonator)
Gambar 7 : tonggum
3.3 Ukuran bagian-bagian kulcang
1. 78 cm 2.
3.
Gambar 8 : ukuran bagian-bagian kulcapi
3.4 Teknik Pembuatan Kulcapi
Teknik pembuatan Kulcapi masih sederhana, dan secara umum proses pengerjaannya dikerjakan dengan tangan, berikut akan dijelaskan bahan-bahan dan peralatn yang digunakn dalam membuat kulcapi
3.4.1 Bahan baku yang digunakan
Bahan pembuat keseluruhan kulcapi terdiri dari beberapa bagian bahan yakni : Bahan pembuat badan kulcapi, bahan pembuat tutup, dekung (senar), kupingan (tuning peg), kuir-kuir ( pick)
3.4.1.1 Bahan Pembuat Badan Kulcapi
Untuk membuat badan kulcapi dibutuhkan kayu pilihan, hal ini dimaksud agar daya tahan kulcapi maupun suara yang dihasilkan kulcapi nantinya berkualitas bagus.
Adapun bahan pembuat kulcapi yang umum dipergunakan adalah : Kayu tualang (kompassia excelsa ), kayu johar (senna sp), dan kayu nangka (Artocarpus heterophyllus).
3.4.1.2 Bahan Pembuat Tutup Kulcapi
Untuk membuat tutup kulcapi dibutuhkan kayu berbeda dari badan kulcapi karena memang badan dengan tutup kulcapi dibuat terpisah. Kayu yang dimaksud biasanya lunak, hal ini dimaksud agar suara yang yang dihasilkan kulcapi nantinya nyaring karena pda tutup kulcapi di depan, di belakang berfungsi sebagai resonator (tonggum), jenis kayu yang biasa dipakai adalah jelutung (Dyera costulata)
3.4.1.3 Bahan Pembuat Setelan (tuning peg)
Bahan ini awalnya terbuat dari kayu. Namun oleh pembuat diganti dengan kupingan gitar agar lebih simpel. Alat ini berfungsi untuk menyetel tali rendahnya tali kulcapi yang dipasang. Bahan ini terbuat dari besi.
3.4.1.4 Bahan Pembuat Dekung (senar )
Bahan ini terbuat dari stanless, atau biasa dipakai pada senar gitar
3.4.1.5 Bahan Pembuat kuir-kuir (pick)
Bahan ini terbuat dari tanduk dan berfungsi sebagai pick atau memetik senar kulcapi pada tangan kanan
Kayu utama kayu tambahan
Dekung ( senar gitar ) setelan (tuning peg gitar)
Gambar 9 : bahan yang digunakan
3.4.2 Peralatan yang digunakan 3.4.2. 1 Sekin (Parang)
Parang yang digunakan adalah parang yang berukuran besar. Alat ini berfungsi untuk memotong balok yang sudah digambar membentuk kerangka kulcapi seterusnya alat ini juga digunakan untuk membentuk kulcapi dari gambar kerangka yang sudah digambar pada balok kayu.
3.4.2.2 Gergaji
Dalam pembuatan kulcapi terdapat dua jenis gergaji sesuai dengan fungsinya yaitu gergaji kayu yag berfungsi untuk memotong bagian-bagian
kulcapi yang sudah dibentuk dan gergaji besi untuk menghasulkan badan kulcapi sebelum dihasulkan dengan amplas atau kertas pasir.
3.4.2.3 Pahat
Pahat berfungsi untuk mementuk lobang resonator (tonggum)maupun bagian ekor kulcapi yang ditempah sedemikian sehingga berbentuk seperti letter U agar dalam proses pembuatan tonggum kulcapi dapat dibentuk sesuai dengan gambar yang sudah dibuat sedangkan untuk memahat bagian-bagian kecil resonator diguanakan pahat yang berbentuk lurus.
3.4.2.4 Rol (lenar) / Penggaris
Untuk mengukur bagian bagian Kulcapi sehingga sesuai dengan kerangkanya, maka digunakan rol. Rol yang digunakan adalah rol yang berukuran 50 cm ataupun disesuaikan dengan ukuran kulcapi yang akan ditempah.
3.4.2.5 Kertas pasir
Agar bagian-bagian kulcapi halus setelah dihaluskan dengan gergaji besi maka digunakan kertas pasir supaya serpihan serpihan kayu bias lepas dari badan kulcapi.
3.4.2.6 Bor tangan
Sebelum dibentuk dengan pahat resonator kulcapi dilobagi dengan bor tangan, selain itu bor tangan juga berfungsi untuk melobagi bagian kepala kulcapi sebagai tempat setelan/kupingan kulcapi.
3.4.2.7 Kikir
Kikir digunakan untuk membuat tempat grip pada leher kulcapi, setelah itu dipasang grip agar menghasilkan melodi-melodi yang diinginkan.
3.4.2.8 Obeng
Obeng digunakn untuk memasang setelan/kupingan kulcapi, sedangkan jenis obeng yang digunakan adalah obeng bunga.
3.4.2.9 Gagak tua
Untuk memotong grip kulcapi agar sesuai dengan lebar bagian leher kulcapi maka digunakan Gagak tua.
3.4.2.10 Pisau
Terdapat berbagai jenis pisau yang digunakan. Pisau ini berfungsi untuk memperhalus seluruh bagian kulcapi.
Parang
Gergaji besi Gergaji besi
Pahat
Gagak tua rol
Bor tangan
pisau Gambar 10 : peralatan yang digunakan
3.4.3 Proses Pembuatan
Dalam menghasilkan nada yang baik dan sempurna, kulcapi sebagai sebuah alat musik dibuat dengan perhitungan dan pengukuran yang akurat. Langkah ini menentukan kejernihan dan keotentikan nada yang akan dihasilkan sebuah kulcapi.
Pada tahap awal, penentuan bahan dasar kulcapi akan menentukan hasil akhir gesture nada. Untuk itu, pemilihan atas bahan dasar perlu diperhatikan sebagai langkah utama sebelum melanjutkan proses pembuatan sebuah kulcapi. Di beberapa kalangan perajin dan ahli pembuatan kulcapi, jenis kayu tualang masih merupakan pilihan utama sebagai bahan dasar kulcapi. Meski terbilang langka, namun jenis kayu ini masih banyak ditemukan di dataran tinggi tanah karo. Sejak awal permulaan peradaban di Tanah karo, masyarakat memang sudah mengenal tualang sebagai jenis kayu yang populer. Jenis kayu ini dipercaya bisa menambah unsur magis dalam nada yang dihasilkan kulcapi.
Selain itu, jenis kayu tualang ini mudah dibentuk dan diukir serta memiliki serat yang halus, sehingga meminimalisir resiko kegagalan dalam membentuk pola kulcapi. Penting diketahui, sebuah kulcapi terdiri dari atas satu rangkaian yang padu mulai dari takal (kepala) hingga tonggum. Tidak ada bagian yang terpisahkan sehingga diperlukan sambungan dengan menggunakan lem perekat, paku atau semacamnya.
Secara keseluruhan, sebuah kulcapi memiliki ukuran panjang ideal 78 cm. Dengan ukuran kepala 9,8 cm sebagai pengikat pengatur senar. Serta 52 cm sebagai leher atau pembuku. Penghitungan jarak antara kepala hingga badan kulcapi juga menentukan warna nada yang akan dihasilkan kulcapi.
Proses pembuatan kulcapi sepenuhnya dilakukan secara manual. Mulai dari pengukuran, pembentukan kayu dengan menggunakan parang hingga pengeboran yang menggunakan alat bor yang diputar.
Pada tahap awal pengerjaannya, perajin kulcapi yang telah memilih kayu sebagai bahan dasar, kemudian membuat mal dan pola secara terukur. Alat seperti Pada tahap awal pengerjaannya, perajin kulcapi yang telah memilih kayu sebagai bahan dasar, kemudian membuat mal dan pola secara terukur. Alat seperti
Gambar 11 : pengukuran dan pembuatan kerangka kulcapi Pada tahap selanjutnya, setelah pola dan ukuran ditemukan, perajn kulcapi
mulai membentuk sebuah kulcapi yang padu, yakni mulai dari kepala hingga badan kulcapi. Seperti disebutkan di atas, sebuah kulcapi terdiri dari satu rangkaian yang tak terpisahkan, maka perajin membentuk sebuah pola dan langsung membentuk sebuah kulcapi. Pada proses ini, perajin kulcapi akan memotong kayu membentuk pola gambar yang sudah dibuatnya di atas kayu bahan dengan menggunakan parang. Pertama perajin akan membentuk bagian bawah kulcapi kemudian lanjut ke bagian tengah (takkur) sebagai tempat meletakkan senar (nggoh) yang terhubung ke kepala (takkal) kulcapi. Kelihaian menggunakan parang serta ketelitian dibutuhkan dalam proses ini. Ketidaktelitian akan menyebabkan pola yang sudah dibangun akan rusak dan cacat sehingga, perajin akan mengulang dari proses awal lagi untuk membuat sebuah kulcapi yang sempurna secara fisik.
Gambar 12 : memotong balok dasar kulcapi
Gambar 13 : bentuk kasar kulcapi
Gambar 14: bentuk kasar bagian depan tonggum
Gambar 15 : bentuk dasar kulcapi Setelah bentuk kasar sebuah kulcapi didapat, pada langkah selanjutnya perajin
memulai pengerjaan yang membutuhkan ketelitian lebih tinggi. Perajin akan membuat tonggom atau lubang sebagai resonator. Dalam membuat resonator ini diperlukan cara ekstra hati-hati, proses pembuatan lubang dengan cara menggunakan pahat kayu kecil yang dipukul dengan menggunakan kayu atau palu kecil. Untuk menghasilkan bentuk trapezium yang sempurna, perajin membutuhkan ketelitian dan kecermatan. Langkah pertama dalam pembentukan dan pembuatan tonggum ini adalah dengan membuat pola trapesium di bagian bawah permukaan badan kulcapi. Biasanya, tonggum memiliki ukuran 13 cm yang membentang dan 4,5 cm yang membagi dua ukuran garis yang terbentang. Setelah pola terbentuk, perajin mulai memahat kayu mengikuti pola yang sudah dibuat. Kemudian, untuk selanjutnya, kayu yang sudah terpahat sesuai dengan garis pola itu dicungkil hingga memiliki kedalaman tertentu. Setelah lubang resonator terbentuk, pada selanjutnya adalah membuat badan yang akan menutupi lubang resonator (takur) sekaligus tempat meletakkan pengkait senar (nggoh). Takur memiliki ukuran mengikuti lebar lubang resonator. Bila sebuah resonator memiliki ukuran panjang 13 cm, maka takur yang dibuat memiliki ukuran 28,5 cm. Ukuran ini akan membantang dan menutupi bagian lubang reonator. Biasanya perajin akan memberikan motif dan mozaik pada bagian ini. untuk membentuk sebuah mozaik tertentu, perajin menggunakan pahat kecil yang memungkinkan untuk dapat membentuk ukiran dengan tingkat kerumitan tertentu. Setelah bentuk utuh dari badan kulcapi ditentukan dan diperoleh, langkah selanjutnya, perajin akan membuat kepala kulcapi (takkal). Takkal memulai pengerjaan yang membutuhkan ketelitian lebih tinggi. Perajin akan membuat tonggom atau lubang sebagai resonator. Dalam membuat resonator ini diperlukan cara ekstra hati-hati, proses pembuatan lubang dengan cara menggunakan pahat kayu kecil yang dipukul dengan menggunakan kayu atau palu kecil. Untuk menghasilkan bentuk trapezium yang sempurna, perajin membutuhkan ketelitian dan kecermatan. Langkah pertama dalam pembentukan dan pembuatan tonggum ini adalah dengan membuat pola trapesium di bagian bawah permukaan badan kulcapi. Biasanya, tonggum memiliki ukuran 13 cm yang membentang dan 4,5 cm yang membagi dua ukuran garis yang terbentang. Setelah pola terbentuk, perajin mulai memahat kayu mengikuti pola yang sudah dibuat. Kemudian, untuk selanjutnya, kayu yang sudah terpahat sesuai dengan garis pola itu dicungkil hingga memiliki kedalaman tertentu. Setelah lubang resonator terbentuk, pada selanjutnya adalah membuat badan yang akan menutupi lubang resonator (takur) sekaligus tempat meletakkan pengkait senar (nggoh). Takur memiliki ukuran mengikuti lebar lubang resonator. Bila sebuah resonator memiliki ukuran panjang 13 cm, maka takur yang dibuat memiliki ukuran 28,5 cm. Ukuran ini akan membantang dan menutupi bagian lubang reonator. Biasanya perajin akan memberikan motif dan mozaik pada bagian ini. untuk membentuk sebuah mozaik tertentu, perajin menggunakan pahat kecil yang memungkinkan untuk dapat membentuk ukiran dengan tingkat kerumitan tertentu. Setelah bentuk utuh dari badan kulcapi ditentukan dan diperoleh, langkah selanjutnya, perajin akan membuat kepala kulcapi (takkal). Takkal
Gambar 16 : membuat lobang resonator kulcapi (tonggum) Selanjutnya, pengerjaan sebuah kulcapi yang sudah nyaris rampung tersebut
akan dilanjutkan dengan pembuatan leher dan ruasnya (tembuku). Kulcapi memiliki lima ruas leher yang akan menghasilkan nada. Luas ruas leher pertama adalah 4, 5 cm. Ruas ini adalah yang terluas dari empat ruas lainnya yang masing-masing berukuran 2,2 cm (ruas kedua), 2,5 cm (ruas ketiga), 2,25 cm (ruas keempat) dan 2,4 (untuk ruas ke lima). Tinggi jarak antara pembatas tembuku dengan permukaan kulcapi adalah 1 cm dan 2 cm.
Gambar 17 : membuat ruas (tembuku) dan memasang grip kulcapi Penyetel senar pada era modern ini, bisa menggunakan penyetel senar yang
biasa dipakai gitar atau biola. Sementara itu senar yang pada masa lalu terbuat dari bahan dasar akar pohon enau sudah jamak diganti dengan menggunakan senar yang juga dipakai oleh alat musik petik lain, seperti gitar. Setelah sebuah kulcapi selesai dibuat, pada tahap akhir penyelesaiannya, sebuah kulcapi yang sudah jadi permukaannya akan diperhalus dengan menggunakan amplas atau ketas pasir. Ini adalah proses terakhir sebelum akhirnya perajin akan menentukan jenis dan warna cat yang akan dioleskan di atas permukaan kulcapi.
Gambar 18 : memasang setelan kulcapi
Gambar 19 : urutan bentuk kulcapi
3.4.4 Nada Yang Dihasilkan
Sebagai informasi perlu saya beritahukan bahwa penjelasan nada yang akan penulis jelaskan merupakan penjelasan berdasarkan kesimpulan pribadi dan tidak memiliki referensi formal yang resmi dan berdasarkan pada instrument kulcapi yang penulis miliki sendiri, sehingga ketidaksesuain mungkin saja terjadi dikarenakan oleh peletakan fret pada finger board yang berbeda jarak dan ukurannya pada masing-masing kulcapi tergantung pada si pembuat kulcapi sendiri, karna seperti yang kita ketahui belum ada standarisasi yang baku dan formal pada pembuatan kulcapi.
Sejatinya pada kulcapi karo pada awalnya tidak pernah dipasangkan fret/pembatas nada seperti yang banyak kita temukan sekarang ini, sehingga dalam penentuan nada ketika bermain sebenarnya lebih mirip biola daripada gitar. Namun untuk memudahkan pemain dan kejelasan bunyi yang dihasilkan maka banyak pembuat kulcapi sekarang yang sengaja menambahkan sendiri fret pada finger board kulcapi karo.
Pada umumnya terdapat 5 fret yang dipasang pada kulcapi, namun untuk mencapai nada satu oktav kita harus memainkannya sampai pada fret 9 pada fret transparent (yang tidak terpasang). Namun secara umum nada pada kulcapi karo dapat dijelaskan sebagai berikut:
Contoh, untuk interval nada mayor dimana: do=C dapat ditulis sbb:
Penyeteman nada pada setiap fret kulcapi pada umumnya dapat dilihat seperti gambar berikut:
Contoh lagu : Penganjak kuda sitajor
3.4.5 Wilayah Nada
Nada yang sering digunakan dalam penganjak kuda sitajor adalah mi –sol – la dalam tangga nada pentatonic. Hanya saja banyak pengulangan-pengulangn nada dalam tiap-tiap permainannya, juga ornamentasi (rengget) nada sehingga nada yang dihasilkan seolah-olah berbeda
3.5 Kajian Fungsional 3.5.1 Proses Belajar
Menurut Sorensen Tarigan, proses belajar kulcapi memiliki beberapa tahap yakni, teknik dasar, teknik bermain melodi dan teknik pengembangan melodi, tahap tersebut beliau pelajari dari Alm. Tukang Ginting dan Alm. DJasa Tarigan.
Teknik dasar merupakan sebuah awal untuk pemain kulcapi sebelum selanjutnya bermain-main dengan nada yang dihasilkan kulcapi, adapun teknik dasar yang dimaksud adalah posisi tangan kanan memainkan kedua senar kulcapi dengan menggunakan pick mengikuti irama gung dan penganak layaknya gendang sarune pada lagu gendang silengguri , dimana senar 1 dianggap sebagai penganak sedangkan senar dua sebagai gung setelah mahir pada tahap ini, pemain kulcapi diajak untuk memainkan senar kulcapi dengan gerakan pick ke atas dan ke bawah pada senar 1. Kedua tahap ini masih dalam posisi free yaitu tanpa menekan satupun tembuku kulcapi yang berfungsi untuk menghasilkan nada kulcapi.
Setelah mahir dengan tangan kanan, maka pemain kulcapi pertama memainkan kulcapi di ikuti tangan kiri untuk menghasilkan nada rengget dalammenghasilakn rengget terdapatdi dalamnya 5 jenis posisi tangan kiri. Pertama yaitu dengan menekan fret 1 menggunkan jari telunjuk pada tembuku kulcapi dan senar 1 tetapi dengan setengah tekanan sedangkan jari kanan memetik kedua senar kulcapi tetapi ditekankan pada senar 1. Kedua jari manis pada fret 4, cara memainkannya sama persis dengan tahap pertama yaitu memainkan senar satu dengan posisi jari manis tangan kanan pada setengah tekanan. Ketiga jari manis menekan penuh fret 4 sedangkan jari kelingking pada posisi setengah tekanan tetap pada senar 1. Keempatjari telunjuk pada fret 2 jari manis pada fret 4 jari mtengah pada fret 3, pada ketiga jari ini hanya jari tengah dengan setengah tekanan dengan mengikuti irama gendang silengguri. Kelima jari telunjuk pada fret 3 dengan tekanan penuh.
Setelah melwati tahap dasar permainan kulcapi maka pemain kulcapi dituntun untuk memainkan melodi yaitu dengan memainkan melodi odak-odak bernada mayor pada senar ke 2 hal ini dimaksudkan agar si pemain kulcapi dapat menghasilkan rengget jika inngin memeinkan melodi pada lagu-lagu lainnya.
Jika tahap dasar dan tahap permainan melodi dsara sudah dilalui maka untuk memainkan melodi-melodi lainnya diamainkan sesui dengan lagu-lagu yang diinginkan, pada tahap ini improvisasi sangat diperlukan agar melodi yang dihasilkan tidak membosankan.
3.5.2 Posisi Memainkan
Kulcapi diletakkan tegak urus dengan badan, tangan kiri diposisikan di leher kulcapi, jari (kecuali ibu jari) menekan senar ( leher kulcapi bagian depan) sedangkan ibu jari menekan leher kulcapi bagian belakang kulcapi, tangan kanan diletakkan di nggoh , jari telunjuk dan ibu jari memegang kuir-kuir (sejenis alat pick gitar yang berfungsi untuk memetik senar kulcapi) sedangkan jari yang lain diposisikan di bawah badan kulcapi
Gambar 20 : Posisi memainkan kulcapi
Posisi jari kiri bagian depan posisi ibu jari
Posisi jari kanan
3.5.3 Teknik Memainkan Kulcapi
Untuk memainkan kulcapi tentunya mempunyai teknik agar si pemain kulcapi bisa bermain kulcapi dengan maksimal. Teknik memainkan kulcapi tidak jauh berbeda dengan bermain gitar pada umumnya yaitu jari kiri menekan leher kulcapi untuk memainkan melodi dan jari kaaan untuk memetik senar (dekung) kulcapi, namun sedikit berbeda dengan posisi badan saat memainkan kulcapi. Posisi badan saat memainkan kulcapi adalah dengan duduk bersila dan setengah baju dibuka agar tonggum (resonator) kulcapi bisa meempel langsung dengan perut si pemain. Hal Untuk memainkan kulcapi tentunya mempunyai teknik agar si pemain kulcapi bisa bermain kulcapi dengan maksimal. Teknik memainkan kulcapi tidak jauh berbeda dengan bermain gitar pada umumnya yaitu jari kiri menekan leher kulcapi untuk memainkan melodi dan jari kaaan untuk memetik senar (dekung) kulcapi, namun sedikit berbeda dengan posisi badan saat memainkan kulcapi. Posisi badan saat memainkan kulcapi adalah dengan duduk bersila dan setengah baju dibuka agar tonggum (resonator) kulcapi bisa meempel langsung dengan perut si pemain. Hal
BAB IV KULCAPI PADA MASYARAKAT KARO.
4.1 Eksistensi Kulcapi pada Masyarakat Karo.
Pada awalnya kulcapi hanya dimainkan tunggal tanpa diiringi music tradisional lain seperti keteng-keteng, mangkuk, gendang singindungi, gendang singanaki, maupun gung dan penganak. Pada saat itu Kulcapi dimainkan sekaligus bercerita tentang sebuah legenda Karo di kesain kuta, beberapa legenda yang diceritakan sambil memainkan kulcapi adalah, perkatimbung beru Tarigan, penganjak kuda sitajor. Namun seiring dengan perjalanan kulcapi akhirnya dimainkan dengan diiringi music lain yaitu keteng-keteng dan mangkuk yang kemudian menghasilkan ansambel gendang Kulcapi ansambel inilah yang kemudian dipakai oleh masyarakat karo untuk mengiringi upacara ritual erpangir kulau.
Pada tahun 1970-an menurut Sorensen Tarigan, kulcapi pertama kali di gabungkan dengan gendang sarune dimana pada ansambel gendang sarune, melodi dibawa bersahut-sahutan antara kulcapi dengan sarune. Pada saat itu penggabungan ini diiringi oleh Alm. Djasa Tarigan sebagai pemain kulcapi.
Setelah digabungkan dengan ansambel gendang sarune, pada tahun 1990-an kulcapi dipakai untuk menambah melodi pada alat musik modern yakni keboard yang pada saat itu masih memakai merk Yamaha type PSS dan PSR hingga kemudian dipakai keyboard merk Technics type KN 2000 dan sekarang KN 2600. Penggabungan ini juga awalnya digunakan oleh Alm. Djasa Tarigan dan awalnya mendapat respon positif oleh masyarakat Karo sehingga pada saat itu pekerjaan Alm Djasa Tarigan bermain kulcapi untuk mengiringi hiburan gendang guro – guro aron masyarakat Karo sangatlah padat, dalam satu hari bisa mendapat panggilan hingga 4 samapi 5 kali kali.
Hal ini diutarakan oleh Alm. Djasa Tarigan semasa hidupnya.
Hingga pada saat ini setelah keluar keyboard type baru bermerk Technics, suara kulcapi tergantikan oleh melodi yang dihasilkan tuts keyboard tersebut, sehingga masyarakat karo di beberapa daerah sudah jarang memanggil pemain Kulcapi untuk mengiringi pesta hiburan gendang guro-guro aron, bahkan ada juga yang sudah memakai keboard untuk mengiringi ritual erpangir kulau tanpa kulcapi maupun keteng- keteng secara total.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 1991 : 253 bahwa eksistensi adalah keberadaan. Eksistensi kulcapi pada masyarakat Karo bisa dikatakan sudah hampir punah. Hal ini dapat dilihat jika dibandingkan dengan permintaan music tradisional Karo khususnya kulcapi pada acara hiburan (gendang guro-guro aron) maupun upacara ritual Karo yang sangat sulit untuk menemukan pemain kulcapi. keberadaan ini disebabkan oleh factor yang sudah dijelaskan di atas sebelumnya, yaitu suara kulcapi yang digantikan oleh music modern yakni keyboard. Selain itu pelatihan untuk bermain kulcapi sangat sulit untuk ditemukan. Adapun beberapa pemain kulcapi yang dipanggil masyarakat karo untuk mengiringi acara hiburan kebanyakan dari mereka belajar secara otodidak, sedangkan untuk acara ritual belajar secara tertutup atau belajar pribadi bukan massal kepada Alm. Djasa Tarigan semasa hidup.
Namun saat ini, Kulcapi sudah diproduksi oleh beberapa pengrajin alat musik tradisional Karo, beberapa diantaranya adalah Bapak Pauji Ginting (Pancur Batu ), Bp. Dep Tarigan ( Berastagi ), Baji Sembiring Pelawi ( Seberaya ), Pulungeta Sembiring ( Medan ), Bangun Tarigan ( Kabanjahe ), dan pengrajin lain diluar sepengetahuan penulis . Jika Kulcapi diproduksi tanpa adanya pelatihan kulcapi, hal ini bisa saja mengurangi nilai kulcapi sebagai alat musik tradisional Karo atau dengan kata lain bisa menggeser nilai kulcapi, yang awalnya sebagai alat music tradisional Karo menjadi alat souvenir atau pajangan dinding.
4.2 Fungsi Kulcapi pada Masyarakat Karo
Menurut Allan P. Merriam (1964:219-226) fungsi music dapat dibagikan dalam 10 kategori yaitu
1. Fungsi Pengungkapan Emosional 2. Fungsi penghayatan Estetis 3. Fungsi Hiburan 4. Fungsi Komunikasi 5. Fungsi Perlambangan 6. Fungsi Reaksi Jasmani 7. Fungsi yang berkaitan dengan reaksi social 8. Fungsi pengesahan lembaga sosial dan upacara keagamaan 9. Fungsi kesinambungan budaya
10. Fungsi Pengintegrasian masyarakat Kulcapi dapat dikategorikan dalam beberapa fungsi yaitu, fungsi pengungkapan
emosional, fungsi hiburan, fungsi komunikasi, fungsi reaksi jasmani, fungsi pengesahan lembaga social dan upacara keagamaan.
4.2.1 Fungsi Pengungkapan emosional
Dalam penyajiannya, Kulcapi dapat dimainkan secara ansambel maupun tunggal. Fungsi pengungkapan emosional kulcapi dimainkan secara tunggal. Jika meminkan lagu-kagu sedsih pemian kulcapi dapat ikut merasa sedih, atau ketika rindu terhadap sesorang kulcapi dapat dipakai untuk membayangkan orang yang dimkasud.
4.2.2 Fungsi Hiburan
Saat dimainkan secara ansambel, baik dengan gendang tradisi maupun musik modern, kulcapi sangat diminati msyarakat sebagai music hiburan. Hal ini terlihat semakin banyaknya permintaan masyarakat Karo terhadap pemain kulcapi untuk mengiringi dalam berbagai acara adat maupun acara gendang guro-guro aron, selain itu Saat dimainkan secara ansambel, baik dengan gendang tradisi maupun musik modern, kulcapi sangat diminati msyarakat sebagai music hiburan. Hal ini terlihat semakin banyaknya permintaan masyarakat Karo terhadap pemain kulcapi untuk mengiringi dalam berbagai acara adat maupun acara gendang guro-guro aron, selain itu
4.2.3 Fungsi Komunikasi
Dalam lagu penganjak kuda sitajor, dan lagu perkatimbung beru tarigan berisi tentang sebuah legenda pada Kebudayaan Karo, dimana si pemain kulcapi bercerita sambil bermain kulcapi di halaman kampong, kulcapi dimainkan saat menirukan berbagai suasana pada cerita tersebut ataupun menirukan suara actor yang terlibat pada cerita tersebut, sebagai contoh pada lagu penganjak kuda sitajor, kulcapi sering seklai dipkai untuk menirukan suara kuda ataupun hentakan kaki kuda. Selain itu kulcapi dipakai di saat actor utama dalam cerita kalah dalam perang yang terdapat pada lagu musuh suka .
4.2.4 Fungsi Reaksi Jasmani
Pada upacara erpangir kulau, biasanya pemain kulcapi dibawa ikut ke dalam inti acara yaitu saat diadakannya ngelebuh tendi (memanggil roh) maka pemain kulcapi akan ikut kerasukan roh yang dimaksud pada upacara tersebut. Selain itu suara yang ditimbulkan kulcapi dapat menjadi sugesti pelaku upacara agar roh yang dipanggil ikut ke dalam fisiknya.
4.2.5 Fungsi pengesahan lembaga social dan upacara keagamaan
Fungsi tersebut sebenarnya belum baku dalam agama tertentu pada suku Karo, namun beberapa gereja sudah mulai memakai kulcpi sebagai alat musik pengiring dalam acara kebaktian. sebagai contoh GBKP Darussalam yang memakai kulcapi untuk kebaktian pemberkatan pernikahan. Selain itu pernah juga dipkai untuk mengiringi kebaktian Natal.
4.3. Kulcapi pada ansambel gendang kulcapi 4.3.1 Gendang Kulcapi
Secara harfiah Gendang kulcapi memiliki pengertian sebuah ansambel musik yang memainkan melodi utama adalah kulcapi atau biasa juga disebut sebagai gendang telu sendalanen Ansambel musik tersebut terdiri dari (1) Kulcapi/balobat, (2) keteng- keteng, dan (3) mangkok. Dalam ensambel ini ada dua istrumen yang bisa digunakan sebagai pembawa melodi yaitu Kulcapi atau balobat. Pemakaian Kulcapi atau balobat sebagai pembawa melodi dilakukan secara terpisah dalam upacara yang berbeda. Sedangkan Keteng-keteng dan mangkok merupakan alat musik pengiring yang menghasilkan pola-pola ritem yang bersifat konstan dan repetitif.
4.3.1.1 Kulcapi
Kulcapi adalah alat musik petik berbentuk lute yang terdiri dari dua buah senar (two-strenged fretted-necked lute). Dahulu kala senarnya terbuat dari akar pohon aren (enau) namun sekarang telah diganti senar metal. Langkup Kulcapi (bagian depan resonator Kulcapi) tidak terdapat lobang resonator, justru lobang resonator (disebut babah) terdapat pada bagian belakang Kulcapi. Dalam memainkan Kulcapi, lobang resonator (babah) tersebut juga berfungsi untuk mengubah warna bunyi (efek bunyi) dengan cara tonggum, yakni suatu teknik permainan Kulcapi dengan cara mendekapkan seluruh/sebagian babah Kulcapi ke badan pemain Kulcapi
secara berulang dalam waktu tertentu. Efek bunyi Kulcapi yang dihasilkan melalui tehnik tonggum ini hampir menyerupai efek bunyi echo pada alat musik elektronik pada umumnya.
4.3.1.2 Balobat
Balobat merupakan alat musik tiup yang tebuat dari bambu (block flute). Instrumen ini mirip dengan alat musik recorder pada alat musik barat. Balobat memiliki enam buah lobang nada. Dilihat dari perannya dalam gendang telu sedalanen, balobat memiliki peran yang sedikit atau kurang berperan penting, karena pada sebagian besar Balobat merupakan alat musik tiup yang tebuat dari bambu (block flute). Instrumen ini mirip dengan alat musik recorder pada alat musik barat. Balobat memiliki enam buah lobang nada. Dilihat dari perannya dalam gendang telu sedalanen, balobat memiliki peran yang sedikit atau kurang berperan penting, karena pada sebagian besar
4.3.1.3Keteng-keteng
Keteng-keteng merupakan alat musik yang terbuat dari bambu. Bunyi keteng- keteng dihasilkan dari dua buah “senar” yang diambil dari kulit bambu itu sendiri (bamboo idiochord). Pada ruas bambu tersebut dibuat satu lobang resonator dan tepat di atasnya ditempatkan sebilah potongan bambu dengan cara melekatkan bilahan itu ke salah satu senar keteng-keteng. Bilahan bambu itu disebut gung, karena peran musikal dan warna bunyinya menyerupai gung dalam Gendang sarune. Bunyi musik yang dihasilkan keteng-keteng merupakan gabungan dari alat-alat
musik pengiring Gendang sarune (kecuali sarune) karena pola permainan keteng- keteng menghasilkan bunyi pola ritem: gendang singanaki, gendang singindungi, penganak dan gung yang dimainkan oleh hanya seorang pemain keteng-keteng.
Menurut Sempa Sitepu (1982: 192) kemungkinan terciptanya alat musik ini (keteng-keteng) ialah untuk menanggulangi kesulitan memanggil gendang (Gendang Sarune ) dan untuk acara yang tidak begitu besar seperti ndilo tendi (memanggil roh) atau erpangir ku lau, alat tersebut dapat menggantikannya. Balobat digunakan sebagai pembawa melodi menggantikan sarune dalam Gendang sarune
4.3.1.4 Mangkok
Mangkok yang dimaksud dalam hal ini adalah semacam cawan (chinese glass- bowl) yang pada dasarnya bukan merupakan alat musik, namun dalam gendang telu sedalanen, mangkok tersebut digunakan sebagai instrumen pembawa ritmis. Selain sebagai alat musik, mangkok juga merupakan perlengkapan penting dari guru sibaso (dukun) dalam sistem kepercayaan tradisional Karo. Mangkok tersebut digunakan sebagai tempat air suci atau air bunga atau juga beras dalam ritual tertentu. Ketika mangkok digunakan atau dipakai sebagai alat musik dalam Gendang telu sendalanen Mangkok yang dimaksud dalam hal ini adalah semacam cawan (chinese glass- bowl) yang pada dasarnya bukan merupakan alat musik, namun dalam gendang telu sedalanen, mangkok tersebut digunakan sebagai instrumen pembawa ritmis. Selain sebagai alat musik, mangkok juga merupakan perlengkapan penting dari guru sibaso (dukun) dalam sistem kepercayaan tradisional Karo. Mangkok tersebut digunakan sebagai tempat air suci atau air bunga atau juga beras dalam ritual tertentu. Ketika mangkok digunakan atau dipakai sebagai alat musik dalam Gendang telu sendalanen
4.3.2 Peran Masing-asing Instrumen Gendang Kulcapi
Secara struktur musikal, Gendang kulcapi mengacu kepada struktur musikal Gendang sarune, dimana peran musikalnya dibagi dalam dua bagian penting, yakni satu alat musik sebagai pembawa melodi, yang lainnya sebagai istrumen musik pengiring. Dalam gendang kulcapi, Kulcapi /balobat berperan sebagai alat musik pembawa melodi. Keteng-keteng dan mangkok memiliki peranan sebagai musik pengiring. Namun keteng-keteng sebagai alat musik pengiring memiliki peran yang unik, yakni menghasilkan bunyi imitasi (tiruan) dari bunyi empat alat musik pengiring yang terdapat pada Gendang sarune. Dalam pola permainan alat musik keteng-keteng terdapat sora (“bunyi”) penganak, gung, cak-cak (pola ritem) singanaki dan singindungi. Pola pukulan mangkok merupakan pukulan konstan berulang-ulang mengikuti pola permainan penganak atau gung dalam Gendang sarune
4.3.3 Posisi pemain Gendang Kulcapi
Para pemain Gendang Kulcapi bermain musik dalam posisi duduk. Alat musik Kulcapi dimainkan dengan posisi tangan kanan memangku ujung alat musik sekaligus jari tangan kanan memegang kuis-kuis, yaitu alat petik yang terbuat dari kayu atau kadang-kadang dari tanduk binatang. Sementara tangan kiri memegang kerahong (neck) Kulcapi sekaligus jari-jari tangan kiri berperan menekan senar Kulcapi dalam memainkan melodi. Keteng-keteng dimainkan dengan meletakkan alat musik tersebut di lantai di depan pemain, mangkok juga ditempatkan dalam posisi serupa.
BAB V PENUTUP
Berdasarkan uraian-uraian yang elah penulis jelaskan pada bab-bab sebelumnya maka pada bab ini penulis akan mengambil beberapa kesimpulan dari hasil penelitian yang penulis lakukan dan sebagai langkah terakhir penulis akan mabuat saran sebagai penutup tulisan ini.
5.1 Kesimpulan
Awalnya kulcapi hanya dapat dimankan tunggal dan seiring dengan perkembangan perjalanan kulcapi maka kemudian dimainkan pada ansambel dan kemudian dikolaborasikan dengan alat musik keyboard. Sebelumnya kulcapi hanya dimainkan pada upacara ritual saja namun kemudian kulcapi dimainkan pada acara hiburan yakni gendang guro-guro aron yang dulunya diprakarsai oleh Alm. Djasa Tarigan
Alat musik kulcapi sudah sangat jarang ditemukan dilihat dari permintaan masyarakat Karo untuk mengiringi acara hiburan pada berbagai bentuk jenis acara hiburan sebgai contoh gendang guro-guro aron. Namun dalam pembuatannya, kulcapi sudah semakin marak hal ini terlihat dari semakin banyaknya pengrajin/pembuat alat musik tradisional Karo salah satunya kulcapi sebagai refrensi Bapak Pauji Ginting. Untuk itu perlu diadakan sebuah perhatian untuk pengembangan kulcapi lebih dalam lagi.
Dalam proses pembuatan kulcapi mulai dari bahan yang digunakan sampai dengan peralatannya sangatlah sederhana atau dengan kata lain bisa dijangkau, bahan baku yang dibutuhkan adalah sebuah balok kayu utama biasanya dipakai kayu tualang bisa juga kayu nangka dan kayu tambahan sebagai tutup resonator. Namun perlu sebuah keahlian khusus dalam pembuatannya.
Dalam proses belajar, seorang peminat music kulcapi dapat bermain dengan memainkan teknik dasar kulcapi seperti yang dijelaskan sebelumnya, dan untuk Dalam proses belajar, seorang peminat music kulcapi dapat bermain dengan memainkan teknik dasar kulcapi seperti yang dijelaskan sebelumnya, dan untuk
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan hanya tinggal beberapa pemain kulcapi yang terjun ke lapangan untuk mengiringi acara hiburan gendang-guro-guro aron yakni : Sorensen Tarigan, Pauji Ginting, Jhon Kadir, Jimmy Sebayang, Jhon Tarigan Baji Sembiring, Bangun Tarigan dan Samudra Ginting. Sedangkan untuk mengiringi upacara ritual erpangir kulau , penulis sendiri belum berani mengungkapkan orang yang tepat semenjak meninggalnya Djasa Tarigan.
5.2 Saran
Adapun saran yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut
1. Perlu diadakannya sebuah pelatihan pembuatan kulcapi agar semakin marak industry music tradisional Karo khususnya Kulcapi.
2. Pemasaran dan management yang jelas agar kulcapi yang dihasilkan bisa terus berkesinambungan khususnya taraf hidup pengrajin kulcapi.
3. Perhatian sebuah Gallery Kesenian tradisional Ksro sebagai wadah promosi musik tradisional karo khususnya Kulcapi
4. Pelatihan teknik permainan kulcapi sebagai kesinambungan kulcapi sebgai alat musik tradisional Karo.
5. Pembentukan sanggar tradisional karo sebagai output pelatihan kulcapi.
6. Pertunjukan kesenian tradisonal secara berkesinambungan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.(1995), The Karonese Traditional Musical
Instruments . Medan: Pendidikan dan Departemen Kebudayan.
Hood, Mantle, ( 1982 ), The Ethnomusicologist. Ohio : The Kent State, University Press Hornbostel, Erich M. Von and Curt Sach, 1961.Clasification of Musical Instrument. Translate from original German by Anthony Baines and Klausss P. Wachsmann.
Khasima, Susumu, 1978. Ilustrasi dan Pengukuran Instrumen Musik. Terjemahan Rizaldi Siagian. Koenjaraningrat, 1986. Pengantar Antropologi Sosial dan Budaya. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka Koentjaraningrat, (1989), Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta : Aksara Koentjaraningrat (1982) , Manusia dan Kebudayaan Indonesia,Jakarta : Djambatan Koentjaraningrat (1980), Metode Penilitian Masyarakat, Jakarta : Balai Pustaka Loebis, Nawawiy.Ir. M. M.Phil, Ph.D. Alamsyah, Bhakti. Ir.MT.Ars. Pane, Faisal.
Imam. ST. Abdillah, Wahyu. ST. (2004), Raibnya Para Dewa Kajian Arsitektur Karo . Medan : Bina Teknik Press.
Merriam, Allan P. ( 1964 ), The Antropology of Music. North Western : University Press Moleong, Lexi J., 1988. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Poskakarya. Nettle, Bruno, (1964) Theory and Method Ethnomusicology, New York Prinst, D dan Prinst, D. (1985), Sejarah Kebudayaan Karo, Medan: Grama. Prinst, Darwan S.H,(1998), Adat Karo, Medan :Bina Media Perintis. Prinst,D,.(2002), Kamus Karo Indonesia, Medan:Bina Media. Schopenhaeur, Arthur, 1992.“On the will in Nature,” Physicology and Pathology,
Volume 1991Arthur Schopenhauer, E. F. J. Payne, David E. Cartwright .Berg.
Sembiring, Erlina.(2009), Upacara Nengget Pada Masyarakat Suku Karo, Departemen Antropologi FISIP USU, Skripsi Sarjana. Sinaga, T. Saridin, (2009), Kajian Organologis Arbab Simalungun Buatan Bapak Arisden Purba di Huta Maniksaribu Nagori Sait Buttu Saribu Kec. Pamatang Sidamanik Kab. Simalungun , Departemen Etnomusikologi FS USU, Skripsi Sarjana.
Sitepu, Franseda. (2010), Deskripsi Gendang Kibod Pada Upacara Kematian Cawir Metua, Departemen Etnomusikologi FIB USU , Skripsi Sarjana, Tidak Diterbitkan.
Suwardi Endraswara, 2006. Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Pustaka Widyatama
Daftar Informan
1. Nama Lengkap
: Muhammad Pauji Ginting
Usia
: 38 Tahun
Pekerjaan : Koordinator Gallery Mejuah-juah sekaligus pengerajin alat musik Karo seperti Kulcapi, Surdam, Keteng-keteng, belobat dan kerajinan Karo.
Alamat : Desa Hulu Jl. Dewantara, Pancur Batu. 2. Nama Lengkap
: Sorensen Tarigan
: Pemain Kulcapi
Alamat
: Jl. Bunga Herba II, Medan
3. Nama Lengkap
: Benson Adisaputra Kaban, S.Sos
Usia
: 27 Tahun
Pekerjaan : Direktur CV.Baskara Simetegoh (BS record) Alamat
: Jl. Flamboyan IV No. 40, Medan
4. Nama Lengkap
: Desnalri Sinulingga S.Pd
Usia
: 24 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta/ Bendahara Umum Gallery Mejuah-juah Alamat
: Jl. Bahagia No. 37 P.Bulan Medan
5. Nama Lengkap
: Djasa Tarigan
: Pemain Kulcapi
Alamat
: Jl. Bunga Herba II, Medan
6. Nama Lengkap
: Djabal Sembiring
Usia
: 58 Tahun
Pekerjaan : Pemain Sarune ( Musik Tradisional Karo ) Alamat
: Desa Namo Punti Kecamatan Sibiru-biru
Kabupaten Deli Serdang
7. Nama Lengkap
: Djaman Tarigan
Usia
: 80 Tahun
Pekerjaan : Pensiunan TNI / Pakar Kebudayaan Karo Alamat
: Desa Tigabinanga Kecamatan Tigabinanga
Kabupaten Karo