Penggunaan Indikator Makroekonomi

A. Penggunaan Indikator Makroekonomi

Makroekonomi berkembang menjadi kata yang populer sekaligus powerful di Indonesia selama beberapa tahun terakhir. Sebagaimana yang telah kita singgung, pemberitaan dan ulasan tentangnya setiap hari dilakukan oleh media, cetak dan elektronik. Pidato presiden dan pejabat pemerintah sering menggunakan istilah itu, begitu pula para pengkritiknya, meskipun dengan nada yang berbeda. Semua pihak suka menyebut angka-angka yang berhubung- an dengan kata makroekonomi.

1. Arti Makroekonomi menurut Text Book Sebenarnya, makroekonomi adalah istilah yang bersifat teknis

dalam lingkup ilmu ekonomi. Ada persoalan ekonomi yang dicakup istilah tersebut, dan ada banyak teori tentangnya. Urgensi persoalan serta pesatnya perkembangan teori yang terkait, bahkan telah melahirkan cabang ilmu ekonomi tersendiri, yaitu ilmu makro- ekonomi ( macroeconomics). Sementara itu, ilmu ekonomi terus dipelajari karena dianggap berguna untuk memberikan petunjuk- petunjuk mengenai kebijakan apa yang bisa diambil untuk menang- gulangi berbagai permasalahan ekonomi. Macroeconomics di- percayai bisa menjadi dasar kebijakan makroekonomi.

Satuan atau unit analisa macroeconomics adalah perekonomian nasional suatu Negara. Logika analisisnya kurang lebih sebagai

34 NEOLIBERALISME MENCENGKERAM INDONESIA

berikut: adanya permasalahan, adanya tujuan, tersedianya teori-teori, serta direkomendasikannya beberapa instrumen kebijakan makro- ekonomi.

Kebanyakan textbook macroeconomics mengemukakan tiga pokok permasalahan makroekonomi yang penanganannya menjadi tujuan utama dari berbagai instrumen kebijakan yang dipilih. Permasalahan pokok tersebut adalah tentang: output, penggunaan tenaga kerja, dan harga. Disebutkan, tujuan umum dari penanganan masalah output adalah bagaimana mencapai tingkat produksi yang tinggi. Tingkat pencapaian itu diinginkan tumbuh dengan cepat dari tahun ke tahun, serta berlangsung secara terus menerus. Tujuan umum penanganan masalah penggunaan tenaga kerja adalah men- capai tingkat pengerjaan yang tinggi, atau penggunaan tenaga kerja sebanyak-banyaknya dalam perekonomian nasional. Ini sama artinya dengan pencapaian tingkat pengangguran yang rendah. Selain itu, diharapkan pula terbentuk tingkat upah yang layak bagi para pekerja. Sedangkan tujuan penanganan masalah harga adalah tercapainya tingkat harga umum (inflasi) yang stabil.

Sebagian textbook menyebut masalah lain, yaitu perdagangan luar negeri. Penanganan masalah perdagangan luar negeri bertujuan memelihara keseimbangan dan kestabilan dalam ekspor dan impor. Kestabilan ekspor impor dianggap akan membawa kestabilan pada nilai tukar uang domestik terhadap mata uang asing. Lebih jauh lagi, hubungan ekonomi dengan luar negeri dikelola agar terjadi ke- seimbangan pada neraca pembayaran luar negeri secara ke- seluruhan, termasuk transaksi modal di dalamnya.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, macroeconomics merekomendasikan beberapa instrumen kebijakan pokok. Instrumen kebijakan adalah variabel ekonomi yang digunakan oleh pemerintah dan atau bank sentral, untuk mengendalikan per-

35 ekonomian. Pengendalian itu bisa secara langsung maupun secara

Realita Perekonomian Indonesia (1): Makroekonomi

tidak langsung, serta dalam kadar yang berbeda-beda. Kebijakan pokok yang tersedia dikelompokkan menjadi: kebijakan fiskal, ke- bijakan moneter, dan kebijakan ekonomi luar negeri. Pada masing- masing kebijakan pokok tersedia berbagai pilihan instrumen, ataupun campuran instrumen. Satu instrumen dapat ditujukan untuk mempengaruhi satu atau lebih tujuan makroekonomi

K Koottaak k 2.1 T Tu ujju uaan n ddaan n IIn nssttrru um meen nK Keebbiijjaak kaan nM Maak krrooeek koon noom mii

Masalah dan Tujuan Instrumen kebijakan Output:

Kebijakan Fiskal :

Tingkat pencapaian yang tinggi

Pengeluaran Pemerintah

Laju pertumbuhan yang cepat

Kebijakan Perpajakan

Kebijakan Moneter: Penggunaan Tenaga Kerja:

Pertumbuhan yang terus menerus

Pengendalian Jumlah Uang

Tingkat pengangguran yang rendah

Beredar

Upah yang layak

Kebijakan tentang suku bunga

Harga:

Kebijakan sektor perbankan

Kebijakan eksternal: Perdagangan Luar Negeri:

Stabilitas harga (inflasi terkendali)

Kebijakan Perdagangan

Keseimbangan neraca pembayaran ■ Kebijakan devisa luar negeri

Kebijakan nilai tukar

Stabilitas nilai tukar valuta asing Sumber: Samuelson (1986, 2001)

Kebijakan fiskal meliputi segala kebijakan pengeluaran pe- merintah dan kebijakan perpajakan. Bagaimana pemerintah me- mutuskan orientasi dan angka-angka pengeluarannya. Bagaimana pemerintah menetapkan tingkat perpajakan, serta detil-detil upaya peningkatan penerimaan perpajakannya. Juga bagaimana pemerintah mengelola anggarannya secara umum, termasuk cara-cara mem- biayainya, jika anggaran tersebut bersifat defisit, pengeluaran lebih

36 NEOLIBERALISME MENCENGKERAM INDONESIA

besar daripada penerimaan. Dalam konteks pembiayaan tersebut, pemerintah harus memutuskan pula garis besar kebijakan utang piutangnya.

Kebijakan moneter adalah kebijakan pengendalian jumlah uang yang beredar. Oleh karena jumlah uang yang beredar dipengaruhi oleh banyak hal, maka cakupan kebijakannya juga luas. Yang ter- utama adalah berkenaan dengan kebijakan perbankan, suku bunga, dan sistem pembayaran. Kebijakan perbankan antara lain mengenai: kecukupan modal bank, rasio minimum antara modal dengan kredit yang disalurkan, serta berbagai aturan teknis lainnya. Perlu diketahui bahwa kebijakan moneter di banyak negara, termasuk Indonesia, dilaksanakan oleh bank sentral yang relatif independen terhadap pemerintah. Biasanya ada mekanisme koordinasi dengan pe- merintah, yang diatur oleh Undang-undang.

Sedangkan kebijakan ekonomi luar negeri mencakup kebijakan perdagangan, kebijakan tentang sistem devisa, dan kebijakan tentang nilai tukar mata uang domestik dengan mata uang (valuta) asing. Di banyak negara, kebijakan ini dilaksanakan secara bersama-sama, de- ngan pembagian tugas tertentu, oleh pemerintah dan bank sentralnya..

Ada pula jenis kebijakan lain yang saat ini di negara Barat tidak populer, namun di negara berkembang seperti Indonesia masih di- terapkan meski sering tidak ditaati sepenuhnya, yaitu kebijakan pen- dapatan. Kebijakan pendapatan adalah kebijakan berkenaan dengan pengaturan tingkat upah oleh pemerintah. Di beberapa negara, ter- dapat pengaturan tentang upah minimum serta jaminan ke- sejahteraan bagi pekerja. Di Indonesia, misalnya dikenal Upah Minimum Regional (UMR) atau Upah Minimum Propinsi (UMP). Di sebagian negara berkembang lainnya, pengaturan tersebut bersifat persuasif, pedoman upah yang merupakan kesepakatan umum.

Dalam menganalisis ketiga aspek di atas (masalah, tujuan dan

37 instrumen), macoreconomics menyediakan kerangka penalaran

Realita Perekonomian Indonesia (1): Makroekonomi

umum. Sebagaimana keseluruhan bangunan ilmu ekonomi ( economics), penalaran itu berawal dari abstraksi tentang jawaban atas tiga masalah pokok suatu perekonomian. Barang dan jasa apa dan dengan jumlah seberapa akan diproduksi? Bagaimana kombinasi penggunaan faktor produksi dalam menghasilkannya? Bagi siapa diproduksi atau siapa yang akan menikmatinya?

Meskipun ada banyak cara menjawabnya, ekonom mainstreams (arus utama) dalam economics menganggap pemecahan dengan mekanisme pasar adalah yang paling bisa diandalkan. Peran pe- merintah cenderung diartikan sebagai penyempurnaan terhadap sistem harga tersebut. Pemecahan melalui tradisi atau yang sejenis- nya hampir tidak diakui lagi, kecuali untuk aspek mikro tertentu.

Dengan demikian, semua instrumen kebijakan makroekonomi yang disebut tadi mesti dipahami dalam kerangka bekerjanya mekanisme pasar. Mekanisme pasar bekerja melalui empat pasar utama, yaitu: pasar barang, pasar uang, pasar tenaga kerja, dan pasar luar negeri. Yang dibayangkan adalah interaksi atau pertemuan antara permintaan dan penawaran, yang memiliki aspek harga dan aspek kuantitas.

K Koottaak k 2.2 Pasar M Maak krrooeek koon noom mii ddaan n iin nddiik kaattoorr eek koon noom mii y yaan ngg rreelleev vaan n Pasar

Harga

Kwantitas

Indikator yang relevan

PDB, IHK, inflasi Pasar uang

Pasar Barang Harga

Output

Suku bunga

Uang beredar

BI-rate, bunga perbankan, uang primer, M1/ M2

Pasar tenaga Upah

Angka pengangguran, kerja

Tingkat

Penggunaan

indeks upah, UMP/UMR

tenaga kerja

Pasar luar Harga ekspor Kwantitas NeracaPerdagangan, negeri

Harga impor ekspor Transaksi Berjalan, Kwantitas impor cadangan devisa

38 NEOLIBERALISME MENCENGKERAM INDONESIA

Di pasar barang, permintaan dari masyarakat akan barang-barang (termasuk jasa) bertemu dengan penawaran dari produsen, secara total dalam suatu periode. Dari penalaran inilah nantinya akan di- ketahui output (kuantitas), yang melatari konsep Produk Domestik Bruto (PDB). Juga akan dapat diperhitungkan mengenai harga secara umum, yang melatari istilah inflasi sebagai penggambaran gerak harga umum.

Di pasar uang, permintaan akan uang bertemu dengan penawaran akan uang. Yang dianggap menjadi harga dari uang adalah tingkat bunga. Yang menjadi aspek kuantitasnya adalah jumlah uang yang beredar. Konsep ini melatari dipergunakannya indikator ekonomi seperti tingkat bunga SBI (surat berharga Bank Indonesia), tingkat bunga perbankan, uang primer, uang dalam arti luas (M2) dan sebagainya.

Pasar uang merupakan pasar yang selama dua dasawarsa terakhir ini paling berkembang, kuantitas maupun ragamnya, dalam dinamika perekonomian. Pasar modal dan pasar valuta asing, se- benarnya merupakan bagian atau derivasi dari pasar uang, namun sering memiliki dinamika yang tersendiri. Secara teoritis, keduanya tergolong pasar mikroekonomi. Indikator ekonomi yang relevan dengan hal ini adalah indeks saham dan nilai tukar uang (kurs).

Di pasar tenaga kerja, permintaan akan tenaga kerja bertemu de- ngan penawarannya. Yang ditentukan adalah tingkat upah sebagai harga dari tenaga kerja, serta kuantitas tenaga kerja yang dipekerjakan. Indikator ekonomi berupa angka pengangguran menjadi penting dalam hal ini. Begitu pula dengan daya serap berbagai sektor ekonomi atas penggunaan tenaga kerja, serta berbagai tingkat pengupahannya. Akan tetapi jangan dilupakan bahwa yang menjadi fokus analisa ekonomi makro adalah keseluruhannya, bukan pada pasar masing- masing sektor ekonominya, sekalipun berkaitan sangat erat.

Di pasar luar negeri, permintaan akan barang ekspor kita ber-

39 temu dengan pewarannya, dan permintaan akan barang impor kita

Realita Perekonomian Indonesia (1): Makroekonomi

bertemu dengan penawarannya pula. Harga dan kuantitas ke- seluruhan dari dua pasar tersebut menimbulkan penerimaan dan pengeluaran devisa. Dari penalaran ini nantinya akan dikenal istilah dan angka-angka neraca perdagangan luar negeri, neraca transaksi berjalan, neraca pembayaran, cadangan devisa, dan sebagainya.

Perlu ditekankan lagi bahwa arti pentingnya seluruh pengertian pasar tersebut bagi ekonom adalah untuk penalaran ekonomi secara konsepsional, atau sebagai alat analisa ( tools of analyze). Jadi sekalipun pemerintah sangat ikut campur dalam suatu masalah, melalui kebijakannya, tetap dapat dinalisa dalam kerangka mekanisme pasar.

2. Istilah Makroekonomi Dalam Laporan Perekonomian Indonesia Penggunaan istilah makroekonomi dalam berbagai laporan

perekonomian yang resmi di Indonesia tidak sepenuhnya dibatasi oleh pengertian-pengertian seperti tersebut di atas. Hal itu bisa dilihat dari pemakaian istilah makroekonomi dalam Nota Keuangan Pemerintah dan Laporan Perekonomian Bank Indonesia. Beberapa diantaranya tergolong soal mikroekonomi menurut text book.

Sebagai contoh, bagian awal dari Nota Keuangan yang diajukan pemerintah biasanya mengulas beberapa angka-angka ekonomi, yang disebut sebagai asumsi dasar, yang sering disebut asumsi dasar makroekonomi. Asumsi dasar itu antara lain meliputi: Produk Domestik Bruto (PDB), pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, suku bunga SBI 3 bulan, Harga minyak internasional, dan produksi minyak Indonesia. Kedua soal terakhir sebenarnya tergolong soal mikroekonomi, namun di- perhatikan secara serius karena kekuatannya dalam mempengaruhi makroekonomi, sehingga terkesan sebagai indikator makroekonomi.

40 NEOLIBERALISME MENCENGKERAM INDONESIA

Soal lain yang lebih bersifat mikroekonomi, namun sering di- perlakukan sebagai makroekonomi dalam laporan resmi, antara lain: soal indeks harga saham (dan indikator pasar modal lainnya) serta beberapa indikator perbankan yang utama. Indikator perbankan yang paling disoroti adalah dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun, kredit yang disalurkan, dan tingkat bunga peminjaman.

Penyebutan atau klasifikasi kebijakan ekonomi makro yang biasa dipakai oleh pemerintah Indonesia, dalam dokumen resminya, terdiri dari tiga kebijakan pokok, yaitu: kebijakan fiskal, moneter dan kebijakan di sektor riil. Sebagian besar kategori kebijakan pen- dapatan dan kebijaksanaan eksternal masuk ke dalam kategori ke- bijakan di sektor riil, dan sebagian lainnya – kebijakan devisa, ter- golong pada kebijakan moneter. Istilah kebijakan sektor riil sering juga dipergunakan untuk kebijakan terkait soal-soal seperti: kemudahan izin usaha dan insentif lain bagi dunia usaha, dan iklim investasi.

Dalam Nota Keuangan berbagai tahun, pemerintah biasanya mengatakan bahwa Kebijakan ekonomi makro yang terkoordinasi antara kebijakan fiskal, moneter dan kebijakan di sektor riil sangat diperlukan dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi yang berkelanjutan dan berkualitas. Sedangkan Bank Indonesia dalam laporan perekonomiannya kerap mengemukakan bahwa Bank Indonesia akan secara konsisten mengarahkan kebijakan moneter untuk mencapai sasaran inflasi yang rendah dalam jangka menengah.

41 K Koottaak k 2.3

Realita Perekonomian Indonesia (1): Makroekonomi

Para ekonom mainstreams (dari kalangan pemerintah, Bank Indonesia, dan akademisi) menilai perekonomian Indonesia telah pulih dari krisis, yang ditunjukkan oleh perkembangan indikator makroekonomi yang membaik. Bagi mereka, Indonesia sudah on the right track bagi pembangunan ekonomi selanjutnya.

Istilah makroekonomi dalam text book memakai perekonomian nasional (suatu negara) sebagai satuan analisanya, dengan fokus kepada beberapa aspek, seperti : permasalahan, tujuan, teori-teori, serta instrumen kebijakan makroekonomi. Semua aspek difahami melalui bekerjanya mekanisme pasar.

Mekanisme pasar diartikan sebagai adalah interaksi antara per- mintaan dan penawaran, yang memiliki aspek harga dan aspek kuantitas. Pasar dalam makroekonomi terdiri dari: pasar barang, pasar uang, pasar tenaga kerja, dan pasar luar negeri.

Penggunaan istilah makroekonomi dalam berbagai laporan per- ekonomian Indonesia yang resmi (pemerintah dan BI) tidak sepenuh- nya mengikuti text book.