8
KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SDMI
Tabel 2: Struktur Kurikulum Tingkat Daerah Jenjang SMPMTs
. No.
Komponen Jumlah Jam Pelajaran Tiap Kelas
VI VIII
IX Kelompok A
1. Agama dan Budi Pekeri
3 3
3 2.
Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan
3 3
3 3.
Bahasa Indonesia 6
6 6
4. Matemaika
5 5
5 5.
Ilmu Pengetahuan Alam 5
5 5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
4 4
4 7.
Bahasa Inggris 4
4 4
Kelompok B 8.
Seni Budaya 3
3 3
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan 3
3 3
10. Prakarya
2 2
2 11.
Bahasa dan Sastra Daerah 2
2 2
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 40
40 40
Tabel 3: Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Kelompok Mata Pelajaran Wajib
No. Komponen
Jumlah Jam Pelajaran Tiap Kelas X
XI XII
Kelompok A Wajib 1.
Pendidikan Agama dan Budi Pekeri 3
3 3
2. Pendidikan Pancasila
Kewarganegaraan 2
2 E
3. Bahasa Indonesia
4 4
4 4.
Matemaika 4
4 4
5. Sejarah Indonesia
2 2
2 6.
Bahasa Inggris 2
2 2
Kelompok B Wajib 7.
Seni Budaya 2
2 2
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan 3
3 3
10. Prakarya dan Kewirausahaan
2 2
2 11.
Bahasa dan Sastra Daerah 2
2 2
Jumlah Jampel A B per Minggu 26
26 26
9
BAB i: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH
Kelompok C Peminataan
Mata pelajaran peminatan Akademik untuk SMAMA
18 20
20 Jumlah Jampel yang harus ditempuh per
minggu 44
46 46
Tabel 4: Struktur Kurikulum SMAMA
MATA PELAJARAN KELAS
X XI
XII Kelompok A dan B Wajib
26 26
26 C. Kelompok Peminatan
I
Peminatan Matemaika dan Ilmu-ilmu Alam 1. Matemaika
3 4
4 2. Biologi
3 4
4 3. Fisika
3 4
4 4. Kimia
3 4
4 II.
Peminatan Ilmu-ilmu Sosial 1. Geograi
3 4
4 2. Sejarah
3 4
4 3. Sosiologi dan Antropologi
3 4
4 4. Ekonomi
3 4
4 III
Peminatan Ilmu-ilmu Bahasa dan Budaya 1. Bahasa dan Sastra Indonesia
3 4
4 2. Bahasa dan Sastra Daerah
3 4
4 3. Bahasa dan Sastra Inggris
3 4
4 4. Bahasa dan Sastra Asing
Lainnya 3
4 4
5. Antropologi 3
4 4
Mata Pelajaran Pilihan Pendalaman Pilihan Lintas Minat danatau Pendalaman Minat
6 4
4
Jumlah Pelajaran yang tersedia per minggu 71
82 82
Jumlah Jampel yang harus ditempuh per minggu 44
46 46
10
KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SDMI
Tabel 5: Struktur Kurikulum SMKMAK
MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU PER
MINGGU X
XI XII
Kelompok A Wajib 1.
Pendidikan Agama dan Budi Pekeri 3
3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2 2
2 3.
Bahasa Indonesia 4
4 4
4. Matemaika
4 4
4 5.
Sejarah Indonesia 2
2 2
6. Bahasa Inggris
2 2
2
Kelompok B Wajib 7.
Seni Budaya 2
2 2
8. Bahasa dan Sastra Daerah
2 2
2 9.
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3
3 3
10. Prakarya dan Kewirausahaan
2 2
2 Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu
26 26
26 Kelompok C Peminatan
Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi SMK MAK
24 24
24 JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU
50 50
50
C. PERBAIKAN KURIKULUM TINGKAT DAERAH BERBASIS KURIKULUM 2013
Dengan adanya revisi Kurikulum 2013 pada tingkat nasional, Kurikulum Tingkat Daerah Kurikulum Muatan Lokal pun mengalami perubahan. Nama
kurikulum tidak berubah menjadi kurikulum nasional, tapi tetap Kurikulum 2013 Edisi Revisi yang berlaku secara Nasional.Perubahan tersebut didasarkan
pada tiga Permendikbud, yakni Permendikbud No. 20 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah, Permendikbud No.
21 Tahun 2016 tentang Standar Isi, Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses, dan Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar
Penilaian. Meskipun ada revisi, struktur matapelajaran dan lama belajar di
sekolah tidak diubah. Poin utama revisi Kurikulum 2013 adalah meningkatkan hubungan atau keterkaitan antara kompetensi inti KI dan kompetensi dasar
11
BAB i: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH
KD. Jika diintisarikan, terdapat lima poin penting revisi Kurikulum 2013. 1. Peningkatan hubungan Kompetensi Inti KI dan Kompetensi Dasar
KD. Kompetensi Inti 1 Aspek Keagamaan dan Kompetensi Inti 2 Aspek Sosial tidak lagi dijabarkan ke dalam Kompetensi Dasar KD.
Kompetensi Dasar hanya dijabarkan dari Kompetensi Inti 2 Pengetahuan dan Kompetensi Inti 4 Keterampilan.
a. Penomoran KI dan KD tidak lagi ditandai dengan jenjang pendidikan kelas, tetapi sesuai dengan nomor urutan KI. Nomor KI sebanyak
satu digit angka KI 3, sedangkan nomor KD sebanyak dua digit angka KD 3.1.
b. Dalam rumusan KD lama yang awalnya hanya menggambarkan materi kesastraan saja, pada rumusan KD baru ditambahkan unsur-
unsur kebahasaan. Hal ini menunjukkan bahwa belajar bahasa daerah dilaksanakan melalui sastra daerah.
c. Permusan KD yang awalnya terlalu spesiik dan operasioal, kemudian pada edisi revisi diubah menjadi rumusan yang lebih umum agar tidak
menyulitkan pendidik dalam menyusun indikator. d. Rumusan KD pada jenjang SDMI disesuaikan dengan materi pokok
dan tema nasional. Untuk beberapa tema KD disesuaikan dengan tema kedaerahan.
e. Gradasi untuk dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan antar jenjang pendidikan memperhatikan 1 perkembangan psikologis
anak; 2 lingkup dan kedalaman; 3 kesinambungan; 4 fungsi satuan pendidikan; dan 5 lingkungan. Dipertimbangkan pula penguasaan
pengetahuan dan keterampilan berbahasa dan bersastra secara gradual daerah sesuai dengan jenjang pendidikan.
f. Pemetaan materi ajar bahasa daerah mempertimbangkan keragaman lokalitas dan mewadahi fenomena kebahasaan dan pola komunikasi
yang berkembang di lingkungan masyarakat. 2. Proses berpikir siswa tidak lagi dibatasi. Pada kurikulum yang lama,
berlaku sistem pembatasan, yaitu anak SD sampai memahami, SMP menganalisis, dan SMA mencipta. Pada kurikulum hasil revisi ini, anak
SD boleh berpikir sampai tahap penciptaan. Tentunya dengan kadar penciptaan yang sesuai dengan usianya.
3. Penggunaan metode pembelajaran aktif. Guru berperan menjadi fasilitator pembelajaran yang membuat siswa menyenangi kegiatan belajar-
12
KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA
BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SDMI
mengajar. Adanya penerapan Pendekatan 5M Mengingat, Memahami, Menerapkan, Menganalisis, dan Mencipta. Pendekatan Saintiik 5M
bukanlah satu-satunya yang dapat diacu menjadi metode saat mengajar.
Apabila digunakan, maka susunan 5Mitu tidak harus berurutan.Pemilihan pendekatan tematik danatau tematik terpadu danatau saintiik danatau
inkuiri inquiry dan penyingkapan discovery danatau pembelajaran
yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah project based learning disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang
pendidikan. 4. Penyederhanaan aspek penilaian siswa oleh guru. Pada Kurikulum
2013 versi lawas, seluruh guru wajib menilai aspek sosial dan spiritual keagamaan siswa. Sistem ini yang lantas dikeluhkan banyak guru.
Dalam skema yang baru, penilaian sosial dan keagamaan siswa cukup dilakukan oleh guru PPKn dan guru Pendidikan Agama-Budi Pekerti.
Sementara guru isika dan mata pelajaran lainnya hanya menilai aspek akademik sesuai bidang yang diajarkan saja.Guru mata pelajaran lain
boleh menilai aspek sosial sewajarnya. seperti terkait kenakalan atau misalnya saat siswa ketahuan mencontek.
a. Penilaian sikap KI-1 dan KI-2 sudah ditiadakan di setiap mata pelajaran hanya Matapelajaran Agama dan PPKn, namun KI tetap
dicantumkankan dalam penulisan RPP. b. Jika ada 2 nilai praktik dalam satu KD, maka yang diambil adalah
nilai yang tertinggi. Penghitungan nilai keterampilan dalam satu KD ditotal praktek, produk, portofolio dan diambil nilai rata-rata untuk
pengetahuan, bobot penilaian harian, dan penilaian akhir semester itu sama.
c. Perubahan terminologi ulangan harian menjadi penilaian harian, UAS menjadi Penilaian Akhir Semester untuk Semester 1 dan Penilaian
Akhir Tahun untuk Semester 2. Oleh karena itu, sudah tidak ada lagi UTS, langsung ke Penilaian Akhir Semester.
d. Skala penilaian menjadi 1-100. Sementara itu, penilaian sikap diberikan dalam bentuk Predikat dan Deskripsi.
e. Remedial diberikan untuk nilai siswa yang kurang, namun sebelumnya siswa diberikan pembelajaran ulang. Nilai Remedial adalah nilai yang
dicantumkan dalam hasil.