Penurunan Pondasi Pile-Raft Menggunakan Metode Steinbrenner

4.6 Penurunan Pondasi Pile-Raft Menggunakan Metode Steinbrenner

Penurunan settlement terjadi jika suatu lapisan tanah mengalami pembebanan. Gambar 4.5 Sketsa Pondasi Pile-Raft Terhadap Lapisan Tanah Pembebanan yang terjadi pada pondasi rakit dan tiang sebesar P = 917 ton = 8992,69 kN Coorporate Plan Siloam Hospital Tahun 2012-2013. Dengan pembagian proporsi beban 20:80 yaitu 20 pada raft dan 80 pada pile berdasarkan pada Poulus 2000, Horokoshi dan Randolph 1996, dimana tiang harus didistribusikan pada daerah tengah rakit dengan persentase area sebesar 16- 25 dari luas permukaan rakit. Disamping itu, tiang harus didesain agar dapat menahan 40-70 dari beban rencana Natasya : 2011 sehingga penurunan pondasi raft dapat dihitung sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1 . Penurunan segera Penurunan settlement terjadi akibat pembebanan yang terjadi pada pondasi rakit. Gambar 4.6 Sketsa Penurunan Pondasi Rakit Berdasarkan perencanaan proyek pembangunan siloam hospital nilai P = 917 ton = 8992,69 kN. dimana: maks  = 17,55 tm 2 = 172,1067 kNm 2 , tegangan tanah berdasarkan strafikasi tanah pondasi rakit pada kedalaman 12,00 m Tabel 4.1  D f = 12 m  B = 16 m  L = 24 m 20 Universitas Sumatera Utara  t = 1,2 m Gambar 4.7 Detail Pondasi Rakit  Pada Lapisan III metode Steinbrenner Tanah berpasir  = 0,3 E = 75.000 kNm 2 1 H = 2,00 m Z = 2 2 = 1,00 m P = 8992,69 kN    2 , x Z L Z B P         2 , 1 24 1 16 69 , 8992 x      2 , 425 69 , 8992 x      = 4,23 kNm 2 Universitas Sumatera Utara m = Z B = m m 00 , 1 00 , 16 = 16 m n = Z L = m m 00 , 1 00 , 24 = 24 m Dari grafik hubungan m dan n Gambar 2.17, diperoleh nilai Z I = 0,28 B  =   x Z I = 4,23 kNm 2 x 0,28 = 1,18 kNm 2 2 B A n q     = 2 18 , 1 23 , 4  = 2,70 kNm 2 2 L L  = 2 24 = 12,0 m B L = , 8 , 12 = 1,5 2 B B  = 2 16 = 8,0 m B Z = , 8 , 1 = 0,125     2 2 1 2 2 1 1 F F I P         = 1 – 0,3 2 1 F + 1 -0,3 – 2 0,3 2 2 F = 0,91 1 F + 1- 0,3 – 0,18 2 F = 0,91 1 F + 0,52 2 F Dari grafik hubungan B L dan B H diperoleh nilai 1 F = 0,16 dan 2 F = 0,1 Gambar 2.18. Universitas Sumatera Utara P I = 0,91 1 F + 0,52 2 F = 0,91 0,16 + 0,52 0,1 = 0,14 + 0,05 = 0,19 i S = P n I x x B x q 4  = 19 , 4 75000 , 8 2,70 x x x = 0,00021 m = 0,21 mm  Pada Lapisan IV Tanah lempung berpasir  = 0,25 E = 36250 kNm 2 2 H = 4,00 m Z = 2 4 = 2,00 m maks  = 26,20 tm 2 = 256,93423 kNm 2 , tegangan tanah berdasarkan strafikasi tanah pondasi rakit pada lapisan IV Tabel 4.1. P = 8992,69 kN    2 , x Z L Z B P      Universitas Sumatera Utara    2 , 4 24 4 16 69 , 8992 x      2 , 560 69 , 8992 x      = 3,21 kNm 2 m = Z B = m m 00 , 2 00 , 16 = 8,00 m n = Z L = m m 00 , 2 00 , 24 = 12,00 m Dari grafik hubungan m dan n Gambar 2.17, diperoleh nilai Z I = 0,28 C  =   x Z I = 3,21 kNm 2 x 0,28 = 0,89 kNm 2 2 C B n q     = 2 89 , 18 , 1  = 1,03 kNm 2 B L = , 8 , 12 = 1,5 2 B Z = , 8 , 2 = 0,25     2 2 1 2 2 1 1 F F I P         = 1 – 0,25 2 1 F + 1 -0,25 – 2 0,25 2 2 F Universitas Sumatera Utara = 0,9375 1 F + 0,625 2 F Dari grafik hubungan B L dan B H diperoleh nilai 1 F = 0,025 dan 2 F = 0,05 Gambar 2.18. P I = 0,9375 1 F + 0,625 2 F = 0,93750,025 + 0,625 0,05 = 0,02 + 0,03 = 0,05 i S = P n I x x B x q   4 =   05 , 19 , 4 36250 8 03 , 1  x x x = 0,00012 m = 0,12 mm  Pada Lapisan V Tanah pasir berlanau  = 0,325 E = 11000 kNm 2 3 H = 12,00 m Z = 2 12 = 6,00 m maks  = 40,40 tm 2 Universitas Sumatera Utara = 396,18866 kNm 2 , tegangan tanah berdasarkan strafikasi tanah pondasi rakit pada lapisan IV Tabel 4.1. P = 8992,69 kN    2 , x Z L Z B P         2 , 12 24 12 16 69 , 8992 x      2 , 1008 69 , 8992 x      = 1,78 kNm 2 m = Z B = m m 00 , 6 00 , 16 = 2,66 m n = Z L = m m 00 , 6 00 , 24 = 4,00 m Dari grafik hubungan m dan n Gambar 2.17, grafik hubungan m dan n diperoleh nilai Z I = 0,245 D  =   x Z I = 1,78 kNm 2 x 0,245 = 0,43 kNm 2 2 C D n q     = 2 89 , 43 ,  Universitas Sumatera Utara = 0,66 kNm 2 B L = , 8 , 12 = 1,5 3 B Z = , 8 , 6 = 0,75     2 2 1 2 2 1 1 F F I P         = 1 – 0,325 2 1 F + 1 -0,325 – 2 0,325 2 2 F = 0,894375 1 F + 0,88625 2 F Dari grafik hubungan B L dan B H diperoleh nilai 1 F = 0,08 dan 2 F = 0,08 Gambar 2.18. P I = 0,894375 1 F + 0,88625 2 F = 0,894375 0,08 + 0,88625 0,08 = 0,07 + 0,07 = 0,14 i S = P n I x x B q    4 =   0,07 14 , 4 11000 , 8 0,66  x x x = 0,00013 m = 0,13 mm Sehingga penurunan segera total   i S i S = 0,21 mm + 0,12 mm + 0,13 mm i S = 0,46 mm Universitas Sumatera Utara

2. Penurunan Konsolidasi

Pembebanan yang terjadi pada pondasi rakit dan tiang sebesar 917 ton = 8992,69 kN Coorporate Plan Siloam Hospital Tahun 2012-2013. Dengan Pembagian Proporsi pembagian beban 20:80 yaitu 20 pada raft dan 80 pada pile berdasarkan pada Poulus 2000, Horokoshi dan Randolph 1996 Natasya : 2011. Gambar 4.8 Penurunan Konsolidasi  Penurunan Konsolidasi Pada Lapisan III. 1 H = 2,00 m Z = 00 , 2 00 , 2 = 1,00 m Jarak dari tiap lapisan ke titik tengah z yang ditinjau. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan data parameter tanah pada lapisan III, tanah berupa coarse sand dengan nilai c = 0,00 kgcm 2 sehingga penurunan konsolidasi tidak terjadi  C S .  Penurunan Konsolidasi pada lapisan IV. 2 H = 4 m Z = 2 4 = 2 m Sehingga,   = 3,21 kNm 2 = 0,32 tm 2 P o = 1 0,43 + 2 0,32 + 6 0,18 P o = 0,43 + 0,64 + 1,08 P o = 2,15 tm 2 maka,             Po P Po eo h C c S c IV IV IV IV IV IV      log 1 15 , 2 32 , 15 , 2 log 56 , 1 1 4 284 ,     S c 14 , 44 , x S C  m S C 06 ,   Penurunan Konsolidasi pada lapisan V. 3 H = 12 m Z = 2 12 = 6,00 m Universitas Sumatera Utara Berdasarkan data parameter tanah pada lapisan V, tanah berupa Silty sand dengan nilai c = 0,00 kgcm 2 sehingga penurunan konsolidasi tidak terjadi  C S . Maka penurunan konsolidasi total   c S m S c 06 ,  c S = 60,0 mm c S = 6,00 cm Sehingga penurunan total   S c i S S S   S = 0,46 mm + 60,0 mm S = 60,46 mm S = 6,46 cm

3. Kecepatan Penurunan Konsolidasi

Berdasarkan persamaan 2.33 kecepatan penurunan konsolidasi biasanya dibutuhkan untuk mengetahui besarnya kecepatan penurunan pondasi selama proses konsolidasi berlangsung. Untuk menghitung penurunan konsolidasi pada waktu tertentu t digunakan persamaan: v t v C H T t 2 .  atau 2 . t v v H t c T  C v = 0,041 cm 2 det = 0,3542 m 2 hari Universitas Sumatera Utara dimana U = 90 berdasarkan Tabel 2.9 nilai T v = 0.848 , maka penurunan konsolidasi pada waktu tertentu : 2 2 . 3542 , 848 , t  3542 , 2 . 848 , 2  t t = 9,57 hari = 10 hari 4 .7 Penurunan Tiang Tunggal Berdasarkan Metode Poulus Davis Menurut Poulus dan Davis 1980, berdasarkan persamaan 2.34. Gambar 4.9 Penurunan Tiang Tunggal D E I Q S s . .  dimana  R R R I I b k o . . .  Dimana beban yang bekerja P pada tiang bor = 131 ton  R R R I I b k o . . .  Nilai o I lihat pada Gambar 2.20, dimana nilai d db = 1 1 = 1 80 Universitas Sumatera Utara nilai d L = 1 24 = 24 maka nilai o I = 0,08, berdasarkan Gambar 2.20. k = s A p E R E . P E = 28723,88 MP a = 28723880 kNm 2 E s = 36250 kNm 2 , berdasarkan Tabel 2.8 Perkiraan modulus elastis E Bowles, 1977 2 . . 4 1 d A R p a   = 1 36250 1 287238800 x K  = 792,38 kNm 2 Maka k R = 1.22, berdasarkan Gambar 2.21 b R = 0,4, berdasarkan Gambar 2.22  = 0,325, berdasarkan Tabel 2.7 Perkiraan angka poisson  Bowles, 1968 Rµ = 0,93, berdasarkan Gambar 2.23 Koreksi angka Poisson, R Poulus dan Davis Sehingga  R R R I I b k o . . .  I = 0,08 x 1,22 x 1 x 0,93 I = 0,09 Nilai P = 131 ton = 131 x 0,8 = 104,80 ton maka, D E I Q S s . .  m m ton S 1 . 47 , 3696 09 , . 80 , 104 2  Universitas Sumatera Utara S = 0,0025 m S = 2,57 mm  Penurunan Tiang Kelompok Berdasarkan Metode Poulus Davis. Analisis penurunan pondasi tiang bor kelompok : Gambar 4.10 Pondasi Rakit dan Bored Pile Berdasarkan persamaan 2.38, dimana:     2 2 4 3 4    B B S S g     2 2 4 16 3 . 16 . 4 0,0025    g S 400 4489 0,0025  g S 0,0025 4489 400 x S g  22 , 11 400  g S Universitas Sumatera Utara m S g 02884 ,  mm S g 84 , 28  Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis perhitungan pada proyek pembangunan Siloam Hospital maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil perhitungan daya dukung ultimit yang diperoleh dari tiang bor dengan diameter 100 cm berdasarkan data sondir dan data SPT adalah sebagai berikut :  Data CPT - 01 pada kedalaman 13,60 m Q ult = 1721,59 ton  Data CPT- 02 pada kedalaman 9,40 m Q ult = 1702,74 ton  Data SPT BH-1 pada kedalaman 27 m Q ult = 911,64 ton  Data SPT BH-2 pada kedalaman 27 m Q ult = 408,14 ton 2. Hasil perhitungan efisiensi tiang :  Metode Converse Labbare diperoleh kapasitas kelompok ijin tiang E g = 0,72.  Metode Los Angles Group diperoleh kapasitas kelompok ijin tiang E g = 0,67 Hasil perhitungan daya dukung kapasitas ijin kelompok tiang pile group berdasarkan efisiensi dengan menggunakan 7 tiangkelompok:  Metode Converse-Labarre E g = 0,72 dengan 7 tiang Universitas Sumatera Utara