Aspek-aspek Kemampuan Empati Menumbuhkan Kemampuan Empati Usaha untuk menumbuhkan empati menurut Eisenberg 2002 :

15 belajar dan memperoleh pengetahuan. Pengajar yang tidak memahami perasaan-perasaan, pikiran-pikiran, motif-motif dan orientasi tindakan muridnya akan sulit untuk membantu dan memfasilitasi kegiatan belajar murid-muridnya. Berdasarkan pengertian empati diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa empati adalah keadaan seseorang memahami perasaan orang lain yang seolah-olah dialami individu itu sendiri yang berasal dari keadaan atau kondisi emosi orang lain yang mirip dengan keadaan atau emosi orang tersebut.

2.1.2 Aspek-aspek Kemampuan Empati

Menurut Eisenberg 2002, bahwa dalam proses individu berempati melibatkan aspek afektif dan kognitif. Aspek afekif merupakan kecenderungan seseorang untuk mengalami perasaan emosional orang lain yaitu ikut merasakan ketika orang lain merasa sedih, menangis, terluka, menderita bahkan disakiti, sedangkan aspek kognitif dalam empati difokuskan pada proses intelektual untuk memahami perspektif orang lain dengan tepat dan menerima pandangan mereka, misalnya membayangkan perasaan orang lain ketika marah, kecewa, senang, memahami keadaan orang lain dari; cara berbicara, dari raut wajah, cara pandang dalam berpendapat.

2.1.3 Menumbuhkan Kemampuan Empati Usaha untuk menumbuhkan empati menurut Eisenberg 2002 :

16 1. Menceritakan apa dan mengapa perasaan orang. Empati dapat ditumbuhkan dengan menceritakan apa dan mengapa seseorang mengalami sesuatu. Seseorang akan lebih mudah turut merasa dengan orang lain kalau orang itu mempunyai informasi tentang apa yang dirasakan orang itu what the person feels . Selanjutnya, orang akan lebih bersedia untuk berempati kalau ia mengerti mengapa orang itu merasa seperti yang dirasakannya why he feels as he does . Informasi yang paling efektif untuk membangkitkan empati adalah informasi mengenai apa yang sedang diperjuangkan orang itu dan apa perjuangannya untuk mencapai tujuannya. 2. Menyatakan kesenangan, pujian, atau penghargaan. Selanjutnya, orangtua, pendidik lainnya, atau guru perlu menopang kesediaan anak untuk berempati dengan menyatakan kesenangan, pujian, atau penghargaan mereka atas empati yang ditunjukkannya. 3. Menunjukkan akibat dari perbuatan anak terhadap perasaan orang lain. Orangtua yang secara konsisten bereaksi terhadap perbuatan negatif anaknya dengan menunjukkan pada perasaan yang telah ditimbulkannya pada orang tersebut, cenderung memunyai anak yang lebih sanggup memahami sudut pandang orang lain, lebih empatik, dan lebih bersedia berbuat baik. 4. Dorongan pada anak untuk berbuat baik akan datang dari diri anak itu sendiri. Di sini, empati akan bertindak sebagai pencetus untuk disiplin diri. 17 Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan empati menurut Eisenberg 2002 upaya-upaya tersebut yaitu sebagai berikut: a. Menyadari sepenuhnya emosi, semakin terbuka seseorang terhadap emosinya maka akan semakin ia membaca perasaan seseorang. b. Belajar mendengar pendapat orang lain, memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menyelesaikan apa yang dikatakannya kemudian mengajukan pertanyaan sebelum memberikan penilaian. c. Memperhatikan orang lain di jalan, di restoran dan di bus dan mencoba memahami perasaannya melalui raut mukanya. d. Menilai orang lain tidak hanya didasarkan pada tampak luar saja. Mengetahui sikap dasar seseorang, melalui pembicaraan dan tanya jawab yang menarik. e. Melihat film pendek di televisi dan mencoba memperkirakan pokok persoalan yang dibicarakan. Untuk itu setiap diri perlu menempatkan diri dalam adegan itu. f. Role Play atau bermain peran. Teknik bermain peran dinilai sebagai teknik yang efektif dan akan membantu seeorang membentuk pemahaman yang lebih dalam. g. Menganalisis perbedaan dalam suatu pembicaraan yang bertentangan dengan pendapat yang kita sampaikan. h. Bertanya pada diri sendiri mengapa dalam situasi tertentu memberikan reaksi tertentu untuk mengetahui latar belakang tingkah laku sendiri, akan mudah untuk menempatkan diri dalam kedudukan orang lain. 18 i. Mencari sebab-sebab dalam diri sendiri ketika tidak menyukai seseorang. j. Mencoba mencari sebanyak mungkin keterangan tentang seseorang sebelum melakukan penilaian terhadap orang itu. Jika kita mengetahui mengapa seseorang mempunyai tingkah laku tertentu, maka kita akan dapat menilainya dengan lebih tepat dan bagaimanana sikap kita terhadapnya akan menjadi lebih sesuai. k. Mengingat setiap orang dipengaruhi oleh perasaan dan perilakunya. Berdasarkan uraian tentang upaya menumbuhkan dan mengembangkan empati yang dikemukakan oleh Eisenberg 2002 pada intinya harus dapat memahami perasaan orang lain dalam keadaan senang maupun sedih.

2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Empati